Disusun oleh:
Kelompok 6
Kelas : VII. F
Mata Kuliah : Pendidikan Luar Biasa
Dosen Pengampu : Willy Lontoh M.Pd.
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Metode
Pembelajaran Kelompok Kecil Dan Perorangan Pada Pendidikan Luar Biasa” ini tepat
pada waktunya. Ada pun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari dosen Bapak Willy Lontoh M.Pdpada mata kuliah Pendidikan Luar Biasa.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Willy Lontoh M.Pd selaku dosen
Pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak ada orang yang meminta menjadi cacat. Namun menjadi penyandang
cacatpun bukan berarti tidak bisa berbuat apa-apa. Banyak individu yang meskipun
menjadi penyandang cacat bisa menjadi penerang hidup bagi teman-teman
berkebutuhan khusus lainnya. Secara kodrati semua manusia mempunyai berbagai
macam kebutuhan, tak terkecuali anak berkebutuhan khusus. Salah satu diantaranya
kebutuhan pendidikan. Dengan terpenuhi kebutuhan akan pendidikan anak
berkebutuhan khusus diharapkan bisa mengurusi dirinya sendiri dan dapat melepaskan
ketergantungan dengan orang lain. Tertampungnya anak berkebutuhan khusus dalam
lembaga pendidikan semaksimal mungkin berarti sebagian dari kebutuhan mereka
terpenuhi. Diharapkan lewat pendidikan yang mereka dapatkan mampu memperluas
cakrawala pandangan hidupnya. Sehingga mampu berfikir secara kreatif, inovatif dan
produktif.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana klasifikasi anak berkebutuhan khusus?
2. Bagaimana penanganan anak berkebutuhan khusus?
3. Bagaimana cara mengajar anak berkebutuhan khusus?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi anak berkebutuhan khusus.
2. Untuk mengetahui dan memahami penanganan anak berkebutuhan khusus.
3. Untuk mengetahui dan memahami cara mengajar anak berkebutuhan khusus.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kata dan suara. Penyebab gangguan pendengaran atau tunarungu yaitu dari
faktor genetis atau keturunan, penyakit saat ibu mengandung, infeksi saat
kelahiran bayi, penyakit radang telinga dan penyakit meningitis atau radang
selaput otak yang menyerang telinga bagian dalam.
d. Tunawicara
Tunawicara yaitu anak-anak yang mengalami gangguan pada
penyampaian pesan dengan kata atau pembicaraannya. Biasanya gangguan
bicara ini dialami oleh anak-anak dengan gangguan pendengaran atau tunarungu.
Anak dengan gangguan wicara dikelompokkan atas ringan, sedang dan berat
(parah).
2) Anak dengan karakteristik psikis yang berbeda
a. Down Syndrom atau Tunagrahita
Down syndrom atau tunagrahita yaitu anak-anak yang memiliki tingkat
kecerdasan jauh dibawah anak-anak dengan kecerdasan normal sehingga
memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
b. Lambat Belajar
Lambat belajar yaitu kesulitan seseorang untuk memahami suatu
pelajaran dengan cepat dan sesuai. Biasanya dialami oleh anak dengan tingkat
intelegensi antara 81-90. Anak lambat belajar bukanlah anak yang tidak mempu
dididik atau dilatih. Mereka mampu menangkap materi pembelajaran layaknya
anak normal yang lain. Namun, memerlukan metode pembelajaran khusus
karena jangkauan pemikiran yang lambat.
c. Autis
Autis yaitu gangguan perkembangan pervasif dimana ada salah satu
sistem saraf dalam otak yang tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Penyandang autis seakanakan hidup dalam dunianya sendiri dan sulit
mengembangkan rasa empati dan simpati terhadap orang lain. Penyebab autis
adalah dari faktor genetis atau keturunan dan dari faktor lingkungan.
4
ADHD merupakan gangguan yang disebabkan oleh adanya ketidak sesuaian
perilaku karena pola asuh yang salah.
e. Gifted
Gifted yaitu salah satu bagian dari anak-anak berbakat yang memiliki tingkat
intelegensi antara 125 sampai 140. Selain menampakkan dibidang akademis, anak gifted
memiliki bakat tertentu yang sangat besar. Bakat tersebut nampak sangat kuat sehingga
bisa membawa kesuksesan apabila dilatih dengan baiWirawan Sarwono, Pengantar Psikologi
Umum, (Jakarta:Rajawali Pers, 2010
Orang tua harus berperan aktif dalam menangani anak berkebutuhan khusus.
Diantaranya menyediakan waktu untuk mengasuh Anak berkebutuhan khusus
dalam kehidupan sehari-hari.
5
terhadap anak berkebutuhan khusus memerlukan keahlian khusus dimana
pendidik tidak hanya mampu menyampaikan pelajaran namun, guru juga lebih
cermat dalam melihat bakat khusus dan kemampuan yang dimiliki setiap anak.
Cara mengajar anak berkebutuhan khusus diperlukan strategi pembelajaran yang
beragam, pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang bervariatif dan
memaksimalkan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak
berkebutuhan khusus.
6
kehidupan sehari-hari anak tunagrahita. Materi kemampuan merawat
diri meliputi: Kemampuan pemeliharaan tubuh, seperti mandi, gosok
gigi, merawat rambut, kebersihan kuku. Memelihara kesehatan dan
keselamatan diri, seperti melindungi dari bahaya sekitar. dan
mengatasi luka yang berkaitan dengan kesehatan
2) Kebutuhan mengurus diri
Kebutuhan mengurus diri adalah kebutuhan anak tunagrahita untuk
mengurus dirinnya, baik yang bersifat rutin maupun insidentil, sebagai
bentuk penampilan pribadi, diantarannya: Memelihara diri secara
praktis, mengurus kebutuhan secara pribadi, seperti makan, minum,
berpakaian dan pergi ke WC.
3) Kebutuhan menolong diri, diperlukan oleh anak tunagrahita untuk
mengatasi berbagai masalah yang sangat mungkin dihadapi oleh anak
dalam aktivitas kehidupan sehari-harinnya, materi kemampuan
menolong diri sendiri, meliputi: Memasak sederhana, mencuci
pakaian, melakukan aktivitas rumah, seperti menyapu, membersihkan
laintai, dan lain-lain.
4) Kebutuhan komunikasi
Setiap orang untuk melakukan aktivitas senantiasa ditunjang dengan
kemampuan komunikasi, begitu juga dengan anak tunagrahita,
komunikasi merupakan sarana penting yang menunjang langsung pada
aktivitas kegiatan sehari-harinya.
5) Kebutuhan sosialissai atau adaptasi dibutuhkan untuk menunjang
berbagai aktifitas dalam kehidupan, seperti: Ketrampilan bermain,
ketrampilan berinteraksi dan berpartisipasi dalam kelompok.
6) Kebutuhan ketrampilan hidup yang dibutuhkan anak tunagrahita
sangat luas, pada kebutuhan Bina Diri meliputi ketrampilan
berbelanja, menggunakan uang, berbelanja di took atau pasar, cara
mengatur pembelanjaan. Di samping ketrampilan praktis ketrampilan
hidup juga harus ditunjang dengan ketrampilan vokasional, seperti
kebiasaan bekerja, perilaku sosial dalam bekerja, menjaga keselamatan
kerja, mampu menempatkan diri dalam lingkungan kerja.
7
7) Kebutuhan mengisi waktu luang
Seseorang yang tidak dapat mengisi waktu luang dengan baik akan
mengalami kejenuhan, kemampuan mengisi waktu luang dibutuhkan
pada anak tunagrahita untuk terus melakukan aktivitas sehingga
kemampuannya dapat terus berkembang karena diisi dengan kegiatan
positif. Kegiatan mengisi waktu dilakukan melalui media atau
kegiatan olahraga, kesenian, keterampilan sederhana seperti
memelihara ternak atau tanaman.
8
pendidikan. Siswa-siswi yang mempunyai gangguan perkembangan
memerlukan suatu metode pembelajaran yang sifatnya khusus. Suatu
pola gerak yang bervariasi, diyakini dapat meningkatkan potensi
peserta didik dengan kebutuhan khusus dalam kegiatan pembelajaran
(berkaitan dengan pembentukan fisik, emosi, sosialissai, dan daya
nalar).
2. Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi Pembelajaran Kooperatif
1) Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama
dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Pembelajaran kooperatif ini menciptakan interaksi yang asah,asih, dan
asuh sehingga tercipta masyarakat belajar. Siswa tidak hanya belajar
dengan guru, tetapi juga dengan siswa yang lainnya. Pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja
mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari
ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan
permusushan, sebagai latihan hidup di masyarakat.
2) Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu system yang didalamnya terdapat
elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen pembelajaran
kooperatif menurut Lie (2004) adalah:
a) Saling ketergantungan positif, yakni disini guru menciptakan
suasana yang mendoring siswa untuk saling membutuhkan satu
sama lain.
b) Interaksi tatap muka, yakni guru meminta siswa untuk saling
berdialog secara langsung dengan teman sekelasnya.
c) Ketrampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau
ketrampilan sosial yang secara sengaja diajarkan.
9
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan
cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotannya terdiri dari empat sampai enam orang
dengan struktur yang bersifat heterogen.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai dan
memotivasi siswa belajar.
2. Guru menyajikan materi kepada siswa dengan demonstrasi
3. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk
kelompok belajar.
4. Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas.
5. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari
6. Guru memberikan penghargaan kepada siswa mengenai hasil belajar
individu dan kelompok.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan salah satu
cara yang dapat di lakukan untuk dapat memfasilitasi system pembelajaran yang di
butuhkan oleh siswa baik secara klasikal maupun individu. Oleh karena itu
keterampilan mengajar ini harus di latih dan di kembangkan, sehingga para calon
guru atau guru dapat memiliki banyak pilihan untuk dapat melayani siswa dalam
melakukan proses pembelajaran.
11
DAFTAR PUSTAKA
12