Tugas 1 Abk

Anda mungkin juga menyukai

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

1.

Apa manfaat bagi Anda sebagai seorang guru mengetahui jenis-jenis Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK)?
2. Jelaskan 3 kebutuhan pokok (fisik/kesehatan. sosial-emosional, pendidikan) dari 5 jenis
penyandang kelainan. (Gunakan tabel pada halaman 1.42 di Modul 1)
3. Layanan pendidikan bagi ABK meliputi layanan segregasi, integrasi, dan inklusi. Menurut
Anda, layanan mana yang paling sesuai untuk ABK? Mengapa?
4. Apa yang dimaksud dengan pendekatan kolaboratif dalam layanan pendidikan ABK? Menurut
Anda, apakah pendekatan ini diperlukan? Mengapa?
5. Apakah kelas akselerasi diperlukan bagi anak berbakat? Mengapa?

1. Dengan mengetahui kebutuhan khusus sang anak maka guru dapat mengetahui
kekurangan dan kelebihan sang anak. karena setiap anak itu memiliki daya tangkap
dan kelebihan yang berbeda beda. Meraka memiliki alur perkembangan yang
berbeda satu sama lain. Inilah yang di namakan proses keseimbangan kehidupan.
Oleh karena itu anak yang mengalami kesulitan belajar akan sukar dalam
menyerap materi materi pembelajaran yang di sampaikan oleh guru sehingga ia
akan malas dalam belajar.
Selain itu anak tidak dapat menguasai materi, bahkan menghindari pelajaran,
mengabaikan tugas tugas yang di berikan guru, sehingga terjadi penurunan nilai
belajar dan prestasi belajar menjadi rendah.

1. Mungkin tidak asing lagi di telinga kalian mendengar bahwa mitode


pengajaran saat di sekolah TK, SD, MTS/ SMP hingga di sekolah menengah
atas ( MAN/ SMA) sangat berbeda. Mengapa demikian??? Karena disetiap
tingkatan umur  seorang anak yang normal akan mengalami perbedaan
yang sangat banyak, baik berupa pola pikirnya, pergaulannya, maupun
tingkah laku peserta didik. Sebagai calon guru atau bahkan yang sudah
menjadi seorang guru, sangatlah bermanfaat bagi seorang guru mengetahui
perbedaan pola pikir peserta didiknya, dan mengenai pergaulannya sehari-
hari,dan tingkah laku peserta didiknya ketika mereka duduk di bangku
sekolah atau murid-murid yang mengikuti jam  pelajarannya. Diantara
manfaat yang bisa kita dapatkan adalah:

1.Dapat menciptakan ruangan kelas yang tepat bagi peserta didik.

2.Dapat Memberikan motivasi-motivasi atau nasehat terhadap anak-anak


memang di saat umur itu membutuhkan  dorongan yang lebih besar. Misalnya
ketika anak mulai duduk di bangku SMP dan SMA yang  mulai banyak
mengenal teman-teman yang mungkin berpengaruh terhadap pikiran yang
membuat seorang anak ingin berhenti sekolah atau jarang masuk sekolah
kerena terlalu sering bermain dengan teman-temannya, karena ketika seorang
anak duduk dibangku SMP atau SMA, perkembangan kognitifnya mengenai
pemikirannya matang bertahan di beberapa sikap dan perilaku.

1
3.Dapat memberikan pelajaran mengenai akidah akhlak yang mendalam, dan
mempaparkan akibat-akibat bagi yang melanggar aturan-aturan tertentu.

4.Dapat berinteraksi dengan baik terhadap peserta didik dengan


mengemukakan topik-topik yang mungkin sangat disukai pada umur peserta
didik tertentu.

5.Dapat memberikan metode pembelajaran yang menarik dan berpariasi.

6.Mengetahui pelajaran seperti apa yang sangat dibutuhkan dan yang kurang
dibutuhkan.

7.Memberikan dorongan bagi peserta didik yang menurut kita dia kurang bisa
berinteraksi dengan yang lainnya.

8.Dapat mengendalikan diri agar  tidak membeda-bedakan anak yang satu


dengan yang lainnya.

9.Dapat memahami peserta didik dengan baik.

Dengan paparan di atas yang sudah menyebutkan berbagai manfaat bagi


seorang guru yang jika dapat mengetahui perkembangan peserta didiknya,
semoga kita calon guru atau yang sudah menjadi seorang guru,  dapat
mengambil manfaat terhadap ertikel ini dan termotivasi untuk menjadi guru yang
lebih baik lagi, selain menyampaikan ilmu yang bermanfaat bagi peserta didik,
seorang guru  juga harus menjadi guru yang selalu disenangi oleh setiap
peserta didik, jika tercipta lingkungan kelas yang nyaman maka proses
mengajar juga akan terasa lebih ringan dan menyenangkan.

