Anda di halaman 1dari 7

PEMBELAJARAN

ABAD 21
BY: TENI ANUGERAH LAOLI
KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN ABAD 21

Pembelajaran abad 21 dituntut berbasis teknologi untuk menyeimbangkan tuntutan zaman era milenia dengan
tujuan, nantinya peserta didik terbiasa dengan kecakapan hidup abad 21. Sejalan dengan pendapat tersebut
(Greenstein, 2012) menyatakan bahwa peserta didik yang hidup pada abad 21 harus menguasai keilmuan,
berketerampilan metakognitif, mampu berpikir kritis dan kreatif, serta bisa berkomunikasi atau berkolaborasi yang
efektif, keadaan ini menggambarkan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Oleh karena itu,
pemerintah merancang pembelajaran abad 21 melalui kurikulum 2013 yang berbasis pada peserta didik. Pendidik
sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah di sekolah - sekolah menerapkan pembelajaran abad 21.

Untuk mengembangkan pembelajaran abad 21, pendidik harus memulai satu langkah perubahan yaitu merubah
pola pembelajaran tradisional yang berpusat pada pendidik menjadi pola pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik. Pola pembelajaran yang tradisional bisa dipahami sebagai pola pembelajaran dimana pendidik banyak
memberikan ceramah sedangkan peserta didik lebih banyak mendengar, mencatat dan menghafal.

Pendidik sudah sering mendengar mengenai pola pembelajaran CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif), namun
pendekatan yang dilakukan masih bersifat tradisional. Untuk mengerti pola pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik maka kita bisa kembali kepada slogan pendidikan kita yang tercantum dalam logo kementerian
pendidikan dan kebudayaan dan merupakan pesan dari Bapak Pendidikan Bangsa, Ki Hajar Dewantara, yaitu Tut Wuri
Handayani. Pendidik berperan sebagai pendorong dan fasilitator agar peserta didik bisa sukses dalam kehidupan. Satu
hal lain yang penting yaitu pendidik akan menjadi contoh pembelajar (learner model), pendidik harus mengikuti
perkembangan ilmu terakhir sehingga sebetulnay dalam seluruh proses pembelajaran ini pendidik dan peserta didik
akan belajar bersama namun pendidik mempunyai tugas untuk mengarahkan dan mengelola kelas.
MODEL
PEMBELAJARAN
Di sekolah formal, pembelajaran sudah dituntut untuk menerapkan kemampuan 4C (Critical Thinking, Communiaction, Collaboration
, Creativity).
1) Critical thinking (berpikir kritis) yaitu kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis berupa bernalar, mengungkapkan,
menganalisis dan menyelesaikan masalah. Di era reformasi critical thinking, juga digunakan untuk menangkal dan memfilter
paham radikal yang dianggap tidak masuk akal. Kemampuan berpikir kritis biasanya diawali dengan kemampuan seseorang
mengkritisi berbagai fenomena yang terjadi di sekitarnya, kemudian menilai dari sudut pandang yang digunakannya.
Kemudian ia memposisikan dirinya, dari situasi yang tidak tepat menjadi situasi yang berpihak padanya.

2) Communication (komunikasi) yaitu bentuk nyata keberhasilan pendidikan dengan adanya komunikasi yang baik dari para
pelaku pendidikan demi peningkatan kualitas pendidikan.

3) Collaboration (kolaborasi) yaitu mampu bekerja sama, saling bersinergi dengan berbagai pihak dan bertanggung jawab
dengan diri sendiri, masyarakat dan lingkungan. Dengan demikian ia akan senantiasa berguna bagi lingkungannya.

4) Creativity (kreativitas) yaitu kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Kreativitas peserta didik perlu diasah setiap
hari agar menghasilkan terobosan atau inovasi baru bagi dunia pendidikan. Kreatifitas membekali seorang peserta didik yang
memiliki daya saing dan memberikan sejumlah peluang baginya untuk dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
Penerapan 4C dalam pembelajaran kurikulum 2013 jika benar-benar dilakukan di sekolah akan memberikan dampak yang luar
biasa bagi generasi penerus bangsa untuk menghadapi tantangan hidup abad 21.
KARAKTERISTIK SISWA ABAD 21

Karakteristik anak masing-masing berbeda-beda, guru perlu memahami karakteristik awal anak didik sehingga ia dapat
denganmudah untuk mengelola segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran termasuk juga pemilihan strategi
pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran, Kemampuan yang dimiliki mereka sehingga komponen
pengajaran dapat sesuai dengan karakteristik dari siswa yang akhirnya pembelajaran tersebut dapat lebih bermakna.
Berdasarkan pada kemampuan ini dapat ditentukan dari mana pengajaran harus dimulai dan di batas mana pengajaran tersebut
dapat di akhiri. Jadi, pengajaran berlangsung dari kemampuan awal sampai ke kemampuan akhir (tujuan akhir) itulah yang
menjadi tanggung jawab pengajar.
Guru harus mengenal karakteristik siswa abad 21, karena dengan mengenal karakteristik peserta didik membantu guru dalam
mengantarkan mereka untuk mengejar cita-cita yang diinginkan. Selanjutnya guru harus mampu memahami karakter peserta
didik. Memahami karakter peserta didik butuh kesungguhan dan keterlibatan hati dan pikiran guru sehingga dia dapat memahami
karakternya dengan baik dan benar.
Empat pokok hal dominan dari karakteristik siswa abad 21 yang harus dipahami oleh guru yaitu :
1. Kemampuan dasar seperti kemampuan kognitif atau intelektual.
2. Latar belakang kultural lokal, status sosial, status ekonomi, agama dll.
3. Perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat, dll
4. Cita-cita, pandangan ke depan, keyakinan diri, daya tahan, dll

Mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik mempunyai tujuan yaitu :
1. Memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan kemampuan serta karakteristik awal siswa sebelum mengikuti
programpembelajaran tertentu.
2. Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan, serta kecenderungan peserta didik berkaitan dengan pemilihan program-
programpembelajaran tertentu yang akan diikuti mereka.
3. Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu yang perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal
peserta didik.
Banyak manfaat yang dapat dipetik bila seorang guru mampu
mengenal kepribadian dan karakter siswanya dengan baik.
Beberapa manfaat tersebut adalah :

• Mengetahui kelebihan yang mereka miliki dan dapat meningkatkannya


• Mendeteksi kelemahan yang mereka miliki dan memperbaikinya
• Mengetahui potensi-potensi yang ada pada diri mereka dan mengoptimalkannya untuk
kesuksesan dimasa yang akan datang.
• Menyadarkan mereka bahwa mereka masih memiliki banyak kekurangan sehingga
pantang untuk bersikap sombong dan merendahkan orang lain
• Dapat mengetahui jenis pekerjaan apa yang paling cocok untuk mereka di masa akan
datang sesuai dengan kepribadian dan karakter mereka sehingga kita dapat
mengarahkannya menjadi lebih baik
• Mengenal diri sendiri dapat membantu anak didik untuk berkompromi dengan diri sendiri
dan orang lain dalam berbagai situasi
• Mengenal kepribadian (personality) diri dapat membantu mereka menerima dengan ikhlas
segala kelebihan dan kekurangan diri sendiri, sekaligus bertoleransi terhadap kelebihan
dan kelemahan orang lain.
• Proses belajar mengajar dapat berhasil dengan optimal jika mereka memahami dan
mengetahi kepribadian siswa
PERAN GURU ABAD 21

Guru memiliki peran yaitu sebagai pendidik dan juga sebagai pembimbing Menurut Budiyanti et al , salah satu
anggota Komunitas Sahabat Pena Kita (SPK) menegaskan, bahwa salah satu dari lima faktor penentu keberhasilan siswa
dalam mencapai prestasi adalah peran guru. Peran guru tidak hanya sebagai pendidik tetapi juga pembimbing bagi
peserta didik. Menurut , guru pada abad 21 berperan sebagai fasilitator yang menyediakan stimulus baik berupa strategi
pembelajaran, bimbingan dan bantuan ketika peserta didik mengalami kesulitan belajar. Guru juga dapat menggunakan
media seperti youtube untuk memotivasi siswa untuk belajar terkait materi yang sudah di sampaikan dan mencari tau
lebih lanjut terkait materi itu lewat internet. Perkembangan dunia teknologi dan informasi mempunyai dampak bagi
dunia pendidikan. Dengan adanya perkembangan di dunia teknologi dan informasi guru sebagai pengajar harus mampu
mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan kemajuan teknologi itu agar mampu menjalankan perannya sebagai
guru dan mampu menjadi guru yang berkualitas. Tony wagner (dalam Budiyanti, merumuskan soft skill “Seven Survival
Skills for 21st Century” yaitu:
1. Berpikir kritis dan pemecahan masalah
2. kolaborasi lintas jaringan
3. kelincahan dan kemampuan beradaptasi
4. Inisiatif dan kewirausahaan
5. mengakses dan menganalisis informasi
6. komunikasi yang efektif
7. keingintahuan dan imajinasi
Tujuh skill ini jarang sekali diajarkan di sekolah melalui kelas. Seorang guru jika memahami 7 skill tersebut untuk kehidupan
abad 21 dan mampu menjelaskan nya kepada peserta didik maka tentu saja kualitas peserta didik berkembang serta
memiliki pemahaman terhadap skill yang dibutuhkan pada abad 21. Sekolah dan kementrian pendidikan juga perlu
membuat dan menerapkan kurikulum yang dapat mengakomodasi skill tersebut. Pemerintah dapat bekerja sama dengan
perguruan tinggi dan universitas dengan membuat model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan calon
guru agar bisa berpikir kritis, berkolaborasi dan berpikir kreatif, keterampilan ini sangat dibutuhkan dalam era pendidikan
abad 21 agar calon guru memiliki kualitas yang bagus sebagai pengajar .
TERIMA KASIH

1. JAYA, JAYA, JAYA. LUAR BIASA

Anda mungkin juga menyukai