Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sofia Hanafi

NIM : 19101040097
Mata Kuliah : Manajemen Perpustakaan digital
“Meringkas buku “
1.2 Munculnya perpustakaan digital
Banyak contoh perpustakaan digital yang ditemukan di dunia, dan itu berkembang sesuai
dengan pendapat dimana meterial digitas dimunculkan sehingga memunculkan kebingungan
karena banyak yang mendeskripsikan sesuai dengan bidang mereka.
Diskusi dimulai untuk membahas perpustakaan digital dengan empat orang yang berbeda visi
dan membantu darurat pengertian perpustakaan digital ini, dimulai dengan Vannevar Bush,
professor mesin elektro dari MIT, Direktur Kantor Penelitian dan Pengembangan Ilmiah, dan
Presiden Lembaga Carnegie. Karena informasi yang terlalu banyak dan meluap maka
munculah tekhnologi solusi yang disebut Memex yang seperti buku dapat menyimpan,
mencatat, dan berkomunikasi secara cepat sekaligus fleksibel.
Banyak influenser dari Bush’s idea ws Doughlas Engelbart. Yang dia dapat dari membaca
majalah “as we may think” dan diakhir tahun 1940 muncul konsep mesin yang dapat
membantu kegiatan kognitif manusia yang di sebut ’hypertext’ yang diajukan bersama
standford research institute di California pada tahun 1960. Engelbert berkolaborasi bersama
tim menciptakan mouse, windows software, online help system dan mempromosikan user
interface yang akan di demonstrasikan secara langsung pada 1968.
Ted Neslon yang di pengaruhi oleh Bush dan Engelbart untuk mengoneksikan ‘hypertext’
dengan ‘Xanadu’ dibidang perpustakan dan publikasi, walau akhirnya gagal namun xamandu
menjadi evaluasi berkembangnya hypertext system.
Tim berness-Lee mendesain hypertext untuk perkerjaan bersama yang dikombinasikan
dengan web yang disebut dengan World Wide Web (WWW).
Dari kumpulan ide-ide tersebut bergabung dan sekalugus menjadi perkembangan pada
komputer yang juga berhubungan dengan data-data. Ide yang dibayangkan yaitu
perpustakaan digital yang menghubungan dokumen menjadi user friendly dan berbasis
windows antarmuka.
Pada awalnya perpustakaan digital terlibat dalam proyek digitalisasi artikel jurnal diberbagai
universitas dengan tujuan untuk menguji jaringan, masalah tehniks, perilaku pengguna, dan
pertanyaan organisasi. Mercury, CORE, dan TULIP dapat membantu menerbitkan
perpustakaan digital dan manfaatnya bagi mereka tersebut.
Karena perkembangan perpustakaan digital sangat cepat para profesional dan peneliti tertarik
sehingga terlaksananya workshop tetang bahasan “arah masa depan text analysis, retrieval
dan understanding” yang diadakan di AS 1991. Selanjuntnya penelitian diikuti oleh lokarya
seperti NSF, NASA, dan DARPA. Pada DLI-1(digital library initiative) mengembangkan
penelitian seperti :
 Univ. California di Berkeley mengembangkan koleksi besar digital tentang lingkungn
California
 Univ. California di Santa mengenbangkan peta dan informasi geo-spatial dalam
proyekk Alexandria.
 Univ. Carnegie mellon university mengembangkan pengambilan video digital
 Univ. Illinois berfokus pada proyek ilmu pengetahuan dan jurnal teknik
 Univ. Michigan berfokus pada intelligent agents untuk lokasi informasi
 Univ. Stanford yang mengembangan interoperation mekanisme perpustakaan digital
yang heterogen.
Fase DLI-2 dan sponsor lembaga AS seperti NLM, LC dan NSF mengembangkan dan
memperluas proyek tahap 1 dengan tujuan :
- Memperluas dnegan mempromosikan perpustakaan digital di berbagai daerah
- Mempercepat pengembangan, mengelola, dan mengakses digital konten dan koleksi
- Membuat kapabilitas baru dan pilihan untuk perpustakaan digital untuk disajikan
untuk pengguna dan komunitas termasuk semua tingkatan pendidikan
- Mendorong interaksi pembelajaran diantara manusia dan perpustakaan digital diantara
berbagai variasi sosial dan konteks organisasi
Diantara 36 proyek pada tahun 1999 dan 2004 dapat ditemukan situs web DLI-2
(http://www.dli2.nsf.gov/projects.html). untuk salah satu contohnya yaitu Univ. California
dalam proyek Davis “A Multimedia digital library of folk literature” yang bergerak di bidang
arsip judeoSpanish ballads, lirik puisi, cerita rakyat, peribahasan dan teka-teki. Yang pada
penciptaanya dalam digital dan dibuat lebih luas, efektif untuk dianalisis secara tekstual. Dan
perpustakaan digital di dukung di seluruh dunia seperti :
 Afrika perpustakaan
 Di brazil ‘the virtual library’
 Canadian initiative
 Ireland the corpus of elektronik texts (CELT)
 The new zealand digital library
 Thailand the digital library
 UK the elevtronik Libraries
Pada diskusi awal perpustakan digital didominasi untuk komputer ilmuan, namun pustakawan
lainnya berdebat dan akhirnya perpustakaan digital menjadi lebih beragam seperti pada akses,
layanan, dan ekonomi. Sekaligus perpustakaan digital sekarang menjadi bagian dari
perpustakaan di seluruh dunia baik dilihat dari penelitian atau prespektif operasional.

Mengapa harus perpustakaan digital ?


Yang pertama karena perpustakaan digital menggunakan jaringan yang cakupannya lebih luas
bisa mencakup perpustakaan di seluru dunia. Perpustakaan digital memerlukan biaya lebih
untuk tempat menyimpan koleksi karena tidak memerlukan ruang fisik. Perpustakaan dapat
diakses di berbagai tempat baik rumah, sekolah, kampus, dsb. Pengguna juga dapt
berkonsultasi setiap saat kecuali saat komputer sistem sedang down. Koleksi selalu dapat
dipinjam walau sedang dipinjam, dapat di kirim ke penjilidan, tidak pernah salah saat
penyimpanan atau dicuri.
Perpustakaan digital dapat dicari dan dibrowse, bisa didownload, di cut atau paste di
dokumen lain. Koleksi nya juga dapat dilayankan di e-learning, e-commerce dan fasilitas
kolaborasi dengan orang-orang atau lembaga sekitar.
Informasi profesional juga memiliki layanan yang sama, namun koleksinya yang lebh besar,
aksesbilitasnya yang lebih luas, sehingga mengurangi biaya ruang penyimpanan seperti
perpustakaan tradisional yang memerlukan rak buku. Dokumen digital juga mengurangi
kegiatan preservasi karena mereka dapat dikonsultasikan tanpa merawat dokumen yang
langka dan rapuh.
Perpustakaan digital juga dapat menekan penggunaan kertas yang berdampak pada
peningkatan konsumsi kertas yang di print dari komputer. Penerbit juga telah siap untuk
menggunakan dokumen versi digital.
Namun perpustakaan digital juga sudah membawa masalahnya sendiri seperti:
- Kesenjangan digital
- Interobilitas antara sistem dan software
- Otentifikasian pengguna untuk akses ke koleksi
- Organisasi informasi
- Desain interface
- Hak kekayaan intelektual
- Pelestarian data digital dari waktu ke waktu
- Pelatihan dan training bagi staff
Namun keduanya memiliki sisi positif dan negatif. Institusi iformasi seperti perpustakaan,
arsip dan museum tradisional lebih mengedepankan bangunan daripada seorang profesinal
yang bekerja disana. Dan pustakawan dianggap tidak penting namun pustakawan itu akan
tetap penting dikarenakna mereklah yang terlibat dalam perubaan, revolusi baik lingkungan
maupun tekhnologi yang sangat berdampat besar.
Selama manusia terus mewarisi ilmu dari nenek moyang, terus belajar dengan mengikuti
zaman, kecerdikan dan kreatifitas manusia meningkat tentang penyimpanan informasi. Walau
buku dan perpustakaan berubah, tetapi tugas pustakawan tetap sama pentingnya seperti
mengumpulkan, melestarikan catatan dari imajinasi lalu dicatat oleh tangan mereka dan
memberikannya kepada mereka yang kan menggunakannya.

Anda mungkin juga menyukai