Anda di halaman 1dari 8

Nama : Andreas Sitompul

NIM : 859871768
Progjar : Pargarutan
MK : Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhhan Khusus

1. Jelaskan penyebab dan dampak munculnya kebutuhan khusus?


Jawab :
Penyebab munculnya kebutuhan khusus :
a. Penyebab Prenatal: yaitu penyebab yang beraksi sebelum kelahiran. Pada waktu
janin masih dalam kandungan, kemungkinan sang ibi terkena virus, misalnya virus
rubella, mengalami trauma atau salah minum obat, yang semuanya ini berakibat
bagi munculnya kelainan pada bayi.
b. Penyebab Perinatal ; yaitu penyeban yang munculnya pada saat atau waktu proses
kelahiran, seperti terjadi benturan atau infeksi ketika melahirkan, proses kelahiran
dengan penyedotan, pemberian oksigen yang terlampau lama bagi anak yang lahir
premature.
c. Penyebab Postnatal: yaitu penyebab yang muncul setelah kelahiran, misalnya
kecelakaan, jatuh, atau kena penyakit tertentu.

Dampak kelainan dan kebutuhan khusus :

a. Dampak kelainan bagi anak

Kelainan pada anak dapat berdampak pada kebutuhan khusus anak, yaitu
kebutuhan yang berbeda dari kebanyakan anak karena adanya kondisi fisik,
intelektual, atau emosional tertentu yang mempengaruhi kemampuan anak untuk
berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan sehari-hari. Beberapa dampak kelainan
pada anak berkebutuhan khusus:

1. Keterbatasan kemampuan fisik: Anak dengan kelainan fisik mungkin


mengalami keterbatasan dalam gerakan atau mobilitas. Hal ini dapat
mempengaruhi kemampuan anak untuk melakukan aktivitas sehari-hari
seperti berjalan, bermain, atau berpartisipasi dalam kegiatan fisik.
2. Kesulitan dalam belajar: Anak dengan kelainan intelektual mungkin
mengalami kesulitan dalam belajar, memahami informasi, atau mengikuti
instruksi. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk mencapai
potensi akademiknya dan berpartisipasi dalam aktivitas yang melibatkan
kecerdasan intelektual.
3. Kesulitan dalam berkomunikasi: Anak dengan kelainan bicara atau bahasa
mungkin mengalami kesulitan dalam berkomunikasi secara verbal. Hal ini
dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk berinteraksi dengan orang lain
dan memahami informasi secara verbal.
4. Kesulitan dalam sosialisasi: Anak dengan kelainan emosional atau perilaku
mungkin mengalami kesulitan dalam mengontrol emosi dan perilaku mereka.
Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk berinteraksi secara
sosial dengan orang lain dan dapat menyebabkan mereka merasa terasing dari
lingkungan sosial mereka.
5. Rasa tidak percaya diri: Anak berkebutuhan khusus mungkin merasa rendah
diri atau tidak percaya diri karena merasa berbeda dari anak-anak lainnya.
6. Kesulitan dalam mencari pekerjaan: Anak dengan kebutuhan khusus
mungkin menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan dan minat mereka.
7. Stigma sosial: Anak berkebutuhan khusus dapat mengalami stigma sosial
atau diskriminasi dari masyarakat karena keadaan mereka yang berbeda.

b. Dampak kelainan bagi keluarga

Kelainan pada anak dapat memiliki dampak yang signifikan pada keluarga.
Ada saja keluarga yang pasrah dengan kelainan yang dimiliki oleh anaknya
sehingga membiarkannya begitu saja, namun ada juga keluarga yang tetap
memberikan dukunggan penuh bagi si anak agar tetap termotivasi untuk menjalani
kehidupannya. Ada beberapa dapak kelainan anak bagi keluarga yang saya dapat
simpulkan, sebagai berikut :

