Anda di halaman 1dari 10

LANDASAN PENDIDIKAN

C. Manusia Sebagai Bagian Dalam Pendidikan

1. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Filosofis


“Homo sapiens” merupakan sebutan bagi manusai yang diartikan makhluk yang
mempunyai kemampuan ilmu pengetahuan. Munculnya ilmu filsafat karena terdorong
oleh hasrat manusia yang ingin mengetahui segala sesuatu sehingga menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana seharusnya sikap manusia setelah mencapai
pengetahuan.
2. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Individu
Fungsi pokok pendidikan adalah membantu peserta didik untuk menemukan
kediriannya sendiri atau untuk membentuk kepribadiannya.
3. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Tugas pendidikan ialah mengembangkan semua potensi sosial sehingga manusia
sebagai makhluk sosial mampu berperan dan mampu menyesuaikan diri dengan
masyarakat.
4. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Susila
Pendidikan manusia susila dan manusia beradab menanamkan juga hak dan kewajiban
manusia baik sebagai diri pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Perimbangan
yang selaras antara to take and to give merupakan jaminan kesusilaan yang sehat di
dalam kehidupan manusia. Pendidikan kesusilaan berfungsi menanamkan kesadaran
dan kesediaan melaksanakan kewajiban di samping hak peserta didik.

D. Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya

1. Menurut Para Ahli Tentang Pendidikan

a. Ki Hadjar Dewantara mengemukakan bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk


memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran, dan
tumbuh anak.
b. Nursid Sumatmadja, mengemukakan bahwa secara gamblang pedidikan sebagai proses
pengubah perilaku individu ke arah kedewasaan dan ke matangan.
c. MJ. Langeveld, mengemukakan pendidikan ialah pemberi bimbingan dan bantuan
rohani bagi yang masih memerlukan.
d. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat
(1); pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan dirinya, masyrakat, bangsa dan negara.
e. Paulina Pannen, mengemukakan bahwa pengertian pendidikan sebagai sistem, yaitu
sebagai satu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang
mempunyai hubungan fungsional dalam usaha mencapai tujuan akhir.

2. Batasan Pendidikan Berdasarkan Fungsinya

a. Pendidikan Sebagai Proses Transformasi Budaya


b. Pendidikan Sebagai Pembentukan Pribadi
c. Pendidikan Sebagai Proses Penyiapan Warga Negara Yang Meng-Indonesia
d. Pendidikan Sebagai Penyiapan Tenaga Kerja

3. Konsep Pendidikan Seumur Hidup

1. Hakikat Pendidikan Seumur Hidup


Pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus memiliki kesempatan yang
sistematik, setiap kesempatan sepanjang hidup mereka. Kemampuan manusia untuk
menyesuaikan diri secara aktif dinamis, kreatif, dan inovatif terhadap diri dan
perubahan zaman merupakan suatu tuntutan.

2. Definisi Pendidikan Seumur Hidup


Pendidikan seumur hidup dapat diartikan sebagai suatu proses berkesinambungan
yang berlangsung sepanjang hidup untuk memperoleh suatu tujuan atau ide formal
dalam pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan.

3. Rasional Pendidikan Seumur Hidup


Berikut beberapa alasan perlunya pendidikan seumur hidup :
 Keadilan
Ekonomi
 Faktor sosial dg perubahan peran berbagai lembaga dlm kaitannya dengan Iptek
 Perkembangan Iptek
D. Perlunya Pendidikan Seumur Hidup

Pendidikan seumur hidup sangat diperlukan karena pendidikan seumur hidup memiliki ciri
khas berikut.

1) Pendidikan seumur hidup menghilangkan tembok pemisah antara sekolah dengan


lingkungan kehidupan nyata di luar sekolah.
2) Pendidikan seumur hidup merupakan kegiatan belajar sebagai bagian integral dari
proses hidup yang berkesinambungan.
3) Pendidikan seumur hidup lebih mengutamakan pembekalan sikap dan metode
daripada isi pendidikan.
4) Pendidikan seumur hidup menempatkan peserta didik sebagai individu yang menjadi
pelaku utama di dalam proses pendidikan.

E. Faktor – Faktor Tujuan Pendidikan

1. Faktor Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan akan menentukan ke arah mana peserta didik itu akan dibawa. Tujuan
pendidikan itu bukan statis, melainkan dinamis.

a) Hierarki Tujuan Pendidikan


- Tujuan pendidikan nasional
- Tujuan pendidikan institusional
- Tujuan kurikuler
- Tujuan instruksional
b) Sistem Kompetensi Di Inggris
Menurut Shirley Fletcher pada awal tahun 1970-an, program New Training Initiative
untuk pertama kali diluncurkan sebagai landasan standar baru. Tinjauan terhadap
kualifikasi keterampilan kejuruan juga mengarah pada pembentukan NCVQ, dan
sekarang menjadi Qualification and Curriculum Authority, yang bertanggung jawab
untuk mengembangkan kriteria kerangka kualifikasi baru berdasarkan standar
kompetensi baru.
c) Amerika Serikat – Model Awal Dalam Pendidikan
Umumnya, orang sepakat bahwa pendidikan berbasis kompetensi berakar dari
pendidikan guru, yang biasanya disebut sebagai competency-based education and
training. Model ini mencakup spesifikasi tepat mengenai kompetensi atau perilaku
yang harus dipelajari, instruksi yang berdasarkan modul, pengalaman pribadi dan di
lapangan. Akan tetapi, model ini mendapat reaksi dari lembaga pendidikan tinggi,
yang memandang tren baru tersebut sebagai ancaman otonomi dan status akademis.

2. Faktor Pendidik

Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan bimbingan kepada
peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan
untuk memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu yang mandiri, dan
makhluk sosial.

Peranan pendidik, yang berarti setiap pendidik mempunyai peranan

a) Sebagai komunikator yang berfungsi mengajarkan ilmu dan keterampilan kepada


peserta didik
b) Sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai pelancar proses belajar,
c) Sebagai motivator berfungsi melaksanakan minat dan semangat belajar peserta didik
yang terus-menerus

3. Faktor Peserta Didik

Faktor peserta didik adalah mereka yang berstatus sebagai subjek didik. Pendidik perlu
memahami peserta didik pada ciri khasnya, yaitu individu yang memiliki potensi fisik dan
psikis yang khas sehingga merupakan insan yang unik dan individu yang sedang
berkembang.

4. Faktor Alat Pendidikan

Faktor alat pendidikan menyatakan bahwa alat dan metode pendidikan merupakan dua sisi
dari satu mata uang. Alat pendidikan merupakan fasilitas yang digunakan agar
berlangsungnya pembelajaran. Sementara metode pembelajarannya adalah cara yang
dilakukan untuk memudahkan proses pembelajaran agar materi pembelajaran dapat dengan
mudah diterima peserta didik.

5. Faktor Lingkungan Pendidikan

Di sekolah, tiap siswa berada dalam lingkungan sosial sekolah. Siswa me miliki kedudukan
dan peranan yang diakui oleh sesama. Apabila seseorang siswa terterima maka ia dengan
mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar. Sebaliknya, jika ia tertolak maka ia akan
merasa tertekan. Lingkungan sosial sekolah dapat memberikan pengaruh pada siswanya.
Pengaruh tersebut berupa hal-hal berikut: (a) pengaruh kejiwaan; (b) lingkungan sosial
belajar positif dan (c) lingkungan sosial belajar negatif.

F. Pendidikan Sebagai Sistem

Sistem dapat diartiak sebagai perangkat atau komponen yang saling berintegrasi untuk
mencapai tujuan. Sebagai suatu sistem, pendidikan adalah karya insani yang terbentuk dari
bagian-bagian yangg mempunyai hubungan fungsional dalam membantu mencapai proses
transformasi seseorang sehingga mencapai kualitas hidup yang diharapkan. Komponen sistem
pendidikan meliputi : tujuan dan prioritas, pelajar dan manajemen.

G. Pendidikan Formal, Nonformal Dan Informal Sebagai Sebuah Sistem

Pendidikan formal mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi merupkan
jenjang pendidikan yang telah baku. Selanjutnya, pendidikan nonformal menampung dan
melayani warga negara yang tidak sempat ikut atau menyelesaikan pendidikan. Pendidikan
informal merupakan suatu aset pendidikan yang berada di samping dan di dalam pendidikan
formal dan nonformal. Pendidikan formal, nonformal, dan informal memang dapat
dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan. Karena keberhasilan pendidikan dalam pengertian
output pendidikan yang berupa sumber daya manusia mutunya tidak dapat dilepaskan dari
peran subsistem pendidikan.
BAB 3

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (SUATU TELAAH PERAN PENDIDIKAN


YANG MENGINDONESIA)

A. Sekolah Sebagai Pusat Kebudayaan

Arti pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok


orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran,
pelatihan, atau penelitian. Sedangkan arti kebudayaan itu merupakan ekspresi diri manusai
yang dapat berupa sistem gagasan, sistem, nilai, sistem perilaku atau sistem sosial, tetapi
dapat pula berupa barang yang bernilai.

B. Jenis-Jenis Kebudayaan Di Indonesia

- Sistem Budaya Indonesia


Sistem budaya Indonesia juga mengembangkan sistem normatif dan nilai-nilai dasarnya
sendiri, yang tidak berakar secara utuh pada salah satu budaya masyarakat etnik atau
tradisi-tradisi keagamaan yang ada pada saat ini. Ia berakar pada semua sistem budaya
yang ada. Nilai-nilai dasarnya telah dirumuskan menjadi ideologi negara, yang disebut
Pancasila, sedangkan harus diingat bahwa Pancasila bukanlah merupakan semua nilai
dasar sistem budaya Indonesia.
- Sistem Budaya Asing
Beberapa unsur dari sistem budaya asing ini telah menjadi bagian dari sistem budaya
nasional Indonesia. Misalnya, pengetahuan ilmiah, meskipun berasal dari sistem
budaya asing, ia telah dimasukkan menjadi bagian dari sistem budaya nasional atau
setidak-tidaknya dianggap begitu.

C. Pengembangan Pendidikan Dan Kebudayaan Indonesia

 Kaitan Antar Pendidikan Dan Kebudayaan Indonesia


Seperti telah dijelaskan di muka bahwa pendidikan itu merupakan bagian yang integral
dari kebudayaan. Oleh karena itu, pendidikan Indonesia juga merupakan bagian yang
integral dari kebudayaan Indonesia.
 Pokok-Pokok Pengembangan Pendidikan Di Indonesia
1. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia
2. Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia
3. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional perlu segera di sempurnakan
sistem pendidikan nasional yang berpedoman pada undang-undang tentang
pendidikan nasional.
4. Pendidikan nasional perlu dilakukan secara terpadu dan serasi baik antara sektor
pendidikan maupun antara sektor-sektor pembangunan yang lain
5. Dalam rangka melaksanakan pendidikan nasional perlu makin ditingkatkan
diperluas dan dimantapkan usaha-usaha penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
Pancasila sehingga makin membudaya di seluruh lapisan masyarakat.
6. Pendidikan Pancasila termasuk pendidikan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4), Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Sejarah Perjuangan
Bangsa serta unsur-unsur nya.
7. Dalam rangka memperluas kesempatan untuk memperoleh pendidikan perlu tetap
diperhatikan kesempatan belajar dan kesempatan untuk meningkatkan
keterampilan bagi anak-anak dari keluarga yang kurang mampu, menyandang cacat
ataupun yang bertempat tinggal di daerah terpencil.
8. Pembinaan pendidikan nasional secara fungsional perlu lebih dimantapkan demi
terciptanya keterpaduan dan kesera antara pendidikan umum dan pendidikan
kejuruan latihan kerja, dan keterampilan serta pendidikan dan latihanan kedinasan
antara lain dalam persyaratan mutu dan pengelolaannya
9. Pendidikan luar sekolah termasuk pendidikan yang bersifat kemasyarakatan
10. Perguruan swasta sebagai bagian dan sistem pendidikan nasional perlu didorong
terus untuk meningkatkan pertumbuhan, peranan dan tanggung jawab serta mutu
pendidikannya
11. Perguruan tinggi terus dikembangkan dan diarahkan untuk mendidik mahasiswa
agar mampu meningkatkan daya penalaran menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab yang
besar tertiadap bangsa dan negara.
12. Peranan perguruan tinggi dan lembaga penelitiannya dalam menunjang kegiatan
pembangunan makin ditingkatkan
13. Pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional perlu terus
ditingkatkan dan diperluas sehingga mencakup semua lembaga pendidikan dan
menjangkau masyarakat luas.
14. Pendidikan dan pembinaan guru serta tenaga pendidikan lainnya pada semua
jenjang dan jenis pendidikan di dalam dan di luar sekolah perlu ditingkatkan dan
diselenggarakan secara terpadu
15. Prasarana dan sarana pendidikan
16. Penulisan dan penerjemahan serta pengadaan buku pelajaran, buku ilmu
pengetahuan serta terbitan pendidikan lainnya perlu terus ditingkatkan
17. Pembinaan dan pengembangan olahraga.

