Supaya organisasi bisa berjalan dengan baik, tentu membutuhkan seorang pemimpi. Setiap pemimpin
memiliki caranya tersendiri, salah satunya adalah gaya kepemimpinan transformasional.
Seorang pemimpin yang mempunyai gaya kepemimpinan ini akan sangat pandai untuk menyelesaikan
konflik serta dengan senang hati untuk membantu teman kerjanya. Selain itu, mereka juga adalah orang-
orang yang selalu bisa menyemangati anggota tim di sekitarnya saat sedang mengalami kejenuhan saat
bekerja.
Dalam artikel ini, kita akan mengetahui apa itu kepemimpinan transformasional. Yuk, simak
penjelasannya di bawah ini!
Dilansir dari buku Kepemimpinan Transformasional, Transaksional, dan Motivasi Kerja yang ditulis oleh
Armansyah, seorang pemimpin transformasional akan memberikan ruang yang luas kepada anggotanya
untuk mengasah berbagai skill yang diperlukan dalam dunia kerja.
Ruang yang luas tersebut akan membuat seseorang menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menemukan
solusi terhadap permasalahan yang ada. Dengan begitu, setiap orang bisa memberikan andil terhadap
segala hal yang berkaitan dengan organisasi.
Melalui gaya kepemimpinan ini, anggota organisasi cenderung akan memiliki tingkat kepuasan kerja serta
komitmen yang tinggi. Selain itu, cara ini juga bisa menciptakan budaya dan lingkungan kerja yang sehat,
efektif, dan efisien bagi semua anggota dalam suatu organisasi.
Mereka mengetahui bahwa pemimpin adalah sosok yang menjadi panutan. Oleh karena itu, pemimpin
akan mencontohkan sesuatu yang baik supaya hal tersebut diikuti oleh semua anggotanya.
Dengan begitu, pemimpin akan menularkan semangatnya pada semua anggota. Pemimpin juga akan
mendapatkan kepercayaan yang lebih dari seluruh anggotanya.
2. Motivasi yang Menginspirasi (Inspirational Motivation)
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan transformasional adalah seorang pemimpin yang memiliki visi
yang jelas serta dapat mengkomunikasikannya dengan baik kepada setiap anggota. Dalam hal ini,
pemimpin transformasional cenderung berperan sebagai mentor untuk mendampingi anggotanya,
Mereka akan memberikan tantangan yang mengasah kreativitas anggota sembari membimbing mereka.
Selain itu, pemimpin juga akan memberikan rasa optimis dan meningkatkan motivasi untuk setiap
anggota.
Keuntungan:
Tidak membutuhkan biaya yang besar.
Komitmen yang timbul pada anggota bersifat terikat secara emosional.
Mampu memberdayakan setiap anggota.
Meningkatkan hubungan interpersonal.
Pemimpin bertindak sebagai mentor atau coach.
Pemimpin dapat memberikan pelatihan dan motivasi kepada setiap anggotanya dalam rangka mencapai
tujuan bersama.
Melalui hubungan yang ekstensif, secara tidak langsung anggota dapat belajar untuk menjadi pemimpin
yang baik.
Anggota mempunyai potensi yang besar untuk mencapai kemampuan terbaiknya karena diberikan ruang
yang luas.
Kerugian:
Membutuhkan waktu yang lama untuk menimbulkan kepercayaan terhadap pemimpin.
Tidak ada jaminan untuk keberhasilan.
Ada potensi kegagalan karena memberikan ruang yang besar kepada anggota yang belum memiliki
banyak pengalaman.
Tidak cocok untuk dilakukan dengan anggota yang banyak.
Kurang cocok untuk organisasi yang memiliki lingkungan kerja yang terlalu birokratis.
Contoh Kepemimpinan Transformasional
Contoh kepemimpinan transformasional di dalam organisasi perusahaan adalah ketika seorang manajer
yang memberikan ruang sebesar-besarnya untuk anggotanya agar mampu mengeluarkan kreasi
terbaiknya. Selain itu, manajer ini juga akan sering mendorong anggotanya untuk meningkatkan semangat
serta antusiasme anggota dalam bekerja serta membangun hubungan yang dekat secara emosional.
Contoh kepemimpinan transformasional yang dimiliki pemimpin dunia salah satunya adalah Mahatma
Gandhi. Gandhi menggunakan pendekatan yang lembut dan humanis sehingga dia dicintai oleh banyak
sekali orang hingga saat ini.
Dalam kepemimpinan modern, Ignasius Jonan yang sempat memimpin PT Kereta Api Indonesia juga
merupakan contoh pemimpin transformasional. Kepemimpinannya berhasil mentransformasi PT KAI
dengan melakukan pembenahan di sisi internal yaitu dengan mengubah mindset karyawan dari product
oriented menjadi customer oriented.