Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PENGGUNAANMETODE PENGAJARAN YANG EFEKTIF

DALAM PROSES PEMBELAJARAN YANG MUDAH DIPAHAMI UNTUK


ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SEPERTI AUTIS DAN DOWN
SYNDROME DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 5 KOTA BENGKULU

Cantika Debi Plangi Swari


Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu
cantikadebi.ps@gmail.com

Abstract
.
In education, children are required to have good knowledge, education is not
limited by age, race, ethnicity, religion and so on. Education for children with
special needs is education that hones children's abilities so that these children can
be normal like other ordinary children. The importance of education must be
followed by all Indonesian people. In this study, not only patience is used by
teachers to teach, so this study aims to find out what methods teachers use in
teaching children with special needs, as we know, autistic children whose
emotions cannot be controlled by tantrums, for example, and special children with
Down syndrome who have low abilities. For this reason, this study was made so
that readers understand the methods taught by the teacher
Keywords: education, Autis and Down syndrome, teaching method

Abstrak
Didalam pendidikan anak dituntut untuk mempunyai ilmu yang baik, pendidikan
tidak dibatasi umur, ras, suku, agama dan lain sebagainya. Pendidika bagi anak
berkebutuhan khusus adalah pendidikan yang mengasah kemampuan anak supaya
anak tersebut dapat normal seperti anak umum lainnya. Pentingnya pendidikan wajib
diikuti seluruh masayarakat Indonesia. Pada penelitian ini tidak hanya kesabaran
yang digunakan guru untuk mengajar jadi penelitian ini bertujuan mengetahui
metode apa yang digunakan guru dalam mengajar anak berkebutuhan khusus seperti
kita ketahui anak autis yang emosinya tidak bias di kendalikan tantrum misalnya dan
anak special lagi down syndrome yang memiliki kemampuan yang rendah untuk itu
penelian ini dibuat sehingga pembaca paham mengenai metode yang diajarkan oleh
gurunya.

