Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nur Faddilah

NIM : 22108401011116
Kelas : PAI REG/ SEM 5
Matkul : Pengelolaan kelas

Menjalin hubungan baik dengan siswa


menjalin hubungan baik dengan siswa merupakan hal yang sangat penting dalam lingkungan
pendidikan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam menjalin
hubungan baik dengan siswa:
1. Tunjukkan perhatian dan peduli. Luangkan waktu untuk mendengarkan dan memahami
siswa. Ketika siswa merasa didengarkan dan dipahami, mereka cenderung lebih terbuka dan
akan lebih mudah untuk membangun hubungan yang baik.
2. Berikan dukungan dan dorongan. Siswa sering merespons positif terhadap guru yang
memberikan dukungan dan dorongan. Tunjukkan kepada mereka bahwa Anda percaya pada
kemampuan mereka dan siap membantu mereka meraih potensi terbaik mereka.
3. Jadilah teladan. Menunjukkan perilaku yang baik dan sikap yang positif akan
menginspirasi siswa untuk mengikuti jejak Anda. Buatlah diri Anda sebagai contoh yang baik
bagi mereka.
4. Libatkan siswa dalam proses pembelajaran. Berikan kesempatan kepada siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Misalnya, melalui diskusi, proyek kelompok,
atau kegiatan kelas lainnya. Ini akan membantu membangun rasa kepemilikan siswa terhadap
pembelajaran mereka.
5. Berikan umpan balik konstruktif. Ketika memberikan umpan balik, pastikan untuk
memberikan pujian yang membangun dan juga saran untuk perbaikan. Hal ini akan membantu
siswa merasa didukung dan juga memperbaiki kinerja mereka.
6. Kenali kebutuhan individu. Setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda. Usahakan
untuk mengenal siswa secara individual dan mencari tahu apa yang mereka butuhkan untuk
merasa nyaman dan berhasil dalam pembelajaran.
7. Jangan takut untuk menegur. Terkadang, Anda perlu menegur siswa jika mereka
melakukan sesuatu yang tidak diinginkan. Namun, pastikan untuk melakukannya dengan
penuh pengertian dan tetap mempertahankan harga diri siswa.
8. Buatlah suasana yang menyenangkan. Memberikan pengalaman belajar yang
menyenangkan dapat membantu siswa merasa senang datang ke sekolah dan lebih
bersemangat untuk belajar.
9. Jadilah pendengar yang baik. Sisihkan waktu untuk mendengarkan masalah atau
kekhawatiran siswa. Berikan kesempatan kepada mereka untuk mengekspresikan diri dan
pastikan bahwa mereka merasa didengarkan.
10. Jalin kemitraan dengan orang tua. Libatkan orang tua dalam mendukung pembelajaran
siswa. Komunikasi terbuka dan kolaboratif antara guru dan orang tua akan membantu
menciptakan lingkungan yang mendukung bagi siswa.
a. Kedekatan guru dan orang tua untuk mengenali karakter dan kebutuhan siswa
b. Bersikap sabar dan terbuka dalam menjalin komunikasi
c. Menunjukkan semangat dan antusiasme terhadap ilmu pengetahuan
d. Manfaat hal-hal yang disukai siswa dalam pembelajaran
1. Berusaha memahami latar belakang siswa
Berusaha memahami latar belakang siswa adalah langkah penting dalam menciptakan
lingkungan pendidikan yang inklusif dan mendukung. Ini melibatkan pengakuan dan
pengertian atas faktor-faktor budaya, sosial, ekonomi, dan pribadi yang memengaruhi
pengalaman hidup siswa. Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk
memahami latar belakang siswa:
1. Belajar tentang budaya siswa. Kenali latar belakang budaya siswa, termasuk nilai-nilai,
tradisi, dan norma-norma yang mungkin memengaruhi cara siswa belajar dan berinteraksi di
lingkungan sekolah.
2. Kenali kebutuhan khusus. Pelajari potensi kebutuhan khusus siswa, seperti kebutuhan akan
dukungan ekstra untuk bahasa kedua, kebutuhan khusus pendidikan, atau kebutuhan
kesehatan. Memahami kebutuhan ini akan membantu Anda merencanakan pembelajaran yang
mendukung untuk semua siswa.
3. Pertimbangkan konteks sosial. Pahami bagaimana faktor-faktor sosial, seperti status
ekonomi atau kondisi keluarga, dapat memengaruhi kehidupan siswa di luar sekolah.
Mengakui hal ini dapat membantu Anda memberikan dukungan yang sesuai bagi siswa.
4. Berkomunikasi dengan siswa dan orang tua. Ajukan pertanyaan dan dengarkan cerita-cerita
mereka. Berbicara secara terbuka dengan siswa dan orang tua dapat memberi wawasan yang
berharga tentang latar belakang siswa.
5. Gunakan pendekatan diferensiasi. Bangun pengajaran yang mempertimbangkan keragaman
latar belakang dan kemampuan siswa. Hal ini dapat melibatkan penggunaan materi yang
relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa dan menyediakan berbagai strategi pembelajaran.
6. Jalin kemitraan dengan masyarakat. Kenali peran masyarakat dalam kehidupan siswa dan
cari tahu cara bagaimana Anda dapat bekerja sama dengan masyarakat untuk mendukung
pengalaman belajar siswa.

Memahami latar belakang siswa adalah langkah kunci dalam menciptakan lingkungan yang
inklusif, di mana semua siswa merasa dihargai dan didukung. Ini juga membantu Anda
merencanakan pembelajaran yang relevan dan memberi kesempatan bagi semua siswa untuk
berkembang secara optimal.
2. Penguasaan materi dan cara pengajiannya menarik
kemampuan guru dalam memberikan materi pembelajaran dalam bentuk tema- tema dan
topik-topik, sehingga dapat membentuk kompetensi tertentu pada peserta didik.
Agar pelaksanaan pembelajaran di kelas berlangsung dengan lancar dan efektif, maka pihak
sekolah dalam hal ini kepala sekolah, staf dan guru melakukan upaya berupa: (a) petugas tatib
selalu mengantisipasi berkeliling di lingkungan sekolah untuk mengontrol tempat-tempat
yang rawan, (b) waka kesiswaan mengadakan razia di dalam kelas dengan dibantu petugas
tatib dan guru pembimbing, (c) dalam mengajar guru berusaha memahami karakter siswa, (d)
guru berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang demokratis, (e) guru memberi
kesempatan siswa untuk bertanya tentang kesulitan pelajaran atau masalah lainnya, dan (f)
guru berusaha menciptakan kemudahan siswa dalam mempelajari pelajaran eksak. Dengan
strategi seperti diatas, maka iklim di lingkungan SMA, memungkinkan terciptanya
lingkungan belajar yang kondusif sehingga siswa merasa senang dan betah berada di sekolah
selama jam efektif kegiatan belajar mengajar, bahkan hingga sore hari untuk mengikuti
kegiatan tambahan.
3. Penguasaan model pembelajaran yang bervariasi
Penguasaan model pembelajaran yang bervariasi merujuk pada kemampuan guru untuk
menggunakan berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan
beragam siswa di kelas. Hal ini melibatkan pemahaman dan penerapan berbagai model
pembelajaran yang dapat memfasilitasi pemahaman siswa, sesuai dengan gaya belajar, tingkat
pemahaman, dan kebutuhan individual mereka. Berikut adalah beberapa contoh model
pembelajaran yang bervariasi:
1. Model Pembelajaran Kolaboratif: Guru memfasilitasi pembelajaran yang melibatkan kerja
sama antara siswa. Ini dapat meliputi diskusi kelompok, proyek kolaboratif, atau penugasan
tim.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah: Guru memandu siswa dalam memecahkan masalah
dunia nyata yang memerlukan aplikasi konsep-konsep yang dipelajari di kelas.
3. Model Pembelajaran Berbasis Proyek: Siswa terlibat dalam proyek-proyek yang
memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi topik secara mendalam dan menerapkan
pengetahuan mereka dalam konteks yang berarti.
4. Model Pembelajaran Inkuiri: Guru memfasilitasi eksplorasi aktif siswa untuk menemukan
konsep sendiri melalui tanya jawab, percobaan, dan penyelidikan.
5. Model Pembelajaran Berpusatkan Siswa: Guru memungkinkan siswa untuk mengambil
peran aktif dalam proses pembelajaran dan memberikan panduan serta dukungan sesuai
kebutuhan.
6. Model Pembelajaran Berbasis Teknologi: Guru menggunakan teknologi untuk
meningkatkan pembelajaran, misalnya dengan penggunaan platform pembelajaran digital,
simulasi, atau sumber belajar daring lainnya.

