Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

LANDASAN PENDIDIKAN
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Dasar-dasar pendidikan jasmani.

Dosen pengampu : Weda. M. Pd.

Kelompok 4:
Iqbal bastomy 2215030252
Nur rahmad baidhowi 2215030020
Hanif Ahmad Arief 2215030334

KELAS 2-D

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN SAINS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN


REKREASI

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

2023
KATA PNGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang landasan
pendidikan.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun
penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami
sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-
kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami
memohon maaf dan kritik.

Serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh
kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam
pengetahuan kita bersama.
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar belakang.
Konteks landasan pendidikan mencakup sejarah, perkembangan sosial, budaya dan
kebutuhan pendidikan suatu negara dan masyarakat. Konteks inilah yang menjadi
landasan atau pemahaman mengapa suatu sistem pendidikan diciptakan dan mengapa
platform pendidikan tertentu dipilih. Beberapa aspek penting yang melatarbelakangi
landasan pendidikan antara lain:
a. Sejarah Pendidikan: Sejarah pendidikan di suatu negara atau daerah
mempengaruhi landasan pendidikan. Meliputi perkembangan sistem
pendidikan, perubahan metode pembelajaran serta keberhasilan dan kegagalan
dalam pendidikan.
b. Perkembangan sosial dan budaya: Faktor sosial dan budaya, seperti perubahan
nilai-nilai sosial, demografi, dan kebutuhan karir, dapat mempengaruhi landasan
pendidikan. Misalnya, perubahan budaya teknologi informasi telah
mempengaruhi metode pengajaran.
c. Perubahan Ekonomi: Kondisi ekonomi di suatu negara atau wilayah, seperti
pertumbuhan ekonomi atau perubahan lapangan kerja, dapat mempengaruhi
hasil pendidikan. Ini mencakup keuangan pendidikan dan hubungan antara
pendidikan dan perekonomian.
d. Keberlanjutan dan Kontinuitas: Konteks dasar pendidikan juga mencakup
kesinambungan dan perubahan pendidikan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Bagaimana pendidikan di masa lalu telah membentuk pendidikan
saat ini dan apa yang akan terjadi di masa depan.
e. Tantangan dan peluang modern: Faktor-faktor seperti kemajuan teknologi,
globalisasi, isu-isu lingkungan dan sosial mempengaruhi landasan pendidikan.
Pendidikan harus merespons tantangan dan peluang yang muncul.
f. Model pemikiran pendidikan: Konteks ini juga mencakup pandangan
masyarakat terhadap pendidikan. Apakah pendidikan dianggap sebagai
investasi, hak asasi manusia, atau alat pembangunan sosio-ekonomi.
g. Kebutuhan sosial: Metode pendidikan harus mencerminkan kebutuhan
masyarakat. Hal ini mungkin mencakup kebutuhan akan keterampilan tertentu,
pengembangan karakter atau peningkatan kemampuan untuk berpartisipasi
dalam masyarakat.
h. Evaluasi dan belajar dari pengalaman sebelumnya: Pengalaman pendidikan
sebelumnya dapat memberikan pembelajaran dan bimbingan untuk perbaikan.
Landasan pendidikan dapat didasarkan pada contoh keberhasilan dan kegagalan
di masa lalu.
Landasan pendidikan sangat bervariasi antar negara dan wilayah dan dapat berubah
seiring waktu. Untuk mengembangkan landasan pendidikan yang efektif, penting
untuk memahami konteks sejarah, sosial, budaya dan ekonomi yang membentuk sistem
pendidikan.
2. Rumusan masalah.
a. Pangertian landasan pendidikan.
b. Jenis landasan pendidiakan
c. Fungsi landasan pedidiakn
3. Tujuan masalah
a. Mengidentifikasikan tentang pengertian landasan pendidiakn.
b. Mengidentifikasikan tentang jenis landasan pendidikan.
c. Mengidentifikasikan tentang fungsi landasan pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pangertian landasan pendidikan.
Landasan pendidikan adalah dasar atau pijakan yang menjadi landasan atau fondasi bagi
