Anda di halaman 1dari 3

Eksistensi Peranan Teknologi Digital dalam Pelayanan Publik Perpustakaan di Indonesia

Era globalisasi telah hadir mengubah kehidupan masyarakat di seluruh penjuru dunia.
Kecanggihan teknologi, serta berkembangnya suatu negara diberbagai sektor merupakan
salah satu peluang yang sangat pesat bagi kemajuan suatu negara. Seperti yang diungkapkan
oleh Albrow dalam Maryati (2009), Globalisasi merupakan keseluruhan proses yang
menjelaskan bahwa, penduduk dunia terinkorporasi (tergabung) dalam masyarakat dunia
yang tunggal, masyarakat global. Proses perubahan pada penduduk yang termasuk kedalam
komunitas tersebut secara global yang menjadi penyebab berubahnya komunitas tersebut
pada keduanya. Salah satunya era digitalisasi yang saat ini tertanam luas di berbagai
kehidupan manusia, guna mendapatkan informasi dengan cepat, fleksibel serta memudahkan
akses para pengguna teknologi digital untuk mendapatkan cakupan dengan jangkauan yang
luas. Era globalisasi saat ini membawa dampak positif dan negatif bagi kalangan remaja masa
kini. Teknologi yang canggih serta cakupan yang luas dalam mengakses jaringan pranala
(website), guna mendapatkan beberapa materi dan pembelajaran yang didapatkan dari
berbagai situs, menjadi salah satu dasar utama bagi generasi muda mendapatkan informasi
tersebut melalui sosial media ataupun sumber pustaka yang didapat melalui aplikasi ataupun
sarana edukatif seperti perpustakaan.

Berdasarkan UU No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan menyebutkan bahwa perpustakaan


adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara
profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian,
pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Dengan demikian perpusatakaan
memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, untuk mencari referensi, ilmu dan juga
kajian pustaka serta arsip-arsip penting untuk bekal dimasa depan. Perpustakana hadir untuk
melayani masyarakat baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik dan lainnya, untuk
mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat, bahkan bahan kajian pustaka penelitian
ataupun karya ilmiah yang didapatkan dnegan mudah menggunakan akses digital. Dilansir
dari laman perpusnas.go.id Perkembangan perpustakaan di era ini sangat cepat, sesuai dengan
cirinya “Library is the growing organism” (perpustakaan merupakan organisasi yang
berkembang). Awalmula pada jaman dahulu sebelum manusia mengenal era digitalisasi,
semua dilakukan dengan manual, mulai dari mengirimkan surat dengan pos, mencari
referensi dan informasi dari surat kabar, berbeda dengan saat ini begitu canggihnya dan
mudahnya kita dapat mengakses dan mencari informasi melalui aplikasi ataupun alat
elektronik yang digunakan seperti gawai, kojing (laptop) ataupun buku bacaan yang diakses
daring (e-book) serta perpustakaan yang melayani dengan beragam alternatif, bagi para
konsumen / pembaca dan peneliti.

Adanya perkembangan teknologi di era globalisasi, khususnya bagi perpustakaan dengan


layanan digitalisasi ini mempermudah para pustakawan dan juga para konsumen dalam
mencari kajian pustaka ataupun referensi dari layanan perpustakaan secara daring. Tujuan
dari perpustakaan yaitu menyediakan kebutuhan informasi bagi penggunanya. Semua
tergantung dari lembaga induk yang membawahinya, misalnya perpustakaan perguruan tinggi
berarti perpustakaan tersebut harus menyediakan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh
seluruh civitas akademika di perguruan tinggi tersebut, atau perpustakaan sekolah yang
tersebar diberbagai wilayah, untuk mendapatkan beberapa sumber materi dari setiap mata
pelajaran bagi siswa dan guru untuk melaksanakan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di
Sekolah. Menaggapi hal tersebut tentunya, keberadaan perpustakaan di era digitalisasi ini
menjadi salah satu perkembangan yangs sangat pesat, dan tidak dapat dipungkiri,
kehadirannya di lingkungan kehidupan manusai menjadi salah satu penyebab utama setiap
masyarakat untuk mendapatkan referensi yang berlimpah.

Perlu diperhatikan pula dampak dari era digitalisasi saat ini, tidak hanya membawa dampak
positif saja bagi lingkungan sekitar. Ada pula dampak negatif yang mengakibatkan
keberadaan perpustakaan di Indonesia menjadi terancam, salah satunya ialah penggunaan
sosial media serta teknologi yang tidak sesuai dengan penempatannya, sehingga dapat
merusak citra perpustakaan bahkan dapat merusak pelayanan publik perpusatakaan dengan
adanya retas dan peretas akun digital dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Adanya
sosialisasi dan keamanan dalam menggunakan teknologi menjadi keselamatan utama bagi
para pengguna media sosial dan serta teknologi digital dalam perpustakaan, khususnya dalam
melayani publik. Selain itu adanya teknologi digital yang dapat dibawa kemanapun serta
hampir seluruh masyarakat memiliki teknologi digital, sangat dikhawatirkan keberadaan
perpustakaan yang terancam punah akibat kurangnya pengunjung yang datang untuk menjadi
kajian pustaka, ataupun perpustakaan tersebut tidak terpakai dan terbengkalai begitu saja.
Tantangan yang sangat besar dihadapi di era digitalisasi ini, khusunya dalam perkembangan
perpustakaan tersebut adalah sumber daya manusia, yang memiliki beragam pola pikir,
kebutuhan, serta urgensi perpustakaan dalam kehidupan masyarakat sekitar.

Menanggapi hal tersebut sebagai generasi milenial, khususnya generasi yang melek akan
penggunaan teknologi digital, tentunya harus mampu menjadi pelopor utama dalam
mengenalkan dan mengembangkan teknologi digital pada masyarakat, yang masih belum
begitu melek literasi khususnya literasi digital. Sesuai yang diberitakan oleh UNESCO bahwa
Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki tingkat literasi terendeh diantara negara
lain. Hal tersebut merupakan suatu permasalahan yang sangat berdampak bagi sekitar.    Saat
ini digitalisasi merajalela dan menghasut seluruh pengguna teknologi digital dengan adanya
sosial media, mayoritas masyarakat cenderung menggunakan teknologi digital, untuk pemuas
nafsu, bahkan pamer dan membuat konten media sosial, ataupun sebatas nyir-nyir dan
cerewet di sosial media. Literasi yang rendah, dan masyarakat cenderung lebih senang
membaca pesan WhatsApp ataupun konten TikTok dan sosial media lainnya yang dianggap
menarik dibandingkan membaca buku, ataupun membaca hal positif yang dapat
mengedukasi, justru membuat keberadaan perpustakaan di era digitalisasi ini semakin sulit
berkembang. Namun tidak dapat dipungkiri, dampak positif adanya teknologi digital untuk
pelayanan perpustakaan secara fleksibel dapat mempermudah akses bagi para pengguna
sosial media. Dengan adanya sosial media serta fitur aplikasi yang dapat diunduh melalui
playstore ataupun appstore di perangkat masing-masing, masyarakat dapat dengan mudah
mengakses perpustakaan yang dituju seperti mencari referensi untuk bahan pembelajaran,
metode dan kurikulum ataupun kajian pustaka yang terdapat melalui aplikasi ataupun situs
jejaring perpustakaan tersebut.

Adanya teknologi digital dalam pelayanan publik perpustakaan memiliki dampak tersendiri,
tergantung bagaimana kita menyikapinya dalam menghadapi era digitalisasi tersebut. Dengan
adanya era digitalisasi di lingkup perpustakaan, dapat diakses dengan mudah serta pelayanan
publik semakin terorganisir. Misalnya perpustakaan nasional yang berada di Jakarta,
merupakan perpustakaan terbesar yang ada di Indonesia, dan perpustakaan nasional bisa
diakses dengan mudah melalui laman web ataupun aplikasi, bagi para pengguna yang ingin
mencari buku ataupun kajian pustaka serta referensi penelitian yang diperlukan oleh setiap
masing-masing individu. Hal tersebut dapat mempermudah pelayanan publik secara
menyeluruh dengan sistem yang telah diatur. Masyarakat dapat mengakses dimanapun dan
kapanpun, dan tentunya dapat membaca buku secara daring dari dokumen e-book yang telah
disediakan oleh sistem perpusnas. Tidak hanya itu, adanya teknologi digital dalam melayani
publik secara luring, juga dapat mempermudah para pustakawan untuk mengorganisir buku-
buku dan para pengunjung untuk mencari referensi.

Menanggapi hal tersbeut tentunya sangat menarik dan menantang bagi masyarakat untuk
dipelajari lebih lanjut lagi. Keberadaan perpustakaan di Indonesia, setiap daerahnya bahkan
setiap wilayah, sangatlah penting bagi khalayak umum. Tidak hanya sebatas tempat untuk
bersantai, bekerja, dan belajar, tapi perpustakaan hadir untuk menjawab semua keluh kesah,
serta kebingungan masyarakat dengan membaca. Tanpa adanya minat untuk membaca maka
akan sulit untuk dikaji lebih lanjut, serta tanpa adanya teknologi digital saat ini, maka dunia
tidak bisa kita genggam dengan semudah itu untuk mendapatkan informasi dan riset
keilmuan. Jadilah pengguna teknologi digital yang baik dan bijak, serta tingkatkan minat
untuk membaca, karena tanpa membaca kita tidak akan bisa mengetahui hal-hal yang diluar
dugaan bahkan hal yang penting untuk bekal masa depan. Tanpa ada perpustakaan tentunya
akan terasa semakin sulit kita untuk mencari ilmu. Tanpa adanya era digital, tentunya kita
tidak akan bisa mengembangkan potensi minat dan bakat serta negara kita, untuk indonesia
emas. Jadilah pelopor dan unggul serta bijak dalam menggunakan teknologi digital,
khususnya perkembangan perpustakaan di era digitalisasi ini.

Daftar Rujukan

Maryati. “Latar Belakang Pengertian Globalisasi Martin Albrow.” E-Journal: Universitas


Atma Jaya Yogyakarta.

Devega. (2022). TEKNOLOGI Masyarakat Indonesia: Malas Baca Tapi Cerewet di Medsos.


Kementrian Komunikasi dan Informatika. Artikel berita sorotan media kominfo.

Wulandari,D. (2012). Jaringan Perpustakaan Digital di Indonesia: Hambatan dan Wacana


Pengembangannya. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Jakarta: Majalah Edisi : Vol.
14 No. 1

Istiqomah, Z. (2014). Perpustakaan Di Era Keterbukaan Informasi: Sebuah Tantangan Yang


Harus Dihadapi. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Jakarta:Vol. 16 No. 2 - Agustus
2014

Anda mungkin juga menyukai