Anda di halaman 1dari 9

PROFESIONALITAS GURU ABAD 21

A. Pengertian Guru
Bedasarkan UU RI No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru dimasukkan ke dalam
kategori profesi tidak lain adalah karena seorang guru harus dapat profesional dalam
pekerjaannya. Profesional di sini adalah mereka diharapkan memiliki latar belakang
pendidikan yang cukup (min. S1), memiliki keahlian mengajar dan menguasai sebuah
pengetahuan khusus, misalnya seorang guru matematika tentu harus menguasai matematika
yang terdapat dalam kurikulum ajar, begitu pula dengan guru mata pelajaran lainnya. Guru
sendiri ialah orang yang merencanakan, dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai serta
membimbing peserta didik untuk meraih cita-cita dan memiliki budi pekerti.
Guru adalah orang yang melaksanakan proses pembelajaran. Di mana belajar merupakan
suatu kegiatan yang sangat penting untuk peserta didik agar dapat meraih cita-citanya dan
kelak ketika ia sukses sebagai generasi emas bangsa, tentu guru lah yang melatarbelakangi
perjuangannya. Selain itu, guru juga sering dipandang oleh seorang peserta didik sebagai
inspirator dan motivator. Oleh karena itu, diharapkan seorang guru dapat memiliki moral
yang baik agar tercetak pula peserta didik yang bermoral tinggi.