 Pengembangan Kebudayaan Indonesia


1. Kebudayaan nasional yang berlandaskan pada Pancasila. Dengan demikian
pembanguana nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.
2. Kebudayaan Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa harus tetap
dipelihara dan dibina.
3. Dalam rangka upaya mengembangkan kebudayaan bangsa yang berkepribadian
dan berkesadaran nasional, perlu ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk
mengangkat nilai-nilai sosial budaya daerah yang luhur, serta menyerap nilai-nilai
dari luar yang positif dan yang diperlukan pembaruan dalam proses pembangunan.
4. Dalam rangka melaksanakan pembangunan nasional perlu tertib diciptakan suasana
yang mendorong tumbuh dan berkembangnya rasa tanggung jawab dan
kesetiakawanan sosial, disiplin nasional serta sikap
5. Usaha-usaha pembaruan bangsa perlu dilanjutkan di segala bidang kehidupan baik
di bidang ekonomi maupun sosial dan budaya dalam rangka usaha memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa, serta memantapkan ketahanan nasional
6. Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia perlu terus ditingkatkan serta
penggunaannya secara baik benar dan penuh kebanggaan perlu makin
dimasyarakatkan.
7. Bahasa daerah perlu terus dibina dan dilestarikan dalam rangka mengembangkan
serta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia dan khasanah kebudayaan
nasional sebagai salah satu unsur kepribadian bangsa.
8. Pengembangan kesenian sebagai ungkapan budaya perlu diusahakan agar mampu
menampung dan menumbuhkan daya cipta para seniman meningkatkan apresiasi
seni masyarakat, memperluas kesempatan masyarakat untuk menikmati seni
budaya bangsa, serta membangkitkan semangat dan gairah membangun.
9. Tradisi dan peninggalan yang memberi corak khas pada kebudayaan bangsa serta
hasil-hasil pembangunan yang mempunyai nilai perjuangan bangsa kebanggaan
dan kemanfatan nasional dipelihara dan dibina

Tugas Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


yatakan dalam program-program sebagai berikut.
a. program kesejarahan, kepurbakalaan dan kemuseuman
b. program pengembangan kesenian
c. program kebahasaan, kesusastraan, perbukuan dan perpustakaan
d. program inventarisasi kebudayaan
e. program pembinaan penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

D. SEKOLAH SEBAGAI PUSAT KEBUDAYAAN


Di muka telah dijelaskan hubungan antara pendidikan dan kebudayaan Pendidikan
merupakan bagian yang integral kebudayaan. Dalam proses pendidikan dijelaskan bahwa
mendidik tidak adalah proses pembudayaan manusia. Oleh karena itu, pendidikan dapat
dikatakan bahwa sekolah sebaga lembaga formal merupakan tempat untuk membudayakan
manusia. Dengan demikian, sekolah dapat disebut sebagai pusat kebudayaan.
Sekolah dapat berfungsi sebagai pusat kebudayaan jika sekolah in mempunyai empat
ciri khusus. Empat ciri khusus itu adalah (1) dapat meningkatkan mutu pendidikan; (2) dapat
menciptakan masyarakat belajar; (3) dapat menjadi teladan masyarakat sekitarnya; (4) dapat
membentuk manusi seutuhnya.

E. PERANAN GURU DALAM MENCIPTAKAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT


KEBUDAYAAN
Dalam rangka menciptakan sekolah sebagai pusat kebudayaan itu maka guru mempunyai
empat tugas pokok sebagai berikut.
Pertama, guru harus mampu membelajarkan anak, emnciptakan suasana belajar yang
aktif dan kreatif.
Kedua, guru hendaknya menciptakan suasanan demokratis dalam hubungannya dengan
murid-muridnya.
Ketiga, guru gendaknya dapat menjadi tauladan bagi murid-murid dan orang-orang
sekitarnya dalam rangka menciptakan sekolah sebagai pusat kebudayaan.
Keempat, guru hendaknya mampu membangkitkan kesadaran pada anak untuk selalu
belajar dan menyadari bahwa belajar tidak berhenti sesudah usianya mengikuti pendidikan
formal di sekolah, tetapi belajar tidak pernah selesai sampai manusia meninggal.

F. PERANAN GURU DALAM PERUBAHAN MASYARAKAT

Berdasarkan laporan dari negara anggota UNESCO yang disampaikan kepada


International Bureu of Education (BE), disusunlah kertas kerja yang mengidenfitikasi
kecenderungan perubahan peranan guru sebagai berikut. (1) Lebih banyak macam fungsi
dalam proses pengajaran dan lebih banyak tanggung jawab untuk penyusunan isi bahan
pelajaran dan mengajar (2) Ferubahan tekanan dan menyampaikan pengetahuan penyusunan
(pengorganisasian) belajar siswa, dengan penggunaan sebanyak mungkin sumber belajar bagi
yang ada di masyarakat (3) Individualisasi dalam belajar dan perubahan struktur hubungan
guru-siswa (4) Penggunaan secara lebih uas teknologi pendidikan serta penguasaan
keterampilan dan pengetahua yang diperlukan (5) Panerimaan lebih luas kerja sama dengan
guru-guru la di sekabh dan perubahan struktur hubungan antar guru. (6) Perlunya kerg sama
yang lebih erat dengan orang tua murid dan orang-orang lain dalam masyarakat serta lebih
banyak keterlibatan dalam kehidupan masyarakat Penerimaan partisipasi dalam layanan
sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler Penerimaan pengurangan otoritas tradisional dalam
hubungan dengan sa terutama dengan siswa yang lebih besar dan orang tua mereka.

Anda mungkin juga menyukai