Memiliki penguasaan model pembelajaran yang bervariasi memungkinkan guru untuk


merespons kebutuhan individual siswa dengan cara yang membantu mereka memahami
materi secara lebih efektif. Hal ini juga membantu menciptakan lingkungan belajar yang
dinamis dan menarik, yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan mempromosikan
pemahaman yang mendalam. Dengan menggunakan berbagai model pembelajaran, guru dapat
memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan untuk berkembang secara pribadi dan
akademis.
4. Memberi pembinaan khusus bagi siswa bermasalah
Memberikan pembinaan khusus bagi siswa bermasalah memerlukan pendekatan yang sensitif
dan beragam. Langkah-langkah berikut dapat membantu dalam memberikan pembinaan yang
efektif bagi siswa yang menghadapi tantangan:
1. Identifikasi Masalah: Penting untuk memahami dengan jelas masalah yang dihadapi siswa.
Apakah itu masalah akademis, perilaku, emosional, atau sosial? Identifikasi sumber masalah
dan faktor-faktor yang mungkin memengaruhinya.
2. Pertemuan Individual: Bertemu dengan siswa secara individual untuk mendengarkan dan
memahami masalah mereka. Berikan ruang bagi mereka untuk berbicara dan merasa
didengar. Ini juga dapat membantu dalam membangun hubungan yang positif antara siswa
dan pembina.
3. Kolaborasi dengan Orang Tua: Melibatkan orang tua atau wali dalam proses pembinaan
sangat penting. Mereka dapat memberikan wawasan tambahan tentang siswa dan membantu
dalam mencari solusi yang dapat diterapkan di rumah dan di sekolah.
4. Penetapan Tujuan: Bersama-sama dengan siswa, identifikasi tujuan yang ingin dicapai. Ini
dapat berkaitan dengan peningkatan kinerja akademis, peningkatan perilaku, atau
pengembangan keterampilan tertentu.
5. Rencana Tindakan: Buat rencana tindakan bersama dengan siswa yang berisi langkah-
langkah konkret untuk mencapai tujuan. Rencana ini harus realistis, relevan, dan dapat
diukur.
6. Dukungan Emosional: Siswa yang menghadapi masalah mungkin memerlukan dukungan
emosional tambahan. Pastikan mereka merasa didukung dan didengarkan selama proses
pembinaan.
7. Kolaborasi dengan Staf Sekolah: Melibatkan staf sekolah lainnya, seperti guru mata
pelajaran, konselor, atau administrator, dalam memberikan pembinaan yang komprehensif
untuk siswa bermasalah.
8. Evaluasi: Terus memantau kemajuan siswa dan mengadaptasi rencana tindakan sesuai
kebutuhan. Evaluasi teratur tentang efektivitas strategi pembinaan yang diterapkan akan
membantu dalam menentukan apakah perlu dilakukan perubahan.
9. Dukungan Jangka Panjang: Pembinaan tidak boleh berhenti begitu saja setelah tujuan awal
tercapai. Penting untuk memberikan dukungan jangka panjang untuk memastikan bahwa
perubahan yang positif berkelanjutan.

Penting untuk diingat bahwa setiap siswa bermasalah memiliki kebutuhan yang unik,
sehingga pendekatan pembinaan harus disesuaikan dengan kebutuhan individual mereka.
Dengan memberikan dukungan dan pembinaan yang tepat, kita dapat membantu siswa untuk
mengatasi masalah mereka, tumbuh, dan berkembang menjadi individu yang lebih baik.
C.Beberapa model dan metode pembelajaran yang bervariasi meliputi:
1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning):Siswa belajar melalui proyek atau tugas
tertentu, memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan praktis.
2. Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning): Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk
mencapai tujuan pembelajaran, mempromosikan interaksi sosial dan pertukaran ide.
3. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning): Siswa mempelajari konsep-konsep
baru melalui pemecahan masalah nyata, meningkatkan pemahaman konten.
4. Pembelajaran Mandiri (Independent Learning): Siswa mengambil tanggung jawab atas
pembelajaran mereka sendiri, mengembangkan kemandirian dan inisiatif.
5. Pembelajaran Dalam Jaringan (Networked Learning): Menggunakan teknologi untuk mendukung
kolaborasi dan interaksi antara siswa dan sumber daya pembelajaran.
6. Pembelajaran Berbasis Game (Game-Based Learning): Memanfaatkan elemen permainan untuk
meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
7. Pembelajaran Terbalik (Flipped Learning): Materi pembelajaran disajikan di luar kelas melalui
sumber daring, sementara kegiatan praktis dilakukan di dalam kelas.
8. Pembelajaran Adaptif (Adaptive Learning): Sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan individu siswa berdasarkan perkembangan mereka.
9. Pembelajaran Berbasis Visual (Visual-Based Learning): Pemanfaatan elemen visual seperti
gambar, diagram, dan video untuk memfasilitasi pemahaman konsep.

Anda mungkin juga menyukai