B. Konsep Pendidikan Abad 21


Daryanto dan Karim (2017) mengungkapkan bahwa perkembangan dunia abad 21
ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam segala segi
kehidupan. Teknologi tersebut dapat menghubungkan dunia yang melampaui sekat-sekat
geografis sehingga dunia menjadi tanpa batas. Akibatnya, informasi dapat tersebar dengan
luas dalam waktu yang amat singkat, sehingga dunia seakan tidak memiliki batas geografis
lagi. Dengan demikian, pendidikan telah mengalami fenomena yang mengharuskannya untuk
mengikuti perkembangan zaman. Bisa jadi berbagai falsafah, prinsip, dan pelaksanaannya
kini sudah kurang relevan dengan keadaan abad-21. Berdasarkan fenomena dan keresahan
inilah konsep pendidikan Abad 21 hadir dan dicanangkan di Indonesia bahkan di seluruh
dunia oleh para ahli, lembaga atau instansi pendidikan yang terkait.
Badan Standar Nasional Pendidikan atau BSNP menjelaskan bahwa pendidikan nasional
abad 21 bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia
yang sejahtera dan bahagia, mempunyai kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa
lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber yang
berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, kemauan dan berkemampuan untuk mewujudkan
cita-cita bangsa (Karim & Daryanto, 2017).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Republik Indonesia merumuskan
bahwa paradigma pembelajaran abad 21 ditekankan pada kemampuan peserta didik dalam
mencari tahu dari berbagai sumber, merumuskan permasalahan, berpikir analitis dan kerja
sama serta berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah. Kemendikbud telah mengadaptasi 3
konsep utama dalam pendidikan Abad 21, yaitu 21st century skills (Trilling & Fadel, 2009),
scientific approach (Dyer dkk., 2009), authentic learning and authentic assessment (Wiggins
& Tighe, 2011). Konsep tersebut kemudian diadaptasi dengan tujuan mengembangkan
pendidikan menuju Indonesia Kreatif tahun 2045. Penelitian yang sudah dilaksanakan
sebelumnya juga mengungkapkan bahwa adanya pergeseran pekerjaan di masa mendatang.
Jenis pekerjaan tertinggi adalah pekerjaan kreatif (creative work) di mana akan membutuhkan
intelegensi dan daya kreativitas manusia untuk menghasilkan produk-produk kreatif dan
inovatif, sedangkan pekerjaan rutin akan diambil alih oleh seorang robot dan otomatis
(Daryanto & Karim, 2017).
Proses pendidikan Abad ke 21 menurut BSNP dirumuskan ada 16 prinsip pembelajaran
yang harus dipenuhi untuk memenuhi kriteria Abad 21 yang kemudian disederhanakan oleh
Daryanto & Karim (2017) menjadi 4 prinsip, yaitu:
1. Instruction should be student-centered. Pengembangan pembelajaran menggunakan
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik ditempatkan
sebagai subjek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensi yang
dimilikinya. Guru berperan sebagai fasilitator yang berupaya membantu mengaitkan
pengetahuan awal (prior knowledge) yang telah diimiliki peserta didik dengan informasi
baru yang akan dipelajarinya serta memberi kesempatan peserta didik untuk belajar
sesuai dengan cara dan gaya belajarnya masing-masing dan mendorong peserta didik
untuk bertanggung jawab atas proses belajar yang dilakukannya.
2. Education should be collaborative. Peserta didik harus didorong untuk bisa
berkolaborasi dengan orang lain. Dalam mengerjakan suatu proyek, peserta didik perlu
dibelajarkan bagaimana menghargai kekuatan dan talenta setiap orang serta bagaimana
mengambil peran dan menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka.
3. Learning should have context. Pembelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-
hari peserta didik. Guru mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik terhubung dengan dunia nyata. Guru membantu peserta didik agar dapat
