Anda di halaman 1dari 74

KAKIKAT PENDIDIKAN

A. Pengertian Pendidikan itu ?

1.Driyarkara (1980): Pendidikan adalah


usaha sadar untuk memanusiakan manusia
muda
2.Crow dan Crow: Proses yang berisi
berbagai macam kegiatan yang sesuai
dengan kegiatan seseorang untuk kehidupan
sosialnya dan meneruskan kebudayaan
Pengertian Pendidikan
3. Langeveld: Pendidikan adalah bimbingan atau
pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa
kepada perkembangan anak untuk mencapai
kedewasaannya dengan tujuan agar anak
cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri
tidak dengan bantuan orang lain
Diperlukan kewibawaan orang dewasa sebagai
pendidik, sehingga anak dengan sukarela
melakukan segala sesuatu yang dituntut oleh
pendidik
Pengertian Pendidikan

4. John Dewey (Ahli Filsafat Pendidikan


Pragmatisme) : Pendidikan adalah proses
pembentukan kecakapan fundamental secara
intelektual dan emosional ke arah alam dan
sesama manusia
Pengertian Pendidikan

5. KiHajar Dewantara (Tokoh Pendidikan


Nasional Indonesia) : Pendidikan adalah daya
upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi
pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran
(intelek) dan pisik anak.
HAKIKAT PENDIDIKAN
6. Dictonary of Education:
- Proses mengembangkan kemampuan, sikap
dan tingkah laku dalam masyarakat
- Proses sosial, yaitu pengaruh lingkungan
terhadap invidu
HAKIKAT PENDIDIKAN
7. UU RI No. 2 tahun 1989 (Bab I, ps 1, ayat 1)
Pendidikan ialah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang
HAKIKAT PENDIDIKAN
8. UU RI No. 20 tahun 2003 (Bab I, ps 1, ayat 1)
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara
Ciri-ciri umum Pendidikan

1. Mengandung tujuan yang ingin dicapai


yaitu perkembangan kemampuan individu
2. Usaha yang disangaja dan terencana untuk
mencapai tujuan
3. Dapat dilakukan di lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat
Mendidik
 Langeveld: Membimbing anak supaya jadi
dewasa dengan usaha yang disengaja
 Hoogveld: Membantu anak supaya ia
cakapmenyelenggarakan tugas hidupnya atas
tanggung jawab sendiri
 Ki Hajar Dewantara: Menuntun segala
kekuatan kodrat anak sebagai manusia sebagai
anggota masyarakat agar mancapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
Perbedaan Pendidikan dan
Pengajaran
 Pengajaran lebih  Pendidikan lebih
mengutamakan pada mengutamakan
penguasaan pembentukan
pengetahuan dan manusianya (nilai dan
ketrampilan sikap
 Memakan waktu reltif  Waktunya relatif
pendek panjang
 Metodenya lebih  Metodenya bersifat
teknis, rasional dan psikologis dan
praktis pendekatan manusiawi
Pendidikan Sebagai Suatu Sistem

Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan


kesatuan dari bermacam-macam komponen
yang saling berkaitan antara satu dengan
yang lainnya dalam mempengaruhi
perkembangan peserta didik menuju
kedewasaannya
Unsur-unsur Pendidikan
 Peserta Didik
 Pendidik
 Tujuan Pendidikan
 Materi (isi) pendidikan
 Metode/alat pendidikan
 Lingkungan Pendidikan
1. Peserta
Ciri-cirinya:
Didik
1.Individu yang memiliki potensi pisik dan
psikis yang khas (uni)
2.Individu yang sedang dalam perkembangan
3.Individu yang membutuhkan bimbingan dan
perlakuan yang manusiawi
4.Individu yang memiliki kemampuan untuk
mandiri
UU RI No. 20 tahun 2003 (Bab I, pasal 1 ayat 4)

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang


berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang dan jenis pendidikan tertentu
UU RI No. 20/2003 (Bab V, pasal 12, ayat 1): Setiap
peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:

a.Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama


yang danutnya dan diajarkan oleh pendidik yang
seagama
b.Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuannya
c.Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang
orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya
d.Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang
orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya
e.Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan
pendidikan lain yang setara
f.Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan
kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang
2. Pendidik
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran
peserta didik agar dia menjadi dewasa

Pendidik ada 2 macam:


1.Pendidik karena kodrat : orang tua
2.Pendidik karena jabatan (profesi) : orang diberi
tugas untuk mendidik di lembaga pendidikan
Pendidik
Pendidik harus memiliki kewibawaan, yaitu
kekuatan bathin pendidik, sehingga
menimbulkan sikap menurut, mengakui dan
menerima dari pihak lain (siswa). Pendidik
dapat berwibawa karena peserta didik
membutuhkan suatu perlindungan, bantuan dan
bimbingan, di pihak lain pendidik rela dan
bersedia memenuhinya
UU RI No. 20 tahun 2003:

Bab XI, pasal 39 ayat 1:


Pendidik merupakan tenaga profesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi
Bab XI pasal 40 ayat 1:
Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh :
a.Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang
pantas dan memadai
b.Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja
c.Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan
pengembangan kualitas
d.Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan
hak atas hasil kekayaan intelekrual
e.Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana,
dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran
pelaksanan tugas
Bab XI pasal 40 ayat 2 :
Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:
a.Menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan
dialogis
b.Mempunyai komitmen secara profesional untuk
meningkatkan mutu pendidikan
c.Memberikan teladan dan menjaga nama baik
lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya
Pasal 42 ayat 1:
Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan
sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan
mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional
Pasal 42 ayat 2:
Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang
pendidikan usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi
dihasilkan oleh perguruan tinggi yang
Pasal 43 ayat 1 :
Promosi dan penghargaan bagi pendidik dan
tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan latar
belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan,
dan prestasi kerja
Pasal 43 ayat 2 :
Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang memiliki program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi
3. Tujuan Pendidikan
Fungsi tujuan :
1.Memberikan arah kegiatan pendidikan
2.Merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh
kegiatan pendidikan

Hirarkhi Tujuan Pendidikan


1.Tujuan Pendidikan nasional
2.Tujuan Institusional
3.Tujuan Kurikuler
4.Tujuan Pembelajaran (Umum dan Khusus)
UU RI No 20/2003 (Bab II pasal 3)
Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab
4. Materi (Isi)
Pendidikan
Materi pendidikan sesuai dengan kurikulum
yang berlaku, baik untuk kurikulum
nasional maupun kurikulum muatan lokal
5. Metode dan Alat
Pendidikan
Metode hendaknya dipilih sesuai dengan kondisi
peserta didik, materi, dan kemampuan pendidik
Alat Pendidik dapat berupa benda (media) dan
alat pendidikan berupa siasat (psikologis)
Alat pendidikan psikologis 2 macam:
1.Preventif mencegah terjadinya yang negatif dan
mendorong yang positif
2.Kuratif bermaksud untuk memperbaiki yang
negatif dan menguatkan yang positif
6. Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang
mempengaruhi proses pendidikan yang dilakukan

Lingkungan pendidikan terdiri dari :


1.Lingkungan Keluarga
2.Lingkungan sekolah
3.Lingkungan masyarakat
Pranata Pendidikan

Pembelajaran mutlak diperlukan bagi


manusia, karena manusia tidak
mempunyai kemampuan refleks biologis.
Artinya bahwa manusia saat kelahiranya
tidak mempunyai kemampuan genetik
untuk memenuhi segala kebutuhan hidup,
yang karenanya memerlukan proses
pembelajaran dan pengalaman.
Proses Pembelajaran dalam masyarakat yang
masih sederhana dimaksudkan agar kebudayaan yang
telah diciptakan oleh para generasi terdahulu dan
dianggap bermanfaat, dapat dilestarikan oleh generasi
berikutnya.
Oleh karena itu, setiap orang tua diberi
tanggungjawab atau kewajiban oleh masyarakat
untuk menyosialisasi anak anaknya. Kemudian anak
anak serta semua generasi penerusnya mau
menggunakan menaati serta melestarikannya.
Berbeda halnya dengan masyarakat yang sudah
kompleks atau berkembang, bahwa pranata
pendidikan bukan saja dimaksudkan untuk
melestarikan kebudayan yang dimiliki oleh
masyarakat, tetapi juga mengembangkannya.

