Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mita Mayang Sari

NPM : 2088201044
Prodi : PBSI / 4
MK : Pengelolaan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan Digital
Uraikan secara tertulis berdasarkan pertanyaan berikut.
1. jelaskan perbedaan perpustakaan konvensional dan perpustakaan digital!
2.Uraikan secara tertulis kendala atau hambatan bagi pengguna perpustakaan digital.
3.Uraiakan faktor kebutuhan atau analisis kebutuhan adanya perpustakaan digital bagi masyarakat saat ini.
4.Jelaskan manfaat yang diperoleh bagi pengguna perpustakaan digital, minimal 5 manfaat.

JAWAB

1. Perpustakaan Konvensional Ialah perpustakaan yang memiliki koleksi buku, manuskrip,


jurnal, sumber informasi terekam lainnya dan terbitan yang terbatas pada bentuk
cetak dengan akses manual. Keseluruhan proses mulai dari proses pengadaan
sampai sirkulasi dilakukan dengan cara manual.

Digital Library atau perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik
itu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan
menggunakan protocol elektronik melalui jaringan komputer.

2. 1. Banyak kendala yang ditemukan, terutama terkait dengan perbedaan standar yang
digunakan dalam implementasi sistem perpustakaan, terutama dalam hal metadata dan
protokol pertukaran data. Perpustakaan-perpustakaan yang berbeda dalam metadata
dan juga protokol komunikasi akan sulit untuk saling bertukar data.
2. Kendala lainnya adalah beragamnya spesifikasi komputer dan bandwidth jaringan
yang dipakai dalam proses komunikasi tersebut. Keberagaman spesifikasi dan
bandwidth jaringan tersebut dapat menyebabkan terjadinya bottleneck dalam proses
komunikasi apabila kita salah dalam memilih perpustakaan digital yang akan diajak
berkomunikasi.
3. Perbedaan persepsi dan pendapat terkait hak cipta. Sebagaimana kita ketahui bahwa
masalah hak cipta yang terbagi dua: hak cipta pada dokumen yang didigitalkan dan hak
cipta pada dokumen di communication network. Di dalam hukum Indonesia, hak cipta
masalah transfer dokumen lewat jaringan komputer belum didefinisikan dengan jelas.
Sehingga hal ini menimbulkan persepsi dan interpretasi yang berbeda-beda pada
pengelola perpustakaan yang dapat menimbulkan masalah ketika mereka berjejaring
dalam sebuah jaringan perpustakaan digital.
4. Masalah penarikan biaya. Perbedaan kebijakan pada perpustakaan terkait penarikan
biaya dari akses koleksi digital menjadi masalah tersendiri yang harus dapat dipecahkan.
Penelitian di bidang ini banyak mengarah ke pembuatan sistem deteksi pengaksesan
dokumen atau pun upaya mewujudkan electronic money (Purtini, n.d.).
5. Kendala yang bersifat non-teknis terutama terkait dengan ego dan kebebasan yang
diinginkan oleh setiap pengelola perpustakaan. Memaksakan setiap perpustakaan untuk
menggunakan platform dan standar yang sama bukanlah hal yang bijaksana dan sulit
dilakukan karena mengharuskan mereka melakukan investasi ulang terhadap aplikasi
yang mereka miliki termasuk proses migrasi data.
6. Kurangnya SDM bidang IT yang mau bekerja di Perpustakaan, menyebabkan
perpustakaan kekurangan programmer yang bisa menangani maintenance data dan
sharing data secara digital.
7. Ketergantungan perpustakaan digital pada bantuan dana dari pihak luar sehingga
ketika bantuan dana sudah tidak ada maka jejaring tidak dapat berjalan. Sebenarnya
masalah dana bisa diatasi jika SDM perpustakaan dapat menangkap peluang bisnis yang
bisa timbul dari jaringan perpustakaan digital, misalnya dengan memberi ruang bagi
iklan produk terkait sehingga dapat menjadi sumber dana bagi jaringan perpustakaan
digital.
8. Beragamnya kondisi perpustakaan yang ikut berjejaring dalam perpustakaan digital
menyebabkan ketidak-seimbangan dalam pembagian beban kerja, sehingga beban kerja
biasanya banyak ditanggung oleh perpustakaan penggagas jaringan sehingga ketika
terjadi sesuatu pada pada perpustakaan penggagas, misalnya tidak memiliki
programmer, maka jaringan tidak berjalan atau mandeg.
9. Perpustakaan digital yang ada di Indonesia biasanya masih bersifat parsial, dan terjadi
pada berbagai jenis perpustakaan maupun lembaga informasi yang bukan sejenis dari
sisi pengguna maupun bidang ilmu yang dilayani, akibatnya terjadi kesenjangan dan
perbedaan kebutuhan informasi yang sangat tajam.

3. Apabila analisa kebutuhan sudah dilakukan dan jawabannya adalah positif, maka tahap
berikutnya adalah menentukan tujuan. Tujuan ini harus didasarkan pada visi dan misi
perpustakaan serta lembaga induknya. Masing-masing perpustakaan mempunyai tujuan
yang berbeda satu sama lain tergantung pada kondisi masing-masing perpustakaan.

4. 1. Jumlah pilihan yang tinggi


Perpustakaan digital memberikan akses ke banyak konten dengan sumber daya dan
pilihan yang berpotensi tak terbatas. Batasan utama perpustakaan tradisional diwakili oleh
ruang fisik: buku menghabiskan banyak ruang dan orang sering kali harus berjalan berkeliling
untuk mencari materi tertentu. Berkat Internet dan penyimpanan cloud, perpustakaan digital
mengatasi keterbatasan ini, memperluas wawasan siswa dalam belajar. Mereka dapat
mengakses sejumlah besar pengetahuan dan berbagi konten dengan orang lain, memfasilitasi
perluasan Pendidikan
2. Membangun warisan untuk generasi berikutnya
Perpustakaan online membantu masyarakat ilmiah karena berfungsi sebagai reservoir
untuk penyimpanan data, informasi, dan temuan penelitian penting. Untuk waktu yang sangat
lama, catatan fisik studi dan penelitian ilmiah harus menghadapi masalah kritis: dihancurkan
atau hilang. Namun hari ini, berkat perpustakaan digital, salinan studi dan penelitian online
dapat dilindungi dan dikumpulkan untuk menciptakan warisan virtual informasi untuk generasi
mendatang.
3. Akses instan ke konten pendidikan
Selama koneksi Internet tersedia, perpustakaan digital dapat diakses di mana saja dan
kapan saja menggunakan perangkat teknologi sederhana, seperti PC, tablet, atau bahkan
smartphone.Artinya, siswa dapat melihat buku, gambar, video online, dan semua konten
pendidikan lainnya secara online tanpa harus menunggu dan pergi ke perpustakaan fisik
terdekat. Mereka dapat melakukannya di lingkungan formal, misalnya di sekolah, atau mereka
dapat bersantai di rumah untuk mendapatkan akses cepat ke informasi yang mereka butuhkan.
4. Berjuang melawan kerusakan
Penyimpanan digital buku dan, di atas segalanya, audio, memecahkan masalah
kerusakan. Di perpustakaan tradisional, kaset audio dan rekaman vinil dibagikan kepada banyak
siswa yang mengajukan masalah untuk memegang sejumlah besar permainan. Foto rapuh atau
dokumen kuno harus ditolak beberapa kali penyerahan dan konsultasi, dengan risiko mengalami
kerusakan atau kerusakan lainnya. Berkat digitalisasi materi, dimungkinkan untuk mengakses
konten berapa kali yang dibutuhkan siswa, menggunakan format (mp3, gambar digital, buku
teks online, dll.) Yang pasti jauh lebih aman untuk digunakan.
5. Pengambilan informasi yang lebih mudah
Selama bertahun-tahun, perpustakaan digital telah mengembangkan berbagai fitur
pencarian – seperti operator boolean dan proximity, truncation, dll. – yang memfasilitasi akses
ke informasi dan koleksi data, memungkinkan siswa melakukan pencarian canggih untuk
berbagai kueri. Berkat teknologi mesin pencari yang intuitif – misalnya, peringkat atau perluasan
istilah otomatis – bahkan pengguna pemula dapat mulai menggunakan perpustakaan digital
untuk menyelesaikan pencarian mereka secara mandiri. Dan yang paling menggembirakan
adalah, seiring dengan bertambahnya koleksi digital, tingkat kecanggihan fitur pencarian ini
meningkat secara eksponensial

Anda mungkin juga menyukai