Disusun oleh:
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan salah satu mkhluk ciptaan Allah SWT yang berada di
bumi ini. Dalam penciptaannya manusiapun beragam, dari yang besar sampai kecil,
putih sampai hitam, tinggi sampai pendek, semuanya beragam. Salah satu
keberagamannya lagi yang mencolok adalah manusia sempurna dan cacat, yang mana
cacat ini tidak hanya berupa cacat fisik melainkan juga cacat mental atau pikiran,
itulah yang disebut orang berkebutuhan khusus.
Anak berkebututhan khusus tidak boleh kita acuhkan, karena ia juga
merupakan manusia yang diciptakan Allah yang dikehendaki tidak sempurna oleh-
Nya. Kita tidak boleh membedakan hak orang biasa dan orang yang berkebutuhan
khusus, karena mereka memiliki hak dan perlakuan serta fasilitas yang sama seperti
orang normal pada umumnya.
Dalam perjalanan hidupnya seorang yang berkeburuhan khusus juga
mendapatkan hak untuk belajar yang dimulai dengan umur yang sama seperti orang
yang normal yakni dari anak-anak. Anak yang berkebutuhan khusus juga berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan seperti anak normal yang lain, namun terkadang
ia harus mendapat perhatian yang khusus karena ketidaksempurnaannya. Dan dari
setiap kecacatan yang berbeda juga memiliki trik mengajar yang berbeda sesuai
dengan kebutuhannya.
Dalam pembelajaran yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus ada
berbagai macam variasi, mulai dari digabung dengan anak yang normal namun
perhatiaannya khusus samapai dengan benar-benar mendapatkan pembelajaran yang
khsus yang dipisah dari anak yang normal. Dan dalam mengajar anak yang
berkebutuhan khusus seorang pengajar juga harus memiliki keterampilan yang khusus
yang berkaitan dengan anak tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian anak berkebutuhan khusus?
2. Bagaimana klasifikasi anak berkebutuhan khusus?
3. Apa penyebab anak berkebutuhan khusus?
4. Bagaimana model layanan anak berkebutuhan khusus?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian anak berkebutuhan khsusu
2. Untuk mengetahui klasifikasi anak berkebutuhan khusus
3. Untuk mengetahui penyebab anak berkebutuhan khusus
4. Untuk mengetahui model layanan anak berkebutuhan khusus
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada dasarnya Anak berkebutuhan khusus (ABK) pada awalnya lebih dikenal
Dengan istilah cacat, anak berkelainan atau anak luar biasa. Anak luar biasa
didefinisikan sebagai anak yang menyimpang dari keriteria normal secara
signifikan, baik dari aspek fisik, psikis, emosional, dan social sehingga untuk
mengembangkan potensinya di perlukan adanya layanan pendidikan khusus
(Kirk & Galleger,1989). Dalam hal ini Lync (1994) membedakan ABK menjadi
3 (tiga) kategori, yang dimana kategori masing-masing membutuhkan tenaga
pendidik yang berbeda-beda.
2. Anak berkebutuhan khusus diklasifikasikan berdasar jenisnya, yaitu kecerdasan,
fisik, tingkah laku, dan jenis tertentu. Dalam jenis kecerdasan dibagi menjadi dua
yaitu di atas rata-rata (IQ>110) dan di bawaha rata-rata (IQ<90). Dari jenis fisik
dibagi menjadi tuna netra, tuna rungu, tuna grahita dan tuna daksa. Dari jenis
tingkah laku yaitu penyimpangan tingkah laku karena gangguan emosi dan
karena gangguan penyesuaian sosial. Dan dari jenis tertentu yaitu ada autis dan
hiperaktif.
3. Penyebab anak berkebutuhan khusus dibagi menjadi tiga yaitu saat sebelum
kelahiran, saat kelahiran, dan setelah kelahiran.
4. Dengan memperhatikan Anak berkebtuhan Khusus tersebut maka dapat di
peroleh cara atau motede supaya Anak berkebtuhaban Khsusus ini juga dapat
merasakan pendidikan yang sama seperti anak normal lainya.
5. Tenaga kependidikan dalam layanan ABK ini dibutuhkan 3 tenaga kerja, yang
dimana peran kerjanya berbeda satu dengan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA