Oleh
POKJAR PADANG
Tujuan dari mata kuliah Perspektif Pendidikan SD adalah untuk memberikan pemahaman
yang mendalam tentang karakteristik pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar, serta cara-cara
yang tepat untuk mengajar anak-anak usia dini dengan efektif dan efisien.
Manfaat dari mempelajari mata kuliah ini adalah bahwa calon guru akan mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang cara-cara untuk mendesain pembelajaran yang relevan
dan menarik bagi anak-anak di SD. Mereka juga akan mempelajari teknik-teknik pengajaran
yang efektif dan strategi-strategi untuk memotivasi anak-anak untuk belajar dengan
antusiasme.
Penerapan dari mata kuliah ini dalam pembelajaran adalah melalui penggunaan
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan metode-metode pembelajaran yang berbeda-
beda, seperti metode diskusi, ceramah, pembelajaran berbasis proyek, dan sebagainya.
Penerapan tersebut juga melibatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran, seperti penggunaan multimedia dan internet.
Solusi tersebut dapat diterapkan oleh guru atau sekolah secara terintegrasi dalam
pembelajaran sehari-hari. Namun, setiap sekolah memiliki kondisi dan karakteristik yang
berbeda-beda, sehingga perlu adanya penyesuaian dan pengembangan solusi yang sesuai.
Berikut adalah beberapa perbedaan dan contoh konkrit terkait ketentuan perundang-
undangan, kebijakan strategis, hak, dan kewajiban warga negara, orang tua, masyarakat, dan
pemerintah tentang pendidikan SD:
1. Ketentuan perundang-undangan
Era Orde Baru: Pada era ini, undang-undang tentang pendidikan diatur oleh Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Era Reformasi: Pada era ini, undang-undang tentang pendidikan diatur oleh Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengakui hak
pendidikan bagi seluruh warga negara Indonesia, tanpa diskriminasi dan memperkuat peran
masyarakat dan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan
2. Kebijakan strategis
Era Orde Baru: Kebijakan strategis pendidikan SD pada era ini lebih banyak diatur oleh
pemerintah, terutama dalam hal kurikulum dan pengembangan SDM guru.
Era Reformasi: Pada era ini, kebijakan strategis pendidikan SD lebih terbuka untuk
partisipasi masyarakat dan keluarga, dengan mengembangkan konsep pendidikan inklusif,
pembelajaran sepanjang hayat, dan berbasis kompetensi.
3. Hak dan kewajiban warga negara, orang tua, masyarakat, dan pemerintah
Era Orde Baru: Pemerintah memiliki kewajiban untuk menyediakan pendidikan yang
bermutu bagi seluruh warga negara, sementara warga negara, orang tua, dan masyarakat
hanya memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan.
Era Reformasi: Pada era ini, hak dan kewajiban warga negara, orang tua, masyarakat, dan
pemerintah lebih terbuka dan saling terkait. Pemerintah diharapkan untuk memberikan akses
dan kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara untuk mendapatkan pendidikan yang
bermutu.
Contoh konkrit dari perbedaan ini adalah di era Reformasi, pemerintah mendorong
partisipasi masyarakat dalam mengelola sekolah melalui program Pendidikan Dasar Wajib
Belajar Sembilan Tahun (PD WBS), sementara di era Orde Baru, pengelolaan sekolah
sepenuhnya ditangani oleh pemerintah.
Tugas guru juga meliputi pengembangan kurikulum dan materi pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan dan potensi siswa, serta memperhatikan konteks dan kondisi sosial,
budaya, dan ekonomi di sekitar sekolah.
Yang kedua adalah standar proses. Standar proses ini berkaitan dengan proses
pelaksanaan pembelajaran di masing-masing jenjang pendidikan. Dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran, setiap instansi pendidikan harus
melakukannya dengan interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan partisipatif atau
mengikutsertakan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Segala hal mengenai standar proses dibahas lebih lengkap dalam peraturan menteri
atau Permen berikut ini :
Yang ketiga dari 8 standar pendidikan Nasional Indonesia adalah Standar Kompetensi
Lulusan. Standar ini berkaitan erat dengan kriteria kemampuan lulusan dari suatu
instansi pendidikan. Setiap peserta didik yang lulus dari suatu jenjang pendidikan
diharapkan memiliki kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
memadai dan sesuai dengan standar yang berlaku.
