Disusun Oleh:
MUHAMMAD SOADIKIN (2021B1E004)
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika kita mendengar kata perpustakaan, sebagian besar orang langsung
terbayang rak-rak buku yang tersusun dengan rapi. Namun hal tersebut tampaknya
sudah sedikit bergeser dengan adanya perpustakaan digital. Pertumbuhan
perpustakaan digital semakin cepat karena kebutuhan akses informasi, hiburan, dan
data-data yang valid dari jurnal, buku, dan karya tulis ilmiah.
Saat ini gejala electronic book (e-book) atau buku elektronik mulai menjadi
sesuatu yang perlu direspon. Karena secara tidak langsung e-book akan
mempengaruhi aktivitas perpustakaan.
Informasi dibutuhkan dalam kehidupan manusia dari waktu ke waktu.
Informasi tersebut digunakan untuk berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat.
Perkembangan bentuk maupun cara mendapatkan informasi terjadi sangat cepat
dengan adanya penyediaan informasi yang merupakan gabungan antara data dan suara
secara cepat tanpa batasan ruang dan waktu.
Informasi dapat diperoleh oleh siapa saja, kapan saja, dimana saja, dengan
menggunakan kecanggihan teknologi informasi. Gambar berikut menjelaskan
terjadinya ledakan informasi yang terjadi saat ini.
Kebutuhan informasi juga menyebabkan perubahan bentuk organisasi dalam
hidup bermasyarakat, bagaimana masyarakat melaksanakan kegiatannya dan
bagaimana mereka berkomunikasi satu sama lainnya. Di era global saat ini bentuk
organisasi dan cara kerja masyarakat bisa terjadi secara maya dengan menggunakan
fasilitas internet untuk berkomunikasi.
Pelestarian bahan pustaka secara umum memiliki dua unsur utama, yaitu
pelestarian dalam bentuk fisik dan pelestarikan nilai informasi. Proses pelestarian
dalam bentuk fisik bisa dilakukan dengan cara pemeliharaan, perawatan, pengawetan
dan perbaikan. Sedangkan melestarikan nilai informasi dilakukan melalui alih huruf,
alih bahasa dan alih media.
Alih media perpustakaan biasa dilakukan pada bahan pustaka yang bernilai
sejarah, naskah kuno, buku langka atau bahan pustaka yang memiliki kondisi fisik
yang sudah rapuh. Namun proses alih media konvensional dengan melakukan
fotokopi biasanya akan semakin merusak fisik bahan pustaka sehingga perpustakaan
harus mempunyai kebijakan membuat salinan dalam bentuk alih media berbentuk
digital guna melestarikan informasi bahan pustaka tersebut.
Selain itu, alih media acapkali berpotensi menimbulkan pelanggaran terhadap
hak cipta namun perlu diingat bahwa perpustakaan sebagai lembaga publik tidak
hanya memberi layanan jasa informasi tetapi juga mempunyai tugas melestarikan
hasil ciptaan manusia agar hasil karya cipta tersebut dapat diberdayakan sepanjang
masa. Guna melestarikan nilai informasi yang terkandung dalam bahan pustaka maka
perpustakaan harus dapat menjaga dan melindungi hak cipta seseorang dengan
menerapkan kebijakan yang berpihak pada kepentingan publik serta tetap
menghormati hak-hak intelektual individu dan masyarakat.
Teknologi informasi telah berperan penting dalam melahirkan otomasi
perpustakaan. Hal ini dipicu oleh tuntutan pemakai perpustakaan terhadap kualita
layanan perpustakaan. Sebagai contoh, perkembangan internet dan perkembangan
sumber informasi baru yang begitu cepat sehingga menuntut perpustakaan untuk
melakukan suatu langkah perubahan, baik dalam bentuk koleksi maupun dalam hal
pola pelayanannya.
Pada dasarnya, perpustakaan digital sama saja dengan perpustakaan biasa,
hanya saja memakai prosedur kerja berbasis komputer dan sumber daya digital
(Widyawan, 2005). Perpustakaan digital atau digital library menawarkan kemudahan
bagi para pengguna untuk mengakses sumber-sumber elektronik dengan alat yang
menyenangkan pada waktu dan kesempatan yang terbatas. Pengguna bisa
menggunakan sumber-sumber informasi tersebut tanpa harus terikat kepada jam
operasional perpustakaan seperti jam kerja atau jam buka perpustakaan. Istilah yang
digunakan untuk perpustakaan digital (digital library) sering dipertukarkan dengan
perpustakaan elektronik (e-library), dan perpustakaan maya (virtual library).
Perpustakaan digital menawarkan kemudahan bagi para penggunanya un uk
mengakses sumber informasi elektronik dengan alat yang menyenangkan
pada waktu dan kesempatan yang terbatas. Pengguna tidak lagi terikat secara
fisik pada jam layanan perpustakaan dimana pengguna harus hadir atau
mengunjungi perpustakaan untuk mendapatkan informasi. Disinilah perpustakaan
digital sebagai alat dapat memfasilitasi dan memecahkan persoalan keterbatasan
akses tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu
buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk elektronik dan mendistribusikannya dengan
menggunakan protokol elektronik melalui jaringan komputer. Istillah perpustakaan
digital atau digital library sendiri mengandung pengertian sama dengan electronic
library dan virtual library.
Alih media digital adalah salah satu kegiatan melestarikan khasanah budaya
bangsa dengan mengalih bentuk dari bentuk asli ke bentuk/media digital. Alih media
merupakan proses digitasi yaitu proses alih media dari media cetak seperti buku,
majalah, koran, foto dan gambar ke dalam bentuk data digital yang dapat direkam,
disimpan dan diakses melalui komputer atau media digital lainnya.
A. Keunggunlan
Dalama melakukan dokumentasi di dalam ruang digital guna memberikan
informasi kepada pemustaka memiliki banyak sekali manfaat yang didapat baik oleh
perpustakaan maupun oleh pemustaka itu sendiri. Kelebihan atau keunggulan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Tidak dibatasi ruang: setiap pengguna dapat mengakses perpustakaan digital tanpa
harus datang ke perpustakaan, selama pengguna mempunyai koneksi dengan
internet;
2. Tidak dibatasi waktu: akses ke perpustakaan digital dapat dilakukan 24 jam dalam
sehari, dapat diakses kapan saja, tanpa batas waktu, selama pengguna terhubung
dengan internet;
3. Penggunaan informasi lebih efisien: informasi yang ada dapat diakses oleh
pengguna secara bersamaan dalam waktu yang sama dengan jumlah orang yang
banyak;
4. Pendekatan berstruktur: pengguna dapat mencari informasi secara berstruktur,
misalnya dimulai dari menelusur katalog on line , kemudian masuk ke full text,
selanjutnya bisa mencari per bab bahkan per kata;
5. Lebih akurat: pengguna dapat menggunakan kata kunci dalam pencariannya. Kata
kunci yang tepat, akan membantu pengguna mendapatkan informasi yang akurat
dan sesuai dengan kata kunci yang dicantumkannya;
6. Keaslian dokumen tetap terjamin: Selama proses digitalisasi menggunakan bentuk
image/format PDF, keaslian dokumen akan tetap terjamin;
7. Jaringan perpustakaan yang lebih luas: kemudahan dalam melakukan
kerjasama/link antar perpustakaan digital, dimana ada kesepakatan antar
pengelola perpustakaan untuk melakukan resource sharing melalui jaringan
internet;
8. Secara teori, biaya pengadaan dan pemeliharaan koleksi menjadi lebih murah
B. Kelemahan
Berikut adalah kekurangan atau kelemahan dari proses digitalisasi informasi yang
dilakukan oleh perpustakaan:
1. Undang-Undang Hak cipta (Copy Right) : dalam hukum hak cipta masalah
transfer dokumen lewat jaringan komputer belum didefinisikan dengan jelas,
masalah ini masih jadi perdebatan dalam proses pengembangan perpustakaan
digital;
2. Pengguna masih banyak yang lebih menyukai membaca teks tercetak daripada
teks elektronik;
3. Proses digitasi dokumen, membutuhkan waktu yang cukup lama, dibutuhkan
ketrampilan dan ketekunan dalam mengembangkan dan memelihara koleksi
digital;
4. Jika terjadi pemadaman listrik, perpustakaan digital yang tidak mempunyai
jenset, tidak dapat beroperasi.
5. Pengunjung perpustakaan menjadi berkurang. Jika semua pengguna mengakses
perpustakaan digital dari rumah masing-masing ataupun dari warnet, maka
pengunjung perpustakaan akan berkurang karena dengan mengunjungi
perpustakaan digital, pengguna tidak merasa perlu mengunjungi perpustakaan
secara fisik, tapi dapat mengunjungi perpustakaan dengan cara online.
C. Efek/Dampak
Adapun dampak atau efek dari melakukan dokumentasi secara digital guna
memberikan informasi kepada pemustaka akan sangat berpengaruh terhadap proses
pengelolaan perpustakaan. Adapun dampat-dampak tersebut adalah sebagai berikut:
a. Layanan Sirkulasi
Penerapan TI dalam bidang layanan sirkulasi selain layanan peminjaman dan
pengembalian, statistik pengguna, dan administrasi keanggotaan, dapat juga
dilakukan layanan silang layan antar perpustakaan yang akan lebih mudah
dilakukan apabila TI sudah menjadi bagian dari layanan sirkulasi ini. Seperti sudah
dimungkinkannya adanya self-services dalam layanan sirkulasi melalui fasilitas
barcoding dan RFID (Radio Frequency Identification). Termasuk mulai
digunakannya SMS, Faksimili dan Internet, didalam layanan sehari-hari.
b. Layanan Referensi & Hasil-hasil Penelitian
Penerapan TI dalam layanan ini dapat dilihat dari tersedianya akses untuk
menelusuri sumber-sumber referensi elektronik/digital dan bahan pustaka lainnya
melalui kamus elektronik, direktori elektronik, peta elektronik, hasil penelitian
dalam bentuk digital, dan lain-lain.
c. Layanan Periodikal
Pengguna layanan periodikal (jurnal, majalah, terbitan berkala lainnya) akan
sangat terbantu apabila perpustakaan mampu menyediakan kemudahan dalam
akses ke dalam jurnal-jurnal elektronik, baik itu yang diakses dari database lokal,
global maupun yang tersedia dalam format CD. Bahkan silang layan dan layanan
penelusuran informasi pun bisa dimanfaatkan oleh pengguna dengan bantuan
teknologi informasi seperti internet.
d. Layanan Multimedia/Audio-Visual
Layanan multimedia/audio-visual atau yang lebih dikenal sebagai layanan
“non book material” adalah layanan yang secara langsung bersentuhan dengan TI.
Pada layanan ini pengguna dapat memanfaatkan teknologi informasi dalam bentuk
Kaset Video, Kaset Audio, MicroFilm, MicroFische, CD, Laser Disk, DVD, Home
Movie, Home Theatre, dll. 133 Pengelolaan Perpustakaan Digital (Yuyun
Widayanti) Layanan ini juga memungkinkan adanya media interaktif yang dapat
dimanfaatkan pengguna untuk melakukan pembelajaran, dan sebagainya.
e. Layanan Internet & Computer Station
Internet sebagai icon penting dalam TI, sudah tidak asing lagi dalam
kehidupan semua orang. Untuk itu perpustakaanpun harus dapat memberikan
layanan melalui media ini. Melalui media web perpustakaan memberikan informasi
dan layanan kepada penggunanya. Selain itu perpustakaan juga dapat menyediakan
akses internet baik menggunakan computer station maupun WIFI/Access Point
yang dapat digunakan pengguna sebagai bagian dari layanan yang diberikan oleh
perpustakaan. Pustakawan dan perpustakaan juga bisa menggunakan fasiltas web-
conferencing untuk memberikan layanan secara online kepada pengguna
perpustakaan. Web-Conferencing ini dapat juga dimanfaatkan oleh bagian layanan
informasi dan referensi. OPAC atau Online Public Access Catalogue merupakan
bagian penting dalam sebuah perpustakaan, untuk itu perpustakaan perlu
menyediakan akses yang lebih luas baik itu melalui jaringan lokal, intranet maupun
internet.
f. Keamanan
Teknologi informasi juga dapat digunakan sebagai alat untuk memberikan
kenyamanan dan keamanan dalam perpustakaan. Melalui fasilitas semacam gate
keeper, security gate, CCTV dan lain sebagainya, perpustakaan dapat
meningkatkan keamanan dalam perpustakaan dari tangan-tangan jahil yang tidak
asing sering terjadi dimanapun.
g. Pengadaan
Bagian Pengadaan juga sangat terbantu dengan adanya teknologi informasi ini.
Selain dapat menggunakan TI dan internet untuk melakukan penelusuran koleksi-
koleksi perpustakaan yang dibutuhkan, bagian ini juga dapat memanfaatkannya
untuk menampung berbagai ide dan usulan kebutuhan perpustakaan oleh
pengguna. Kerjasama pengadaan dengan berbagai pihak juga menjadi lebih mudah
dilakukan dengan adanya TI ini. Implementasi TI dalam layanan perpustakaan dari
waktu ke waktu akan terus berkembang seiring makin kompleksnya keperluan
automasi perpustakaan maupun penyediaan media/bahan pustaka yang berbasis TI.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemajuan teknologi yang pesat membawa kemudahan bagi kehidupan
manusia, tetapi pada sisi yang lain kemajuan tadi harus dimaknai secara arif dan
bijaksana agar kita tidak terjebak ke dalam pemanfaatan kecanggihan teknologi untuk
hal-hal yang merugikan bagi orang lain.
Alih media hanyalah sebuah proses dengan teknologi maju, namun yang perlu
diwaspai adalah falsafah moral dalam teknologi yang maju agar dapat berjalan seiring
dengan peradaban dan kebudayaan manusia.
Sudah saatnya perpustakaan menyambut masa depan yang serbadigital. Segala
aktivitas selayaknya mengarah kepada penerapan teknologi yang tercipta untuk
dimanfaatkan dan didayagunakan. Bukan saatnya lagi teknologi menjadi sebuah
hambatan untuk melangkah lebih maju dalam menatap masa depan. Terciptanya
teknologi akan merangsang dalam menghasilkan produk (informasi) secara akurat,
terkini dan terseleksi. Tentunya dengan tetap memperhatikan faktor kemanfaatan.
Penerapan teknologi informasi di perpustakaan akan membawa kepada layanan
informasi yang berkualitas. Tentunya yang diimpikan adalah layanan informasi yang
tidak lagi terbatas ruang dan waktu. Kapan dan di mana saja perpustakaan siap
menemani serta memuaskan pelanggannya.
DAFTAR PUSTAKA