Immanuel Kant:
Manusia hanya menjadi manusia jika berada di antara
manusia. Individu dapat mengembangkan dirinya hanya
dalam pergaulan sesama manusia.
3. Dimensi kesusilaan
Manusia memiliki nilai-nilai, menghayati dan
melaksanakan nilai-nilai dalam kehidupannya.
Nilai merupakan sesuatu yang dijunjung tinggi
karena mengandung makna kebaikan, keluhuran,
kemuliaan, dan sebagainya yang dijadikan pedoman
dalam hidup.
Pasal 42 ayat 2:
Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang
pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh
perguruan tinggi yang terakreditasi
Pasal 43 ayat 1 :
Promosi dan penghargaan bagi pendidik dan tenaga
kependidikan dilakukan berdasarkan latar belakang
pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi
kerja
Pasal 43 ayat 2 :
Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan
tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi
3. Tujuan Pendidikan
Fungsi tujuan :
1. Memberikan arah kegiatan pendidikan
2. Merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan
pendidikan
Hirarkhi Tujuan Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan nasional
2. Tujuan Institusional
3. Tujuan Kurikuler
4. Tujuan Pembelajaran (Umum dan Khusus)
UU RI No 20/2003 (Bab II pasal 3)
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab
4. Materi (Isi) Pendidikan
Materi pendidikan sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, baik untuk
kurikulum nasional maupun
kurikulum muatan lokal
5. Metode dan Alat Pendidikan
Metode hendaknya dipilih sesuai dengan kondisi
peserta didik, materi, dan kemampuan pendidik
Alat Pendidik dapat berupa benda (media) dan alat
pendidikan berupa siasat (psikologis)
Alat pendidikan psikologis 2 macam:
1. Preventif mencegah terjadinya yang negatif dan
mendorong yang positif
2. Kuratif bermaksud untuk memperbaiki yang
negatif dan menguatkan yang positif
6. Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang
mempengaruhi proses pendidikan yang
dilakukan
Lingkungan pendidikan terdiri dari :
1. Lingkungan Keluarga
2. Lingkungan sekolah
3. Lingkungan masyarakat
ALIRAN-ALIRAN
POKOK PENDIDIKAN
(kuliah 25 April 2018)
A. ALIRAN KONVENSIONAL
Aliran konvensional merupakan
pandangan atau pendapat yang
membahas tentang faktor-faktor yg
menentukan perkembangan,
pertumbuhan, kecerdasan, bakat, dan
1. Aliran Nativisme
Menurut pandangan aliran ini manusia
dilahirkan telah mempunyai pembawaan (baik
atau buruk). Pembawaan ini tidak dapat diubah
ke arah lain oleh lingkungan atau pendidikan.
Aliran ini dipelopori oleh Schopenhauer.
Pandangan aliran ini bersifat pesimis terhadap
pendidikan untuk bisa mengubah anak ke arah
lain selain dari pembawaan yang dibawa sejak
lahir. Jika pembawaan baik, maka anak akan
berkembang ke arah yang baik, tetapi jika
pembawaan itu jelek, anak akan berkembang
ke arah yang jelek tanpa dapat diubah.
2. Empirisme
Aliran Empirisme berpandangan bahwa
manusia dilahirkan dalam keadaan bersih
tanpa mempunyai pembawaan sama sekali
dari lahirnya, tetapi perkembangan anak
ditentukan oleh lingkungan yang akan
menentukan arah hidupnya. Aliran ini disebut
juga dengan “Tabularasa” yang berarti anak
lahir seperti kertas putih yang masih kosong
dan dapat ditulis sesuai dengan keinginan
orang yang akan menulisnya. Aliran ini
dipelopori oleh John Locke. Aliran ini bersifat
optimis terhadap pendidikan
3. Aliran Konvergensi
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan
anak dipengaruhi oleh pembawaan dan
pendidikan (perpaduan). Bakat yang dibawa
sejak lahir tidak akan berkembang dengan
baik tanpa dukungan yang sesuai untuk
perkembangan bakat itu. Sebaliknya
lingkungan yang baik tidak akan
menghasilkan pendidikan yang optimal kalau
tidak ada bakat yang kuat. Aliran ini
dipelopori oleh William Stern yang
mempunyai pandangan positif terhadap
B. ALIRAN BARU
Aliran baru dalam pendidikan merupakan
upaya yang dilakukan untuk mencari
perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan
khususnya perbaikan dalam proses
pembelajaran.
Ada beberapa model perbaikan yang
diajukan oleh aliran baru pendidikan.
1. Pengajaran Alam Sekitar
Pengajaran alam sekitar lebih menekankan kepada
kegiatan pengajaran yang dilakukan di sekolah
harus terkait dengan kehidupan nyata yang dialami
oleh anak, sehingga lebih kongkrit dan terkait
secara emosional dengan kebutuhan dan kehidupan
anak. Pelopornya F.A. Finger dan J. Ligthart
Prinsip Pengajaran alam sekitar:
1. Peragaan
2. Aktivitas anak
3. Pengajaran totalitas
4. Menyatu dengan pengalaman anak
5. Memberikan apersepsi emosional anak
2. Pengajaran Pusat Perhatian
Ada aliran pengajaran berpusat pada perhatian; Dirintis
oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan semboyan
“Sekolah untuk hidup dan oleh hidup” Anak harus
mempunyai pengetahuan terhadap dirinya sendiri dan
tentang dunianya yaitu lingkungan tempat hidup di hari
depannya.
Metode yang dikemukakan oleh Decroly:
a. Metode global (gestalt) yaitu pendidikan
hendaknya
dimulai dari suatu keseluruhan yang punya
pengertian
b. Pusat minat yaitu dalam pembelajaran harus
3. Sekolah Kerja
Sekolah kerja dipelopori oleh G. Kerschenteiner dengan
nama “Arbeitsschule” di Jerman. Sekolah kerja bertolak
dari pandangan bahwa pendidikan tidak hanya demi
kepentingan individu tetapi juga demi kepentingan
masyarakat
Bentuk Sekolah kerja :
a. Sekolah Kerja Sosiologis (kebutuhan masyarakat)
b. Sekolah Kerja Psikologis (pengembangan bakat anak)
c. Sekolah Kerja Sosiologis-Psikologis (gabungan)
d. Sekolah Kerja Kepribadian (Pembentukan pribadi)
4. Pengajaran Proyek
Konsep pengajaran proyek diletakkan oleh John Dewey
dan dilaksanakan oleh W.H. Kilpatrick.
Dalam pengajaran proyek anak bebas menentukan
pilihannya (jenis pekerjaan), merancang dan memimpin
kegiatan proyek. Proyek yang ditentukan sendiri oleh
anak akan mendorong mereka untuk mencari cara
pemecahan masalah yang ditemui secara aktif (sesuai
keinginannya). Mata pelajaran tidak terpisah antara satu
dengan lainnya, tetapi didasarkan atas keperluan
pemecahan masalah
5. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar
Dewantara tanggal 3 Juli 1922 di
Yogyakarta
Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta
tanggal 2 Mei 1889dengan nama Suwardi
Suryaningrat
Asas Taman Siswa
Setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri mengingat
tertibnya persatuan dan perdamaian (sistem among)
Pendidikan yang diberikan hendaknya dapat menjadikan
manusia yang merdeka
Pendidikan didasarkan atas keadaan dan budaya bangsa
Indonesia
Pendidikan harus diberikan kepada seluruh rakyat, tanpa
kecuali
Bekerja sesuai dengan kemampuan dan kekuatan sendiri
Memikul beban belanja sendiri (hemat)
Pendidik harus mendidik dengan sepenuh hati, tulus dan ikhlas
Dasar Taman Siswa (1947)
(Panca Darma)
Kebudayaan
Kemerdekaan
Kodrat alam
Kemanusiaan
Kebangsaan
Jenis Pendidikan Taman Siswa
Taman Indriya (Taman Kanak-kanak)
Taman Anak (Kelas I – III SD)
Taman Guru
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
INS (Indonesicche Nederlandsche School)
didirikan oleh Mohammad Syafei pada
tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam
Moh. Syafei lahir di Natan Kalimantan Barat
1895 dan dianugerahi gelar Doctor Honoris
Causa dari IKIP Padang tahun 1968
Asas INS Kayu Tanam
Berfikir logis dan rasional
Keaktifan dan kegiatan
Pendidikan masyarakat
Menentang intelektualisme
Tujuan INS
Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa
Manusia yang harmonis dalam perkembangannya
(jasmani dan rohani)
Memberikan pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
Menanamkan kepercayaan pada diri sendiri
Harus dapat membiayai diri sendiri
Jenjang Pendidikan
Ruang Rendah (7 tahun setara SD)
Ruang Antara (1 tahun)
Ruang Dewasa (4 tahun)
Ruang Masyarakat (1 tahun)
Ruang Pendidikan Pengajaran dan
Kebudayaan di Padang Panjang
Program Khusus untuk menjadi guru (1 tahun)
setelah ruang dewasa (1953)
Perguruan Muhammadiyah
Didirikan oleh Kiyai Haji Ahmad Dahlan di
Yogyakarta pada 18 November 1912
Kiyai Haji Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta
dengan nama Muhammad Darwis pada tahun
1869.
Latar Belakang didirikan
Adanya kerusakan aqidah umat Islam
Kebekuan dalam bidang hukum Fiqh
Kemunduruan dalam pendidikan Islam
Kemajuan zending Kristen dan misi Katolik
Dasar Pendidikan
Tajdid, mengubah cara berfikir dan berbuat
Kemasyarakatan
Aktivitas
Kreativitas
Optimisme
Pensyukuran nikmat
Sumbangan terhadap masyarakat & bangsa
Diniyah Putri Padang Panjang
Perintah langsung
Menyatakan peraturan-peraturan
Penggunaan nalar