1. Stres dan ketegangan: Keluarga anak dengan kebutuhan khusus mungkin


mengalami stres dan ketegangan yang tinggi karena perawatan dan dukungan
ekstra yang diperlukan oleh anak mereka. Hal ini dapat mempengaruhi
kesehatan mental dan fisik keluarga
2. Waktu dan tenaga yang lebih banyak: Keluarga anak dengan kebutuhan
khusus mungkin harus menghabiskan lebih banyak waktu dan tenaga untuk
merawat dan memberikan dukungan kepada anak mereka. Hal ini dapat
mempengaruhi waktu dan tenaga yang tersedia untuk kegiatan lain dan dapat
menyebabkan kelelahan atau kekurangan waktu untuk diri sendiri.
3. Biaya tambahan: Keluarga anak berkebutuhan khusus mungkin harus
mengeluarkan biaya tambahan untuk perawatan medis, perawatan khusus, dan
dukungan ekstra yang diperlukan oleh anak mereka. Hal ini dapat
mempengaruhi kondisi keuangan keluarga.
4. Rasa bersalah: Orang tua dari anak berkebutuhan khusus mungkin merasa
bersalah karena merasa tidak dapat memberikan perhatian dan dukungan yang
cukup kepada anak mereka. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mental
orang tua dan dapat memerlukan dukungan tambahan.

Contoh kasuh yang terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Rr. Aliifah Maurizka
Ghaisani dan Wiwin Hendriani pada Tahun 2022 dengan judul “Dampak Stress Pada
Orangtua Yang Mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus”, dimana pada hasil

penelitian yang dilakukan muncul stress ringan pada orang tua akibat
anak yang berkebutuhan khusus, ini diakibatkan kekhawatiran orang tua
kepada anak, sehingga menjadikan orang tua yang lebih protektif akan
anaknya. Bahkan akibat stress ini menjadi kedala atau pengaruh bagi
orang tua untuk bekerja karena selalu memikirkan anaknya.

2. Jelaskan bentuk dan jenis layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
(ABK)?
Jawab:
Bentuk layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus :
a. Pendidikan segregasi: Ini adalah bentuk pendidikan di mana anak-anak
berkebutuhan khusus dibawa ke sekolah atau pusat pendidikan yang khusus
dirancang untuk mereka. Dalam pendidikan segregasi, anak-anak berkebutuhan
khusus diajarkan oleh guru-guru yang terlatih secara khusus untuk memberikan
dukungan yang sesuai untuk kebutuhan mereka.
b. Pendidikan integrasi: Ini adalah bentuk pendidikan di mana anak-anak
berkebutuhan khusus menghadiri sekolah yang sama dengan anak-anak tanpa
kebutuhan khusus (sekolah sama tetapi beda kelas) . Dalam pendidikan integrasi,
anak-anak berkebutuhan khusus menerima dukungan yang sesuai untuk kebutuhan
mereka dari guru-guru yang terlatih secara khusus. Dalam beberapa kasus, dapat
diberikan juga dukungan dari staf pendukung lainnya seperti asisten guru atau
terapis.
c. Pendidikan inklusi: Ini adalah bentuk pendidikan di mana anak-anak
berkebutuhan khusus menghadiri sekolah yang sama dengan anak-anak tanpa
kebutuhan khusus dan juga diajarkan dalam kelas yang sama ( anak yang normal
dan anak berkebutuhan khusus digabung dalam satu kelas). Dalam pendidikan
inklusi, anak-anak berkebutuhan khusus menerima dukungan yang sesuai untuk
kebutuhan mereka dari guru-guru yang terlatih secara khusus dan terintegrasi
secara penuh dengan anak-anak tanpa kebutuhan khusus. Tujuan utama dari
pendidikan inklusi adalah untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif
dan ramah bagi semua anak, di mana anak-anak berkebutuhan khusus dapat
merasa diterima dan dihargai.

Jenis layanan pendikan khusus :