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Manfaat Seorang


Guru Mengetahui Perkembangan Peserta Didiknya", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/ajidah/54f8ac1fa33311b2158b4722/manfaat-
seorang-guru-mengetahui-perkembangan-peserta-didiknya

Kreator: Ajidah AbdulMajid

Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab


kreator.

2
Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

1. Tunanetra

(credit: flicker)

Tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatannya


berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian. Walaupun telah diberi
pertolongan dengan alat-alat, tunanetra tetap memerlukan pendidikan khusus
untuk dirinya. Ada kondisi tertentu dimana seseorang bisa dikatakan sebagai
penyandang tunanetra.

Seseorang bisa disebut tunanetra ketika mempergunakan kemampuan peraba


dan pendengaran sebagai saluran utama dalam belajar. Mereka mungkin
mempunyai sedikit persepsi cahaya, persepsi bentuk, atau sama sekali tidak
dapat melihat. Tunanetra ini biasanya mempergunakan huruf braille sebagai
media membaca dan memerlukan latihan orientasi dan mobilitas.

2. Tunarungu

Tunarungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya


pendengarannya. Sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara
verbal dan walaupun telah diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar,
masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

Tunarungu bawaan biasa disebabkan oleh mutasi genetik, keturunan dari


orangtua, atau terpapar penyakit ketika masih di dalam kandungan. Sedangkan
tunarungu yang terjadi setelah lahir biasanya disebabkan oleh paparan suara
keras dalam jangka panjang, usia, cedera, dan penyakit tertentu seperti infeski.

3
Advertisement

3. Tuna Laras

(credit: flicker)

Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus selanjutnya adalah tunalaras. Tunalaras


adalah anak yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan bertingkah
laku tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan
kelompok usia maupun masyarakat pada umumnya.

Perkembangan yang terjadi pada diri anak tunalaras, tidak jauh berbeda
dengan anak-anak yang tidak memiliki ketunalarasan. Hanya saja akibat dari
gangguan emosi yang dimiliki, mempengaruhi dari segi kognitif membuat anak
kehilangan minat dan konsentrasi belajar, kepribadian, dan sosial anak yang
membuat anak mempunyai ketidakmampuan bersaing dengan teman-
temannya.

4. Tunadaksa

Tunadaksa adalah jenis anak berkebutuhan khusus yang mengalami kelainan


atau cacat yang menetap pada alat gerak seperti tulang, sendi, dan otot. Istilah
tunadaksa berasal dari kata tuna yang berarti kurang, dan kata daksa yang
berarti tubuh. Sehingga tunadaksa adalah sebutan secara halus untuk orang-
orang yang memiliki kelainan fisik khususnya kaki, tangan, atau anggota badan
lainnya.

5. Tunagrahita (down syndrome)

(credit: flicker)

4
Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus yang terakhir adalah tunagrahita.
Tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan
keterbelakangan perkembangan mental jauh di bawah rata-rata. Sehingga
mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial.

6. Ciri-Ciri Anak Berkebutuhan Khusus

Setelah mengetahui jenis-jenis anak berkebutuhan khusus, untuk kalian yang


sudah atau akan menjadi orangtua bisa memantau perkembangan anak
sehingga meminimalisir kecacatan. Untuk itu kalian juga wajib tahu ciri-ciri dari
anak berkebutuhan khusus, untuk mendeteksinya sejak dini. Adapun ciri-cirinya
adalah

-Kurangnya kemampuan bicara,

-Tidak memberi respon bahagia atau senyum sampai usia 6 bulan,

-Tidak meniru suara atau ekspresi wajah sampai usia 9 bulan,

-Tidak memberi gestur tubuh sampai usia 14 bulan,

-Tidak mengucapkan satu kata pun sampai usia 16 bulan.

Advertisement

7. Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus

(credit: flicker)

Peran orangtua sangat penting sebagai peran utama mengatasi anak


berkebutuhan khusus. Orangtua harus menerima segala kondisi anak dan

5
bersikap terbuka untuk mencari usaha dan cara yang tepat dalam mendidiknya.
Tanamkan ke dalam diri jika anak berkebutuhan khusus bukanlah aib yang
harus ditutupi. Anak yang memiliki kebutuhan khusus tentunya membutuhkan
motivasi, perhatian, dan bimbingan yang lebih dibandingkan dengan anak-anak
lainnya. Dengan perhatian dan motivasi yang besar dan intens tentunya
membantu anak bisa berkembang menjadi lebih baik.

Tentu tidak mudah dan butuh kesabaran yang ekstra bagi orangtua yang
menangani anak berkebutuhan khusus, namun semua ini demi perkembangan
anak yang lebih maksimal. Dibutuhkan adaptasi antara pengasuh, orangtua,
serta anak berkebutuhan khusus itu sendiri. Jika adaptasi tersebut tidak
berjalan dengan lancar, tentu segala cara yang dilakukan tidak akan membantu
perkembangan anak. Tapi ketika proses adaptasi bisa berjalan dengan lancar
dan baik, tentu membuat segala proses selanjutnya akan berjalan dengan
mudah. Adaptasi yang baik akan membantu orangtua memahami kondisi,
emosi, serta potensi dari anak berkebutuhan khusus.

5. enyelenggaraan program akselerasi ini merupakan salah satu implementasi dari


Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 4,
yaitu “Bahwa warga Negara yang memiliki kercerdasan dan bakat istimewa berhak
memperoleh pendidikan khusus”.Departemen Pendidikan Nasional menetapkan lima
tujuan yang mendasari diselenggarakannya program akselarasi bagi siswa berpotensi
tinggi dan berbakat istimewa, sebagaimana yang disebutkan dalam buku pedoman
penyelenggaraan akselarasi, yaitu:

1. Memberikan kesempatan pada peserta didik cerdas istimewa untuk mengikuti


program pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan yang dimilikinya.
2. Memenuhi hak asasi peserta didik cerdas istimewa sesuai kebutuhan pendidikan bagi
dirinya.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran bagi peserta didik cerdas
istimewa.
4. Membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecerdasan spiritual, emosional,
sosial, dan intelektual serta memiliki ketahanan dan kebugaran fisik.
5. Membentuk manusia berkualitas yang kompeten dalam pengetahuan dan seni,
berkeahlian dan berketerampilan, menjadi anggota masyarakat yang bertanggung

6
jawab, serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan lebih lanjut dalam
rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
 Sesuai dengan tujuan penyelenggaraan program akselarasi tentunya sekolah
penyelenggara harus mengelola pendidikan dengan maksimal. Pengelolaan program
akselarasi sangat berbeda dengan kelas reguler. Mulai dari pembukaan layanan
akselarasi. Prosedur rekruitmen dan pengembangan peserta didik. Sistem pembelajaran
dan kurikulum. Pengelolaan ruang belajar, pengayaan, dan penilaian. Yang sangat
penting adalah tenaga pendidik yang mengajar di kelas akselarasi mampu menyesuaikan
diri dengan karakteristik peserta didik.Oleh sebab itu sekolah penyelenggara akselarasi
masih mengaku berbagai kendala dan problematika dalam penyelenggaraannya.

 Oleh sebab itu perlu adanya kemantapan eksistensi dari satu organisasi atau sekolah
yang ingin menyelenggarakan  program percepatan belajar ini.

Model Program Akselerasi


1. Konsep Akselerasi
Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat
mencapai tujuannya.[1] Pressman dan Wildavsky mengemukakan bahwa implementasi
adalah sebuah “proses interaksi antara penentuan tujuan dan tindakan untuk mencapai
tujuan tersebut[2]. Akselarasi berasal dari kata bahasa Inggris yaitu” Accelarated” bila
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti dipercepat[3]. Sedangkan dalam
kamus Bahasa Indonesia, akselarasi diartikan “ proses mempercepat”[4].Menurut Dave
Meier seperti yang dikutip Busro, akselarasi dapat dilakukan jika adanya suatu objek,
dalam hal ini objeknya adalah belajar, yaitu menjadi percepatan belajar/ accelatied
learning.
Depdiknas seperti yang dikutip Zulfan Saam, akselarasi pendidikan adalah bentuk
pelayanaan yang diberikan kepada siswa yang mempunyai kecerdasan dan kemampuan
luar biasa untuk dapat menyelesaikan pendidikan lebih awal dari waktu yang telah
ditentukan[5]. Akselarasi merupakan percepatan belajar bagi siswa yang mempunyai
kecerdasan dan kemampuan yang memenuhi syarat untuk menyelesaikan pendidikan
pada satuan pendidikan lebih singkat dari yang sudah ditentukan. Sedangkan Colangelo
yang dikutip oleh Reni Akbar menyebutkan bahwa istilah akselarasi menunjuk pada
pelayanan yang diberikan (service delivery), dan kurikulum yang disampaikan
(currikulum delivery). Sebagai model pelayanan, pengertian akselarasi termasuk juga
taman kanak-kanak atau perguruan tinggi pada usia muda, meloncat kelas, dan
mengikuti pelajaran tertentu pada kelas di atasnya. Sementara itu, sebagai model
kurikulum, akselarasi berarti mempercepat bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai
oleh siswa saat itu. Dalam hal ini, akselarasi dapat dilakukan dalam kelas reguler, ruang
sumber, ataupun kelas khusus dan bentuk akselarasi yang diambil bisa telescoping dan