Oleh karena itu, pendidikan dimaksudkan sebagai


usaha yang sadar untuk mengembangkan
kepribadian, pemikiran dan keterampilan peserta
didik.
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BERBASIS LUAS
Pendidikan berbasis Pendidikan Berbasis Luas
Persekolahan (Broad-Based Education/BBE)

Berbagai alternatif
Pendidikan Luar Sekolah

Sekolah
Sekolah
Belajar Sendiri

Perubahan
Lembaga Lain
Menuju
yang Mendukung

Sekolah salah satu


Tempat pembelajaran Banyak Pilihan dalam
belajar sepanjang hayat
UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

1.Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang


terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi.
2.Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang.
3.Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga
dan lingkungan.
Macam/Jenis Pranata Pendidikan

1. Pranata Pendidikan Informal


2. Pranata Pendidikan Nonformal
3. Pranata Pendidikan Formal
Macam-macam PAUD di Indonesia
1. Pranata Pendidikan Informal
Adalah pranata pendidikan yang
diselenggarakan secara tidak terstruktur baik
penyosialisasi, yang disosialisasi, waktu,
tempat maupun materi yang disosialisasikan.
Tujuan utamanya adalah agar peserta didik
bersedia untuk menggunakan apa yang
disosialisasikan.
1. Pranata Pendidikan Informal,
dilaksanakan dengan sengaja dan dapat
pula tanpa sengaja. Seperti diantaranya
dilakukan oleh orang tua, anggota
keluarga, tetangga, teman di manapun,
siaran telivisi, buku teks, majalah,
komik, Film, masyarkat luas dan
sebagainya.
2. Pranata Pendidikan Nonformal
Adalah pranata pendidikan yang
diselenggarakan secara terstruktur secara
lebih longgar, artinya proses pendidikan ini
tidak mengatur secara ketat terhadap
kualifikasi peserta didik.
Tujuan utamanya adalah untuk memberikan
keterampilan (hard skill) tertentu kepada
peserta didik.
3. Pendidikan Nonformal,
diselenggarakan dengan sengaja oleh
anggota masyarakat tertentu yang
mempunyai keterampilan (hard skill)
tertentu. Seperti diantaranya, institusi
kursus komputer, kursus tata buku,
kursus tata rias pengantin, kursus masak
memasak, kursus menari, kursus
mengemudi mobil dan lain sebagainya.
3. Pranata Pendidikan Formal

Adalah pranata pendidikan yang dilaksanakan secara


terstruktur secara ketat, baik kualifikasi
penyosialisasi, yang disosialisasi, materinya, tempat,
waktu, evaluasi, jenjang pendidikan dan sebagainya.
Tujuan utama pranata ini adalah untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan olah pikir (soft skill) dan
atau keterampilan keras/nyata(hard skill) dan moral
peserta peserta didik.
3. Pranata Pendidikan Formal
diselenggarakan oleh pemerintah (negeri) dan masyarakat (swasta)
yang yang berjenjang dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan
tinggi, dengan berbagai bidang ilmu.

Pranata Pendidikan Formal yang berjenjang dan pada bidang ilmu


tertentu ini pada akhirnya dapat memberikan kualifikasi terhadap
peserta didiknya.
ALIRAN-ALIRAN POKOK
PENDIDIKAN