a. Layanan Disekolah Biasa : Model layanan ini dikenal dengan nama sekolah
terpadu,sekolah terpadu ada pada jenjang SD,namun kemudian berkembang
kejenjang SLTP dan SLTA.
b. Sekolah Biasa dengan Guru Konsultan : ABK disekolahbiasa dibantu oleh guru
pendidikan khusus sebagai konsultan bagi para guru kepala sekolah dan orang tua
ABK yang ada disekolah tersebut. Secara keseluruhan mempunyai beberapa
kekuatan: a. Konsultan dapat membantu para guru sehingga memungkinkan
tersedianya metode pembelajaran program dan materi pengaruh pada lingkungan
belajar. b. Dapat melayani lebih banyak siswa c. Memberi pengaruh pada
lingkungan belajar d. Konsultan dapat mengordinasi kan layanan pendidikan yang
komprehensif. Kelemahan: a. Guru pendidikan khusus yang bertindak sebagai
konsultan mungkin dianggap sebagai orang luar bukan staf pengajar disekolah
tersebut. b. Pengetahuan konsultan tentang ABK yang didapat dari pengalaman
mengajar langsung mungkin sangat kurang. c. Kemungkinan terjadinya
pemisahan antara pembelajaran dan assesment.
c. Sekolah Biasa dengan Guru Kunjung : Kekuatan model. a. Guru kunjung dapat
membantu mengidentifikasi dan melakukan diagnosis terhadap ABK yang ada
disekolah biasa. b. Dapat memberikan konsultasi pada guru sekolah biasa c.
Layanan yang diberikan bersifat paruh waktu. d. Dapatm mengakomodasi
kebutuhan beberapa sekolah
d. Model Ruang Sumber : ABK belajar dikelas/sekolah biasa yang dikelas/sekolah
biasa yang dilengkapi dengan ruang khusus yang disebut ruang sumber (resource
room) Dapat pula disebut sebagai ruang bimbingan khusus.
e. Model Kelas Khusus : Model ini mempunyai kekuatan disamping kelemahan.
Kekuatannya terletak pada : a. setiap anak mempunyai program pendidikan
individual b. merupakan lingkungan belajar yang kondusif bagi penyandang
kesulitan belajar yang parah. c. menyediakan perhatian penuh dari seorang guru
terhadap ABK d. menyediakan kondisi belajar khas secara penuh waktu.
Kelemahannya adalah: a. Kontak atau interaksi dengan anak terbatas,bahkan
mungkin tidak ada atau hanya berupa keterpaduan fisik b. Harapan guru terhadap
kemampuan siswa cenderung rendah c. Memodelkan perilaku yang tidak
diharapkan karena mereka dengan sesama ABK d. kurang sesuai untuk ABK
ringan dan sedang.
f. Model sekolah Khusus Siang Hari : Model ini menyediakan layanan bagi Abk
dalam satu sekolah khusus pada siang hari,sedangkan pada waktu-waktu diluar
hari/jam sekolah,pada ABK berada di rumah. Kekuatan model ini antara lain: a.
Para personil dan fasilitas yang ada difungsikan secara penuh untuk melayani
ABK. b. dapat melayani ABK dalam jumlah banyak c. dapat merupakan pusat
pelayanan untuk diagnosis ,konseling,dan mengajar d. dapat merupakan tempat
untuk mengembangkan model pembelajaran, e. menyediakan kurikulum dan
lingkungan belajar secara khusus f. ABK masihdapat tepat berada dengan
keluarganya diluar jam sekolah. Kelemahan model ini: a. selama waktu
sekolah,ABK tidak mempunyai kesempatan untuk berinteraksi dengan anak
normal b. biaya dapat sangat tinggi c. bukan merupakan lingkungan yang paling
tak terbatas bagi ABK d. mengurangi tekanan untuk pengembangan layanan
lokalmungkin tidak berkembang karena sudah ada layanan disekolah khussusnini.
Di Indonesia sekolah model sekolah khusus yang terpisah adalah SLB.
g. Model Sekolah dalam Panti Asuhan atau Rumah Sakit : Model ini mempunyai
kekuatan dan kelemahan Kekuatannya antara lain: a. menyediakan latihan
motorik secara teratur b. memberi perhatian khusus pada gizi dan perawatan
kesehatan c. menyediakan kesempatan untuk menghayati kehidupan sekolah yang
sejalan dengan program pendidikan di sekolah. d. dapat menunjukkan prosedur
diagnosiss dan mengajar yang tepat. Kelemahannya antara lain: a. Terpisah dari
kehidupan masyarakat biasa b. memerlukan biaya yang cukup tinggi c. sering
kekurangan staf yang melayani d. kuwalitas pelayanan sukar dikendalikan.

Contoh kasuh adalah penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Gede Karang
Widiastuti dan I Made Astra Winaya pada tahun 2019 dengan judul “Prinsip
Khusus Dan Jenis Layanan Pendidikan Bagi Anak Tunagrahita”, dimana pada
penilitian ini dikatakan bahwa anak berkebutuhan khusus seperti tunagrahita harus
mendapatkan perlakukan khusus dalam pendidikannya, baik dia dalam sekolah
pendidikan khus, sekolah umum dengan system yang mendukung adanya perlakukan
khusus. Hal ini disebabkan karena harus adanya perlakuka yyang khusus akibat
keterbatasan yang dimiliki oleh si anak, cara mengajar yang individual dan koperatif
dapat diterapakan pada anak yyang berkebutuhan khusus tunagrahita.

3. Jelaskan bagimana cara pencegahan ketunanetraan?


Secara internasional,, WHO mempunyai satu strategi yang dapat dilakukan untuk
melawan atau memerangi kebutaan dan kurang awas :
a. Memperkuat program kesehatan dasar mata di dalam program pelayanan
kesehatan dasar untuk menghapus faktor-faktor penyebab yang dapat dicegah.
b. Mengembangkan layanan terapi dan pembedahan untuk menangani secara efektif
gangguan mata yang dapat di sembuhkan.
c. Mendirikan pusat pelayanan optic dan pelayanan bagi penyandang tunanetra.

Strategi lain untuk mencegah ketunanetraan pada anak yang dikembangkan menjadi
atas tiga tingkatan :

a. Pencegahan Primer : pencegahan berjangkitnya penyakit,


b. Penncegahan sekunder : pencegahan timbulnya komplikasi yang mengancam
penglihatan serta kehilanggan penglihatan bila penyakit telah berjangkit.
c. Pencegahan tersier : minimalisai ketunanetraan yang diakibatkan oleh penyakit
atau cidera yang telah dialami.
4. Jelaskan bagaimana pendidikan bagi siswa tunanetra di sekolah anda dalam
setting pendidikan iklusif?
Disekolah saya belum ada pengalaman siswa yang mengalami ketunanetraan. Tetapi
menurut saya pendidikan bagi siswa tunanetra dalam setting pendidikan inklusif
seharusnya memberikan akses yang sama terhadap pendidikan seperti siswa lainnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan inklusif bagi siswa tunanetra
antara lain:

a. Peningkatan aksesibilitas fisik: Fasilitas sekolah harus dirancang sedemikian rupa


agar dapat diakses oleh siswa tunanetra, seperti memperhatikan akses jalan yang
lancar, bangunan yang aman, kelas yang cukup terang, dan fasilitas aksesibilitas
lainnya.
b. Pendidikan inklusif yang diterapkan harus memperhatikan kebutuhan individu
dari setiap siswa tunanetra, seperti penggunaan teknologi yang membantu dalam
pembelajaran, penerapan pendekatan pengajaran yang berbeda, serta penggunaan
bahasa yang mudah dipahami.
c. Kolaborasi antara guru khusus dan guru reguler sangat penting dalam menunjang
keberhasilan siswa tunanetra dalam mencapai tujuan belajar. Guru khusus dapat
memberikan pendampingan dalam penggunaan teknologi bantu, serta membantu
memperbaiki kurikulum yang ada untuk menyesuaikan kebutuhan siswa
tunanetra.
d. Adanya dukungan dari pihak sekolah dan masyarakat dalam menjamin kesetaraan
dan inklusivitas siswa tunanetra di sekolah.

Pada jurnal yang ditulis oleh Wahyu Kurniawan (2020) dengan judul “Inclusive
Education In Bangka Belitung Province Of Indonesia: Challenges And Opportunities”
yang membahas tentang praktik penyelenggaraan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
di Indonesia, yang dimulai sejak tahun 1901 oleh lembaga-lembaga sosial masyarakat dan
kelompok keagamaan. Namun, perubahan radikal dalam pendidikan inklusi dimulai pada
tahun 1990 dengan muatan-muatan humanis yang kuat. Paradigma pendidikan inklusi ini
mengedepankan pemberian layanan terhadap keberagaman di tengah keseragaman. Artikel ini
juga membahas tantangan dan peluang pendidikan inklusi di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung dengan menggunakan penelusuran kepustakaan dan pengalaman penulis di
lapangan. Beberapa temuan dari tulisan ini adalah bahwa pendidikan inklusi telah
berkembang dari pola segregatif menjadi inklusif dan mencakup modifikasi konten,
pendekatan, struktur, dan paradigma yang semakin menghargai humanitas. Tantangan di
Bangka Belitung mencakup ketersediaan sekolah yang mumpuni belum mencapai rasio yang
seimbang dengan jumlah kebutuhan, tetapi Bangka Belitung mempunyai potensi yang
menyangkut dukungan pemerintah yang baik, dukungan masyarakat, dan kondisi sosial
budaya yang terbiasa dengan multikulturalisme.

Anda mungkin juga menyukai