7
siswa dapat menyelesaikan dua tahun atau lebih kegiatan belajarnya menjadi satu tahun
dengan cara self-paced studies, yaitu siswa mengatur kecepatan belajarnya sendiri[6].
Depdiknas mendefinisikan bahwa program akselarasi adalah “program layanan belajar
diperuntukkan bagi siswa yang diidentifikasikan memiliki ciri-ciri keberbakatan
intelektual dan program ini dirancang khusus untuk dapat menyelesaikan program
belajar lebih cepat dari waktu yang ditentukan[7].
Dari beberapa pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa program akselarasi
berisi seperangkat kegiatan pelayanan pendidikan yang dirancang khusus dan
diperuntukkan bagi siswa yang memiliki keberbakatan istimewa dengan kecerdasan dan
minat luar biasa dibanding dengan siswa lain (siswa biasa) sehingga kegiatan belajar
dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang lebih singkat.

2. Tujuan Program Akselerasi


Departemen Pendidikan Nasional menetapkan lima tujuan yang mendasari
diselenggarakannya program akselarasi bagi siswa berpotensi tinggi dan berbakat
istimewa, sebagaimana yang disebutkan dalam buku pedoman penyelenggaraan
akselarasi, yaitu:

1. Memberikan kesempatan pada peserta didik cerdas istimewa untuk mengikuti


program pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan yang dimilikinya.
2. Memenuhi hak asasi peserta didik cerdas istimewa sesuai kebutuhan pendidikan bagi
dirinya.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran bagi peserta didik cerdas
istimewa.
4. Membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecerdasan spiritual, emosional,
sosial, dan intelektual serta memiliki ketahanan dan kebugaran fisik.
5. Membentuk manusia berkualitas yang kompeten dalam pengetahuan dan seni,
berkeahlian dan berketerampilan, menjadi anggota masyarakat yang bertanggung
jawab, serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan lebih lanjut dalam
rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional
Menurut Felhusen seperti yang dikutip Reni Akbar dalam buku Akselarasi menyatakan
bahwa “akselarasi diberikan untuk memelihara minat siswa terhadap sekolah,
mendorong siswa agar mencapai prestasi akademik yang baik dan untuk menyelesaikan
pendidikan dalam tingkat yang lebih tinggi bagi keuntungan dirinya maupun
masyarakat[8]. Menurut Zulfan Saam, tujuan umum program akselarasi adalah: 1)
memberikan pelayanan kepada peserta didik sesuai dengan pendidikan dirinya, 2)
memenuhi minat intelektual dan perpektif masa depan peserta didik, 3) menyiapkan
peserta didik menjadi pemimpin masa depan. Sedangkan tujuan khusu program
akselarasi adalah; 1) menghargai peserta didik yang memilki kemampuan dan

8
kecerdasan luar biasa, 2) memacu mutu siswa dalam meningkatkan kecerdasan spritual,
intektual dan emosional secara berimbang, 3) meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pembelajaran[9].
Southern dan Jones seperti yang dikutip oleh Reni Akbar-hadawi menyebutkan beberapa
keuntungan dari jalannya program akselarasi bagi anak berbakat:

1. Meningkatkan efisiensi
2. Meningkatkan efektifitas
3. Penghargaan
4. Meningkatkan waktu untuk karier
5. Membuka siswa pada kelompok barunya.
6. Ekonomis[10]
Ada dua tujuan yang mendasari dikembangkannya program percepatan belajar bagi
peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa:

Tujuan Umum
1. Memenuhi kebutuhan peserta didik yang memiliki karakteristik spesifik dari segi
perkembangan kognitif dan afektifnya.
2. Memenuhi Hak Asasi peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan bagi
dirinya sendiri.
3. Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan peserta didik.
4. Memenuhi kebutuhan aktualisasi diri peserta didik.
5. Menimbang peran peserta didik sebagai aset masyarakat dan kebutuhan masyarakat
untuk pengisian peran.
6. Menyiapkan peserta didik sebagai pemimpin masa depan.
Tujuan Khusus
1. Memberikan penghargaan untuk dapat menyelesaikan program pendidikan secara
lebih cepat sesuai dengan potensinya.
2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran peserta didik.
3. Mencegah rasa bosan terhadap iklim kelas yang kurang mendukung berkembangnya
potensi keunggulan peserta didik secara optimal.
4. Memacu mutu siswa untuk peningkatan kecerdasan spiritual, intelektual, dan
emosionalnya secara berimbang.
Selain tujuan di atas Dave Melier seperti yang dikutip busro, menjelaskan tujuan
pembelajaran program akselarasi adalah “ menggugah sepenuhnya kemampuan belajar
para pelajar, membuat belajar menyenangkan dan memuaskan bagi mereka, serta
memberikan sumbangan sepenuhnya pada kebahagiaan, kecerdasan, keberhasilan
mereka sebagai manusia.[11]

Anda mungkin juga menyukai