Anda di halaman 1dari 5

Nama : Anisa Noviandini

NIM : 051607338
Prodi : S1 Manajemen
UPBJJ : UT Bogor

TUGAS 2
MATA KULIAH MANAJEMEN

PERTANYAAN

Berdasarkan kasus di atas, maka analisalah:


Sk
or

1. Apa yang Anda ketahui mengenai kepemimpinan? Kaitkan jawaban Anda dengan 35
teori-teori kepemimpinan dan kepemimpinan kontemporer.

2. Menurut Anda, mengapa kepemimpinan strategik itu diperlukan? 30

3. Menurut Anda, bagaimana Sang Founder mengembangkan empati dan 35


memanusiakan karyawan? Berikan analisa Anda
JAWABAN

1. Menurut saya kepemimpinan adalah suatu sifat dimana kitab isa mempengaruhi dan
membuat orang lain, bawahan kita, atau pengikut agar bisa mencapai tujuan yang
telah ditentukan ditentukan suatu organisasi atau perusahaan. Setelah membaca teks
cerita tadi saya beranggapan bahwa kepemimpinan adalah upaya yang dilakukan oleh
seseorang untuk membuat orang lain bisa menjadi apa yang mereka harapkan atau
agar sesuai dengan tujuan yang disepakati di awal,dan pemimpin yang baik adalah
mereka yang bisa berempati dengan bawahannya dan yang bisa memanusiakan
karyawan. Ibarat sedang mendidik seorang anak, bisnis ataupun karyawannya harus
diberi yang terbaik. Intinya, seorang pemimpin harus bisa menuntun
sebelum menuntut.
Kepemimpinan merupakan sikap seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. Sementara kepemimpinan diri
merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi baik itu pemikiran, perasaan,
dan tindakan mereka sendiri. Mungkin tidak asing lagi dengan istilah pemimpin
dengan kepemimpinan. Pemimpin merupakan seseorang yang mengatur kelompok
atau organisai untuk bekerja sama, dan kepemimpinan merupakan seni untuk
membing orang lain. Dalam kepemimpinan ada gaya yang harus diketahui seperti
otoriter, demokratis, delegatif, transformasional, transaksional, dan tradisional.
Seorang pemimpin yang baik akan selalu memberikan umpan balik atau respon positif
terhadap hasil kerja tim yang dilakukan. Tujuan penting kepemimpinan adalah
menginspirasi anggota organisasi dan mengkoordinir untuk mencapai tujuan bersama.
Kepemimpinan adalah suatu proses di mana seorang individu atau sekelompok
individu memimpin, memotivasi, dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
tertentu. Ada berbagai teori kepemimpinan yang telah berkembang seiring waktu.
Beberapa teori kepemimpinan klasik dan kontemporer melibatkan konsep-konsep
berikut:

A. Teori Kepemimpinan Klasik


1. Kepemimpinan Otoriter.
Menurut teori ini, seorang pemimpin harus memberikan perintah yang jelas dan
mengharapkan ketaatan penuh dari bawahan. Contoh teori ini adalah gaya
kepemimpinan transaksional yang menekankan pertukaran antara pemimpin dan
pengikut.
2. Kepemimpinan Transformasional
Teori ini menekankan pada pengembangan hubungan yang kuat antara pemimpin dan
pengikut. Pemimpin transformasional dapat menginspirasi dan memotivasi anggota
tim untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi.
B. Teori Kepemimpinan Kontemporer

1. Kepemimpinan Situasional
Teori ini mengatakan bahwa gaya kepemimpinan yang efektif tergantung pada situasi
tertentu. Contohnya adalah model Hersey-Blanchard yang menyesuaikan gaya
kepemimpinan dengan tingkat kesiapan bawahan.
2. Kepemimpinan Servant (Pelayan)
Kepemimpinan servan menekankan pada pelayanan kepada orang lain dan kepedulian
terhadap kebutuhan anggota tim. Pemimpin servan berfokus pada pemberdayaan dan
pengembangan orang lain.
3. Kepemimpinan Transaksional
Teori ini berfokus pada pertukaran antara pemimpin dan pengikut. Pemimpin
transaksional menggunakan sistem penghargaan dan hukuman untuk memotivasi
anggota tim.
4. Kepemimpinan Transformasional
Meskipun juga ditempatkan di bawah teori klasik, kepemimpinan transformasional
tetap relevan. Pemimpin transformasional mendorong inovasi, kreativitas, dan
perubahan positif dalam organisasi.

2. Kepemimpinan strategik adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengarahkan


organisasi menuju pencapaian tujuan jangka panjang dengan mempertimbangkan
faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi organisasi. Kepemimpinan strategik
sangat penting karena memiliki beberapa manfaat yang signifikan, antara lain :
1. Mengarahkan visi dan misi.
Kepemimpinan strategik membantu dalam merumuskan visi dan misi organisasi
yang jelas. Ini memberikan arah yang jelas bagi seluruh organisasi dan membantu
dalam mengambil keputusan yang konsisten dengan tujuan jangka panjang.
2. Mengidentifikasi peluang dan tantangan.
Kepemimpinan strategik membantu dalam mengidentifikasi peluang dan
tantangan yang dihadapi organisasi. Dengan memahami lingkungan eksternal dan
mengantisipasi perubahan yang akan datang, pemimpin dapat mengambil
langkah-langkah yang tepat untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi
tantangan.
3. Mengembangkan strategi.
Kepemimpinan strategik membantu dalam mengembangkan strategi yang efektif
untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin strategis menganalisis kekuatan dan
kelemahan organisasi serta peluang dan ancaman di lingkungan eksternal untuk
merumuskan strategi yang tepat.
4. Menginspirasi dan memotivasi.
Kepemimpinan strategik melibatkan kemampuan untuk menginspirasi dan
memotivasi anggota organisasi. Pemimpin yang strategis mampu
mengkomunikasikan visi dan tujuan organisasi dengan cara yang memotivasi
anggota tim untuk bekerja keras dan berkontribusi secara maksimal.
5. Mengelola perubahan.
Kepemimpinan strategik membantu dalam mengelola perubahan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin strategis mampu mengidentifikasi
perubahan yang diperlukan, mengkomunikasikan pentingnya perubahan kepada
anggota organisasi, dan mengelola perubahan dengan efektif.
6. Mengoptimalkan sumber daya.
Kepemimpinan strategik membantu dalam mengoptimalkan penggunaan sumber
daya organisasi. Pemimpin strategis mampu mengalokasikan sumber daya dengan
bijaksana, mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi, dan mengelola
risiko dengan baik.
Dalam keseluruhan, kepemimpinan strategik sangat penting karena membantu
organisasi dalam merumuskan visi dan misi yang jelas, mengidentifikasi peluang
dan tantangan, mengembangkan strategi yang efektif, menginspirasi dan
memotivasi anggota organisasi, mengelola perubahan, dan mengoptimalkan
penggunaan sumber daya.

3. Dalam kasus ini, sang founder berhasil mengembangkan empati dan memanusiakan
karyawan melalui beberapa langkah dan tindakan yang terlihat dari analisa saya.
1. Mendengarkan dan memahami kebutuhan karyawan.
Sang founder secara aktif mendengarkan keluhan, masukan, dan harapan
karyawan. Dia meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan mereka secara
langsung, baik melalui pertemuan tatap muka atau melalui saluran komunikasi
internal. Dengan memahami kebutuhan karyawan, sang founder dapat merespons
dengan solusi yang memadai dan memperhatikan kepentingan mereka.
2. Menyediakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung.
Sang founder menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, di mana setiap
karyawan merasa dihargai dan diperlakukan dengan adil. Dia mendorong
kolaborasi, komunikasi terbuka, dan partisipasi aktif dari semua karyawan.
Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung, sang founder memastikan
bahwa setiap karyawan merasa aman dan nyaman untuk berkontribusi dan
berkembang.
3. Memberikan kompensasi yang adil dan kesempatan pengembangan
Sang founder menyadari pentingnya memberikan kompensasi yang adil kepada
karyawan. Dia memastikan bahwa gaji dan tunjangan yang diberikan sesuai
dengan kontribusi dan kinerja karyawan. Selain itu, sang founder juga
memberikan kesempatan pengembangan kepada karyawan, seperti pelatihan,
pendidikan lanjutan, atau program mentoring. Hal ini menunjukkan kepedulian
sang founder terhadap perkembangan karier dan kepuasan karyawan.
4. Membangun hubungan yang saling menguntungkan
Sang founder tidak hanya melihat karyawan sebagai sumber daya produktif, tetapi
juga sebagai mitra yang berharga. Dia berusaha membangun hubungan yang
saling menguntungkan dengan karyawan, di mana kepentingan dan keberhasilan
karyawan juga dianggap penting. Sang founder melibatkan karyawan dalam
pengambilan keputusan, memberikan tanggung jawab yang sesuai, dan
memberikan pengakuan atas kontribusi mereka. Melalui langkah-langkah tersebut,
sang founder berhasil mengembangkan empati dan memanusiakan karyawan. Dia
tidak hanya melihat mereka sebagai alat untuk mencapai tujuan bisnis, tetapi juga
menghargai kebutuhan, aspirasi, dan martabat mereka sebagai individu. Dengan
demikian, sang founder menciptakan budaya perusahaan yang memprioritaskan
kesejahteraan karyawan dan mencerminkan nilai-nilai kepedulian dan keadilan.

Anda mungkin juga menyukai