NIM : 17843016
Kelas : 3C
E. Unsur-unsur pendidikan
Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).
2. Orang yang membimbing (pendidik)
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan
pendidikan)
Penjelasan:
1. Subjek yang dibimbing (Peserta didik)
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern
cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah
subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
merupakan insan yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
2. Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik
mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu
lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat.
Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua,
guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara
peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan.
Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses
berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat
pendidikan.
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan
ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.
Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat
efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang
preventif dan yang kuratif.
Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat.
F. Pendidikan sebagai sistem
1. Pengertian Sistem
Beberapa definisi sitem menurut para ahli:
a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau
terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-
bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks
atau utuh. (Tatang M. Amirin, 1992:10)
b. Sistem meruapakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang
bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. (Tatang
Amirin, 1992:10)
c. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang
terorganisasikan dan berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. (Tatang Amirin, 1992:11)
D. Standar Isi
Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi
minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan
kalender pendidikan.
H. Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan terdiri atas:
o Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan.
o Standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah.
o Pengelolaan oleh Pemerintah
I. Solusi
Sebenarnya banyak sekali hal-hal yang dapat dilakukan oleh pendidik
dalam melaksanakan apa yang disebut dengan evaluasi pembelajaran
secara maksimal. Salah satunya, pendidik harus banyak wawasan terkait
evaluasi itu sendiri. Karena kesarjanaan seorang pendidik bukanlah
menjadi jaminan bahwa ia telah menguasasi semua jenis ataupun
komponen dalam sistem evaluasi. Menguasai dan mengembangkan
beberapa jenis evaluasi sangat diharapkan dari pendidik yang mengaku
dirinya profesional, sehingga evaluasi yang dilaksanakan tidaklah
monoton dan stagnan. Karena disadari atau tidak, terkadang pendidik
menjalankan suatu proses pembelajaran bukan karena ia mahir dalam hal
itu, melainkan karena tidak dikuasainya hal-hal lain yang terkait Akhirnya
di sini tidak ada pihak yang akan dirugikan, baik peserta didik maupun
lembaga pendidikan itu sendiri.
Selain itu pendidik dapat membentuk hubungan emosional dengan peserta
didiknya sebagai pendukung dari segala proses pembelajaran. Karena
dalam pandangan penulis, ketika proses pembelajaran disertai dengan
hubungan emosional antara pendidik dan peserta didik, proses
pembelajaran itu menjadi menyenangkan, dan suasana inilah yang paling
diharapkan oleh peserta didik. Kebanyakan siswa terkadang menganggap
evaluasi adalah proses yang menyeramkan, dan hubungan emosional
penulis kira dapat menghilangkan anggapan itu.