A. ALIRAN KONVENSIONAL

Aliran konvensional merupakan pandangan atau


pendapat yang membahas tentang faktor-faktor
yang menentukan perkembangan manusia dan
kepribadiannya
Macam Aliran Konvensional
1. Empirisme
Aliran ini berpandangan bahwa manusia dilahirkan
dalam keadaan bersih tanpa mempunyai pembawaan
sama sekali dari lahirnya, tetapi perkembangan anak
ditentukan oleh lingkungan yang akan menentukan
arah hidupnya. Aliran ini disebut juga dengan
“Tabularasa” yang berarti anak lahir seperti kertas
putih yang masih kosong dan dapat ditulis sesuai
dengan keinginan orang yang akan menulisnya.
Aliran ini dipelopori oleh John Locke. Aliran ini
bersifat optimis terhadap pendidikan
2. Aliran Nativisme
Menurut pandangan aliran ini manusia dilahirkan
telah mempunyai pembawaan (baik atau buruk).
Pembawaan ini tidak dapat diubah ke arah lain oleh
lingkungan atau pendidikan. Aliran ini dipelopori
oleh Schopenhauer. Pandangan aliran ini bersifat
pessimis terhadap pendidikan untuk bisa mengubah
anak ke arah lain selain dari pembawaan yang
dibawa sejak lahir. Jika pembawaan baik, maka
anak akan berkembang ke arah yang baik, tetapi
jika pembawaan itu jelek, anak akan berkembang ke
arah yang jelek tanpa dapat diubah
3. Aliran Naturalisme
Pandangan ini berpendapat bahwa semua anak yang
baru lahir mempunyai pembawaan baik, namun
pembawaan itu manjadi rusak karena pengaruh
lingkungan, bahkan pendidikan yang diberikan
orang dewasa kepada anak dapat merusak
pembawaan baik itu. Aliran ini dipelopori oleh John
Jacke Rousseau. Aliran ini disebut juga dengan
“Negativisme” yang beranggapan bahwa pendidikan
itu tidak perlu tetapi anak diserahkan saja kepada
alam agar pembawaan yang baik tidak menjadi
rusak.
4. Aliran Konvergensi
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan anak
dipengaruhi oleh pembawaan dan pendidikan.
Bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan
berkembang dengan baik tanpa dukungan yang
sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya
lingkungan yang baik tidak akan menghasilkan
pendidikan yang optimal kalau tidak ada bakat
yang kuat. Aliran ini dipelopori oleh William
Stern yang mempunyai pandangan positif terhadap
pendidikan.
B. Gerakan (Aliran)
Baru
Gerakan baru dalam pendidikan merupakan
upaya yang dilakukan untuk mencari
perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan
khususnya perbaikan dalam proses
pembelajaran. Ada beberapa model (bentuk)
perbaikan yang dajukan oleh gerakan baru
pendidikan ini.
1. Pengajaran Alam Sekitar
Pengajaran alam sekitar lebih menekankan kepada
kegiatan pengajaran yang dilakukan di sekolah harus
terkait dengan kehidupan nyata yang dialami oleh anak,
sehingga lebih kongkrit dan terkait secara emosional
dengan kebutuhan dan kehidupan anak. Pelopornya
F.A.Finger dan J.Ligthart
Prinsip Pengajaran alam sekitar:
1.Peragaan
2.Aktivitas anak
3.Pengajaran totalitas
4.Menyatu dengan pengalaman anak
5.Memberikan apersepsi emosional anak
2. Pengajaran Pusat Perhatian
Dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan
semboyan “Sekolah untuk hidup dan oleh hidup”
Anak harus mempunyai pengetahuan terhadap
dirinya sendiri dan tentang dunianya yaitu lingkungan
tempat hidup di hari depannya.
Metode yang dikemukakan oleh Decroly:
1.Metode global (gestalt) yaitu pendidikan hendaknya
dimulai dari suatu keseluruhan yang punya
pengertian
2.Pusat minat yaitu dalam pembelajaran harus
disesuaikan dengan minat spontan yang dimiliki anak
3. Sekolah Kerja
Sekolah kerja dipelopori oleh G. Kerschenteiner
dengan nama “Arbeitsschule” di jerman.
Sekolah kerja bertolak dari pandangan bahwa
pendidikan tidak hanya demi kepentingan
individu tetapi juga demi kepentingan masyarakat
Bentuk Sekolah kerja :
a.Sekolah Kerja Sosiologis (kebutuhan masyarakat)
b.Sekolah Kerja Psikologis (pengembangan bakat anak)
c.Sekolah Kerja Sosiologis-Psikologis (gabungan)
d.Sekolah Kerja Kepribadian (Pembentukan pribadi)
4. Pengajaran Proyek
Konsep pengajaran proyek diletakkan oleh John
Dewey dan dilaksanakan oleh W.H.Kilpatrick.
Dalam pengajaran proyek anak bebas
menentukan pilihannya (jenis pekerjaan),
merancang dan memimpin kegiatan proyek.
Proyek yang ditentukan sendiri oleh anak akan
mendorong
mereka untuk mencari cara pemecahan masalah
yang ditemui secara aktif (sesuai keinginannya).
Mata pelajaran tidak terpisah antara satu dengan
lainnya, tetapi didasarkan atas keperluan
Lembaga Pendidikan yang
Berjiwa Nasional

1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa


2. INS Kayu Tanam
3. Perguruan Muhammadiyah
4. Diniyah Putri Padang Panjang
Perguruan Kebangsaan
Taman Siswa
Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar
Dewantara tanggal 3 Juli 1922 di
Yogyakarta
Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta
tanggal 2 Mei 1889dengan nama
Suwardi Suryaningrat
Asas Taman Siswa
 Setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri mengingat
tertibnya persatuan dan perdamaian (sistem among)
 Pendidikan yang diberikan hendaknya dapat menjadikan
manusia yang merdeka
 Pendidikan didasarkan atas keadaan dan budaya bangsa
Indonesia
 Pendidikan harus diberikan kepada seluruh rakyat, tanpa
kecuali
 Bekerja sesuai dengan kemampuan dan kekuatan sendiri
 Memikul beban belanja sendiri (hemat)
 Pendidik harus mendidik dengan sepenuh hati, tulus dan
ikhlas
Dasar Taman Siswa (1947)
(Panca Darma)

 Kebudayaan
 Kemerdekaan
 Kodrat alam
 Kemanusiaan
 Kebangsaan
Jenis Pendidikan Taman Siswa
 Taman Indriya (Taman Kanak-
kanak)
 Taman Anak (Kelas I – III SD)
 Taman Muda (Kelas IV – VI SD)
 Taman Dewasa (SLTP)
 Taman Madya (SLTA)
 Taman Guru
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
 INS (Indonesicche Nederlandsche School)
didirikan oleh Mohammad Syafei pada
tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam

• Moh. Syafei lahir di Natan Kalimantan


Barat 1895 dan dianugerahi gelar Doctor
Honoris Causa dari IKIP Padang tahun 1968
Asas INS Kayu Tanam
 Berfikir logis dan rasional
 Keaktifan dan kegiatan
 Pendidikan masyarakat
 Memperhatikan pembawaan
anak
 Menentang intelektualisme
Tujuan INS
 Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
 Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Manusia yang harmonis dalam
perkembangannya (jasmani dan rohani)
 Memberikan pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat
 Menanamkan kepercayaan pada diri sendiri
 Harus dapat membiayai diri sendiri
Jenjang Pendidikan
 Ruang Rendah (7 tahun setara SD)
 Ruang Antara (1 tahun)
 Ruang Dewasa (4 tahun)
 Ruang Masyarakat (1 tahun)
 Ruang Pendidikan Pengajaran dan
Kebudayaan di Padang Panjang
 Program Khusus untuk menjadi guru
(1 tahun) setelah ruang dewasa (1953)
Perguruan Muhammadiyah
 Didirikan oleh Kiyai Haji Ahmad Dahlan
di Yogyakarta pada 18 November 1912
 Kiyai Haji Ahmad Dahlan lahir di
Yogyakarta dengan nama Muhammad
Darwis pada tahun 1869.
Latar Belakang
didirikan
 Adanya kerusakan aqidah umat Islam
 Kebekuan dalam bidang hukum Fiqh
 Kemunduruan dalam pendidikan Islam
 Kemajuan zending Kristen dan misi
Katolik
Dasar Pendidikan
 Tajdid, mengubah cara berfikir dan
berbuat
 Kemasyarakatan
 Aktivitas
 Kreativitas
 Optimisme
 Pensyukuran nikmat
 Sumbangan terhadap masyarakat & bangsa
Diniyah Putri Padang
Panjang
 Didirikan oleh Rahmah El Yunusiyah pada
tanggal 1 November 1923 di Padang Panjang
 Rahmah El Yunusiah lahir 29 Desember
1900 M, atau 1 Rajab 1318 H dan meninggal
26 Februari 1969 atau 9 Zulhijjah 1388
Program Pendidikan
 Program Pendidikan Umum untuk
mengembangkan kemampuan dan sikap ilmiah
 Program pendidikan di bidang keahlian agama
Islam
 Program pendidikan untuk menjadi ibu pendidik
yang baik
 Program pendidikan ketrampilan
 Program pendidikan di asrama
Jenis Pendidikan
 Sekolah menyesal
 Sekolah Taman kanak-kanak Islam
 Sekolah Diniyah Putri Rendah (SD)
 Diniyah Putri B (SLTP)
 Diniyah Putri C (SLA)
 Sekolah Kulliyatul Muallimat
(Sekolah Guru)
 Perguruan Tinggi Diniyah Putri
Lingkungan Pendidikan
 Lingkungan pendidikan adalah semua kondisi
yang dengan cara itu mempengaruhi tingkah
laku, pertumbuhan dan perkembangan manusia
 Lingkungan pendidikan pada dasarnya adalah
latar tempat berlangsungnya pendidikan.
 Lingkungan meliputi segala material dan
stimuli di dalam dan di luar diri individu,
bersifat fisiologis, psikologis, atau
ssosiokultural
Jenis Lingkungan Pendidikan

 Lingkungan keluarga  pendidikan informal,


berlangsung secara alamiah
 Lingkungan sekolah pendidikan formal,
sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan
aturan yang ketat
 Lingkungan masyarakat  pendidikan non
formal, aturan lebih longgar dan tidak selalu
dipersyaratkan berjenjang
Lingkungan Keluarga

 Keluarga merupakan lingkungan


pendidikan yang pertama dan utama
dalam membentuk kepribadian anak didik
 Pendidikan dalam keluarga dilakukan
melalui teladan dalam pergaulan keluarga
 Pola tindakan dalam keluarga akan
mempengaruhi perkembangan anak
Pola Tindakan dalam Keluarga
1. Pola Tindakan yang bersifat otoriter,
sehingga dapat menimbulkan reaksi
dalam bentuk :
a. Menurut secara pasif
b. Perlawanan secara pasif
c. Perlawanan secara aktif
2. Pola tindakan yang demokratis
3. Pola tindakan yang memberikan
kebebasan
Cara yang dilakukan orang
tua
Pemodelan prilaku
 Memberikan ganjaran dan hukuman
 Perintah langsung
 Menyatakan peraturan-peraturan
 Penggunaan nalar
 Menyediakan fasilitas dan suasana yang
menunjang
Lingkungan Sekolah
 Sekolah bukan mengambil alih fungsi orang
tua dalam mendidik anak, tetapi sekolah
bersama orang tua membantu mendidik anak
 Sekolah berfungsi untuk menghasilkan
tenaga yang memiliki pengetahuan,
ketrampilan dan sikap sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
 Membina masyarakat sesuai yang
diinginkan
Fungsi Sekolah
 Menumbuh-kembangkan anak sebagai
makhluk individu dengan berbagai
pengetahuan
 Mengembangkan sikap sosial, toleran dan
gotong royong
 Pembinaanwatak anak
 Pengembangan sikap religius
 Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas
 Pewarisan dan pengembangan kebudayaan
Lingkungan Masyarakat

 Masyarakat merupakan penyelenggara


pendidikan, baik yang dilembagakan atau
tidak
 Lembaga yang ada di masyarakat mempunyai
peran dalam pendidikan
 Di masyarakat tersedia berbagai sumber
belajar baik yang dirancang atau yang
dimanfaatkan
Fungsi Pendidikan di masyarakat
 Pelengkap, melengkapi perkembangan
kepribadian anak melalui berbagai
kegiatan pendidikan untuk melengkapi
kemampuan, ketrampilan, pengetahuan dan
performance
 Pengganti, menyediakan pendidikan yang
berfungsi sama dengan sekolah
 Penambah, menyediakan tambahan untuk
mendalami pengetahuan dan ketrampilan
yang sudah dipelajari di sekolah

Anda mungkin juga menyukai