Anda di halaman 1dari 15

KARAKTERISTIK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

Muhammad Ade Afriansyah (5191151011)

Khotipah Adelia Lubis (5191151012)

Muhammad Ichsan (5193151010)

Muhammad Hafiz (5193151013)

Muhammad Rizki Fauzi Nasution (5193151014)

Dosen Pengampu :
Drs. Arifin Siregar, M.Pd.
195908161985031004
Santa Murni A. Situmorang, S.E., M.Pd.

PEND. TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan Nikmat serta Hidayah-Nya
terutama Nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah Psikologi Pendidikan dengan materi ‘Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus’.
Makalah ini dibuat bertujuan untuk menambah ilmu dan wawasan.

            Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.

            Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.

                                                                                                Medan, 09 Maret 2020

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II2
PEMBAHASAN 2
1. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus 2
2. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus 3
3. Cara Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus 10
BAB III 11
PENUTUP 11
1. Kesimpulan 11
2. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, istilah anak luar biasa yang kini disebut
sebagai anak berkebutuhan khusus masih disalah tafsirkan, yaitu anak luar biasa selalu
diartikan sebagai anak yang berkemampuan unggul atau berprestasi luar biasa. Padahal
pengertian anak luar biasa juga mengacu kepada pengertian yaitu anak yang
mengalami kelainan atau ketunaan, baik pada satu macam kelainan atau lebih dari satu
kelainan jenis kelainan.

Karakteristik spesifik anak berkebutuhan khusus pada umumnya  berkaitan dengan


tingkat perkembangan fungsional. Karakteristik spesifik tersebut meliputi tingkat
perkembangan sensorik motor, kognitif, kemampuan berbahasa, keterampilan diri, konsep
diri, kemampuan berinteraksi social, serta kreatifitasnya.Adanya perbedaan karakteristik
setiap peserta didik berkebutuhan khusus, akan memerlukan kemampuan khusus guru.
Guru dituntut memiliki kemampuan beraitan dengan cara mengombinasikan kemampuan
dan bakat setiap anak dalam beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi kemampuan
berpikir, melihat, mendengar, berbicara, dan cara besosialisasikan. Hal-hal tersebut
diarahkan pada keberhasilan dari tujuan akhir pembelajaran, yaitu perubahan perilaku
kearah pendewasaan.

B. Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan anak berkebutuhan khusus?
- Bagaimana karakteristik anak berkebutuhan khusus?
- Bagaimana Cara Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus?

C. Tujuan

- Untuk mengetahui apa itu anak berkebutuhan khusus.

- Untuk mengetahui bagaimana karakteristik anak berkebutuhan khusus.

- Untuk mengetahui bagaimana cara mengajar anak berkebutuhan khusus.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan (bermakna)
mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, mental-intelektual, sosial, emosional) dalam
proses pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya
sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Dengan demikian, meskipun
seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan tertentu, tetapi kelainan/penyimpangan
tersebut tidak signifikan sehingga mereka tidak memerlukan pelayanan pendidikan
khusus, anak tersebut bukan termasuk anak dengan kebutuhan khusus.
Anak yang berkebutuhan khusus secara umum dikenal masyarakat umum sebagai
anak luar biasa. Maka terlebih dahulu dibahas tentang hakekat anak luar biasa. Dalam
percakapan sehari-hari orang yang dijuluki sebagai “orang luar biasa” ialah mereka yang
memiliki kelebihan yang luar biasa, misalnya orang terkenal karena memiliki kemampuan
intelektual yang luar biasa, memiliki kreativitas yang tinggi dalam melahirkan suatu
temuan-temuan yang luar biasa di bidang IPTEK, religius, dan bidang-bidang kehidupan
lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat, dan orang yang mencapai prestasi  yang
mnghebohkan dan spektakuler, misalnya orang yang berhasil menaklukkan gunung
tertinggi didunia, dan sebagainya.
Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa juga merupakan julukan atau sebutan bagi
mereka yang memiliki kekurangan atau mengalami berbagai kelainan dan penyimpangan
yang tidak dialami orang normal pada umumnya. Kelainan atau kekurangan yang dimiliki
oleh mereka yang disebut luar biasa dapat berupa kelainan dari segi fisik, psikis, sosial dan
moral.
Kelainan dari segi fisik dapat berupa kecacatan fisik, misalnya orang tidak memiliki
kaki sebelah kiri, matanya buta sebelah, dan sejenisnya. Kelainan dari segi psikis, atau
aspek kejiwaan (psikologis, misalnya orang yang menderita keterbelakangan mental akibat
dari intelegensi yang dimiliki dibawah normal) (Abdul Hadis, 2006 : 4-5).
Anak berkebutuhan khusus (dulu disebut sebagai anak luar biasa) didefinisikan
sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan
potensi kemanusiaan mereka secara sempurna. (Hallahan dan Kauffman, 1986 dalam
Abdul Hadis, 2006 : 5-6). Anak luar biasa disebut anak yang berkebutuhan khusus, karena

2
dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan,
layanan pendidikan, layang sosial, layanan bimbingan konseling, dan berbagai jenis
layanan lainnya yang bersifat khusus.

2. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus

Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Berdasarkan sejarah panjang yang


ada, peraturan hukum yang dibuat, serta pendapat para ahli maka anak berkebutuhan
khusus didefinisikan sebagai ”Anak yang secara signifikan berbeda dalam beberapa
dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya. Mereka yang secara fisik, psikologis,
kognitif atau sosial terhambat dalam mencapai tujuan-tujuan/kebutuhan dan potensinya
secara maksimal, meliputi mereka yang tuli, buta, mempunyai gangguan bicara, cacat
tubuh, retardasi mental, gangguan emosional. Juga anak-anak yang berbakat dengan
inteligensi yang tinggi, dapat dikatagorikan sebagai anak berkebutuhan khusus/luar biasa,
karena memerlukan penanganan yang terlatih dari tenaga profesional” (Suran dan Rizzo,
1979 dalam Mangunsong, F 2009).
Anak berkebutuhan khusus pun menurut Hallahan dan Kauffman (2006)
memerlukan pendidikan dan layanan yang khusus agar potensi kemanusiaan yang mereka
miliki dapat berkembang. Anak berkebutuhan khusus sudah jelas tampak berbeda dengan
anak kebanyakan dalam satu atau lebih hal semisal: adanya keterbelakangan mental,
ketidakmampuan belajar atau gangguan atensi, gangguan emosi atau perilaku, hambatan
fisik, hambatan berkomunikasi, autisma, hambatan pendengaran, hambatan penglihatan
atau keberbakatan dan kecerdasan istimewa.
Kekhususan yang dikaitkan dengan perbedaan cara belajar tentunya memberikan
dampak pada cara menginstruksikan yang berbeda dengan anak yang biasa. Kekhususan
yang dialami setiap anak bisa jadi memiliki penyebab, tingkat keparahan, dampak bagi
kemajuan pendidikan dan dampak itupun jadi berbeda jika dikaitkan dengan usia, jenis
kelamin dan lingkungan hidup anak tersebut masing-masing.
Ada banyak macam dari anak-anak berkebutuhan khusus, di antaranya adalah
sebagai berikut :

 Anak dengan keterbelakangan mental 


 Anak dengan keterlambatan perkembangan fisik
 Anak dengan gangguan emosional dan spektrum autisma

3
 Anak dengan hambatan perkembangan kognitif
 Anak berbakat dan cerdas istimewa

a. Tuna Netra
Anak yang mengalami gangguan daya penglihatannya, berupa kebutaan menyeluruh
atau sebagian, dan walaupun telah diberi pertolongan dengan alat-alat khusus, mereka
masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Ciri-ciri anak tuna netra :

 Tidak mampu melihat


 Tidak mampu mengenali pada jarak 6 m
 Kerusakan nyata pada kedua bola mata
 Sering meraba – raba/tersandung waktu berjalan
 Mengalami kesulitan mengambil benda kecil didekatnya.
 Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/bersisik/kering
 Pandangan hebat pada kedua bola mata
 Mata yang bergoyang terus

b. Tuna Rungu
Anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga tidak
atau kurang mampu berkomunikasi secara verbal dan walaupun telah diberikan
pertolongan dengan alat bantu dengar masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan
khusus.
Ciri-ciri anak tuna rungu:

 Secara nyata tidak mampu dengar


 Terlambat perkembangan bahasa
 Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
 Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara
 Ucapan kata tidak jelas
 Kualitas suara aneh/monoton
 Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar
 Banyak perhatian terhadap getaran
 Keluar cairan nanah dari kedua telinga.

