Kompetensi guru juga dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang ditampilkan dalam bentuk perilaku cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki
seorang guru dalam menjalankan profesinya. Jelas bahwa seorang guru dituntut memiliki
kompetensi atau kemampuan dalam ilmu yang dimilikinya, kemampuan penguasaan mata
pelajaran, kemampuan berinteraksi sosial baik dengan sesama peserta didik maupun dengan
sesama guru dan kepala sekolah, bahkan dengan masyarakat luas (Novauli, 2015, hlm. 46).
Guru juga dituntut selalu mengembangkan dan memperkaya diri dengan cara belajar dan
mencari informasi baru yang berkaitan dengan pembelajaran dan peningkatan kualitas
pendidikan pada umumnya, mereka harus terbiasa membaca, untuk memperoleh informasi
dan melakukan perubahan di sekolah sesuai dengan perubahan masyarakat dan
perkembangan zaman.
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada bab IV pasal
10 (ayat 91) dinyatakan bahwa “kompetensi guru meliputi: kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi.” Artinya setidaknya terdapat 4 kompetensi yang harus dimiliki
guru dengan rincian sebagai berikut.
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman mengenai peserta didik secara
mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik. Contoh penerapan kompetensi
pedagogik meliputi beberapa poin di bawah ini.
1. Menguasai karakteristik peserta didik secara spesifik dari sisi moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual.
2. Dapat menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik
3. Memiliki penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik.
4. Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang yang kampuh.
5. Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggara kegiatan pengembangan yang mendidik.
6. Dapat memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
10 Kompetensi Pedagogik Guru
Sardiman (2016, hlm. 163) menyatakan terdapat sepuluh indikator yang menunjukkan
kompetensi pedagogik guru, 10 kompetensi pedagogik guru tersebut adalah sebagai berikut.
1. menguasai bahan (ajar);
2. mengolah program belajar mengajar;
3. mengelola kelas;
4. penggunaan media atau sumber;
5. menguasai landasan-landasan pendidikan;
6. mengelola interaksi belajar mengajar;
7. menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran;
8. mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah;
9. mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah;
10. memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guru guna
keperluan pengajaran.
Mengenai kompetensi pedagogik guru dalam proses pembelajaran serta komponen-
komponen kompetensi pedagogik tersebut telah diatur pada PP RI Nomor 19 Tahun 2017
Tentang Guru Pasal 3 ayat 4 mengenai kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran
peserta didik meliputi 8 komponen, yaitu:
1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;
2. Pemahaman terhadap peserta didik;
3. Pengembangan kurikulum atau silabus;
4. Perancangan pembelajaran;
5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran;
7. Evaluasi hasil belajar; dan
8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah sifat-sifat unggul seseorang, seperti sifat ulet, tangguh, atau
tabah dalam menghadapi tantangan atau kesulitan, dan cepat bangkit apabila mengalami
kegagalan, memiliki etos belajar dan etos kerja yang tinggi, berpikir positif terhadap orang
lain. Contoh penerapan kompetensi kepribadian adalah sebagai berikut.
1. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan
rasa percaya diri.
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil dewasa, arif, dan berwibawa.
3. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia.
4. Mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat.
5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
1. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.
2. Beradaptasi di tempat bertugas dan di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki
keragaman sosial budaya.
3. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin,
agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, status sosial dan ekonomi.
4. Berkomunikasi secara efektif, simpatik dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua dan masyarakat.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan menguasai materi pembelajaran secara luas dan
mendalam. Selain itu, guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Singkatnya, guru dituntut mampu menyampaikan
materi atau bahan pelajaran, bukan hanya menguasainya saja. Contoh penerapan dari
kompetensi profesional adalah sebagai berikut.
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standar kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Keterampilan Abad 21
Di abad 21 ini perkembangan pandangan tentang belajar mengajar banyak mengalami
perubahan sejalan dengan berubahnya teknologi dan informasi. Hal ini terbukti dengan
adanya pembaharuan-pembaharuan dalam bidang pendidikan. Semua ini menimbulkan
tantangan bagi guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya (Nurhaidah, 2016, hlm.
11).
Dalam kaitannya dengan bidang pendidikan, BSNP (dalam Daryanto & Karim, 2017)
menjelaskan bahwa pendidikan nasional abad 21 bertujuan untuk mewujudkan cita-cita
bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan
yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui pembentukan
masyarakat yang terdiri dari sumber yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, kemauan
dan berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya.
Terkait dengan uraian di atas, Trilling dan Fadel (dalam Karim & Daryanti, 2017) membagi
keterampilan abad 21 menjadi 3, yaitu:
1. Life and career skills.
Merupakan keterampilan hidup dan berkarir, meliputi fleksibelitas dan adaptabilitas,
inisiatif dan mengatur diri sendiri, interaksi sosial budaya, produktivitas dan
akuntabilitas, serta kepemimpinan dan tanggung jawab.
2. Learning and innovation skills.
Merupakan keterampilan belajar dan inovasi meliputi: berpikir dan mengatasi
masalah, komunikasi dan kolaborasi, dan kreativitas dan inovasi.
3. Information media and technology skills.
Merupakan keterampilan teknologi dan media informasi meliputi literasi informasi,
literasi ICT. Ketiga keterampilan tersebut terangkum dalam sebuah skema yang
disebut pelangi keterampilan pengetahuan abad 21 atau disebut “21 Century
Knowledge-Skill Rainbow”.
Kompetensi guru diharapkan untuk memangku jabatan tersebut harus benar-benar dilakukan
secara ikhlas. Dalam arti kata bahwa guru yang memiliki kompetensi adalah guru yang
profesional yang memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugasnya dari keinginan dan
rasa tanggungjawabnya sendiri, bukan sekedar dalam rangka untuk memenuhinya saja.
Peningkatan kompetensi guru dapat dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk
pendidikan dan pelatihan. Jenis-jenis pendidikan dan latihan yang sering dilaksanakan untuk
meningkatkan kompetensi guru, antara lain sebagai berikut.
1. Inhouse training (IHT)
2. Program magang
3. Kemitraan sekolah
4. Belajar jarak jauh
5. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus
6. Kursus singkat di LPTK atau lembaga pendidikan lainnya
7. Pembinaan internal oleh sekolah
8. Pendidikan lanjut (S2 – S3)
Di samping kegiatan-kegiatan pendidikan dan latihan formal sebagaimana disebutkan di atas,
kegiatan-kegiatan non-diklat yang dapat dilaksanakan untuk mewujudkan peningkatan
kompetensi guru, antara lain sebagai berikut.
1. Diskusi masalah pendidikan yang dapat diselenggarakan secara berkala dengan topik
sesuai dengan masalah yang di alami di sekolah.
2. Mengikuti seminar dan pembinaan publikasi ilmiah juga dapat menjadi model
pembinaan berkelanjutan profesi guru dalam meningkatkan kompetensi guru.
3. Mengikuti workshop yang dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat
bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya.
4. Melaksanakan penelitian yang dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan
kelas, penelitian eksperimen, maupun jenis penelitian lain dalam rangka peningkatan
mutu pembelajaran.
5. Menulis buku bahan ajar dalam bidang pendidikan.
6. Membuat media pembelajaran yang inovatif
7. Membuatan karya teknologi atau bahkan karya seni yang dapat bermanfaat untuk
pendidikan.
Referensi
1. Manang. M. E., & Yohanes. N. B. (2020). Persepsi Guru Biologi Terhadap
Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Calon Guru Biologi di Kabupaten Sikka. Jurnal
Mangifera Edu, 4(2), 144.
2. Mulyasa, E. (2017). Menjadi Guru yang Profesinal. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
3. Nurhaidah, M., & Insya, M. (2016). Pengembangan Kompetensi Guru Terhadap
Pelaksanaan Tugas Dalam Mewujudkan Tenaga Guru Yang Profesional. Jurnal
Pesona Dasar, 2(4), 11.
4. Novauli, F. M. (2015). Kompetensi Guru Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Pada
Smp Negeri dalam Kota Banda Aceh. Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana
Universitas Syiah Kuala, 3(1), 46.
5. Sardiman. (2016). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
======================================
4 Kompetensi Guru
Hanya sekedar mengingatkan buat rekan-rekan guru setanah air, karena pasti sebagian besar
guru sudah mengetahui tentang empat standar kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang
guru. Terlebih saat sekatang ini sudah hampir setengah dari jumlah guru di Indonesia sudah
mempunyai sertifikat sertifikasi. Ini artinya mereka sudah lulus sebagai seorang guru
profesional yang tentunya keempat kompetensi guru tersebut harus selalu di laksanakan di
dalam kesehariannya dalam melaksanakan tugas.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut Finch & Crunkilton, (1992: 220) Menyatakan
“Kompetencies are those taks, skills, attitudes, values, and appreciation thet are deemed
critical to successful employment”. Pernyataan ini mengandung makna bahwa kompetensi
meliputi tugas, keterampilan, sikap, nilai, apresiasi diberikan dalam rangka keberhasilan
hidup/penghasilan hidup. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kompetensi merupakan
perpaduan antara pengetahuan, kemampuan, dan penerapan dalam melaksanakan tugas di
lapangan kerja.
Kompetensi guru terkait dengan kewenangan melaksanakan tugasnya, dalam hal ini dalam
menggunakan bidang studi sebagai bahan pembelajaran yang berperan sebagai alat
pendidikan, dan kompetensi pedagogis yang berkaitan dengan fungsi guru dalam
memperhatikan perilaku peserta didik belajar (Djohar, 2006 : 130).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru adalah hasil dari
penggabungan dari kemampuan-kemampuan yang banyak jenisnya, dapat berupa seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru
dalam menjalankan tugas keprofesionalannya. Menurut Suparlan (2008:93) menambahkan
bahwa standar kompetensi guru dipilah ke dalam tiga komponen yang saling berkaitan, yaitu
pengelolaan pembelajaran, pengembangan profesi, dan penguasaan akademik.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007
Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, adapun macam-macam
kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain: kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat
kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi
dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut;
Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial: memahami peserta
didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik
dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi bekal ajar awal
peserta didik.
2) Kompetensi Kepribadian
Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan
norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki
konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan
pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan
dalam berpikir dan bertindak.
Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan
norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang
diteladani peserta didik.
3) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator
esensial sebagai berikut:
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki indikator
esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
kependidikan.
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar.
4) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan
metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai
berikut:
Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial:
memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan
metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan
konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam
kehidupan sehari-hari.
Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkah-
langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam kinerja guru. Oleh
karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a) pengenalan peserta didik secara
mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (disciplinary content) maupun
bahan ajar dalam kurikulum sekolah (c) penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang
meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta
tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan
profesionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional (Ngainun Naim, 2009:60).