Lebih lanjut, standar kompetensi lulusan ini diatur dalam peraturan menteri berikut :
Permen No. 23 Tahun 2006
Permen No. 24 Tahun 2006
Yang keempat adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Pendidik adalah
tenaga kependidikan yang bertugas untuk mendidik, membimbing, mengajar, menilai
para peserta didik. Sedangkan tenaga kependidikan adalah semua orang yang terlibat
dalam suatu instansi pendidikan, mulai dari kepala sekolah, tenaga laboratorium,
tenaga administrasi dan tata usaha, pustakawan, pengawas sekolah, dan sebagainya
Yang kelima adalah standar sarana dan prasarana. Demi berlangsungnya proses
pembelajaran, setiap instansi pendidikan perlu memiliki sarana dan prasarana yang
memadai untuk menunjang proses pembelajaran yang berkelanjutan, teratur, dan juga
nyaman. Dalam standar ini, diatur mengenai sarana dan prasarana yang wajib dimiliki
oleh setiap satuan pendidikan.
6) Standar pengelolaan
7) Standar pembiayaan
Standar pendidikan yang ketujuh adalah standar pembiayaan. Proses pendidikan bisa
terselenggara karena adanya pembiayaan yang berkelanjutan. Peraturan yang
mengatur lebih lanjut mengenai standar pembiayaan adalah Peraturan Menteri No. 69
Tahun 2009. Pembiayaan dalam dunia pendidikan terdiri dari tiga komponen, yaitu :
Biaya investasi
Yang termasuk biaya investasi adalah penyediaan sarana dan prasarana, biaya untuk
pengembangan sumber daya manusia, dan biaya untuk modal kerja tetap.
Biaya personal
Yang dimaksud dengan biaya personal adalah biaya yang dibayarkan oleh peserta
didik agar bisa mengakses pendidikan secara berkelanjutan.
Biaya operasi
Yang termasuk biaya operasi pendidikan adalah gaji serta tunjangan untuk pendidik dan
tenaga kependidikan, perlengkapan habis pakai, termasuk juga biaya listrik, air, koneksi
internet, dan sejenisnya.
Standar Nasional Pendidikan yang terakhir adalah standar penilaian pendidikan. Ini
mengatur segala hal yang berkaitan dengan prosedur penilaian pada peserta didik.
Penilaian dilakukan untuk mengukur keberhasilan pemahaman peserta didik dan
keberhasilan proses pembelajaran selama ini.
Penilaian pendidikan terdiri dari tiga bagian, yaitu penilaian hasil belajar oleh
pendidik, penilaian oleh satuan pendidikan (sekolah), dan penilaian oleh pemerintah.
Secara lebih lanjut, standar penilaian pendidikan ini diatur dalam Peraturan Menteri
No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian pendidikan
1. Faktor genetik: Faktor ini berkaitan dengan pewarisan sifat dari orang tua yang
memengaruhi perkembangan fisik dan kecerdasan anak.
2. Faktor lingkungan: Faktor ini berkaitan dengan pengaruh lingkungan fisik dan sosial
pada perkembangan anak, seperti nutrisi, perawatan, dan interaksi sosial.
3. Faktor psikologis: Faktor ini berkaitan dengan pengaruh emosi dan kognitif pada
perkembangan anak, seperti perkembangan kepribadian, kemandirian, dan
kepercayaan diri.
4. Faktor budaya: Faktor ini berkaitan dengan pengaruh nilai, norma, dan adat istiadat
yang berlaku di masyarakat terhadap perkembangan anak.
Sebagai seorang guru, kita dapat mengatasi hambatan dalam perkembangan anak
dengan melakukan beberapa tindakan, di antaranya: