Anda di halaman 1dari 17

Strategi Pengembangan Perpustakaan Digitasl ...

(Hartono)

STRATEGI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DIGITAL


DALAM MEMBANGUN AKSESIBILITAS INFORMASI:
Sebuah Kajian Teoritis pada Perpustakaan
Perguruan Tinggi Islam di Indonesia
Hartono
www.hartono_hary@yahoo.co.id

Tulisan ini merupakan pemikiran yang didasari pada sebuah kegelisahan penulis terhadap pengembangan
perpustakaan digital di Indonesia. Disadari bersama bahwa hadirnya perpustakaan digital merupakan
peradaban baru dalam bidang kepustakawanan di dunia. Dalam hal ini kemajuan dibidang iptek telah
merubah sekaligus merevolusi sebuah tatanan baik organisasi, manajemen, teknologi serta tatanan sosial,
hukum dan budaya dan lainnya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi perpustakaan digital
juga berdampak pada perubahan pada segala aspek kehidupan masyarakat. Perubahan perilaku masyarakat
dalam mendapatkan informasi serta semakin tinggi tuntutan kebutuan informasi juga sangat bervariasi.
Peran lembaga informasi termasuk perpustakaan dalam mengembangkan kualitas layanan perpustakaan
sebagai tuntutan kebutuhan informasi yang tidak dapat terhindarkan. Dalam dinamikanya perpustakaan
tidak saja membangun kualitasnya dalam layanan konvensional dengan mengandalkan kepemilikan koleksi
dan koleksi tercetaknya. Perpustakaan harus mengalami metamorfosa membangun layanan perpustakaan
berbasis teknologi informasi. Dalam dinamika pengembangan perpustakaan digital di Indonesia belum
sesuai yang diharapkan hal ini menurut pengamatan penulis dan dari berbagai pertemuan ilmiah untuk
membangun perpustakaan ideal perpustakaan digital bagi perguruan Islam, baru sebatas konsep dalam
perancangan perpustakaan digital, masalah implementasi baik dalam manajemen, teknologi dan regulasi
dan masalah strategi pengembangan perpustakaan digital. Tulisan ini mencoba membahas dari sisi konsep
perpustakaan digital, implementasi perpustakaan digital dan strategi pengembangan perpustakaan digital
dalam membangun aksesibilitas informasi pada perguruan tinggi Islam ? Manfaat dalam tulisan ini sebagai
sebuah inspirasi dalam pengembangan perpustakaan digital khususnya perpustakaan perguruan tinggi Islam
di Indonesia. Strategi pengembangan perpustakaan digital dalam membangun aksesibilitas informasi adalah
sebagai berikut (1) pendekatan organisasi dan manajemen perpustakaan digital, (2) pendekatan implementasi
teknologi informasi, (3) pendekatan kebijakan akses dan regulasi informasi, (4) pendekatan implementasi nilai-
nilai keragaman budaya (multicultural) dan (5) mengembangkan kerjasama berbagi sumber daya (resource
sharing). Kemudian sebagai sebuah masyarakat modern, perpustakaan memerlukan pengaturan tentang
hak dan kewajiban dalam cara menyajikan, menyimpan, menyebarkan dan menggunakan informasi dalam
kegiatan pendidikan tinggi. Perpustakaan juga masih bekerja dengan prinsip-prinsip legal dan etika yang
didasarkan pada tradisi cetak. Manakala teknologi digital membawa ciri-ciri baru ke dunia kepustakawanan,
maka tugas pustakawan untuk memahami aturan-aturan baru yang diperlukan agar kegiatan perpustakaan
tetap pada koridor hukum yang berlaku di suatu masyarakat.
Kata Kunci: Perpustakaan Digital, Aksesibilitas Informasi dan Era Informasi

Pendahuluan terasa bahwa berbagai kemajuan dan modernitas


Latar Belakang berdampak pada segala aspek perilaku pencarian
Disadari bahwa di era informasi ini kemajuan informasi dan kebutuhan informasi semakin
ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak meningkat. Kondisi ini sebenarnya memiliki arti
terhadap perubahan-perubahan yang tidak dapat penting bagi lembaga yang bergerak dalam bidang
diperkirakan sebelumnya. Dalam bidang informasi informasi termasuk perpustakaan. Dengan hadirnya
75
Jurnal Perpustakaan Vol. 8 No.1 Tahun 2017: 75-91 ISSN 1979 - 9527

era informasi trend dan perubahan perpustakaan perpustakaan dalam konteks Ranganathan mampu
sangat pesat baik dalam tugas-tugas profesional mengembangkan koleksi digital, mengorganisasi
perpustakaan mulai pengembangan koleksi, informasi, preservasi digital serta mendesiminasikan
pengorganisasian informasi, pelestarian informasi, informasi kepada masyarakat umum.
penyimpanan, pendayagunaan informasi sampai Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43
dengan aksesibilitas pelayanan informasi. Tahun 2007 tentang perpustakaan disebutkan
Kondisi ini sebenarnya memiliki arti penting bahwa perpustakaan merupakan institusi
bagi lembaga yang bergerak dalam bidang pengelola karya tulis, karya cetak, dan/atau karya
informasi termasuk perpustakaan. Pandangan rekam secara profesional dengan sistem yang
yang berbeda Deegan (2002) bahwa pengaruh baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi
dunia telah terjadi perubahan radikal dalam bidang para pemustaka. (Bab I ayat 1). Kemudian dalam
bisnis yang ditengarai adanya meluapnya informasi Undang-Undang tersebut sebagaimana Bab V pasal
(information exsplotions). 14 ayat 3 disebutkan bahwa setiap perpustakaan
Modernitas media informasi pada era mengembangkan layanan perpustakaan sesuai
informasi telah melahirkan berbagai inovasi baru dengan kemajuan tekonologi informasi dan
di bidang perpustakaan dan informasi antara lain komunikasi.
menghasilkan berbagai inovasi perpustakaan Dinamika lembaga informasi serta hadirnya
digital. Kehadiran teknologi informasi dan undang-undang perpustakaan mengharuskan
komunikasi dibidang perpustakaan menghasilkan lembaga Perpustakaan Perguruan Tinggi untuk
percepatan dan ketepatan dalam membangun berinovasi dalam menyediakan informasi,
layanan perpustakaan. Kecanggihan teknologi mengelola informasi, melestarikan informasi,
tersebut meliputi sistem automasi perpustakaan, mendayagunakan serta mendesiminasikan
sistem perpustakaan digital, sistem jaringan informasi kepada masyarakat secara cepat, mudah
perpustakaan digital, sistem basis data elektronik dan murah dengan kemajuan teknologi informasi.
dan internet. Dalam implikasi di masyarakat bahwa Demikian juga dijelaskan Menurut Ranganathan
kemajuan teknologi informasi memunculkan dalam Zulaikah (2010) bahwa perpustakaaan
generasi net (net generation) maupun digital native merupakan organisasi yang tumbuh “growing
pada masyarakat informasi. organism”. Kemajuan perpustakaan berbasis
Kompleksitas peran perpustakaan digital teknologi informasi dan komunikasi dengan
sebagai sarana pendidikan, informasi, budaya dan pengembangan perpustakaan tersebut merupakan
sarana mencerdaskan bangsa maka memandang tuntutan masyarakat sekaligus kebutuhan zaman..
perlu mengembangkan perpustakaan digital dalam Berdasarkan pengamatan penulis serta
membangun aksesibilitas informasi masyarakat berbagai pertemuan ilmiah perpustakaan digital
berbasis pada budaya masyarakat. Pandangan Indonesia bahwa kondisi umum implementasi
diatas juga diperjelas Menemy (2007) bahwa perpustakaan digital masih jauh dari yang
pandangan Ranganathan yang diperkirakan masih diharapkan. Potret secara umum perpustakaan
relevan abad 21 memberikan inspirasi bahwa digital adalah sebagai berikut : Pertama, belum
perpustakaan mampu menyesuaikan diri tumbuh adanya konsep perancangan pembangunan
dan berkembang sebagai organisasi yang tumbuh perpustakaan digital yang jelas. Kedua masalah
pada ekologi global era digital. Bentuk akrobatiknya implementasi perpustakaan digital antara lain

76
Strategi Pengembangan Perpustakaan Digitasl ... (Hartono)

masalah manajemen, teknologi dan kebijakan konsep perpustakaan. Secara umum pengertian
akses. Ketiga, berkaitan dengan strategi perpustakaan disebutkan bahwa perpustakaan
pengembangannya. Permasalahan tersebut adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya
berimbas pada masalah kemudahan dalam cara cetak, dan/atau karya rekam secara profesional
mengakases atau aksesibilitas informasi, bahwa dengan sistem yang baku guna memenuhi
konsep aksesibilitas adalah derajat kemudahan kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,
dicapai oleh orang, terhadap suatu objek, pelayanan informasi dan rekreasi para pemustaka. (UU No.
maupun lingkungan. Dalam konsep aksesibilitas 43/2007 Bab I pasal 1 ayat 1). Kemudian pengertian
informasi menyangkut empat dimensi yaitu perpustakaan menurut Sulistyo Basuki (1991) bahwa
aksesibilitas inti, aksesibilitas informasi, kehandalan perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian
sistem dan kemudahan memahami bahasa kontrol. sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang
Konsep tersebut tidak berhenti hanya sampai pada digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan
tersedianya koleksi digital yang melimpah. Hal ini yang biasanya disimpan menurut tata susunan
dapat terwujud apabila pemustaka dapat mengakses tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk
koleksi yang disediakan dengan utuh dan nyaman. dijual. (Sulistyo-Basuki, 1991).
Dengan demikian, dapat digarisbawahi bahwa Pada dasarnya perpustakaan digital sama
aksesibilitas koleksi digital merupakan usaha untuk saja dengan perpustakaan biasa, perbedaanya
dapat memberikan kemudahan pemustaka untuk adalah perpustakaan konvensional menggunakan
mendapatkan informasi digital secara penuh, utuh, koleksi berbasis tercetak sedangkan perpustakaan
mudah, cepat dan dapat dipertanggungjawabkan. digital memakai prosedur kerja berbasis komputer
Bertolak pemikiran diatas dalam penelitian ini dan sumber daya digital. Secara definitif bahwa
mengangkat rumusan masalah sebagai berikut : (a) perpustakaan digital adalah perpustakaan yang
Bagaimana konsep pengembangan perpustakaan mengelola semua atau sebagian yang substansi
digital pada Perpustakaan Perguruan Tinggi dari koleksi-koleksinya dalam bentuk komputerisasi
Islam (b) Bagaimana peran perpustakaan digital sebagai bentuk alternatif, suplemen atau pelengkap
dalam membangun aksesibilitas informasi pada terhadap cetakan konvensional dalam bentuk mikro
Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam (c) Bagaimana material yang saat didominasi koleksi perpustakaan.
strategi pengembangan perpustakaan digital Berikut ini dijelaskan definisi perpustakaan
dalam membangun aksesibilitas informasi pada digital sebagai berikut, menurut Borgman dalam
Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam. Manfaat Teed (2005) disebutkan bahwa :
dalam penelitian sebagai berikut : (a) Hasil penelitian “Digital libraries are set of electronic resources
diharapkan dapat menyumbangkan hasil penelitian and associated technical capabilities for creating,
terkait pengembangan perpustakaan digital (b) searching and using information. In this sence they
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan are an extension and enhancement of information
bagi dunia perpustakaan, kaitannya dalam strategi storage and retrieval systems that manipulate digital
pengembangan perpustakaan digital dalam data in any medium (text, images, sounds …) and
membangun aksesibilitas informasi. exist in distributed networks.
Dalam pendapat diatas disebutkan bahwa
Konsep Perpustakaan Digital perpustakaan digital merupakan kumpulan koleksi
Sebelum membahas lebih lanjut tentang sumber elektronik (e-resources) yang memungkinkan
perpustakaan digital terlebih dahulu kita bahas aktivitas untuk penciptaan, penelusuran dan

77
Jurnal Perpustakaan Vol. 8 No.1 Tahun 2017: 75-91 ISSN 1979 - 9527

akses sumber elektronik. Kemudian dalam upaya disimpulkan bahwa perpustakaan digital
pengembangannya bahwa dalam penyimpanan, adalah perpustakaan yang memiliki sebagian
penelusuran informasi serta mamanipulasi data besar atau sebagian koleksinya dalam bentuk
dalam media teks, gambar, suara atau gambar yang digital dan dapat diakses secara online melalui
dapat didistribusikan melalui jaringan (networks). jaringan (networks). Dalam konteks manajemen
Menurut Digital Library Federation, perpustakaan digital bahwa perpustakaan
mendefinisikan sebagai berikut : digital melaksanakan tugas dalam menghimpun,
“digital libraries are organizations that provide mengelola, melestarikan dan melayankan koleksi
the resources, including the specialized staff, to kapada masyarakat berbasis pada koleksi digital
select, structure, offer intellectual access to, interpret, yang dapat diakses secara online melalui jaringan.
distribute, preserve the integrity of, and ensure the Berkaitan dengan konsep perpustakaan digital
persistence over time of collections of digital works so tersebut, bahwa perpustakaan digital, berkaitan
that they are readily and economically available for dengan bagaimana mendigitalisasikan obyek/
use by a defined community or set of communities. bahan dan menyediakannya secara online.
Dalam pendapat di atas dijelaskan Selanjutnya bagaimana memasukkan informasi
bahwa perpustakaan digital merupakan baru yang belum memiliki bentuk penyajian secara
organisasi sumber daya yang melibatkan staf nyata seperti layaknya koleksi perpustakaan, dan
pengelola untuk menyeleksi, mengembangkan, bagaimana menemukan bahan-bahan dalam
menginterpretasikan, melestarikan dan melayankan perpustakaan digital.
koleksi digital sebagai akses intelektual untuk Perpustakaan digital memiliki perbedaan
dimanfaatkan kepada masyarakat secara cepat dan dengan perpustakaan tradisional, perpustakaan
ekonomis. Definisi diatas juga menegaskan bahwa hibrida dan perpustakaan virtual. Perpustakaan
perpustakaan digital sesungguhnya merupakan tradisional adalah perpustakaan yang bertugas
upaya yang terorganisir dalam memanfaatkan dalam menghimpun, mengelola, melestarikan dan
teknologi yang ada bagi masyarakat pemustakanya. melayankan koleksi dalam bentuk tercetak (printed)
Menurut International Conference of Digital dan bersifat manual. Sedangkan perpustakaan
Library (2004 ) bahwa pengertian perpustakaan digital adalah perpustakaan yang menyimpan
digital adalah sebagai perpustakaan elektronik koleksi baik sebagian besar maupun sebagian
yang informasinya didapat, disimpan, dan diperoleh terdiri koleksi digital yang dapat diakses secara
kembali melalui format digital. Perpustakaan online melalui jaringan. Kemudian perpustakaan
digital merupakan kelompok workstations yang hibrida adalah perpustakaan yang menyimpan,
saling berkaitan dan terhubung dengan jaringan mengelola dan melayankan koleksi tercetak dan
(networks) berkecepatan tinggi. Pustakawan koleksi elektronik secara duanya untuk kepentingan
menghadapi tantangan yang lebih besar dalam pemustaka. Sedangkan perpustakaan virtual adalah
mendapatkan, menyimpan, memformat, menelusuri perpustakaan yang semua koleksinya digital dan
atau mendapatkan kembali, dan memproduksi hanya dapat diakses secara online melalui jaringan.
informasi non teks. Sistem informasi modern kini Perpustakaan digital merupakan sebuah
dapat menyajikan informasi secara elektronik dan inovasi baru dalam dunia perpustakaan yang lebih
memanipulasi secara otomatis dalam kecepatan lanjut memiliki keunggulan keunggulan yang dapat
tinggi. dimanfaatkan. Kelebihan perpustakaan digital
Berdasarkan paparan diatas dapat sebagaimana Arms dalam Abdurahman Saleh

78
Strategi Pengembangan Perpustakaan Digitasl ... (Hartono)

(2014) adalah sebagai berikut : (1) perpustakaan serta mempersiapkan sumber informasi elektronik
digital membawa perpustakaan ke pengguna (2) (digital). Trend kemajuan jaman tersebut menuntut
komputer dapat dimanfaatkan untuk mengakses kesiapan para profesionalisasi pustakawan dalam
dan menjelajah (browsing). (3) Informasinya dapat mempersiapkan dan mengorganisasi informasi.
digunakan secara bersama (sharing), (4) informasi Munculnya era informasi telah mengubah berbagai
yang ada mudah untuk diperbarui (diupdate), (5) aspek kehidupan manusia, diantaranya seperti yang
informasi selalu tersedia sepanjang hari, sepanjang dikatakan oleh Walter Wriston dalam Rachmad
masa, sepanjang hayat dan memungkinkan Hermawan (2006) disebutkan bahwa
bentuk informasi baru. Sedangkan kelebihan ”The information revolution has changed peoples
perpustakaan digital dibandingkan dengan perception of wealth. We originally said that land was
perpustakaan konvensional sebagaimana lebih wealth. Then we thought it was industrial production.
lanjut diungkapkan Saleh (2014) adalah sebagai Now we realize it”s intelectual capital. The market
berikut (1) menghemat ruangan (2) akses ganda was showing us the intellectual capital is far more
(multiple access), (3) tidak dibatasi oleh ruang dan important than money. This a major change in the way
waktu, (4) koleksi dapat berbentuk multimedia dan the world works. The same thing that happened to the
(5) biaya lebih murah. industrial revolution is now happening to people in
industry as we move the information age”
Urgensi dan Peran Perpustakaan Digital dalam Dalam era industri dan pertanian, bahwa
Membangun Aksesibilitas Informasi indikator kekayaan seseorang adalah kepemilikan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan penguasaan tanah. Tetapi kemudian ketika
informasi antara lain ditandai adanya perubahan era industri datang, yang dianggap kekayaan
prilaku masyarakat dalam mendapatkan informasi adalah penguasaan industri. Dengan datangya
serta semakin tinggi tuntutan kebutuhan informasi era informasi diyakini bahwa kekayaan yang
yang sangat bervariasi. Kondisi ini memiliki arti sesungguhnya adalah modal intelktual dan
penting bagi perpustakaan untuk membangun kecerdasan (intelectual capital). Di Indonesia saat
ketersediaan informasi melalui sistem simpan dan ini, terlihat bahwa era tersebut berlangsung secara
temu kembali informasi dan informasi dalam format serempak, namun sebagian besar penduduk
digital. Berbagai perubahan dalam bidang teknologi Indonesia masih tergantung pada pertanian,
informasi dan komunikasi (TIK) menuntut layanan sebagian lagi sudah masuk dan bergerak dalam
informasi yang cepat, tepat, mudah dan murah. bidang industri informasi. Kekayaan alam Indonesia
Menurut Rubin (2016) dalam era informasi, belum dapat menjamin kesejahteraan karena
perpustakaan dihadapkan pada permasalahan keterbatasan penguasaaan ilmu dan teknologi.
media informasi dan aksesibilitas informasi yang Kecenderungan menuju perpustakaan
mengarah pada kompetensi peran perpustakaan modern, maju, elektronis merupakan ciri yang
konvensional akan tergantikan tugas-tugas ditunjukkan terhadap prilaku masyarakat dalam
kerumahtanggaannya. Kemajuan teknologi pengelolaan informasi. Hal tersebut sebagaimana
informasi internet dan berbagai sumber daya yang disampaikan oleh Stueart dan Moran dalam
elektronik (e-resources) berimbas dalam kegiatan Rachmad Hermawan (2006) sebagai berikut ini :
pengembangan koleksi sumber informasi, organisasi
informasi, pelestarian, layanan jasa sumber informasi
dan kebijakan perpustakaan dalam menganggarkan

79
Jurnal Perpustakaan Vol. 8 No.1 Tahun 2017: 75-91 ISSN 1979 - 9527

penyedia informasi (information provider). Untuk


mendukung terciptanya layanan yang prima dan
Perubahan Mindsite
(Stueart dan Morgan, 2002) sesuai dengan tuntutan paradigm baru, maka
Sumber informasi (Resources) penerapan ,manajemen modern dalam pengelolaan
Virtual Library perpustakaan menjadi suatu kebutuhan. Tantangan
Own Collections Resources
Multiple Media demi tantangan yang dihadapi semua profesi,
One Medium
Services Supermarket
termasuk profesi pustakawan harus diatasi melalui
Warehouse
organisasi yang dikelola secara profesional.
Bertolak dari paradigma di atas peran
Wait for Users Promote Use
Users
Staff Authority Users perpustakaan dalam era informasi terus mengalami
transformasi dan perubahan baik tugas pokok dan
(Gb.1.1 Information Paradigm Shift) fungsi maupun penyajiannya. Peran perpustakaan
digital dalam era informasi adalah sebagai
Secara berangsur-angsur telah terjadi polarisasi berikut : Pertama, perpustakaan digital bertugas
serta perubahan dari perpustakaan tradisional menghimpun dan menyediakan informasi dalam
menuju perpustakaan modern. Kondisi inilah yang bentuk elektronik yang sesuai dengan kebutuhan
mengharuskan perubahan pola pikir (mindset) informasi masyarakat. Kedua, perpustakaan
dalam pengelolaan perpustakaan. Dalam konsep digital bertransformasi dalam mengorganisir
perubahan pola pikir (mindset) yang dikemukakan informasi yang memadai dengan memperhatikan
oleh Stuert and Moran dalam Rachmad Hermawan teknologi informasi, metadata, sistem temu kembali
dan Zulfikar Zen (2006) bahwa terjadi perubahan informasi, jaringan telekomunikasi, mampu
paradigma pengelolaan perpustakaan sebagai mengadopsi internet dan web serta mampu
berikut: (1) dari segi sumber daya perpustakaan melaksanakan teknik digitalisasi secara professional.
bahwa koleksi perpustakaan hanya terdiri satu Ketiga, perpustakaan digital berperan dalam
media (own collections) dan berubah sekarang mendesiminasikan koleksi digitalnya yang dapat
kedalam koleksi virtual atau digital (virtual library), diakses oleh masyarakat pengguna secara cepat,
(2) dari segi jasa layanan perpustakaan semula tepat, akurat dan mudah. Keempat perpustakaan
dalam gudang sekarang berubah pada pelayanan digital berperan dalam melakukan pelestarian
supermarket, (3) dari segi pemustaka maka koleksi digital untuk menyelamatkan nilai-nilai
perpustakaan yang dulu hanya menunggu (wait for informasi yang diharapkan. Kelima, perpustakaan
users) maka sekarang perpustakaan dipromosikan digital berperan dalam menerapkan regulasi hak
kepada pengguna (promote use users) akses kepada masyarakat sehingga terhindar dari
Perubahan paradigma baru bagi pustakawan etika informasi, masalah hak cipta dan plagiarisme.
dimaknai bahwa yang semula perpustakaan sebagai Implementasi Perpustakaan Digital dan
gudang buku (book custodian) akan berevolusi Aksesibilitas Informasi
menjadi perpustakaan modern multimedia Implementasi perpustakaan digital juga
yang dapat secara online, bahan pustaka semula berhubungan dengan aksesibilitas informasi, bahwa
berbasis text dan fisik kertas berubah menjadi konsep aksesibilitas adalah derajat kemudahan
informasi yang dapat berupa informasi maupun dicapai oleh orang, terhadap suatu objek, pelayanan
elektonik digital. Kemudian peran pustakawan maupun lingkungan. Dalam konsep aksesibilitas
sebagai penjaga buku (book keeper) menjadi informasi menyangkut empat dimensi yaitu

80
Strategi Pengembangan Perpustakaan Digitasl ... (Hartono)

aksesibilitas inti, aksesibilitas informasi, kehandalan patung, audiovisual, atau lukisan. Proses digital pada
sistem dan kemudahan memahami bahasa kontrol. karya seni patung dilakukan dengan menggunakan
Konsep tersebut tidak berhenti hanya sampai pada kamera digital, sehingga menghasilkan foto digital
tersedianya koleksi digital yang melimpah. Hal ini atau gambar bergerak dalam format digital. Foto
dapat terwujud apabila pemustaka dapat mengakses atau gambar bergerak tersebut selanjutnya dapat
koleksi yang disediakan dengan utuh dan nyaman. disimpan dalam server, sehingga dapat diakses
Dengan demikian, dapat digarisbawahi bahwa secara bersama-sama di dalam sebuah jaringan
aksesibilitas koleksi digital merupakan usaha untuk komputer. Proses digital bertujuan melestarikan
dapat memberikan kemudahan pemustaka untuk dokumen (konservasi). Untuk naskah yang sudah
mendapatkan informasi digital secara penuh, utuh, sangat rapuh dibutuhkan proses laminating dengan
mudah, cepat dan dapat dipertanggungjawabkan. plastik khusus sebelum dokumen tersebut dipindai
Aksesibilitas koleksi digital perpustakaan digital atau difoto.
tidak hanya terbatas pada dokumen elektronik Proses digital dapat dibedakan menjadi tiga
pengganti bentuk cetak, ruang lingkup koleksinya kegiatan utama, yaitu: (1) Pemindaian (Scanning)
harus menekankan pada isi informasi, jenis yaitu proses memindai dokumen dalam bentuk cetak
dokumen sampai pada hasil penelusuran. Koleksi dan mengubahnya dalam bentuk berkas digital
bagi perpustakaan merupakan salah satu faktor (misalnya PDF)., (2) Pengeditan (Editing) yaitu proses
yang sangat penting untuk terselenggaranya mengolah berkas PDF di dalam komputer dengan
layanan perpustakaan dengan baik. cara memberikan password, watermark, catatan
Dalam karakteristik perpustakaan digital kaki, daftar isi, hyperlink, dan sebagainya. Kebijakan
dalam lingkungan perpustakaan sebagaimana mengenai hal-hal yang perlu diedit dan dilindungi
Siregar (2008) disebutkan sebagai berikut. (1) di dalam berkas tersebut disesuaikan dengan
Akses terhadap perpustakaan tidak dibatasi oleh kebijakan yang ditetapkan perpustakaan. Proses
ruang dan waktu serta dapat diakses dari mana OCR (Optical Character Recognition) dikategorikan
dan kapan saja. (2) Koleksi dalam bentuk elektronik pula dalam pengeditan. OCR adalah sebuah proses
akan terus meningkat dan koleksi dalam bentuk yang mengubah gambar menjadi bentuk teks.
cetak akan menurun. (3) Koleksi dapat berbentuk Dan (3) Pengunggahan (Uploading) adalah proses
teks, gambar, atau suara. (4) Penggunaan informasi pengisian metadata dan mengunggah berkas
elektronik akan terus meningkat dan penggunaan dokumen tersebut ke perpustakaan digital.
bahan tercetak akan menurun. (5) Pengeluaran Proses pengembangan koleksi digital dapat
anggaran informasi akan beralih dari kepemilikan digambarkan sebagaimana gambar di bawah ini:
kepada pelanggan dan lisensi. (6) Pendanaan untuk
peralatan dan infrastruktur akan meningkat. (7)
Penggunaan bangunan akan beralih dari ruang
koleksi ke ruang studi. (8) Pekerjaan, pelatihan, dan
rekruitmen akan berubah.
Secara teknis bahwa pengadaan koleksi digital
digitalisasi adalah sebuah proses yang mengubah
sinyal analog menjadi bentuk digital. Proses digital
dapat dilakukan terhadap berbagai bentuk bahan
pustaka, seperti peta, naskah kuno, karya seni

81
Jurnal Perpustakaan Vol. 8 No.1 Tahun 2017: 75-91 ISSN 1979 - 9527

scanning → editing → uploading → konversi pengetahuan. Dalam hal ini, perpustakaan digital
merupakan perpustakaan yang dimotori oleh
keunggulan teknologi. Sistem dan manajemennya
telah didukung oleh teknologi serta koleksi-
koleksinya berupa teknologi digital. Keberadaan
digital library akan memberikan wajah baru dalam
dunia perpustakaan, sedangkan pandangan
negatif yang telah memarginalkan perpustakaan
akan terpecahkan. Disamping itu, digital library
memiliki daya sistem pelayanan yang efisien,
akurat, dan cepat sehingga pemakai atau anggota
perpustakaan akan merasa nyaman dan puas.
Organisasi informasi merupakan suatu
kegiatan penyimpanan dan temu kembali informasi
(Gambar 1.2 Proses Digitalisasi) (information retrieval). Dalam manajemen dokumen
elektronik, penekanan utamanya bukan pada
Proses selanjutnya adalah konversi ke koleksi penciptaan atau proses transaksi dari dokumen-
digital proses memindai dokumen ke dalam sistem dokumen yang ada, tetapi lebih memfokuskan
pencitraan disebut sebagai konversi dokumen, perhatian pada kegiatan-kegiatan penyelamatan
konversi backfile, atau sering disederhanakan (secure), penerapan teknologi penyimpanan
sebagai konversi saja. Ada empat hal utama yang dengan biaya efisien (cost-efficient storage)
harus diperhatikan dalam merencanakan konversi, dan retrieval. Pada tahap retrieval ini, kegiatan
yaitu: dokumen-dokumen apa saja yang akan yang dilakukan sebenarnya sudah dilakukan
dikonversi, bagaimanakah dokumen-dokumen bersama-sama pada saat melakukan capturing dan
tersebut akan diorganisasikan dan diindeks, siapa pengolahan dokumen, yaitu memberikan deskripsi
yang bertanggung jawab terhadap kinerja konversi maupun indeks terhadap dokumen-dokumen
tersebut, dan di mana serta kapan sebaiknya yang disimpan. Tujuan dari memberikan deskripsi
konversi akan dilakukan. Data-data yang dikonversi maupun indeks adalah memudahkan sistem dalam
meliputi: (a) kartu katalog, (b) shelflist, (c) informasi melakukan penelusuran terhadap dokumen-
peminjaman, (d) cantuman kendali majalah, (e) dokumen tersimpan.
sitasi indeks, (f ) data peminjam dan berkas-berkas Kemudian dalam organisasi informasi
(file-file) yang berhubungan, (g) teks-teks buku dan perpustakaan digital yang perlu diperhatikan adalah
artikel, (h) gambar, ilustrasi, grafik, dan tabel, (i) data metadata dan struktur datanya. Perpustakaan
tentang buku dan bahan-bahan pustaka dan (j) sudah lama menciptakan metada dalam bentuk
data laporan keuangan. pengatalogan koleksi. Definisi metadata sangat
Dengan memperhatikan pendapat Siregar, beragam ada yang mengatakan “data tentang data”
perpustakaan elektronik lebih tepat dipersamakan atau “informasi tentang informasi”. Pengertian dari
dengan perpustakaan digital. Pepustakaan yang beberapa definisi tersebut bahwa metadata adalah
andal di masa depan adalah perpustakaan yang sebagai bentuk pengindentifikasi, penjelasan
memiliki kemampuan akses yang tinggi dengan suatu data, atau diartikan sebagai struktur dari
bantuan teknologi informasi terhadap ilmu sebuah data. Dalam pengembangan perpustakaan

82
Strategi Pengembangan Perpustakaan Digitasl ... (Hartono)

digital perlu memperhatikan aspek-aspek strategis pengembangan perpustakaan digital aspek


dalam desiminasi informasi antara lain aspek organisasi merupakan infrastruktur penting dan
organisasi, aksesibilitas dan legalitas sebagai strategis untuk mendapatkan perhatian. Aspek
etika dalam informasi. Konsep aksesibilitas adalah ini mencakup permasalahan tata kehidupan
derajat kemudahan dicapai oleh orang, terhadap perguruan tinggi sebagai masyarakat pengguna
suatu objek, pelayanan maupun lingkungan. jasa perpustakaan, persoalan pengaturan sumber
Dalam konsep aksesibilitas informasi menyangkut daya informasi dan pengelolaan sumber daya
empat dimensi yaitu aksesibilitas inti, aksesibilitas manusia dalam konteks manajemen perpustakaan
informasi, kehandalan sistem dan kemudahan secara keseluruhan. Pada aspek ini akan dibahas
memahami bahasa kontrol. Konsep tersebut tidak mengenai kesinambungan dan perubahan yang
berhenti hanya sampai pada tersedianya koleksi diperlukan oleh sebuah perpustakaan jika hendak
digital yang melimpah, akan tetapi hal ini dapat memanfaatkan teknologi digital. Selain itu, dalam
terwujud apabila pemustaka dapat mengakses aspek ini juga menyinggung tentang organisasi
koleksi yang disediakan dengan utuh dan nyaman. informasi itu sendiri, yang mengalami perubahan
Pembangunan perpustakaan digital bagi mendasar sejak digunakannya komputer
masyarakat tidak akan lepas dari keinginan untuk sebagai alat bantu penyimpanan dan penemuan
saling berbagi. Dalam hal ini, perpustakaan berusaha kembali informasi. Kemudian dalam konteks
untuk berbagi informasi kepada para pemustaka implementasinya pengembangan perpustakaan
yang membutuhkan. Oleh karena itu, pembangunan digital pada aspek organisasi mencakup organisasi
perpustakaan digital perlu disesuaikan dengan sebuah lembaga informasi, sumber daya informasi,
kondisi pemustaka yang dilayani. Idealnya, sebelum sumber daya manusia (SDM), manajemen dan
mendesain dan mengaplikasikan sesuatu yang baru, anggaran pengembangan perpustakaan digital.
termasuk perpustakaan digital, terlebih dahulu Kedua, aspek mekanisasi, otomatisasi dan
dilakukan analisa terhadap kebutuhan pemustaka komunikasi informasi. Dalam pengembangan
(Tedd dan Large, 2005). Hal ini dilakukan terutama perpustakaan berbasis teknologi informasi bahwa
untuk mengetahui informasi apa yang mereka pengelolaan perpustakaan digital aspek mekanisasi,
butuhkan ketika berkunjung ke perpustakaan otomatisasi dan komunikasi informasi merupakan
digital. Selain itu, hasil analisa nantinya akan komponen kunci dalam mengambil sukses
mempengaruhi desain model perpustakaan digital dalam implementasinya. Pada aspek ini meliputi
yang akan diimplementasikan. Oleh karena itu, infrastruktur teknologi informasi, metadata, sistem
dalam implementasinya, sebaiknya perpustakaan temu kembali informasi, jaringan telekomunikasi,
digital menyediakan ruang yang akan memberikan internet dan web dan teknik digitalisasi. Pada aspek
kesempatan bagi pemustaka untuk saling berbagi ini ciri-ciri dasar setiap teknologi dan bagaimana
informasi, termasuk bagaimana pengembangan memanfaatkan ciri-ciri tersebut bagi pengelolaan
perpustakaan digital ke depan. organisasi perpustakaan yang baru. Ada kesan
Dalam mewujudkan pengembangan yang timbul dikalangan pustakawan bahwa
perpustakaan digital baik secara teknis maupun mekanisasi dan otomatisasi kegiatan perpustakaan
non teknis sebagaimana dalam Pendit (2009) adalah fenomena baru, pada hal setiap hal baru
bahwa dalam pengembangan perpustakaan yang diperkenalkan sebuah teknologi selalu dapat
digital perlu memperhatikan 3 (tiga) aspek penting, ditemukan tradisi lama. Mekanisasi pengindeksan
atara lain. Pertama, aspek organizational dalam (indexing) misanya tidak dapat dilepaskan dari

83
Jurnal Perpustakaan Vol. 8 No.1 Tahun 2017: 75-91 ISSN 1979 - 9527

pemikiran lama tentang perwakilan dokumen


(document surrogate). Bahwa fenomena mesin
pencari (search engine) yang begitu popular aplikasi
google itu, sebenarnya adalah hal yang sudah lama
ditekuni para pustakawan, ketika pencarian secara
online mulai populer di tahun 70an. Ketiga aspek
legalitas, dalam pengembangan perpustakaan
digital aspek hukum dan etika dalam informasi
menjadikan sangat penting dalam era informasi.
Aspek legalitas menyangkut etika dalam digitalisasi,
transaksi elektronik, hak cipta (intellectual property)
(Gambar 1.3 Gambaran Urgensi Perputakaan
dan plagiarisme. Sampai saat ini masih banyak Digital dan Aksesibilitas Informasi )
perdebatan yang terjadi diberbagai kalangan
masyarakat tentang bagaimana sebaiknya Dalam pengembangan perpustakaan digital
mengatur penggunaan teknologi digital agar ada sejumlah elemen untuk mengevaluasi sebuah
tidak menimbulkan kebingungan dan kerancuan perpustakaan digital sebagimana Saracevic (2001)
tentang hak serta kewajiban orang. Sebagai sebuah bahwa komponen evaluasi pengembangan
masyarakat modern, perpustakaan memerlukan perpustakaan digital terdapat 21 (duapuluhsatu)
pengaturan tentang hak dan kewajiban dalam elemen adalah sebagai berikut: (a) sumber daya
cara menyajikan, menyimpan, menyebarkan dan koleksi digital (digital collection, resources) (b)
menggunakan informasi dalam kegiatan pendidikan seleksi, pengumpulan dan kepemilikan (selection,
tinggi. Perpustakaan juga masih bekerja dengan gathering, holdings, media) (c) link dan distribusi
prinsip-prinsip legal dan etika yang didasarkan pada (distribution, connection, links), (d) penyimpanan
tradisi cetak. Manakala teknologi digital membawa dan organisasi (organization, structure, storage)
ciri-ciri baru kedunia kepustakawanan, maka adalah (e) interpestasi, representasi dan metadata
tugas pustakawan untuk memahami aturan-aturan (interpretation, representation, metadata), (f )
baru yang diperlukan agar kegiatan perpustakaan manajemen (management), (g) (preservation,
tetap pada koridor hukum yang berlaku di sebuah persistence) (h) akses (access), (i) jaringan (physical
masyarakat. networks), (j) distribusi (distribution), (k) layanan
Gambaran peran dan urgensi perpustakaan antar muka (interfaces, interaction) (l) penelusuran
digital dalam membangun aksesibilitas informasi (search, retrieval), (m) pelayanan (services), (n)
dapat digambarkan dalam gambar 1.3 sebagai kesediaan jasa (availability), (o) kesiapan pelayanan
berikut : (range of available services), (p) asistensi dan rujukan
(assistance, referral), (q) penggunaan (use, user,
communities) (r) keamanan dan kebijakan akses
(security, privacy, policies, legal aspect, licencies), (s)
manajemen SDM (management, operations, staff),
(t) Anggaran dan Kerjasama (cost, economic dan
integration, cooperation with resources, libraries or
services)

84
Strategi Pengembangan Perpustakaan Digitasl ... (Hartono)

Strategi Pengembangan Perpustakaan Digital organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi
dalam Membangun Aksesibilitas Informasi untuk mencapai tujuan lembaga, instansi atau
Dalam mengembangkan perpustakaan digital organisasi. Maju mundurnya sebuah organisasi suatu
yang modern dan professional pada umumnya lembaga/ instansi instansi terlihat dari manajemen
sebagian besar perpustakaan perguruan tinggi yang dipilih, dikonsep, diimplementasikan dan
Islam di Indonesia dapat dilakukan dalam 5 (lima) digunakan oleh konsumen, yang mana dari
pendekatan adalah sebagai berikut: semua itu tetap dalam kendali seoranag manajer/
pimpinan. Dalam dunia perpustakaan, khususnya
Pendekatan Organisasi dan Manajemen perpustakaan digital, seorang kepala perpustakaan
Perpustakaan Digital sebagai aktor yang sangat berpengaruh dalam
Secara umum pengertian “manajemen” adalah seluruh layanan perpustakaan digital, baik dari
mengelola atau mengatur. Sejatinya manajemen mulai mendefinisikan, mengoperasikan dan
bisa diterapkan dibidang apa saja. Esensinya mengimplementasikannya. Seorang kepala
bahwa manajemen akan selalu berpengaruh dalam perpustakaan juga diharapkan untuk dapat
setiap aktivitas yang dilakukan manusia, baik itu mengembangkan seluruh layanan perpustakaan
terkait dengan waktu, tenaga dan biaya. Semua digital, menyebarkan dan mengoperasikan sistem
itu dibutuhkan manajemen yang baik jika ingin layanan perpustakaan digital.
mendapatkan hasil yang baik dan sseuai dengan Membahas mengenai manajemen
harapan. Memahami prinsip suatu manajemen sumberdaya manusia adalah salah satu aspek yang
apapun itu sebaiknya memiliki sebuah model tidak dipisahkan, khususnya dalam implementasi
atau unsur yang dijadikan sebagai teori pijakan perpustakaan digital. Apabila hardware, software
dan senantiasa berkelanjutan. Sebagaimana sudah mendukung, maka harus didukung pula
menurut Koontz dan O’Donell tabahwa ketika dengan kemampuan sumber daya manusia yang
prinsip-prinsip manajemen dapat dikembangkan, berkompeten dibidangnya. Kualifikasi pendidikan,
dibuktikan dan digunakan, sistem manajerial pengalaman kerja dan kemampuan pada bidang
yang efisien akan senantiasa meningkat. Apa yang tertentu akan menjadi sebuah tolak ukur untuk
menjadi keputusan seorang manajer bisa menjadi menentukan kualitas SDM yang ada. Dalam konteks
lebih efektif dengan menggunakan pedoman SDM yang perlu dipikirkan sejak awal perekrutan
“ide/gagasan” dalam membantu menyelesaiakan adalah menentukan kebutuhan. Apasaja kebutuhan
persoalan, tanpa berhubungan erat dan menelaah pimpinan terhadap pegawai baru di perpustakaan.
atau merespon sikap dari bawahannya atau Grensing dan Pophal (2007) mengatakan bahwa
bahkan yang kurang baik dengan hanya sekedar pimpinan perlu mengidentifikasi jabatan, gaji/upah,
mencoba-coba. Begitu juga pengembangan koleksi bagian/departemen, dibawah siapa posisi tersebut,
digital yang diharapkan senantiasa menyediakan jam yang dibutuhkan, ringkasan pekerjaan,
dan menyebarkan informasi seluas-luasnya bagi tugas pokok, kualifikasi dan hubungan pekerjaan
pemustaka. Kondisi demikian ini tentunya tidak (inti) dengan pekerjaan lainnya di perpustakaan.
akan lepas dari sebuah konsep manajemen yang Setelah mengaplikasikan perpustakaan digital,
baik. pimpinan perpustakaan juga perlu memastikan
Manajemen merupakan proses perencanaan, bahwa para pustakawan yang berada di bawah
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan tanggungjawabnya memiliki kecakapan dalam hal
usaha, usaha para anggota lembaga, instansi atau teknologi informasi. (Tedd dan Large, 2005).

85
Jurnal Perpustakaan Vol. 8 No.1 Tahun 2017: 75-91 ISSN 1979 - 9527

Dalam hal ini, mereka melakukan beberapa hanya sampai pada tersedianya koleksi digital
program pelatihan sumber daya manusia berupa: yang melimpah, akan tetapi hal ini dapat terwujud
(a) Pelatihan Dasar TIK, (b) Pemahaman bagaimana apabila pemustaka dapat mengakses koleksi yang
TIK dapat membantu pekerjaan pustakawan, (c) disediakan dengan utuh dan nyaman. Manajemen
Keamanan dan kesehatan dalam penggunaan perpustakaan yang baik akan membangun
TIK, (d) Mengetahui bagaimana cara menemukan aksesibilitas koleksi digital merupakan usaha untuk
sesuatu untuk kepentingan pemustaka; (e) dapat memberikan kemudahan pemustaka untuk
Menggunakan TIK untuk men-support pemustaka mendapatkan informasi digital secara penuh, utuh,
dalam mengembangkan kegiatan mereka; (f ) mudah, cepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Menggunakan TIK untuk mensupport pemustaka
untuk melakukan pembelajaran yang efektif; (g) Pendekatan Implementasi Teknologi
Menjamin adanya manajemen TIK yang efektif di Perpustakaan Digital
perpustakaan; (h) Bagaimana cara penggunaan Teknologi merupakan sarana penyebaran
TIK untuk memperbaiki profesionalitas dan untuk informasi juga mempengaruhi kondisi masyarakat.
mengurangi beban birokrasi dan administrasi. Jika masyarakat yang memiliki kemajuan yang
Menurut Tedd, Lucy A dan Andrew Large (2005) pesat, perubahan dan perkembangannya informasi
bahwa selain beberapa hal di atas, juga diperlukan akan cepat pula. Dinegara maju, informasi bukan
beberapa pengetahuan tambahan untuk masing- hanya menjadi kebutuhan, melainkan juga menjadi
masing pustakawan seperti: (a) Net Navigator– komoditas yang menghasilkan produk atau jasa
kemampuan dalam hal advanced searching, validasi yang bisa dihitung nilai dan harganya. Dalam upaya
website, dan menggunakan sinyal-sinyal pelayanan; membangun aksesibilitas informasi diperlukan
(b) Information Technology Gatekeeper–kemampuan komponen seperti perangkat keras (hardware),
desain web, mengunggah dan memperbaharui perangkat lunak (software), jaringan (networks) dan
informasi, menseting dan mengelola database; perangkat manusia (brainware). Maksud aplikasi
(c) Information consultant–menganalisa dan dalam hal ini adalah software yang digunakan
mendiagnosa kebutuhan pemustaka, sadar akan dalam mengimplementasikan perpustakaan digital.
sumber-sumber informasi, membangun hubungan Sebagaimana Tedd dan Large (2005) menawarkan
dengan penyedia informasi lain, desain informasi beberapa software perpustakaan digital yang
dan kemampuan presentasi; (d) Information berbasis open source. Misalnya: DSpace, Greenstone,
Manager–perencanaan strategis, memahami Eprints, Emilda, Evergreen, Opel Biblio dan Learning
isu-isu digitasi, hak cipta, dan hak kekayaan Access (ILS) dan masih banyak yang lainnya.
intelektual lainnya; (e) Educator– mendesain dan Kemudian sebagai tindak lanjut dalam
mengembangkan pelatihan dan materi pelatihan proses pemilihan teknologi perpustakaan digital
untuk staf lain dan pemustaka. sebagaimana dalam (Tedd dan Large, 2005). Proses
Dalam pengembangan perpustakaan digital ini merupakan proses pemilihan software aplikasi
aspek manajemen juga berhubungan erat dengan untuk perpustakaan digital. Adapun 10 (sepuluh)
peningkatan aksesibilitas informasi. Manajemen kriteria dalam pemilihan, yaitu: (a) Apakah software
mampu mengelola sumberdaya manusia, tersebut mampu memenuhi kebutuhan yang
infrastruktur, teknologi informasi dengan berbasis diinginkan? (Is the product capable of meeting the
pada kehandalan sistem dan kemudahan memahami mandatory needs specified?) (b) Berapa banyak
bahasa kontrol. Konsep tersebut tidak berhenti kebutuhan yang diinginkan dapat dipenuhi oleh

86
Strategi Pengembangan Perpustakaan Digitasl ... (Hartono)

produk tersebut? (How many of the desired needs will tetapi hal ini dapat terwujud apabila pemustaka
be met by the product?) (c) Apakah standar-standar dapat mengakses koleksi yang disediakan dengan
yang digunakan dalam produk tersebut tepat? (Are utuh dan nyaman. Teknologi perpustakaan digital
the standards used within the product appropriate?) yang baik akan membangun aksesibilitas informasi
(d) Apakah user interface yang disediakan sesuai dan yang baik. Koleksi digital merupakan usaha untuk
mudah digunakan serta terdapat dalam beberapa dapat memberikan kemudahan pemustaka untuk
bahasa yang diperlukan? Jika tidak, apakah produk mendapatkan informasi digital secara penuh, utuh,
tersebut dapat dikembangan berdasarkan bahasa mudah, cepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
yang dibutuhkan? (Is the user interface appropriate Teknologi informasi berkaitan erat dengan
and easy to use and available in the necessary range of masyarakat informasi karena teknologi informasi
languages? If the required language is not available, merupakan unsur utama dalam implementasi
how challenging would it be to develop the interface in perpustakaan digital dimiliki perpustakaan mulai
that language.) (e) Apakah fitur yang tersedia dapat perancangan desain, analisis kebutuhan sampai
digunakan untuk searching dan browsing informasi dengan pelaksanaan dan implementasinya.
yang terdapat dalam perpustakaan digital? (What Teknologi informasi yang handal akan meningkat
features are available for searching and browsing the pula kualitas informasi dan sumber informasi
information contained within the digital library?) (f ) masyarakat informasi dalam berbagai aspek
Bagaimana pengalaman institusi lain yang telah kehidupan baik aspek ekonomi, budaya, politik dan
menggunakan produk tersebut? (What have been sosial.
the experiences of other similar institutions in using
this product?) (g) Bagaimana reputasi dari organisasi Pendekatan Kebijakan Akses dan Legalitas
atau lembaga yang menghasilkan produk tersebut? Informasi
(What is the reputation of the organization providing Konsep aksesibilitas adalah derajat kemudahan
the product?) (h) Bagaimana reputasi dari supplier dicapai oleh orang, terhadap suatu objek, pelayanan
lokal? (What is the reputation of the local supplier?) maupun lingkungan. Dalam konsep aksesibilitas
(i) Apakah support seperti training, bantuan informasi menyangkut empat dimensi yaitu
online, dan sejenisnya tersedia, dan dalam bahasa aksesibilitas inti, aksesibilitas informasi, kehandalan
apa? (What support is available in terms of training, sistem dan kemudahan memahami bahasa kontrol.
documentation and online help, and is this available Konsep tersebut tidak berhenti hanya sampai pada
in the appropriate language?) (j) Bagaimana tersedianya koleksi digital yang melimpah, akan
implikasi dalam hal aspek hukum dari penggunaan tetapi hal ini dapat terwujud apabila pemustaka
produk tersebut? (What are the legal implications dapat mengakses koleksi yang disediakan dengan
of using the product?) Dalam pengembangan utuh dan nyaman. Dengan demikian, dapat
perpustakaan digital aspek teknologi informasi digarisbawahi bahwa aksesibilitas koleksi digital
sangat berhubungan erat dengan peningkatan merupakan usaha untuk dapat memberikan
aksesibilitas informasi. Implementasi teknologi kemudahan pemustaka untuk mendapatkan
perpustakaan digital berimbas pada perancangan, informasi digital secara penuh, utuh, mudah, cepat
pelaksanaan dan pengendalian dan kehandalan dan dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Arms
sistem dan kemudahan memahami bahasa kontrol. (2001) bahwa pengembangan perpustakaan digital
Konsep tersebut tidak berhenti hanya sampai pada (digital library) selalu bersentuhan dengan koridor
tersedianya koleksi digital yang melimpah, akan etika, hukum dan plagiarisme serta hak kekayaan

87
Jurnal Perpustakaan Vol. 8 No.1 Tahun 2017: 75-91 ISSN 1979 - 9527

intelektual (intellectual proverty). Menurut Putu terbangunnya aksesibilitas informasi maka akan
Laxman Pendit (2007) Aksesibilitas koleksi digital terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam upaya
perpustakaan digital tidak hanya terbatas pada untuk membangun segala aspek kehidupannya
dokumen elektronik pengganti bentuk cetak, bagi masyarakat informasi.
ruang lingkup koleksinya harus menekankan pada Pendekatan Transformasi Nilai-Nilai Keragaman
isi informasi, jenis dokumen sampai pada hasil Budaya (Multikultural)
penelusuran. Koleksi bagi perpustakaan merupakan Dalam upaya implementasi perpustakaan
salah satu faktor yang sangat penting untuk digital masalah teknologi informasi dan komunikasi
terselenggaranya layanan perpustakaan dengan saja belum sepenuhnya menjamin keberlangsungan
baik. Regulasi dalam hal ini merupakan bagian pengembangan perpustakaan digital. Keberhasilan
dari kebijakan seseorang pimpinan terkait dengan pengembangan perpustakaan digital perlu
“memorandum of understanding”, hak akses dan ada sentuhan pola pikir dan perilaku manusia.
jaminan yang dipublikasikan. Untuk itu diperlukan Menurut Steenerova dalam Laksmi (2006) bahwa
sebuah kebijakan tertulis baik untuk perpustakaan perlu membangun pola pikir dengan pendekatan
sebagai mediator, penulis sebagai kontributor karya budaya dan holistik atau menyeluruh dalam
tulis dan pemustaka sebagai pembaca. mengembangkan inovasi tidak hanya dilihat dari
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) sudut rasionalitas, tetapi juga dari sudut manusia
Masalah plagiarisme atau penjiplakan merupakan didalam sistem budayanya, yang muncul dalam
suatu kegiatan mencuri karangan orang lain; bentuk interaksi antara mereka dan juga antara
mengutip karangan orang lain tanpa menyebutkan mereka dengan lingkungan.
sumbernya atau mengaku sebagai karangannya Dengan latar belakang tersebut
sendiri (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008). menggambarkan kompleksitas manusia dalam
Plagiarisme dalam perpustakaan memang erat lingkungan informasi. Kemudian dalam rangka
kaitannya dalam dunia tulis menulis. Maka tidak pemikiran baru, perubahan baru dengan
heran jika isu ini menjadi salah satu penghambat pendekatan budaya yang berbasis mekanis
dalam pembangunan perpustakaan digital. etnosentris menuju humanis. Keberhasilan sebuah
Beberapa pimpinan suatu lembaga berpendapat implementasi teknologi informasi tidak lepas dari
bahwa pembangunan perpustakaan digital dapat prilaku manusia yang membutuhkan transaksi
menyuburkan praktek plagiarisme. Berkaitan antar manusia dengan melibatkan campur tangan
aksesibilitas informasi dapat dijelaskan bahwa manusia.
dalam masalah hukum sangat berhubungan erat Dalam pengembangan perpustakaan digital
dengan legalitas informasi yang akan berbanding masalah budaya berkaitan dengan aksesibilitas
lurus dengan aksesibilitas informasi. Aspek hukum informasi. Aksesibilitas informasi memberikan
dalam informasi berkaitan dengan etika mencari kemudahan akses bagi masyarakat dari masa
informasi, masalah hak kekayaan intelektual kemasa. Dalam pengembangan perpustakaan
atau Haki, masalah plagiarisme dan masalah digital masalah budaya, aksesibilitas informasi
undang-undang transaksi elektronik. Dengan berhubungan dengan masyarakat informasi. Bagi
adanya kebijakan dan regulasi akses informasi masyarakat yang memiliki kebiasaan dan terbiasa
akan memberikan kepastian kepada masyarakat menggunakan teknologi akan lebih mudah
dalam mencari informasi sekaligus membangun mendapatkan informasi dengan mudah, cepat
kemudahan dalam mendapatkan informasi. Dengan dan akurat. Kehandalan aksesibilitas informasi

88
Strategi Pengembangan Perpustakaan Digitasl ... (Hartono)

secara lambat laun akan membangun aksesibilitas membangun masyarakat informasi.


informasi.
Pendekatan Kerjasama dan Resource Sharing Penutup
Dalam upaya mengembangkan perpustakaan Dalam dinamika pengembangan
adalah melalui kerjasama perpustakaan. Sebagai perpustakaan digital tidak saja terkonsentrasi
bentuk upaya membangun layanan perpustakan pada masalah implementasi teknologi, masalah
dengan penggunaan koleksi secara bersama aspek manajemen, hukum dan keragaman budaya
(resource sharing). Upaya tersebut dilakukan (multicultural) menjadikan faktor penting dalam
adanya kompleksitas dalam membangun layanan pengembangan perpustakaan digital dalam
perpustakaan. Berbagi sumber daya perpustakaan membangun aksesibilitas informasi. Perpustakaan
merupakan tuntutan dalam rangka membuka harus mengalami metamorfosa membangun
open access dalam layanan perpustakaan sekaligus layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi
mengatasi kelangkaan informasi. Seperti kita kedalam era informasi. Pada akhirnya nantinya
ketahui tidak ada satu perpustakaan pun di bahwa pengembangan perpustakaan digital
dunia ini yang bisa memenuhi koleksinya dituntut membangun aksesibilitas informasi dan
sendiri maka setiap perpustakaan akan saling mendesiminasi pengetahuan menuju masyarakat
membutuhkan koleksi perpustakaan lain dalam informasi. Masyarakat informasi merupakan
rangka memberikan layanan yang memuaskan keadaan masyarakat dimana kualitas hidupnya,
kepada pemakainya. Oleh karena itu, penggunaan prospek perubahan sosial dan pembangunan
bersama koleksi perpustakaan sangat membantu ekonominya bergantung pada peningkatan
dalam memberikan pelayanan terutama bagi informasi dan pemanfaatnya.
perpustakaan-perpustakaan kecil yang koleksinya Kemudian dalam memberikan layanan pada
sangat lemah. Program penggunaan koleksi secara masyarakat modern, perpustakaan memerlukan
bersama ini dapat berjalan dengan baik apabila pengaturan tentang hak dan kewajiban dalam
setiap perpustakaan dapat memberikan informasi cara menyajikan, menyimpan, menyebarkan dan
apa yang dimiliki oleh perpustakaannya masing- menggunakan informasi dalam kegiatan pendidikan
masing. tinggi. Perpustakaan juga masih bekerja dengan
Dalam pengembangan perpustakaan digital prinsip-prinsip legal dan etika yang didasarkan pada
masalah kerjasama berbagi sumber daya (resource tradisi cetak. Manakala teknologi digital membawa
sharing) berkaitan dengan aksesibilitas informasi. ciri-ciri baru kedunia kepustakawanan, maka adalah
Aksesibilitas informasi memberikan pilihan tugas pustakawan untuk memahami aturan-aturan
akses secara bersama bagi masyarakat. Dalam baru yang diperlukan agar kegiatan perpustakaan
pengembangan perpustakaan digital masalah tetap pada koridor hukum yang berlaku di sebuah
kerjasama, aksesibilitas informasi berhubungan masyarakat.
dengan masyarakat informasi. Masyarakat akan Keberhasilan pengembangan perpustakaan
mendapat informasi secara lengkap dan lebih digital bukan saja ditentukan pada aspek teknis,
mudah mendapatkan informasi dengan mudah, tetapi perlu mengembangkan strategi manajemen
cepat dan akurat. Dengan kerjasama berbagi sumber daya manusia, implementasi teknologi
bersama (resource sharing) akan melibatgandakan informasi, strategi perumusan kebijakan akses
informasi dari mitra perpustakaan. Pengembangan informasi, dan strategi pengembangan resource
aksesibilitas informasi secara lambat laun akan sharing.

89
Jurnal Perpustakaan Vol. 8 No.1 Tahun 2017: 75-91 ISSN 1979 - 9527

Daftar Pustaka sampai Z. Jakarta : Cita Karyakarsa Mandiri,


2008
Arms, W.Y. 2001 , Digital Libraries, Cambridge: _____________. 2007. Perpustakaan Digital :
Massachusetts. Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi
____________. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Indonesia. Jakarta : CV. Sagung Seto
Jakarta: Balai Pustaka _____________. 2007). Seri Perpustakaan dan
Informasi 1: Perpustakaan Digital Perspektif
Kusmayadi, Eka. 2014. Teknologi Komunikasi dan Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta:
Informasi. Jakarta : Universitas Terbuka. Perpustakaan Universitas Indonesia dan
Laksmi, Tamara Adriani Sosetyo-Salim, Ari Imansyah. Sagung Seto.
2011. Manajemen Lembaga Informasi : Teori _____________. 2009. Perpustakaan Digital:
dan Praktek. Jakarta: Penaku. Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi
____________.2006. Tinjauan Kultural terhadap Indonesia, Jakarta : Sagung Seto,
Kepustakawanan : Inspirasi dari Sebuah Saleh, Abdul Rahman. 2003. “Model Perpustakaan
Karya Umberto Eco. Depok: Fakultas Ilmu Digital di Indonesia Sebuah Usulan”. Jurnal
Pengetahuan Budaya. Media Pustakawan. Vol. 10 No. 1. Maret 2003.
Menemy, David Mc. 2007. Ranganathan’s Relevance Jakarta: Pusat Pengembangan Pustakawan
in the 21st Century. Library Review 56 (2) (2007) Perpustakaan Nasional RI
: 97 – 1011 ____________. 2010. Membangun Perpustakaan
Nasihuddin, Wahid. 2009. ”Pengelolaan Koleksi Digital Step by Step. Jakarta: Sagung Seto
Digital Menurut Undang-Undang hak Cipta Sulistyo-Basuki.1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan.
: Studi Analisis di Perpustakaan UIN Sunan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
Kalijaga Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : _____________. 2014. Senarai Pemikiran Sulistyo
Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Basuki : Profesor Pertama Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Budaya. UIN Sunan Kalijaga. dan Informasi di Indonesia. Jakarta: Ikatan
Nicholas Joint,2007. Digital Libraries and the Future Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi
of the Library Profesion. Library Review. Vo.56 Indonesia (ISIPII),
pp. 12-23. http://www.emeraldinsight.com/ ____________. 2003. Perpustakaan Digital Dilihat
doi/abs/10.1108/00242530710721989 Waktu Dari Titik Pandang Kepustakawanan Indonesia.
Akses 7/6/2017 Jurnal Media Pustakawan. Vo. 10 No. 1. Maret
Nurdin Laugu. 2015. Representasi Kuasa dalam 2003.
Pengelolaan Perpustakaan : Studi Kasus pada ____________. 2016. Library Life Style (Trend dan
Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam di Ide Kepustakawanan).Yogyakarta : Lembaga
Yogyakarta. Yogyakarta : Gapermus Press. Ladang Kata.
Pendit, Putu Laxman. 2009. Perpustakaan Digital: Tedd, Lucy A. dan Andrew Large. 2005. Digital
Kesinambungan dan Dinamika. Jakarta: Cita Library: Principles and Practice in a Global
Karya Karsa. Environment. Munchen: K.G. Saur.
____________. 2008. Perpustakaan Digital dari A Thomson, James. 1982. The End of Libraries. London

90
Strategi Pengembangan Perpustakaan Digitasl ... (Hartono)

: Clive Bingley.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan. Jakarta : Perpustakaan Nasional
RI, 2007
Zulaikah, Sri Royanti. 2010. Kontrribusi Teori
Ranganathan dalam Perkembangan
Perpustakaan di Indonesia. Makalah
disampaikan dalam Kuliah Program Pasca
sarajana, UIN Sunan Kalijaga Jawa Timur.

91

Anda mungkin juga menyukai