4
c. Tuna Grahita
Anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan
mental intelektual jauh di bawah rata-rata  sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan
dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial, dan karenanya memerlukan
layanan pendidikan khusus.
Ciri-ciri fisik dan penampilan anak tuna grahita :

 Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil / besar


 Tidak bisa mengurus diri sendiri sesuai usia
 Perkembangan bicara /bahasa terlambat
 Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong)
 Koordinasi gerakan kurang (gerakan serina tidak terkendali0
 Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)
 Anak kembar sedunia (down syndrome)

d.Tuna Daksa
Anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak (tulang,
sendi, otot) sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. jika
mereka mengalami ganguan gerakan karena kelayuan pada fungsi syaraf otak, mereka
disebut Cerebral Palsy (CP).
Ciri-ciri anak tuna daksa :

 Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh


 Kesulitan dalm gerak (tidak sempurna,tidak lentur/tidak terkendali)
 Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari
biasanya
 Terdapat cacat pada alat gerak
 Jari tangan kaku dan tidak dapat menggengam
 Kesulitan padasaat berdiri/berjalan /duduk dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal
 Hiperaktif/tidak dapat tenang

e. Lamban Belajar

5
Lamban belajar atau slow learner adalah anak yang memiliki potensi intelektual 
sedikit dibawah  normal tetapi belum termasuk  tuna grahita  biasanya memiliki IQ sekitar
70 – 90. Biasanya dalam hal mengalami hambatan atau keterlambatan berfikir, merespon 
rangsangan dan adaptasi sosial, tetapi masih jauh lebih baik  dibanding dengan tuna
grahita, lebih lamban  dari yang normal. Mereka  butuh waktu  yang lebih lama dan
berulang-ulang untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non akademik, dan
karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Ciri – ciri anak lamban belajar :

 Rata – rata prestasi belajarnya selalu rendah (kurang dari 6)


 Dalam penyelesaian tugas–tugas akademik sering terlambat dibandingkan dengan
teman seusianya
 Daya tangkap terhadap pelajaran terlambat
 Pernah tidak naik kelas

f. Anak Berkesulitan Belajar


Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah anak yang secara nyata mengalami
kesulitan dalam tugas – tugas akademik khusus terutama dalam kemampuan membaca,
menulis dan berhitung, atau anak dalam kesulitan pada mata pelajaran tertentu  yang
diduga karena disebabkan factor disfungsi neugologis dan bukan disebabkan factor
intelegensi, yang sehingga anak tersebut memerlukan pelayanan pendidikan khuusus.
Anak dalam kesulitan belajar dapat dikelompokkan dalam :

 Kesulitan belajar membaca/disleksia


 Kesulitan belajar menulis/disgrafia
 Kesulitan belajar berhitung/diskalkulia

Ciri anak yang berkesulitan belajar membaca/disleksia :

 Perkembangan kemampuan membaca terlambat


 Kemampuan memahami isi bacaan rendah
 Kalau membaca sering terdapat kesalahan

Ciri anak yang mengalami kesulitan belajar menulis/disgrafia :

 Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai

6
 Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9
dsb
 Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca
 Tulisannya banyak salah/ terbalik/ada huruf yang hilang
 Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris

Ciri anak yang mengalami kesulitan belajar berhitung/diskalkulia :

 Sulit membedakan tanda – tanda +, _, < , >, =


 Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan
 Sering salah membilang dengan urut
 Sering salah membedakan angka 9 dengan 6 17 dengan 71, 2 dengan 5 dsb
 Sulit membedakan bangun – bangun geometri

g. Anak Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa/ CIBI


Anak berbakat atau anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa
adalah anak yang memiliki potensi kecerdasan/intelegensi, kreatifitas dan tanggung jawab
terhadap tugas (task commitment) diatas anak–anak seusianya, sehingga untuk
mewujudkan potensinya menjadi prestasi nyata memerlukan pelayanan pendidikan
khusus, anak berbakat sering juga disebut sebagai “gifted & talented”.
Ciri – ciri anak berbakat :

 Bisa membaca pada usia lebih dini


 Membaca lebih cepat dan benar
 Memiliki perbendaharaan kata yang luas
 Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
 Memiliki minat yang luas, tanggap terhadap permasalahan orang dewasa
 Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri
 Menunjukkan keaslian (orisinal) dalam ungkapan verbal
 Memberi jawaban – jawaban yang baik
 Banyak memberikan gagasan – gagasan
 Luwes dalam berfikir
 Terbuka terhadap rangsangan  dari lingkungan
 Memiliki pengamatan yang tajam
7
 Dapat berkonsentrasi dalam jangka waktu yang panjang terutama terhadap tugas dan
bidang yang diminati
 Berfikir kritis juga terhadap diri sendiri
 Senang mencoba dengan hal – hal yang baru
 Mempunyai daya abstraksi, konseptualitas dan sintesis yang tinggi
 Senang dan kegiatan intelektual dan pemecahan – pemecahan masalah
 Cepat menangkap hubungan sebab akibat
 Berperilaku terarah pada tujuan
 Mempunyai daya imajinasi yang kuat
 Mempunyai banyak kegemaran/hobi
 Mempunyai daya ingat yang kuat
 Tidak cepat puas dengan prestasinya
 Peka/sensitif serta menggunakan firasat/intuisi
 Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan

h. Kelainan Emosi
Adalah anak yang mengalami gangguan pada tingkat emosinya. Hal ini berhubungan
dengan masalah psikologisnya. Anak yang mengalami kelainan emosi ini dibagi menjadi 3
macam yaitu :
a. Gangguan Prilaku, ciri-cirinya yaitu :
1)   Suka mengganggu di kelas
2)   Tidak sabaran, terlalu cepat beraksi
3)   Tidak menghargai orang lain
4)   Suka menentang
5)   Suka menyalahkan orang lain
6)   Sering melamun.
b. Gangguan Konsentrasi (ADD/Attention Deficit Disorder), gejala-gejalanya terjadi
paling sedikit selama 6 bulan. Gejala-gejala tersebut diantaranya yaitu :
1)   Tidak mendengarkan orang lain berbicara
2)   Sering gagal dalam memperhatikan objek tertentu
3)   Sering tidak melaksanakan perintah dari orang lain.
c. Anak Hiperaktif (ADHD/Attention Deficit with Hiperactivity Disorder), gejala-
gejalanya yaitu :

8
1)   Tidak bisa diam
2)   Ketidakmampuan untuk memberi perhatian yang cukup lama
3)   Hiperaktivitas
4)   Canggung

i. Keterbelakangan Mental
Adalah anak yang memiliki mental yang sangat rendah, selalu membutuhkan
bantuan orang lain karena tidak mampu mengurus dirinya sendiri, kecerdasannya terbatas,
apatis, serta perhatiannya labil. Berdasarkan intelegensinya, anak yang terbelakang
mentalnya terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :
a. Idiot, yaitu anak yang paling rendah taraf intelegensinya (IQ > 20), perkembangan
jiwanya tidak akan bertambah melebihi usia 3 tahun, meskipun pada dasarnya usianya
sudah remaja atau dewasa.
b. Imbesil, yaitu anak yang mempunyai (IQ 20-50), perkembangan jiwanya dapat
mencapai usia 7 tahun, bisa diajari untuk memelihara diri sendirivdalam kebutuhan
yang paling sederhana.
c. Debil atau moron, yaitu anak yang mempunyai (IQ 50-70), keterbelakangan Debil tidak
½
separah dua jenis diatas. Perkembangan jiwanya dapat mencapai hingga 10 tahun.
Orang Debil ini dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

j. Psikoneurosis
Anak yang mengalami psikoneurosis pada dasarnya adalah anak yang normal.
Mereka hanya mengalami ketegangan pribadi yang terus menerus, selain itu mereka tidak
bisa mengatasi masalahnya sendiri sehingga ketegangan tersebut tidak kunjung reda.
Psikoneurosis ini dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Psikoneurosis kekhawatiran, adalah anak yang mempunyai rasa khawatir yang
berlebihan dan tidak beralasan.
b. Histeris, adalah anak yang secara tidak sadar melumpuhkan salah satu anggota
tubuhnya, sesunguhnya secara organis tidak mengalami kelainan.
c. Psikoneurosis obsesif, adalah anak yang memiliki pikiran-pikiran dan dorongan-
dorongan tertentu yang terus menerus.

k. Psikosis
9
Psikosis disebut juga dengan kelainan kepribadian yang besar karena seluruh
kepribadian orang yang bersangkutan terkena dan orang tersebut tidak dapat hidup dengan
normal.