seluruh sistem pendidikan suatu negara atau lembaga pendidikan. Landasan pendidikan
mencakup prinsip-prinsip, nilai-nilai, filosofi, hukum, kebijakan, tujuan, dan konsep dasar
yang menjadi landasan bagi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan. Landasan
pendidikan sangat penting karena mereka membentuk pandangan umum tentang pendidikan
dan memberikan arah serta tujuan untuk sistem pendidikan.
Pengertian landasan pendidikan menurut para ahli..
Berikut ini merupakan landasan pendidikan menurutpara ahli:
1) Driyarkara
Menurutnya, pendidikan adalah suatu proses untuk memanusiakan manusia muda.
Terdapat 2 (dua) tahap yang terjadi disini, yaitu:
 Homilisasi; yaitu sebuah proses untuk menjadi manusia umum.
 Humanisasi; yaitu proses menjadi manusia yang lebih tinggi, lebih cemerlang,
cerdas, bersinar halus yang menghargai orang lain
2) Alfred North Vohitehaed
Pendidikan menurutnya adalah: “quidence of the individual to wards comprehension of
the art of life.” (tuntunan pribadi menuju pemahaman akan seni kehidupan).
3) Thomas Groome
Pendidikan dapat dilihat sebagai aktifitas politik bersama peziarah yang dengan sengaja
dan terarah mendampingi manusia dahulu, sekarang dan nanti.
4) Charles Mclehert
Beliau memaparkan 6 (enam) kriteria bagi kegiatan mendidik, antara lain:
 Suatu kegiatan intensional atau terarah kepada pencapaian sesuatu.
 Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan nilai yang ada
 Pengetahuan yang dalam dan luas
 Pendidikan adalah proses yang langgeng dan berlansung sepanjang hidup
 Pendidikan selalu melibatkan interaksi interpersonal
 Pendidikan senantiasa menyambut keseluruhan pribadi dan relasi-relasinya
5) Langeveld M.J
Pendidikan merupakan usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan
kepada anak agar mendewasakan anak itu melaksanakannya sendiri.
6) Ki Hajar Dewantara
Pendidikan dilihat sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak, yang senantiasa
menuntun kekuatan kodrat mereka agar mencapai kebahagiaan yang setinggi-tinggi.
7) Laurens Cremin
Pendidikan sebagai usaha sengaja dan sistematis untuk menyampaikan, membangkitkan
dan memperoleh pengetahuan, sikap-sikap, keterampilan keterampilan, nilai-nilai dan
kepekaan-kepekaan. Ciri-cirinya adalah:
 Kegiatan terarah dan sistematis
 Kegiatan dilakukan untuk menyampaikan pengetahuan, nilai, sikap, kepekaan,
tidak hanya menyengkut pengetahuan saja.
 Seorang pendidik harus memperhatikan 3 (tiga) aspek yaitu: Afektif (ilmu
pengetahuan), Kognitif (penghayatan nilai), dan Psikomotorik (tingkah laku lahir;
mampu menjalankan operasi bagian-bagian tubuhnya/fungsi)
8) John Dewey.
Pendidikan adalah suatu proses membimbing, mendewasakan seseorang. Pendidikan
harus menyangkut hasil-hasil seperti: pembentukan sikap dan kepribadian untuk
memenuhi bentuk standar kegiatan sosial (kehidupan nyata, tantangan-tantangan sosial).
Hal ini bisa berarti bahwa:
 Pendidikan tidak boleh menjauhi kehidupan social
 Masyarakat adalah lingkungan pendidikan yang sebenarnya
 Pendidikan harus membuat manusia peka
9) Umar Tirtahardja dan S.L.La Sulo
Dilihat dari segi fungi, pendidikan dapat dilihat sebagai:
 Proses transformasi budaya:artinya membuat budaya akan lebih mampu
menanggapi perubahan, membuat ketergantunan berubah menjadi relasi sosial
yang tidak lagi bergantung kepada orang lain, dan tentu saja pada akhirnya
mampu memahami kehidupan kebudayaan itu sendiri.
 Proses pembentukan pribadi;Pendidikan diarahkan untuk membuat individu
mengetahui lebih banyak hal, menjadikan individu tersebut lebih kuat dengan
menghayati nilai-nilai pendidikan yang ada, dan menjadi lebih terampil.
 Proses penyiapan warga Negara:Negara memiliki tugas untuk menyiapkan warga
yang solider, dan pendidikan diharapkan mampu menghasilkan warga negara yang
toleran, dan berbakti kepada bangsa
 Proses penyiapan tenaga kerja:Pendidikan bertujuan untuk melatih tenaga-tenag
yang terampil untuk kemudian dipakai sebagai alat-alat masyarakat yang
berkualitas.