menemukan nilai, makna dan keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya serta dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Guru melakukan penilaian kinerja
peserta didik yang dikaitkan dengan dunia nyata
4. Schools should be integrated with society. Dalam upaya mempersiapkan peserta didik
menjadi warga negara yang bertanggung jawab, sekolah harus dapat memfasilitasi
peserta didik untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya. Misalnya, mengadakan
kegiatan pengabdian masyarakat, di mana peserta didik dapat belajar mengambil peran
dan melakukan aktivitas tertentu dalam lingkungan sosial.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri- ciri Abad 21 adalah
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam segala bidang kehidupan termasuk
dalam bidang pendidikan. Paradigma pembelajaran Abad 21 ditekankan pada kemampuan
peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber, merumuskan permasalahan, berpikir
analitis dan kerjasama serta berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah. Untuk mencapai
tujuan tersebut guru juga harus ikut andil dalam proses pembelajaran, penguasaan teknologi
yang baik oleh guru maupun peserta didik sehingga tujuan pendidikan Abad 21 dapat tercapai
seutuhnya.
C. Keterampilan Abad 21
Tantangan yang dihadapi masyarakat pada Abad 21 menuntut seseorang harus memiliki
berbagai keterampilan agar sukses dalam menjalani kehidupan dan karir. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang saat ini begitu cepat dan dinamis haruslah mutlak untuk
dikejar. Peserta didik dituntut untuk tidak hanya sebagai penikmat fasilitas teknologi yang
tersedia saja, melainkan mereka juga harus bisa menciptakannya atau setidaknya
memanfaatkannya untuk produktivitas (Maulidah, 2019). Oleh karena itu, dengan
pembelajaran Abad 21 di sekolah, diharapkan peserta didik mampu menguasai keterampilan-
keterampilan yang dapat memberdayakan seluruh potensi yang mereka miliki dalam
menghadapi tantangan di masa depan. Di mana terdapat 4 keterampilan utama yang
diperlukan untuk menyukseskan pendidikan abad 21 yang biasa disebut dengan 4C, di
antaranya:
1. Critical Thinking and Problem Solving
Keterampilan berpikir kritis (critical thinking) merupakan kemampuan siswa untuk
memahami sebuah masalah yang rumit, menghubungkan informasi satu dengan
informasi lain, sehingga akan muncul berbagai perspektif, dan menemukan solusi dari
suatu permasalahan. Berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan berpikir tingkat
tinggi yang mengacu pada tujuan, penilaian yang menghasilkan interpretasi, analisis,
evaluasi, dan penyimpulan, serta penjelasan tentang pertimbangan yang mengandung
bukti, konseptual, metodologis, atau kontekstual (Guo, 2016). Hal ini merupakan salah
satu modal bagi peserta didik untuk mengambil keputusan dengan lebih bijak
sepanjang hidupnya.
2. Creative Thinking
Keterampilan berpikir kreatif (creative thinking) adalah keterampilan untuk
menciptakan suatu ide atau gagasan baru yang berbeda. Dalam hal ini siswa dipicu
untuk dapat berpikir di luar kebiasaan, melibatkan cara berpikir baru, memperoleh
kesempatan untuk menyampaikan ide dan solusi baru.
3. Collaboration
Keterampilan kolaborasi (collaboration) adalah kemampuan siswa dalam bekerja
sama, saling bersinergi, beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggung jawab, bekerja
secara produktif dengan yang lain, menempatkan empati pada tempatnya, dan
menghormati perspektif berbeda.
4. Communitication
Keterampilan berkomunikasi (communication) adalah keterampilan untuk dapat
menyampaikan pikiran, gagasan, ide yang dimiliki kepada orang lain melalui lisan,
tulisan dan lain-lain. Komunikasi dapat berjalan efektif jika orang lain dapat
memahami atau sepakat dengan gagasan atau informasi yang disampaikan.

D. Keterampilan Guru Abad Ke-21


Guru memiliki peranan penting dalam mewujudkan proses pendidikan abad 21. Indikator
utama yang yang dapat dilihat sebagai kesiapan para guru untuk menyongsong abad 21
adalah keterampilannya. International Society for Technology in Education membagi
keterampilan guru abad 21 ke dalam lima kategori yaitu sebagai berikut (Daryanto & Karim,
2017) :
1. Mampu memfasilitasi dan menginspirasi belajar dan kreatifitas peserta didik, dengan
indikator:
a. Mendorong, mendukung dan memodelkan penemuan dan pemikiran kreatif dan
inovatif.
b. Melibatkan siswa dalam menggali isu dunia nyata dan memecahkan permasalahan
otentik menggunakan tool dan sumber-sumber digital.
c. Mendorong refleksi siswa menggunakan tool kolaboratif untuk menunjukan dan
mengklarifikasipemahaman, pemikiran, perencanaan konseptual dan proses kreatif
siswa.
d. Memodelkan konstruksi pengetahuan kolaboratif dengan cara melibatkan diri belajar
dengan siswa, kolega, dan orang-orang lain baik melalui aktifitas tatap muka maupun
melalui lingkungan virtual.
2. Merancang dan mengembangkan pengalaman belajar dengan assesemen di era digital,
dengan indikator:
a. Merancang atau mengadaptasi pengalaman belajar yang tepat yang mengintegrasikan
tools dan sumber digital untuk mendorong belajar dan kreatifitas siswa.
b. Mengembangkan lingkungan belajar yang kaya akan teknologi yang memungkinkan
semua siswa merasa ingin tahu dan menjadi partisipan aktif dalam menyusun tujuan
belajarnya, mengelola belajarnya sendiri dan mengukur perkembangan belajarnya
sendiri.
c. Melakukan kostumisasi dan personalisasi aktifitas belajar yang dapat memenuhi
strategi kerjagaya belajar dan kemampuan menggunakan tools dan sumber-sumber
digital yang beragam.
d. Menyediakan alat evaluasi formatif dan sumatif yang bervariasi sesuai dengan
standar teknologi dan konten yang dapat memberikan informasi yang berguna bagi
proses belajar siswa maupunpembelajaran secara umum.
3. Menjadi model cara belajar dan bekerja di era digital, dengan indikator:
a. Menunjukkan kemahiran dalam sistem teknologi dan mentransfer pengetahuan ke
teknologi dansituasi yang baru.
b. Berkolaborasi dengan siswa, sejawat, dan komunitas menggunakan tools dan sumber
digital untuk mendorong keberhasilan dan inovasi siswa.
c. Mengkomunikasikan ide/gagasan secara efektif kepada siswa, orang tua, dan sejawat
menggunakan aneka ragam format media digital.
d. Mencontohkan dan memfasilitasi penggunaan secara efektif dari pada tools digital
terkini untuk menganalisis, mengevaluasi dan memanfaatkan sumber informasi
tersebut untuk mendukung penelitian dan belajar.
4. Mendorong dan menjadi model tanggung jawab dan masyarakat digital, dengan
indikator:
a. Mendorong, mencontohkan, dan mengajar secara sehat, legal dan etis dalam
menggunakan teknologi informasi digital, termasuk menghargai hak cipta, hak
kekayaan intelektual dan dokumentasi sumber belajar.
b. Memenuhi kebutuhan pembelajar yang beragam dengan menggunakan strategi
pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan memberikan akses yang memadai
terhadap tools digital dan sumber belajar digital lainnya.
c. Mendorong dan mencontohkan etika digital tanggung jawab interkasi sosial terkait
dengan penggunaan teknologi informasi.
d. Mengembangkan dan mencontohkan pemahaman budaya dan kesadaran global
melalui keterlibatan/partisipasi dengan kolega dan siswa dari budaya lain
menggunakan tool komunikasidan kolaborasi digital.
5. Berpartisipasi dalam pengembangan dan kepemimpinan profesional, dengan indikator:
a. Berpartisipasi dalam komunitas lokal dan global untuk menggali penerapan teknologi
kreatif untuk meningkatkan pembelajaran.
b. Menunjukkan kepemimpinan dengan mendemonstrasikan visi infusi teknologi,
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan bersama dan penggabungan komunitas,
dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan teknologi kepada orang lain.
c. Mengevaluasi dan merefleksikan penelitian-penelitian dan praktek profesional terkini
terkaitdengan penggunaan efektif daripada tools dan sumber digital untuk mendorong
keberhasilan pembelajaran.
d. Berkontribusi terhadap efektifitas, vitalitas, dan pembaharuan diri terkait dengan
profesi guru baik di sekolah maupun dalam komunitas.

E. Karakteristik Guru Abad Ke-21


Dalam era informasi yang semakin berkembang seperti sekarang, guru tidak lagi menjadi
satu-satunya sumber informasi bagi siswa. Namun, meskipun demikian, peran guru masih
sangat diperlukan dalam pendidikan, terutama dalam memberikan sentuhan-sentuhan
psikologis dan edukatif terhadap siswa. Guru juga diharapkan untuk berperan sebagai
fasilitator pendidikan, yang mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi sumber
daya pendidikan agar peserta didik dapat belajar secara produktif. Karena itu, guru harus
terus mengikuti perkembangan zaman dan teknologi agar bisa memainkan perannya secara
optimal dalam mengemban tugas dan menjalankan profesinya.
Perubahan paradigma pendidikan tidak dapat dilepaskan dari peran guru karena guru
merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru
harus memiliki citra guru yang ideal, yang diharapkan dan dibutuhkan oleh setiap orang.
Karena di abad 21, tuntutan terhadap peran guru semakin tinggi dan optimal, sehingga guru
yang tidak mampu mengikuti perkembangan alam dan zaman akan semakin tertinggal dan
tidak bisa lagi memainkan perannya secara optimal dalam pendidikan.
Guru di abad 21 memiliki karakteristik yang spesifik dibanding dengan guru pada abad-
abad sebelumnya. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Memiliki semangat juang dan etos kerja yang tinggi disertai kualitas keimanan dan
ketakwaan yang mantap. Semangat juang dan etos kerja yang tinggi merupakan
karakteristik penting yang harus dimiliki oleh guru di abad 21. Guru harus memiliki
semangat dan motivasi untuk memberikan yang terbaik dalam tugasnya sebagai pendidik.
Selain itu, guru juga harus memiliki kualitas keimanan dan ketakwaan yang baik,
sehingga dapat memberikan teladan dan menjadi contoh yang baik bagi peserta didik.
2. Mampu memanfaatkan IPTEK sesuai tuntutan lingkungan sosial dan budaya di
sekitarnya. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan suatu
keharusan bagi guru di abad 21. Guru harus mampu mengintegrasikan teknologi dalam
proses pembelajaran sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif,
kreatif, dan inovatif. Guru juga harus mampu memanfaatkan TIK sesuai dengan tuntutan
lingkungan sosial dan budaya di sekitarnya agar pembelajaran dapat lebih relevan dan
efektif.
3. Berperilaku profesional tinggi dalam mengemban tugas dan menjalankan profesi.
Karakteristik profesionalitas menjadi sangat penting bagi guru di abad 21. Guru harus
menjalankan tugasnya dengan etika dan integritas yang tinggi, serta memiliki kualitas
kepribadian yang positif seperti disiplin, tanggung jawab, dan kerja sama. Guru juga
harus memahami kode etik profesi dan menjunjung tinggi prinsip moral dan sosial dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
4. Memiliki wawasan ke depan yang luas dan tidak picik dalam memandang berbagai
permasalahan. Karakteristik guru yang harus dimiliki di abad 21 adalah memiliki
wawasan ke depan yang luas dan mampu melihat tantangan dan perubahan yang terjadi.
Guru harus mampu beradaptasi dengan cepat dan mengembangkan strategi pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan perkembangan zaman. Guru juga harus
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang luas terhadap berbagai isu sosial, politik,
dan budaya yang sedang berkembang di masyarakat.
5. Memiliki keteladanan moral serta rasa estetika yang tinggi. Guru di abad 21 harus
menjadi contoh moral dan memiliki rasa estetika yang baik dalam mengembangkan
metode pembelajaran yang menarik dan kreatif. Guru harus mampu menginspirasi peserta
didik dalam hal berakhlak baik dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang baik. Selain
itu, guru juga harus memiliki rasa estetika yang baik dalam menciptakan lingkungan
belajar yang menarik dan nyaman.
6. Mengembangkan prinsip kerja bersaing dan bersanding. Karakteristik guru terakhir yang
harus dimiliki di abad 21 adalah mampu mengembangkan prinsip kerja bersaing dan
bersanding. Guru harus mampu bersaing dengan guru lain dalam memberikan
pembelajaran yang terbaik, namun juga harus memiliki semangat untuk bersanding dan
bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sama, yaitu menciptakan peserta didik yang
berkualitas. Guru juga harus mampu bekerja dalam tim dengan rekan kerja lainnya,
sehingga dapat meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran.
Menghadapi tantangan abad 21, diperlukan guru yang benar-benar profesional. Tilaar
(1998) dikutip dari Husain (2016) memberikan ciri-ciri agar seorang guru terkelompok ke
dalam guru yang profesional. Masing-masing adalah :
1. Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang.
2. Memiliki keterampilan untuk membangkitkan minat peserta didik.
3. Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat.
4. Sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan.
5. Menguasai subjek (kandungan kurikulum).
6. Mahir dan berketrampilan dalam pedagogik (pengajaran & pembelajaran).
7. Memahami perkembangan murid-murid dan menyayangi mereka.
8. Memahami psikologi pembelajaran (cognitive psychology).

