Karakter berasal dari bahasa Latin character, yang di dalam
bahasa Arab disebut sebagai khuluq yang berarti watak, tabiat, budi pekerti, sifat-sifat kejiwaan dan akhlak. Sedangkan secara istilah, karakter berarti nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, manusia lain, lingkungan, hingga bangsa yang diwujudkan dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum tata krama, budaya, serta adat istiadat.
Nilai-nilai Karakter Siswa
Berikut adalah nilai-nilai yang seharusnya menjadi karakter
siswa menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
1. Religius, sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun bersama pemeluk agama lain. 2. Jujur, perilaku yang menjadikan diri sebagai seseorang yang dapat dipercaya dalam perkataan, perbuatan, dan lain sebagainya. 3. Toleransi, sikap lapang dalam menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, pendidikan, sikap, serta tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4. Disiplin, perilaku yang menunjukkan ketertiban dan kepatuhan terhadap berbagai ketentuan dan peraturan. 5. Kerja Keras, perbuatan yang menunjukkan kesungguhan dalam mengatasi berbagai hambatan dalam belajar dan mengerjakan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 6. Kreatif, kemampuan berpikir dan melakukan sesuatu untuk menciptakan kreasi baru dari sesuatu yang telah dimiliki sebelumnya. 7. Mandiri, sikap dan perilaku siswa yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. 8. Demokratis, suatu cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya sendiri serta orang lain. 9. Rasa Ingin Tahu, perilaku siswa yang menunjukkan upaya untuk mengetahui lebih mendalam terkait apa yang dipelajari, dilihat, dan didengar. 10. Semangat Kebangsaan, kesadaran seorang siswa dalam menjaga bangsa dan menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi. 11. Cinta Tanah Air, cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. 12. Menghargai Prestasi, sikap siswa untuk mendorong dirinya agar menghasilkan sesuatu yang berguna bagi lingkungannya, juga perilaku menghargai keberhasilan orang lain. 13. Bersahabat/Komunikatif, sikap atau perbuatan yang menunjukkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, bergaul, dan berinteraksi dengan lingkungannya. 14. Cinta Damai, perkataan serta perbuatan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. 15. Gemar Membaca, sebuah kebiasaan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus untuk membaca berbagai informasi, baik berupa buku, jurnal, majalah, koran, dan sebagainya, sehingga menghadirkan sikap bijaksana dalam dirinya. 16. Peduli Lingkungan, sikap dan tindakan untuk selalu melestarikan lingkungan serta mencegah kerusakan pada alam dan sekitarnya. 17. Peduli Sosial, kepedulian siswa terhadap orang lain dan masyarakat yang membutuhkan bantuan. 18. Tanggungjawab, sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, baik yang berhubungan dengan diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
Cara Membentuk Karakter Siswa
1. Memberi Contoh yang Baik kepada Siswa
Sebelum seorang guru menginginkan karakter yang baik pada
siswanya, ada baiknya jika guru tersebut sudah dulu memiliki karakter yang baik pula. Hal ini bisa menjadi contoh dan panutan bagi siswa. Sebab belajar yang paling mudah adalah mencontoh, sehingga jangan sekali-kali justru memberikan contoh kurang baik kepada siswa.
2. Memberi Penghargaan atau Apresiasi
Saat siswa berhasil mengerjakan suatu pekerjaan, bagaimanapun
hasilnya, jangan lupa bagi guru untuk memberikan apresiasi atas usaha dan kerja keras siswa. Pembentukan karakter dengan cara ini bisa membuat siswa lebih percaya diri dan juga bersemangat dalam belajar karena selalu mendapatkan pengakuan dan penghargaan.
3. Menyampaikan Pesan Moral dalam Pembelajaran
Pembentukan karakter siswa selanjutnya bisa dilakukan dengan
menyampaikan pesan moral dalam proses pembelajaran. Guru bisa membantu siswa dalam mengambil nilai positif dari setiap pelajaran yang dipelajari. Hal ini mendorong siswa untuk berpikir bahwa apa yang dipelajarinya akan berguna di kemudian hari.
4. Jujur dan Terbuka atas Suatu Kesalahan
Untuk membentuk karakter jujur pada siswa, guru juga harus
terlebih dulu melakukannya. Guru diharapkan dapat terbuka terhadap kesalahan sekecil apapun, sehingga siswa bisa mencontoh perilaku jujur dan terbuka ini. Mengakui kesalahan merupakan salah satu cara menanamkan pendidikan karakter pada siswa. Dengan berani mengakui kesalahan, siswa dapat menjadi seseorang yang bertanggungjawab atas kesalahan yang dibuatnya.