3. Cara Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus

Cara praktis dalam pengajaran Anak Berkebutuhan Khusus memuat informasi yang
menunjang metode pengajaran guru. Untuk itu guru harus mengikuti pelatihan pendidikan
inklusif yang praktis dan komprehensif agar dapat memahami dan menerapkan lebih baik
strategi-strategi yang digunakan dalam pendidikan inklusif.
Dalam sekolah inklusi ada kurikulum individual yaitu kurikulum khusus individu
tertentu sehingga dengan metode seperti ini, sistem kurikulum mencoba mengembangkan
anak sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Tujuannya adalah membimbing anak untuk
sukses dalam kehidupan masyarakat dengan bakat yang mereka miliki. Walaupun sekolah
inklusi memiliki kurikulum individual bukan berarti kurikulum nasional diabaikan.
Kurikulum individual itu sebagai pelengkap atau penyempurna kurikulum nasional sehingga
perserta didik mampu lebih mengoptimalkan potensinya. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas
(Classical) disamping juga dilakukan dalam bentuk kegiatan luar kelas (Outing Class). Agar
siswa tidak merasa jenuh dan tumbuh rasa peka terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
Kegiatan luar kelas ini sangat berpengaruh besar terhadap psikomotorik siswa dan afektif
mereka.
Hal lain yang juga diharapkan dalam kegiatan Kelas Inklusi ABK adalah orang tua
ikut berperan serta aktif. Diharapkan adanya kepedulian dari orang tua masing-masing
sehingga setelah kegiatan ABK selesai orang tua dapat membimbing dirumah masing-masing
sebagai bentuk kerjasama yang berkesinambungan dan saling mempengaruhi.
Adapun cara mengajar anak berkebutuhan khusus adalah sebagai berikut :

1. Bersikap baik dan positif


2. Gunakan seting kelas yang sesuai
3. Bicaralah dengan jelas dengan posisi wajah menghadap siswa
4. Menfaatkan semua metode komunikasi
5. Gunakan strategi pengajaran yang efisien
6. Utamakan dukungan teman sebaya

10
7. Manfaatkan materi pengajaran yang ada sebaik mungkin
8. Beri penjelasan pada semua anak mengenai diabilitas
9. Buatlah kelas anda seaksesibel mungkin dan 
10. Berbagilah pengalaman. Kesemua prinsip pengajaran tersebut juga dapat diterapkan pada
kelas regular.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Karakteristik anak berkebutuhan khusus pada umumnya berkaitan dengan tingkat


perkembangan fungsional. Karakteristik spesifik tersebut meliputi tingkat perkembangan
sensorimotor, kognitif, kemampuan berbahasa, keterampilan diri, konsep diri, kemampuan
berinteraksi sosial, serta kreativitasnya. Untuk mengetahui secara jelas tentang karakteristik
dari setiap siswa, guru terlebih dahulu melakukan skrining atau asesmen agar mengetahui
secara jelas mengenai kompetensi diri peserta didik bersangkutan. Tujuannya agar saat
memprogramkan pembelajaran, sudah dipikirkan mengenai: intervensi pembelajaran yang
dianggap cocok. Asesmen di sini adalah kegiatan untuk mengetahui kemampuan dan
kelemahan setiap didik dalam segi perkembangan kognitif dan perkembangan sosial,
pengamatan yang sensitif.

Adanya perbedaan karakteristik setiap peserta didik berkebutuhan khusus, akan


memerlukan kemampuan khusus guru. Guru dituntu memiliki kemampuan berkaitan dengan
cara mengombinasikan kemampuan dan bakat setiap anak dalam beberapa aspek. Aspek-
aspek tersebut meliputi kemarnpuan berpikir, melihat, mendengar, berbicara, dan cara
bersosialisasi. Hal-hal tersebut diarahkan pada keberhasilan dari tujuan akhir pembelajaran,
yaitu perubahan perilaku ke arah pendewasaan. Kemampuan guru semacam itu merupakan
kemahiran seorang guru dalam menyelaraskan keberadaanya dengan kurikulum yang ada,
kemudian diramu menjadi sebuah program pembelajaran individual.

2. Saran

Kita sebagai calon pendidik harus tahu bagaimana cara mendidik anak sesuai dengan
minat bakat, karakter dan tentunya anak yang berkebutuhan khusus. Agar kita lebih bijak

11
dalam memberikan pelayanan khusus dalam menghadapi kasus anak yang berkebutuhan
khusus tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Andi Wijaya. (2017, Juni 04). Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus. Diakses 24

Februari 2020 dari : http://andiwijaya4creg2017.blogspot.com/2017/06/makalah-


karakteristik-anak-berkebutuhan.html

2. Siti Nurjanah. (2015, Februari 17). Anak Berkebutuhan Khusus. Diakses 24 Februari 2020

dari : http://httpnurjannah.blogspot.com/2015/02/vbehaviorurldefaultvmlo.html

3. PSD GSC. (2018, Februari 26). Teknik Menangani Anak Berkebutuhan Khusus. Diakses

24 Februari 2020 dari : http://bpmpd.ntbprov.go.id/index.php/2018/02/26/teknik-


menangani-anak-berkebutuhan-khusus/

4. Sarlito, Wirawan Sarwono. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers.

12

Anda mungkin juga menyukai