Kata Kunci: pendidikan, Autis, Down Syndrome, metode pengajaran

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu proses manusia dalam mencari ilmu dan mencari
akhlak yang baik. Didalam pendidikan anak dituntut untuk mempunyai ilmu yang
baik, pendidikan tidak dibatasi umur, ras, suku, agama dan lain sebagainya. Yang
mana ada undang-undang yang menjelaskan tentang pendidikan yakni pasal 31 ayat 1
yang menegaskan bahwa “Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan” dan
pasal 31 ayat 2 yang menegaskan bahwa “Setiap warga Negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya” disini dikatakan bahwa anak
wajib mengikuti pendidikan dan tidak membeda-bedakan anak tersebut. Anak
berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang istimewa dimana mereka menjadi
anak yang special diantara anak yang normal lainnya jadi anak ABK ini berhak
mendapatkan pendidikan untuk melatih mereka belajar menjadi anak yang normal
lainnya. ABK sendiri bermacam- macam yakni ada Tunarungu, Tunadaksa, Down
Syndrom, Autis,Tunagrahita, dan lain sebagainya. Undang-undang Republik
Indonesia No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, yang menegaskan bahwa
semua anak termasuk anak penyandang cacatmempunyai hak untuk kelangsungan
hidup, tumbuh dan berkembang, perlindungandari kekerasan dan diskriminasi serta
hak untuk didengar pendapatnya.
Down Syndrome merupakan gangguan genetis yang terjadi lebih dari 5.000
kelahiran di United States tiap tahunnya. Anak di Indonesia, sekitar 1-2% terlahir
dengan kondisi down syndrome. Down Syndrome adalah kelainan kromosom, yaitu
terbentuknya kromosom 21 (trisomy 21) akibat kegagalan sepasang kromosom untuk
saling memisahkan diri saat terjadi pembelaan (Rina,2020). Ciri-ciri anak down
syndrome:
1. Tinggi badan yang relatif pendek, kepala mengecil, hidung yang datar
menyerupai orang Mongolia Amerika dan Eropa b
2. Bentuk wajah yang sedikit datar dan meningkatnya beberapa risiko pada
kondisi medis termasuk gangguan hati, cacat yang berhubungan dengan usus
dan kerusakan visual atau pendengaran.
3. Anak-anak ini cenderung mengalami infeksi pada telinga dan cuaca dingin.
4. Kurang bisa mengkoordinasikan antara motorik kasar dan halus misalnya
kesulitan mengenakan pakaian berkaji dan memasang sepatu bertali sendiri.
5. Kesulitan untuk mengkoordinasikan antara kemampuan kognitif dan bahasa
seperti memahami manfaat suatu benda.
6. Sulit memahami fungsi dan kegunaan dari benda yang ada di sekitarnya.
7. Mengalami perkembangan sensi motorik yang menurun.
8. Lidah menjulur mulut kecil terbuka mata berbentuk almond tulang kepala
kecil telinga kecil dan leher pendek.
Anak Autis adalah seseorang yang berusia kurang dari 18 tahun yang
mengalami keterlambatan perkembangan yang kompleks untuk melakukan interaksi
sosial dan emosional, bahasa, kognitif, motorik, dan sensorik yang terjadi selama
kehidupan. Setiap anak Autis ini memiliki tugas perkembangan yang berbeda,
sehingga keterlambatan perkembangan anak dapat menyebabkan tugas perkembangan
anak tidak tercapai pada masa usia anak yang akhirnya terjadi penumpukan
keterlambatan perkembangan. Anak-anak yang mengalami gangguan autis
menunjukkan gejala-gejala perilaku seperti hiperaktif, sulit memusatkan perhatian,
impulsif, agresif, menyakiti diri sendiri, serta temper tantrum pada anak usia dini.
Adapun faktor penyebab autis pada anak yakni:
1. Faktor Genetika.
2. Gangguan pada sistem saraf.
3. Ketidak seimbangan kimiawi.
4. Faktor lain
Tantrum dapat terjadi pada anak-anak yang mengalami gangguan kesehatan
dan perkembangan (misalnya masalah penglihatan atau pendengaran), sakit kronis
seperti asma, kesulitan belajar, speech delay (lambat berbicara), attention deficit
hyperactivity disorder (ADHD), serta Autisme. Autisme adalah gangguan
perkembangan anak yang disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem saraf pusat
yang mengakibatkan gangguan dalam interaksi sosial, komunikasi, dan prilaku.
Ada cukup banyak sekolah luar biasa atau SLB yang ada di kota Bengkulu
salah satunya sekolah anak berkebutuhan khusus yang ada di Indonesia terutama yang
berdiri di kota Bengkulu yakni SLBN 05 kota Bengkulu yang terdapat di Jl. Mangga
No 1, Lingkar Timur, Kec. Singaran Pati, Kota Bengkulu Prov. Bengkulu. Sekolah
ini terdiri dari siswa laki-laki 49 siswa, dan siswi perempuan berjumlah 38 serta guru
yang mengajar sebanyak 25 orang. Pendidikan terhadap anak berkebutuhan khusus
banyak membawa manfaat bagi anak itu sendiri. Melalui pendidikan dapat
mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh anak berkebutuhan khusus yang akan
seterusnya dikembangkan dan berguna bagi kehidupannya. Karena banyak anak
berkebutuhan khusus yang memiliki bakat yang tidak dimiliki oleh anak normal pada
umumnya. Dengan adanya pendidikan anak berkebutuhan khusus menjadi anak yang
disiplin dan mandiri sehingga tidak lagi bergantung pada orang lain dalam
menjalankan kegiatannya.
Penyimpangan dalam diri Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) meliputi aspek
fisik, mental, sosial, dan atau emosi. Pelayanan pendidikan berbeda bagi Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) sangat dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan
ABK secara maksimal, hal ini disebabkan karena ABK mengalami kesulitan atau
hambatan fungsi intelektual. Metode pengajaran yang umum digunakan dalam
pengajaran anak berkebutuhan khusus yaitu komunikasi, analisis tugas, intruksi
langsung, prompts dan pembelajaran kooperatif. Kita mengetahui bahwa halnya anak
berkebutuhan khusus berbeda dengan anak pada umumnya, karena itu Anak
Berkebutuhan Khusus memerlukan pelayanan pendidikan khusus yang berbeda
dengan pelayanan pendidikan pada umumnya. Selain memerlukan pelayanan
pendidikan yang khusus, Anak Berkebutuhan Khusus juga memerlukan sebuah
strategi atau metode tersendiri sesuai dengan kebutuhan dalam kegiatan
pembelajarannya.
Dengan belajar anak-anak ini akan berwawasan dan dapat mengontrol dirinya
seperti halnya dengan anak berkebutuhan khusus down Autis dan Down Sindrom
yang mana sering kali guru harus membuat metode pembelajaran yang efektif bagi
mereka ini. Ada banyak cara yang dilakukan sehingga anak dapat fokus untuk belajar
dengan tenang dan nyaman sehingga ilmu yang di dapat oleh anak dapat mudah
didapat dan anak menjadi aktif dalam belajar. Adanya metode pembelajaran yang
efektif agar membuat siswa aktif guru harus menyesuaikan anak yang diajarnya.
Ada beberapa penelitian terdahulu yang sudah dilakukan, seperti yang
pertama penelitian berjudul “Studi Kasus Anak Down Syndrome Case Study Of
Down Syndrome Child” (2016) oleh Prima Suci Rohmadheny. Yang kedua penelitian
yang berjudul “Meningkatkan Bina Diri bagi Anak Down Syndrom Melalui Model
Explicit Instruction di kelas I/C” (2019) oleh Qodrija Qolbi dan Kasiyati. Yang ketiga
penelitian berjudul “Penerapan Metode Marker Based Tracking Untuk Pembelajaran
Anak Berkebutuhan Khusus” (2020) oleh Ahmad Albi Aldriyan dan Safrina Amini.
Yang keempat penelitian yang berjudul “Tradisi Tahlil Sebagai Tradisi Kultural
Fenomena Keberterimaan Tahlil Dalam Masyarakat Multikultural” (2019) oleh Rudy
Kurniawan, dan yang kelima penelitian yang berjudul “Bermain Peran : Sebuah
Metode Pembelajaran Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosialisasi Anak Autis”
(2018) oleh Mega Iswari, Elsa Efrina, Kasiyati,dan Arisul Mahdi.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan bahwa halnya pendidikan
anak berkebutuhan khusus akan berjalan lancar dilihat dari siswa-siswinya yang dapat
menerima pelajaran dengan baik dan menerapkannya di kehidupan sehari-hari.
Dimana dalam proses pembelajaran metode pembelajaran yang digunakan harus
efektif dan diterapkan oleh guru. Supaya mudah di pahami siswa-siswi anak
berkebutuhan khusus Seperti anak autis dan down syndrome dimana anak autis ini
banyak mengalami tantrum dan sulitnya berpikir yang dialami oleh anak down
syndrome oleh karena itu saya tertarik untuk meneliti ini dalam artikel saya yang
berjudul “Analisis Penggunaan Metode Pengajaran Yang Efektif Dalam Proses
Pembelajaran Yang Mudah Dipahami Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Seperti
Autis dan Down Syndrome di SLBN 5 Kota Bengkulu”.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, karena
pada saat meneliti penelitian ini membutuhkan observasi datang kesekolah melihat
keadaan sekolah melihat semua yang menunjang judul penelitian yang ada,
pertanyaan yang diberikan melalui wawancara bersama guru yakni bapak Krisna Tri
Nugroho S.Pd, dan staf tata usaha, pengumpulan data meliputi informasi yang di
dapat oleh staf tata usaha yakni data jumlah guru dan siswa yang terdata di dalam
sebuah data dan dengan keisitimewaan yang ada, serta di dukung dengan instrument
penelitian melalui dokumentasi mengambil foto, rekaman suara dan yang mendukung
penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN


Pada saat wawancara bersama bapak Krisna Tri Nugroho S.Pd guru yang
mengajar di SLBN 5 kota Bengkulu. Pertanyaan mengenai metode apa yang sangat
cocok untuk mengajar pada anak autis dan down syndrome bapak Krisna menjawab
yakni metode yang sering digunakan oleh guru yang efektif dalam mengajar anak
berkebutuhan khusus seperti yang utamanya Autis dan Down syndrom atau ABK
lainnya yakni metode ceramah, dan metode Applied Bahavior Analysis (ABA)
metode ini biasanya diterapkan atau digunakan pada anak dengan prilaku autis dan
down syndrom. Metode ini metode pembelajaran yang efektif adalah metode ABA ini
sangat cocok digunakan untuk mengajar anak berkebutuhan khusus ini disemua
kalangan jenis anak berkebutuhan khusus ini. Teori ABA ini
digunakan untuk mengubah perilaku anak berkebutuhan khusus ini menyimpang
pada orang dengan gangguan perkembangan dan penyakit mental. Metode ABA ini
lebih memusatkan perhatian khusus pada anak supaya anak lebih tenang dan nyaman
pada saat belajar.
Prinsip-prinsip dasar perilaku dapat digunakan dalam lingkungan keluarga
dengan cara yang sama pada lingkungan sosial untuk mengontrol perilaku anak
Autis dan Down Syndrome. metode Applied Behavior Analysis (ABA) adalah
metode yang paling umum dan direkomendasikan oleh anak-anakbyang diagnosa
mempunyai gangguan autis dan lain sebagainya. ABA ini dirancang khusus bagi
siswa autis agar mereka dapat mencapai potensi yang maksimal dengan cara
mengajarkan siswa untuk berpikir kritis, belajar keterampilan dan mengasah
keterampilan sosial mereka. ABA mempunyai tujuan yaitu untuk memperbaiki
perilaku siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya, memperbaiki hambatan dalam
bersosialisasi sehingga dapat di terima dalam lingkungan sosial dan masalah yang ada
pada siswa tersebut dapat dikurangi.
Dalam metode ini dapat terapi memberikan anak motivasi seperti misalnya
pernyataan untuk duduk, tenang mengendalikan diri dengan disertai respon yang
benar. Metode ini menggunakan perhatian dan pujian untuk menghargai usaha anak.
Applied Behavior Analysis (ABA), memiliki tiga tahapan yaitu stimulus (intruksi),
respon individu (perilaku) dan konsekuensi (akibat perilaku). Intruksi yang
diberikan haruslah dimulai dari hal yang mudah menuju ke yang lebih sulit.
Intruksi itu pun harus terstruktur, terarah dan terukur supaya hasilnya maksimal untuk
proses pembelajarannya. Ketika melaksanakan teknik ini, seorang pendidik atau
terapis harus konsisten memberikan stimulus, respon dan konsekuensi yang
diberikan. Sehingga ketika anak autis mengalami tantrum metode inilah yang
digunakan dan metode ini juga digunakan untuk anak down syndrome supaya
mereka semua terarah menjadi yang lebih baik. Jadi metode ABA ini juga menerapi
anak berkebutuhan khusus supaya mereka merasa aman, tenang dan nyaman sehingga
hal-hal yang tidak diinginkan tidak dapat terulang kembali.
Dari hasil observasi dan wawancara metode yang afektif digunakan oleh
guru SLBN 5 kota Bengkulu yakni metode ABA yang hingga kini masih diterapkan
dan mampu mengajak para siswa-siswi belajar dengan tenang yang mana mampu
mengendalikan perilaku anak yang berubah-ubah.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi dan waancara metode pembelajaran yang mampu
membuat anak berkebutuhan khusus belajar secara efektif dan maksimal adalah
Metode ABA (Applied Behavior Analysis) yang diterapkan untuk anak
berkebutuhan khusus seperti Autis dan Down Syindrom metode ini digunakan SLBN
5 kota Bengkulu. Teori ABA ini digunakan untuk mengubah perilaku menyimpang
pada orang dengan gangguan perkembangan dan penyakit mental. Prinsip-
prinsip dasar perilaku dapat digunakan dalam lingkungan keluarga
dengan cara yang sama pada lingkungan sosial untuk mengontrol perilaku anak
Autis dan Down Syndrome. Dalam metode ini dapat terapi memberikan anak
motivasi seperti misalnya pernyataan untuk duduk, tenang mengendalikan diri dengan
disertai respon yang benar.
Metode ini menggunakan perhatian dan pujian untuk menghargai usaha anak.
Metode ABA Ketika melaksanakan teknik ini, seorang pendidik atau terapis
harus konsisten memberikan stimulus, respon dan konsekuensi yang diberikan.
Sehingga ketika anak autis mengalami tantrum metode inilah yang digunakan dan
metode ini juga digunakan untuk anak down syndrome supaya mereka semua terarah
menjadi yang lebih baik. Jadi metode ABA ini juga menerapi anak berkebutuhan
khusus supaya mereka merasa aman, tenang dan nyaman sehingga hal-hal yang tidak
diinginkan tidak dapat terulang kembali.