2. Jenis-jenis landasan pendidiakn.


Asumsi-asumsi menjadi titik tolak dalam pendidikan dari berbagai sumber yang dapat
bersumber dari agama, filsafat, ilmu pengetahuan dan hukum atau yurisprudensi. Jenis-
jenis landasan pendidikan dapat dibedakan dan dikelompokkan menjadi:
1) Landasan keagamaan pendidikan.
2) Landasan filosofis pendidikan.
3) Landasan keilmuan pendidikan.
4) Yuridis/Hukum pendidikan.
a) Landasan pendidikan agama adalah asumsi-asumsi yang berasal dari ajaran agama
yang dijadikan sebagai titik tolak dalam pendidikan. Misal :
i. Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat/kematian. “Mengejar ilmu adalah hal
yang jauh bagi setiap muslim.” (hadits). Hal ini mengandung makna bahwa bagi
setiap umat islam, belajar atau mengenyam pendidikan secara teratur adalah
sebuah kewajiban.
b) Landasan filosofis pendidikan adalah asumsi-asumsi filsafat yang menjadi titik tolak
pendidikan. Landasan ilmiah pendidikan mencakup hipotesis dari disiplin ilmu
tertentu yang menjadi titik tolak pendidikan.
c) Landasan psikologis pendidikan adalah hipotesis yang diturunkan dari prinsip-prinsip
psikologis yang menjadi titik tolak pendidikan. Misalnya: “Setiap individu
mengalami perkembangan secara bertahap, dan pada setiap tahap perkembangan,
setiap individu mempunyai tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan. »
Implikasinya pendidikan harus dilaksanakan secara bertahap, tujuan muatan
pendidikan harus selaras dengan tahapan dan tugas pengembangan pribadi/siswa.
d) Landasan sosiologis pendidikan adalah hipotesis yang berasal dari prinsip-prinsip
sosiologis yang menjadi titik tolak pendidikan. Misalnya. “Dalam masyarakat yang
menganut stratifikasi sosial terbuka, peluang terjadinya mobilitas sosial sangat besar.
Fakta yang menciptakan mobilitas sosial bisa berupa bakat dan pendidikan. Artinya,
orang tua rela berkorban untuk membiayai pendidikan anaknya.
e) Landasan antropologi pendidikan mencakup asumsi-asumsi yang berasal dari prinsip-
prinsip antropologi yang dijadikan sebagai titik tolak dalam pendidikan. Misalnya:
i. perbedaan budaya masyarakat di berbagai daerah (misalnya 4.444 sistem mata
pencaharian, bahasa, kesenian, dll). menyiratkan perlunya menerapkan kurikulum
muatan lokal.
f) Landasan sejarah pendidikan adalah hipotesis pendidikan yang berasal dari konsep
dan praktik pendidikan masa lalu (sejarah) yang menjadi titik tolak perkembangan
pendidikan saat ini dan masa depan. Contoh semboyan “tut wuru hadayani”.
merupakan salah satu peran yang harus dipenuhi oleh pendidik dan dijadikan motto
dalam logo Departemen Pendidikan Nasional yang merupakan motto Ki Hadjar
Dewantara (pendiri Sekolah Tinggi Nasional Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1992
di Yogyakarta). disetujui saat ini dan untuk masa depan karena dianggap berharga.
g) Landasan hukum/peradilan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
peraturan perundang-undangan yang ada, yang dijadikan sebagai titik tolak
pendidikan. Misalnya Undang-Undang Republik Indonesia No. Keputusan Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dll.
h) Landasan deskriptif pendidikan didasarkan pada asumsi bahwa kehidupan manusia
adalah tujuan pendidikan karena (Dasein) dijadikan titik tolak dalam pendidikan.
Landasan deskriptif pendidikan pada umumnya berasal dari hasil penelitian ilmiah
berbagai disiplin ilmu, oleh karena itu landasan deskriptif pendidikan disebut juga
landasan ilmiah atau landasan pengajaran praktis ekonomi pendidikan. Landasan
deskriptif pendidikan antara lain; dasar psikologis pendidikan, dasar sosiologi
pendidikan, dasar antropologi pendidikan, dan lain-lain.

3. Fungsi landasan pendidikan.


Lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi penting dalam kerangka pengajaran suatu
negara atau lembaga. Berikut ini adalah beberapa kapasitas dasar pengajaran:Memberikan
Kursus dan Tujuan:Pembentukan pengajaran membuat perbedaan dalam menentukan tujuan
dan arah kerangka pengajaran. Mereka menawarkan bantuan dalam menentukan tujuan
pembelajaran, nilai-nilai yang harus ditanamkan, dan visi instruktif secara umum.
1) Pengendalian Kerangka Instruksi:Premis yang sah mengontrol berbagai sudut
pandang kerangka pengajaran, seperti pengajaran wajib, struktur instruktif, dan
aturan sehubungan dengan pengajaran instruktif. Mereka menawarkan bantuan
dalam membuat sistem pengajaran yang sah.
2) Mengkoordinasikan modul Pendidikan:Perusahaan instruktif menawarkan bantuan
dalam merencanakan modul pendidikan. Mereka memutuskan apa yang harus
diinstruksikan dan bagaimana hal itu harus diinstruksikan. Ini mencakup pilihan
materi pelajaran, strategi pengajaran, dan penilaian.
3) Membuat Strategi Pendidikan:Lembaga mental dan filosofis menawarkan bantuan
dalam menciptakan strategi pengajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan dan
memperhatikan kemajuan mental siswa.
4) Memberikan Aturan Moral:Penetapan moral memberikan arahan tentang bagaimana
pengajaran harus dilakukan secara moral. Ini mencakup hak dan komitmen siswa,
guru, dan pengajar.
5) Menggabungkan Nilai-Nilai Sosial dan Kemasyarakatan:Lembaga budaya dan
sosiologi menawarkan bantuan dalam menggabungkan nilai-nilai sosial dan sosial ke
dalam pengajaran. Mereka menjamin bahwa pengajaran mempertimbangkan
perbedaan sosial dan kemasyarakatan.
6) Memberdayakan Penilaian dan Perubahan:Lembaga pendidikan menawarkan
bantuan dalam menilai kelayakan kerangka pengajaran. Mereka memberikan dasar
pemikiran untuk mengukur sejauh mana tujuan instruktif telah tercapai, dan apakah
diperlukan perubahan.
7) Memberikan Sistem Anggaran:Lembaga keuangan membuat perbedaan dalam
mengatur dan mengawasi anggaran untuk pengajaran. Mereka memutuskan
pembiayaan instruksi, penugasan aset, dan pendekatan yang terkait dengan spekulasi
dalam instruksi.
8) Menjaga Konsistensi dan Koherensi:Pembentukan pendidikan membawa perbedaan
dalam menjaga konsistensi dan kemajuan pendidikan dari satu zaman ke zaman
berikutnya. Mereka mengikat instruksi untuk menetapkan nilai, tujuan, dan standar.
9) Mengatasi Tantangan Tingkat Lanjut:Dengan mengkonsolidasikan institusi mekanis,
kerangka pengajaran dapat lebih siap menghadapi tantangan yang semakin
meningkat di dunia maju dan inovasi data.

Lembaga pendidikan yang baik dan berfungsi dengan baik adalah kunci untuk membangun
kerangka pengajaran yang efektif dan relevan, serta untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan oleh masyarakat dan pemerintah.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan mengenai landasan pendidikan adalah bahwa mereka merupakan dasar dan
pijakan yang sangat penting dalam sistem pendidikan suatu negara atau lembaga
pendidikan. Landasan pendidikan mencakup berbagai elemen, seperti hukum, filosofi,
etika, nilai-nilai, serta konteks sejarah, sosial, dan budaya, yang membentuk pandangan
dan arah pendidikan. Berikut beberapa poin penting dalam kesimpulan ini:
a) Landasan Pendidikan adalah Fondasi Pendidikan: Mereka memberikan kerangka
kerja dan panduan untuk pengembangan dan pelaksanaan pendidikan dalam suatu
masyarakat.
b) Mengintegrasikan Banyak Aspek: Landasan pendidikan menggabungkan aspek-
aspek seperti hukum, filosofi, psikologi, sosiologi, ekonomi, dan budaya untuk
membentuk visi pendidikan yang komprehensif.
c) Tujuan dan Nilai-Nilai Pendidikan: Mereka membantu dalam menetapkan tujuan
pendidikan dan nilai-nilai yang ingin ditanamkan dalam peserta didik.
d) Menyediakan Pedoman Etika: Landasan pendidikan memberikan pedoman etika
untuk menjalankan pendidikan secara etis dan menghormati hak-hak peserta didik.
e) Mengakomodasi Perubahan dan Tantangan: Mereka harus mampu menyesuaikan
diri dengan perubahan dalam masyarakat, teknologi, dan tantangan zaman modern.
f) Mengikat Sejarah dan Masa Depan: Landasan pendidikan juga mencerminkan
sejarah pendidikan dan berfungsi sebagai pijakan untuk masa depan.

Dengan landasan pendidikan yang kokoh dan relevan, suatu sistem pendidikan dapat
memberikan pendidikan yang efektif, bermakna, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan peserta didik. Kesimpulannya, landasan pendidikan adalah elemen kunci dalam
membentuk sistem pendidikan yang sukses dan memainkan peran penting dalam
membentuk masa depan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Elfachmi, A. K. (2016). Pengantar Pendidikan. Bandung: Erlangga.

Junaid, H. (2012). Sumber, Azas dan Landasan Pendidikan. Sulesna (Jurnal Wawasan
Keislaman UIN Alauddin Makassar, 7(2), 84–102.

Yatimah, D. (2017). Landasan Pendidikan. Jakarta: Alumgadan Mandir.

Tirtarahardja. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta


Pridarta, Made Prof Dr. 2009. Landasan pendidikan : stimulasi ilmu pendidikan bercorak
Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta
Ahmadi, Abu. 2007. Ilmu Pendidikan. Jakarta
Hasbullah. 2009. Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai