Anda di halaman 1dari 11

BAB II

MENANAMKAN NILAI KARAKTER


KEDISIPLINAN KEPADA SISWA

A. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah sesuatu yang dilakukan Guru yang mampu

mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membentuk watak peseta didik ini

mencakup keteladanan bagaiimana perilaku guru, cara Guru berbicara, atau

menyampaikan materi, bagaimana bertoleransi, dan terkait dalam hal lainya.

Menurut Ramli dalam Depdiknas (2003: 13) pendidikan karakter memiliki esensi

dan makna yang sama denga pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuanya

adalah untuk membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga

masyarakat dan warga lainya.

Wiyani (2012: 19) menyatakan bahwa “Dasar Pendidikan Karakter adalah

di dalam keluarga. Jika seorang anak mendapatkan pendidikan karakter yang baik

dari keluarganya, anak tersebut akan mendapatkan karakter yang baik selanjutnya.

Namun, banyak orang tua yang lebih mementingkan aspek kecerdasan otak

ketimbang pendidikan karakter. Ada 18 nilai-nilai dalam pengembangan

pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dibuat oleh diknas dalam ( Ingsih

Ratnawati Nuriyanto dan Astuti (2018: 23) yaiti sebagai berikut:

1. Religius

Sikap dan prilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain dan hidup rukun

dengan pemeluk agama lain.

9
10

2. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang

selalu dapa dipercaya dalam perkataan, tindakkan, dan perkerjaan.

3. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,

sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

5. Kerja keras

Tindakan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah atau

berhenti sebelum target tercapai.

6. Kreatif

Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari

sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri

Sikap sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam

menyelasaikan tugas-tugas.

8. Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban

dirinya dan orang lain.

9. Rasa ingin tahu


11

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengatuhi lebih mendalam

dan meluas dari sesuatu ynag telah dipelajarinya, dilihat dan didengar.

10. Semangat kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan

bangsa dan negara diatas kepentingan diri sendiri dan kelompoknya.

11. Cinta tanah air

Sikap mencintai bangsa sendiri dengan sedia mengabdi berkorban,

memelihara persatuan, dan kesatuan melindungi tanah air dari segala

ancaman gangguan dan tantangan yang dihadapi oleh tanah air.

12. Menghargai prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilak sesuatu yang

berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan

orang lain.

13. Bersahabat/komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara bergaul dan berkerja

sama dengan orang lain.

14. Cinta damai

Sikap menghargai perbedaan yang diilik individu/kelompok lain daripada

dirinya atau kelompoknya sendiri.

15. Gemar membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang

memberikan kebajikkan bagi dirinya.

16. Peduli lingkungan


12

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada

lingkungan alam dan sekitarnya mengembangkan upaya-upaya untuk

memperbaiki alam yang sudah terjadi.

17. Peduli sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan pada orang lain

yang membutuhkan.

18. Tanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibanya

yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan

(alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Oleh karena itu, pengembangan karekter tidak hanya dapat

dilakukan melalui individu saja. Akan tetapi, karena manusia hidup di

dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan, pengembangan

karakter dapat dilakukan melalui suatu proses pendidikan yang tidak

lepaskan dari lingkungan sosial, budaya masyarakat, dan budaya bangsa.

B. Menanamkan Nilai Karakter Disiplin Kepada Siswa

Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh

pada berbagai ketentuan dan peraturan. Seorang Guru pendidikan agama islam

harus memiliki upaya tersendiri dalam menanamkan nilai karakter kedisiplinan

siswa. Dalam menanamkan nilai karakter kedisiplinan siswa, perencanaan sangat

penting untuk langkah awal. Menurut Shofiyati (2012: 15) menyatakan disiplin

adalah suatu bentuk tingkah laku dimana seseorang menaati suatu peraturan dan

kebiasaan-kebiasaan sesuai waktu dan tempatnya. Hal ini hnaya dapat dicapai
13

dengan latihan dan percobaan yang berulang-ulang disertai dengan kesungguhan

pribadi anak atau siswa itu sendiri. Dalam arti luas kedisiplinan adalah cermin

kehidupan bangsa.

Karena sulit bagi Guru Pendidikan Agama Islam dalam menanamkan nilai

karakter kedisiplinan bila tidak dibekali dengan persiapan yang matang. Prinsip

ini mengharuskan setiap warga sekolah untuk selalu taat asas, patuh, dan

konsisten terhadap aturan yang dibuat dan disepakati bersama. Dalam

mengimplementasikan prinsip ini hendaknya tercermin nilai-nilai kukuh hati,

menghargai waktu, dan berani berbuat benar. Artinya kedisiplinan yang dilakukan

tersebut merupakan kewajiban dan tindakan kukuh pada hukum dan menghargai

waktu karena terdorong oleh semangat berani berbuat benar dan bukan faktor

takut pada pimpinan atau pada sanksi.

Adapun Indikator disiplin menurut Kemendiknas dalam Masluqman

(2015:4) adalah sebagai berikut:

1. Datang kesekolah dan pulang dari sekolah tepat waktu

Datang kesekolah dan pulang dari sekolah tepat waktu adalah aturan yang

wajib ditaati di sekolah, datang kesekolah sebelum bel masuk berbunyi, dan

masuk kelas sebelum pelajaran di mulai, begitu juga dengan pulang, setelah

jam pelajaran terakhir usai dengan ditandai bunyi bel pulang maka siswa keluar

ruangan secara tertip tanpa meninggalkan sampah dalam bentuk apapun, meja

serta kursi harus kembali di tata rapi oleh petugas piket kebersihan.

2. Patuh pada tata tertib atau aturan sekolah


14

Tata tertib di sekolah merupakan aturan-aturan yang dibuat dan harus wajib

ditaati di sekolah agar proses kegiatan belajar mengajar berlansung dengan baik.

Tata tertib sekolah juga merupakan bentuk perwujudan dari norma-norma yang

ada didalam masyarakat, baik norma kesopanan, norma hukum, norma kesusilaan

dan norma agama, yaitu peraturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh

setiap komponen sekolah yang diaturnya. Dengan adanya tata tertib sekolah

diharapkan sebuah keteraturan hidup dilingkungan sekolah, sehingga tujuan

mendasar dari sekolah sebagai lembaga pendidikan agar tercapai dengan baik.

Untuk itu diperlukan komitmen dan tanggung jawab yang besar dari pelajar

sebagai subjek utama dalam penegakan tata tertib yang ada. Kurniawan (2018:18)

menyatakan bahwa peraturan sekolah dibuat untuk dan diumumkan kepada semua

anggota keluarga sekolah. Peraturan tersebut dibuat sebaik-baiknya dengan

mempertimbangkan semua pihak. Menurut Shofiyati (2012:10) aturan yang

berlaku di sekolah ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis.

Contoh aturan yang tertulis:

a. Harus hadir paling lambat 15 menit sebelum sekolah berbunyi

b. Memakai seragam sekolah lengkap

c. Menjaga kebersihan lingkungan kelas dan lingkungan sekolah

d. Dilarang membawa senjata tajam

e. Dilarang membuang sampah sembarangan

f. Setiap hari senin semua siswa diwajibkan mengikuti upacara bendera dan

sebagainya.

Contoh aturan yan tidak tertulis


a. Menengok teman yang sakit
15

b. Bersikap so[an terhadap bapak dan ibu guru

c. Mengucapkan salam jika bertemu guru

d. Menjaga kerukunan sesama teman

e. Menjaga nama baik sekolah

f. Tidak berkata jorok/tidak sopan

Itulah aturan-aturan yang dibuat oleh kepala sekolah, dan guru.

3. Mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang diberikan tepat waktu

Dalam buku Panduan Pendidikan Karakter Di Sekolah Menengah Pertama

(2010:61)”Tugas-tugas penguatan (terutama pengayaan) diberikan untuk

memfasilitasi peserta didik belajar lebih lanjut tentang kompetensi yang sudah

dipelajari dan internalisasi nilai lebih lanjut. Tugas-tugas tersebut antara lain dapat

berupa PR yang dikerjakan secara individu dan atau kemompok baik yang dapat

diselesaikan dalam jangka waktu yang singkat maupun panjang (lama) yang

berupa proyek. Tugas-tugas tersebut dapat menngkatkan penguasaan yang

ditargetkan, dapat juga menanaman nilai-nilai. Mengerjakan dan mengumpulkan

tugas tepat waktu adalah suatu kewajiban yang harus dikerjakan, perkerjaan yang

merupakan tanggung jawab, perintah untuk berbuat atau melakukan sesuatu demi

mencapai suatu tujuan.

Sudarma dan sakdiyah (2007: 168) menyatakan bahwa ”dalam kegiatan

belajar yang menjadi intinya adalah siswa, sedangkan guru melakukan kegiatan

pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa seoptimal mukin, sehingga siswa

tersebut mampu mengubah tingkah lakunya menjadi lebih baik dan siswa betul-

betul berperan dan berpartifasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar.


16

4. Mengikuti kaidah berbahasa yang baik dan dan benar

Bahasa yang baik dan benar adalah berbahas yang sesuai dengan situasi.

Sebagai alat komunikasi bahasa dapat harus efektif enyampaika Maksud kepada

lawan bicara, karenanya bahasa yang dipilih harus sesuai

5. Memakai seragam sesuai ketentuan yang berlaku

Pakaian seragam nasional adalah pakaian yang dikenak pada hari belajar

oleh peserta didik di sekolah, yang jenis, warna, dan modelnya sama berlaku

secara nasional. Dengan memakai pakaian seragam sekolah para peserta didik

memiliki karakteristik dalam rangka meningkatkan kebanggaa peserta didik

terhadap sekolahnya. Kurniawan (2018: 19) menyatakan: keseragaman

merupakan cerminan komponen keindahan, namun bila ada yang berbeda akan

menimbulkan kesan yang kurang sedap dipandang.

6. Membawa perlengkapan sesuai dengan mata pelajaran

Guru adalah pendidik, pembimbing, dan pengawas yang menjadi tokoh

panutan dan identifikasi bagi peserta didik dan lingkunganya. Guru sangat

berpengaruh dalam membantu perkembangan anak didiknya untuk mewujudkan

hidup secara optimal. Menurut Tu’u dalam Sudarma dan Sakdiyah, (2007: 168):

siswa yang memiliki disiplin belajar akan menunjukan kesiapan dalam mengikuti

pelajaran kelas, mengerjakan tugas perkerjaan ruah, dan memiliki kelengkapan

belajar minsalnya buku dan alat belajar lainya, sebaliknya siswa yang kuran

disiplin belajar makan tidak memiliki kesiapan dalam mengikuti pelajaran, tidak

mengerjakan tugas-tugas, suka membolos, tidak mengerjakan pr, dan tidak

memiliki kelenkapan belajar.


17

Sedangkan Kurniawan (2018:19) menyatakan isi peraturan adalah

pemenuhan kebutuhan siswa akan keperluan barang-barang dalam rangka

mengikuti pelajaran mereka di kelas. Ketidaklengkapan oleh tiap individu akan

meninmbukan kurang baiknya hubungan antar sesama karena jika individu yang

kebetulan tidak membawa peralatan sekolah akan berusaha mencukupi

kebutuhanya dengan meminjam kepada temanya.

C. Penelitian Relevan

Penelitan yang relevan adalah sumber acuan khusus berupa penelitian yang

terdapat dalam jurnal, bulettin, skripsi dan dan semacam lainya. Dalam sumber

acuan khusus, peneliti akan memperoleh hasil-hasil penelitian yang terdahulu.

Agar tidak terjadi penelitian yang sama persis dan tidak terjadi duplikasi dengan

penelitian yang ada maka perlu dicari tahu penelitian itu pernah dilakukan oleh

penelitikah atau belum. Apabila masalah penelitian yang dilakukan persis sama

maka perlu dilihat kapan dan dimana penelitian tersebut dilakukan. Peran

penelitian drbelumnya bertujuan untuk menentukan organilitas penelitian

sebelumnya yang merupakan patokan untuk menentukan tema sentral penelitian,

yang berkaitan dengan kondisi saat ini, dan prediksi pada masa yang akan datang.

Peneitian relevan dapat juga diartikan sesuatu penelitian sebelumnya yang

sudah pernah dibuat dan dianggap cukup relevan atau mempunyai keterkaitan

dengan judul dan topik yang akan diteliti yang berguna untuk menghindari

terjadinya pengulangan penelitian dengan pokok permasalahan yang sama.

Penelitian relevan dalam penelitian juga bermakna sebagai referensi yang

berhubungan dengan penelitian yang akan dibahas.


18

a. Penelitian yang dilakukan Khusna Rahma Denti yang berjudul “Upaya Guru

Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Belajar Siswa kelas X SMK

Negeri 1 Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat” dimana

hasil penelitianya tersebut diantaranya yaitu: 1). Hanya terdapat satu fokus

dalam penelitian tersebut yaitu upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam

meningkatkan Kedisiplinan belajar, yang mana lebih dikhususkan peran Guru

Pendidikan Agama Islam Untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa.2)

terdapat dua sumber data yang penulis gunakan dalam menyusun proposal ini

yaitu sumber primer dan sumber sekunder.

b. Penelitian yang dilakukan Yuni Lianis yang berjudul “Peran Guru Pendidikan

Agama Islam Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Melaksanakan Shalat

Berjamaah Di SMA Negeri 07 Kota Bengkulu” terdapat hasil penelitian yaitu:

1). Terdapat 2 fokus masalah penelitianya yaitu, apa saja faktor penghambat

bagi Guru Pendidikan Agama Islam dalam mendidiplinkan siswa unuk shalat

berjama’ah dan bagai mana peran Guru Pendidikan Agama Islam di sekolah

dalam mendisiplinkan siswa-siswi melaksanakan shalat berjama’ah. 2) di bab

II terdapat penjelasan tentang peran dan tugas Guru Pendidikan Agama Islam.

3).terdapat banyak penjelasan tentang shalat berjama’ah, baik dari fungsi shalat

berjama’ah, keuatamaan shalat berjama’ah, dan ketentuan shalat berjama’ah.

Berdasarkan dalam penelitian yang dilakukan oleh penelitian diatas

terdapat perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu

Khusna Rahma Denti tidak difokuskan dalam mendisiplinkan belajar siswa tetapi

lebih banyak mengarah kepada pengaruh mendisiplinkan tata tertib sekolah siswa,
19

dan penelitian yang dilakukan Yuni Lianis tidak difokuskan dalam

mendisiplinkan pelaksanaan shalat berjama’ah siswa tetapi lbih mengarah kepada

pengaruh peran dan tugas sebagai Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah.

Sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah Upaya Guru

Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan Nilai Karakter Kedisiplinan Siswa.

Anda mungkin juga menyukai