REFERENSI
Aldriyan, A. A., & Amini, S. (2020). Penerapan Metode Marker Based Tracking Untuk
Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. SKANIKA, 3(4), 1-6.
Dr.Suprajitno,S.Kp.,M.Kes dan Dra.Rachmi Aida,M.Pd. (2021). Bina Aktivitas Anak Autis
Di Rumah. Media Nusa Creative (MNC Publishing)
Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mega Iswari, Elsa Efrina, Kasiyati,dan Arisul Mahdi. (2018). Bermain Peran: Sebuah
Metode Pembelajaran Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosialisasi Anak Autis.
Universitas Padang Indonesia: Jurnal Pendidikan Kebutuhan Khusus.
Lalu Unsunnidhal dkk. (2021). Genetika dan Biologi Reproduksi. Yayasan Kita Menulis
Moleong dan Lexy. (2001). Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ngalimun. (2017). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: A-Ruzz Media.
Qodrija Qolbi dan Kasiyati. (2019). Meningkatkan Keterampilan Bina Diri bagi Anak Down
Syndrom melalui Model Explicit Instruction di Kelas I/C. Universitas Negeri Padang :
Jurnal Penelitian Pendidikan Kebutuhan Khusus Volume 7 Nomor 2
Rudy Kurniawan. (2019). Tradisi Tahlil Sebagai Tradisi Kultural Fenomena Keberterimaan
Tahlil Dalam Masyarakat Multikultural. Universitas Sriwijaya : Jurnal Inovasi.

Anda mungkin juga menyukai