5. Mengajarkan Sopan Santun
Sopan santun merupakan salah satu perilaku wajib yang harus
ditanamkan kepada siswa, selain salam, sapa, dan senyum. Sopan santun membantu siswa untuk menjaga sikap dan meningkatkan kemampuan saling menghormati. Guru diperbolehkan menegur siswa yang bertindak kurang sopan agar siswa mengetahui bahwa yang dikatakan atau dilakukan kurang tepat. Sampaikan teguran yang lemah lembut karena ada beberapa siswa yang memang belum mengetahui atas apa yang diucapkan ataupun dilakukannya.
6. Menanamkan Jiwa Kepemimpinan
Jiwa kepemimpinan atau leadership dapat dilatih melalui pendidikan karakter. Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi pemimpin secara bergantian. Kesempatan memimpin ini bisa dilakukan dalam kegiatan tugas kelompok. Sampaikan juga bahwa menjadi pemimpin tidak harus memimpin orang lain, melainkan bisa juga dilakukan untuk memimpin diri sendiri agar melakukan tanggung jawab sendiri.
7. Melalui Kegiatan Literasi
Upaya lain yang bisa digunakan untuk membangun karakter
siswa adalah melalui kegiatan literasi. Literasi tidak selalu tentang kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga kemampuan siswa dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Guru dapat memberikan motivasi kepada siswa bahwa kegiatan membaca dapat meningkatkan wawasan serta mampu mengasah daya pikir, logika, dan menyelesaikan masalah. Guru harus mengatur sedemikian rupa agar kegiatan literasi dapat berjalan menyenangkan dan tidak menjadi beban, sehingga siswa dapat menyerap setiap pesan dari kegiatan literasi yang dilakukannya.
8. Membagikan Pengalaman Inspiratif
Agar proses pembelajaran tidak berjalan dengan monoton ada
baiknya guru memberikan variasi kegiatan. Guru dapat menceritakan pengalaman inspiratif sebelum memulai pembelajaran atau bahkan di sela-sela pembelajaran. Pengalaman yang dibagikan bisa terkait pengalaman pribadi ataupun tokoh-tokoh inspiratif lainnya. Pengalaman inspiratif tidak terbatas pada keberhasilan seseorang saja, melainkan juga bisa terkait kegagalan seseorang dan bagaimana ia bangkit dari keterpurukannya akan memberikan pelajaran yang berharga bagi siswa.
Selain bercerita, guru juga dapat meminta siswa untuk
menceritakan pengalamanya, pengalaman orang tua, atau tokoh idolanya di kelas. Dengan saling berbagi cerita dan pengalaman, siswa akan belajar satu sama lain sehingga dapat memotivasi siswa untuk menjadi seperti orang yang diceritakan dan memiliki solusi saat menghadapi masalah yang serupa.
Contoh Kumpulan Tata Tertib Sekolah
Tata tertib sekolah dapat berbeda-beda sesuai dengan kebijakan
masing-masing. Masih mengutip buku yang sama, secara umum, berikut sekumpulan contoh tata tertib sekolah biasanya diterapkan di sekolah.
Sepuluh menit sebelum pelajaran dimulai siswa harus
sudah berada di sekolah. Bagi siswa yang terlambat lebih kurang 10 menit diminta untuk melapor kepada guru piket. Siswa harus berpakaian seragam lengkap, bersih dan rapi serta mengenakan kaus kaki. Siswa yang berhalangan hadir, diharapkan untuk membuat surat keterangan yang diketahui oleh orang tua/wali murid yang bersangkutan. Siswa harus berperilaku sopan dan santun terhadap kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, tamu, dan teman sendiri. Siswa yang dalam sebulan sudah 3 kali tidak hadir tanpa keterangan, orang tuanya akan dipanggil ke sekolah.
Siswa yang membolos, data hadirnya akan diisi alpa pada
hari itu. Surat izin siswa yang dibuat tanpa sepengetahuan orang tua/wali murid yang bersangkutan dianggap tidak sah. Siswa yang memiliki keterangan alpa lebih dari 24 hari dalam setahun, tanpa memperhatikan nilai rapor akan dinyatakan tidak naik kelas. Siswa harus melaksanakan 6K (Kebersihan, ketertiban, keamanan, keindahan, kekeluargaan, dan kerindangan).
Berikut contoh sikap disiplin di sekolah:
1. Masuk sekolah tepat waktu
2. Memakai seragam sesuai ketentuan
3. Menaati peraturan sekolah
4. Mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat waktu
5. Datang ke sekolah tepat waktu
6. Belajar dengan tekun
7. Mengikuti upacara dengan khidmat
8. Menghormati guru dan seluruh warga sekolah
9. Membersihkan ruang kelas sesuai jadwal piket yang telah
ditentukan
10. Membayar iuran kas sesuai kesepakatan bersama
11. Apabila tidak masuk sekolah, berikan surat izin dan
jelaskan
alasannya dengan jujur
12. Tidak gaduh saat guru menjelaskan materi pelajaran di
kelas
13. Membuang sampah pada tempatnya
14. Bersikap sopan kepada guru, teman, dan seluruh warga
sekolah
15. Antre ketika membeli makanan atau jajan di kantin