F. Tantangan Guru Abad Ke-21


Guru pada abad 21 dan abad selanjutnya ditantang untuk melakukan akselerasi terhadap
perkembangan informasi dan komunikasi. Pembelajaran di kelas dan pengelolaan kelas, pada
abad ini harus disesuaikan dengan standar kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Menurut Susanto (2010) dikutip dari Husain (2016), terdapat 7 tantangan guru di abad 21,
yaitu:
1. Teaching in multicultural society, mengajar di masyarakat yang memiliki beragam
budaya dengan kompetensi multi bahasa.
2. Teaching for the construction of meaning, mengajar untuk mengkonstruksi makna
(konsep).
3. Teaching for active learning, mengajar untuk pembelajaran aktif.
4. Teaching and technology, mengajar dan teknologi.
5. Teaching with new view about abilities, mengajar dengan pandangan baru mengenai
kemampuan.
6. Teaching and choice, mengajar dan pilihan.
7. Teaching and accountability, mengajar dan akuntabilitas.

G. Peran Guru Abad 21


Guru diharapkan mampu dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang
bertumpu danmelaksanakan empat pilar belajar yang dianjurkan oleh Komisi Internasional
UNESCO untuk pendidikan, yaitu: learning to know, learning to do, learning to be, learning
to live together. Jika dicermati keempat pilar tersebut menuntut seorang guru untuk kreatif,
bekerja secara tekun dan harus mampu dan mau meningkatkan kemampuannya. Berdasarkan
tuntutan tersebut, seorang guru akhirnya dituntut untuk berperan lebih aktif dan lebih kreatif.
Di mana:
1. Guru tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan sebagai produk, tetapi terutama sebagai
proses. Dia harus memahami disiplin ilmu pengetahuan yang ia tekuni sebagai ways of
knowing. Karena itu lebih dari sarjana pemakai ilmu pengetahuan, tetapi harus
menguasai epistimologi dari disiplin ilmu tersebut.
2. Guru harus mengenal peserta didik dalam karakteristiknya sebagai pribadi yang sedang
dalam proses perkembangan, baik cara pemikirannya, perkembangan sosial dan
emosional, maupun perkembangan moralnya.
3. Guru harus memahami pendidikan sebagai proses pembudayaan sehingga mampu
memilih model belajar dan sistem evaluasi yang memungkinkan terjadinya proses
sosialisasi berbagai kemampuan, nilai, sikap, dalam proses memperlajari berbagai
disiplin ilmu.
Lebih jauh, dikemukakan pula tentang peranan guru yang berhubungan dengan aktivitas
pengajaran dan administrasi pendidikan, diri pribadi (self oriented), dan dari sudut pandang
psikologis, yaitu:
1. Dalam hubungannya dengan aktivitas pembelajaran dan administrasi pendidikan, guru
berperan sebagai:
a. Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilai pendidikan.
b. Wakil masyarakat di sekolah, artinya guru berperan sebagai pembawa suara dan
kepentingan masyarakat dalam pendidikan.
c. Seorang pakar dalam bidangnya, yaitu menguasai bahan yang harus diajarkannya.
d. Penegak disiplin, yaitu guru harus menjaga agar para peserta didik melaksanakan
disiplin.
e. Pelaksana administrasi pendidikan, yaitu guru bertanggung jawab agar pendidikan
dapat berlangsung dengan baik.
f. Pemimpin generasi muda, artinya guru bertanggung jawab untuk mengarahkan
perkembangan peserta didik sebagai generasi muda yang akan menjadi pewaris
masadepan.
g. Penerjemah kepada masyarakat, yaitu guru berperan untuk menyampaikan berbagai
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat.
2. Di pandang dari segi diri pribadinya (self oriented), seorang guru berperan sebagai:
a. Pekerja sosial, yaitu seorang yang harus memberikan pelayanan kepada masyarakat.
b. Pelajar dan ilmuwan, yaitu seorang yang harus senantiasa belajar secara
terusmenerus untuk mengembangkan penguasaan keilmuannya.
c. Orang tua, artinya guru adalah wakil orang tua peserta didik bagi setiap peserta
didik di sekolah.
d. Model keteladanan, artinya guru adalah model perilaku yang harus dicontoh
olehmpara peserta didik.
e. Pemberi keselamatan bagi setiap peserta didik. Peserta didik diharapkan akan
merasa aman berada dalam didikan gurunya.
3. Dari sudut pandang secara psikologis, guru berperan sebagai:
a. Pakar psikologi pendidikan, artinya guru merupakan seorang yang memahami
psikologi pendidikan dan mampu mengamalkannya dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik.
b. Seniman dalam hubungan antar manusia, artinya guru adalah orang yang memiliki
kemampuan menciptakan suasana hubungan antar manusia, khususnya dengan para
peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan.
c. Pembentuk kelompok, yaitu mampu membentuk atau menciptakan kelompok dan
aktivitasnya sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan.
d. Catalyc agent atau inovator, yaitu guru merupakan orang yang mampu menciptakan
suatu pembaharuan dalam membuat suatu hal yang baik.
e. Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker), artinya guru bertanggung jawab
bagi terciptanya kesehatan mental para peserta didik.
DAFTAR ISI
Daryanto & Karim, S. 2017. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.
Oktifani, N. 2022. 4C, Skill yang Harus Dikembangkan untuk Siswa di Abad 21. URL:
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/4c-skill-yang-harus-dikembangkan-untuk-siswa-di-
abad-21-1.
Thabroni, G. 2022. Konsep Pendidikan Abad 21 : Prinsip, Kompetensi, Keterampilan, dsb.
URL: https://serupa.id/konsep-pendidikan-abad-21/#Keterampilan_Abad_21.
Warta Guru. 2022. 4C: Keterampilan Yang Harus Dimiliki Siswa Di Abad 21. URL:
https://wartaguru.id/4c-keterampilan-yang-harus-dimiliki-siswa-di-abad-21/.

Anda mungkin juga menyukai