Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Camelia Pertiwi (1900011237)

KELAS: Perilaku Keorganisasian A


RESUME TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
Teori kepemimpinan merupakan beberapa teori yang mencakup hal-hal dasar mengenai
kepemimpinan.
Kepemimpinan sendiri didefinisikan sebagai kemampuan diri untuk memotivasi dan
membimbing sekelompok orang tanpa paksaan untuk bertindk dalam mencapai tuu\juan
bersama. Pada dasarnya banyak teori yang membahas mengenai kepemimpinan, antara lain:
1. Path Goal Theory
Path-Goal Theory adalah suatu model kepemimpinan yang dikembangkan oleh Robert
House, yang menyaring elemen-elemen dari penelitian Ohio State tentang kepemimpinan pada
inisiating structure dan consideration serta teori pengharapan. Robert house menyampaikan
teorinya bahwa kepemimpinan yang efektif menggunakan dominasi, memiliki keyakinan diri,
mempengaruhi dan menampilkan moralitas tinggi untuk meningkatkan karismatiknya. Dengan
kharismanya pemimpin transformational akan menantang bawahannya untuk melahirkan karya
istimewa.
Dasar dari teori ini adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu
anggotanya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk memberi arah dan dukungan atau
keduanya yang dibutuhkan untuk menjamin tujuan mereka sesuai dengan tujuan kelompok atau
organisasi secara keseluruhan. Istilah path-goal ini datang dari keyakinan bahwa pemimpin yang
efektif memperjelas jalur untuk membantu anggotanya dari awal sampai ke pencapaian tujuan
mereka, dan menciptakan penelusuran disepanjang jalur yang lebih mudah dengan mengurangi
hambatandan Pitfalls.
1. Model path-goal menganjurkan bahwa kepemimpinan terdiri dari dua fungsi dasar:
Fungsi Pertama adalah memberi kejelasan alur
2. Fungsi Kedua adalah meningkatkan jumlah hasil (reward) bawahannya dengan memberi
dukungan dan perhatian terhadap kebutuhan pribadi mereka.

2. Life Cycle Theory


The Life-Cycle Hipotesis (LCH) adalah sebuah teori ekonomi yang berkaitan dengan
pengeluaran dan kebiasaan menabung masyarakat selama seumur hidup.Konsep ini
dikembangkan oleh Franco Modigliani dan muridnya Richard Brumberg.
Pendekatan life cycle hipotesis mengharuskan setiap orang memiliki perencanaan lebih
detail untuk kehidupan mereka, kehidupan yang berawal dari 0 tahun sampai dengan 63 tahun
yang sesuai dengan umur standar Nabi Muhammad bisa digunakan secara optimal. Maka dari itu
perlu perencanaan kehidupan pertama saat umur 0-15 tahun oleh orang tuanya, setelah itu pada
umur produktiv 15-45 tahun merupakan perencanaan individu yang bersangkutan.
3. Leader Member Exchange
Teori pertukaran pemimpin-anggota (leader member exchange) merupakan teori yang
berfokus kepada keterkaitan dan interaksi antara pemimpin dan pengikutnya. Daya tarik Leader
Member Exchange (LMX) adalah bahwa di dalam pendekatan ini tidak ada perilaku pemimpin
yang konsisten pada seluruh bawahan. Teori ini menekankan perbedaan hubungan yang
dikembangkan pemimpin dengan bawahan yang berbeda dalam kelompok kerja.

4. Kepemimpinan Karismatik
Kepemimpinan karismatik (charismatic leadership) adalah gaya kepemimpinan dengan
menonjolkan karisma untuk menarik dan menginspirasi pengabdian oleh orang lain. Itu adalah
salah satu contoh gaya yang berpusat pada pemimpin, selain kepemimpinan otoritatif dan
transaksional. Pemimpin lebih percaya pada visi dan kemampuannya sendiri daripada pada para
pengikut. Tapi, dibandingkan dua gaya kepemimpinan lainnya tersebut, pemimpin karismatik
lebih banyak berkomunikasi dengan para pengikut. Soekarno merupakan contoh dari seorang
pemimpin karismatik. Dia menggunakan kemampuan orasi dan pidato yang kuat, kepribadian
yang menarik, dan komitmen yang tak tergoyahkan. Dia menggerakkan masyarakat untuk
perubahan positif, yakni kemerdekaan Indonesia.

Adapun karakteristik dari pemimpin karismatik adalah seseorang yang visioner, Kreatif,
Memiliki kepribadian yang kuat, kerendahan hati (humility), risk taker, komunikator ulung, self-
monitoring, agen perubahan, Pantang menyerah.

5. Kepemimpinan Transaksional

Teori transaksional menggambarkan gaya kepemimpinan yang didasari perjanjian yang


dibuat antara pemimpin dan bawahannya. Perjanjian ini dibuat untuk menghasilkan pertukaran
(transaksi) yang saling menguntungkan antara pemimpin dan pengikut. Layaknya simbiosis
mutualisme. Ketika suatu pekerjaan atau tugas mampu diselesaikan bawahan dengan baik, ini
akan menguntungkan pemimpin. Maka sebagai bentuk penghargaan dari sisi pemimpin, imbalan
dapat berupa rasa terima kasih, pembayaran upah atau gaji, kenaikan jabatan (promosi), hingga
bonus berupa uang atau benda untuk si bawahan. Penghargaan ini membuat bawahan merasa
kerja kerasnya dihargai atau diakui karena berhasil mencapai tujuan yang sudah disepakati
bersama.

6. Teori Transformasional

Kepemimpinan transformasional adalah sebuah teori yang relevan dengan kehidupan


modern saat ini. Dalam hal ini, teori kepemimpinan transformasional mencakup dua elemen yang
sangat penting. Apa sajakah elemen tersebut? Kedua elemen yang dimaksud adalah relasional
dan hal-hal yang berurusan dengan perubahan riil. Teori kepemimpinan ini terjadi ketika satu
orang atau sekelompok orang berhubungan dengan orang banyak dengan upaya untuk
mengangkat posisi atau pencapaian para pemimpin dan pengikut (anggota tim). Dengan kata
lain, antara pemimpin dan pengikut saling mengangkat pencapaian mereka sampai kepada
tingkat motivasi dan moralitas (semangat) yang lebih tinggi.

7. Teori Kepemimpinan Pelayan

Kepemimpinan yang melayani (servant leadership) merupakan suatu tipe atau model
kepemimpinan yang dikembangkan untuk mengatasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh
suatu masyarakat atau bangsa. Para pemimpin-pelayan (servant leader) mempunyai
kecenderungan lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi orang-orang yang
dipimpinnya di atas dirinya. Orientasinya adalah untuk melayani, cara pandangnya holistik dan
beroperasi dengan standar moral spiritual. Pada tataran ini pejabat eselon IV biasanya yang
langsung berhadapan dengan pelanggan dan pemangku kepentingan harus mampu memberikan
pelayanan prima sehingga dapat menjamin kepuasan pelanggan.
Menurut Spears, pemimpin yang mengutamakan pelayanan, dimulai dengan perasaan
alami seseorang yang ingin melayani dan untuk mendahulukan pelayanan. Selanjutnya secara
sadar, pilihan ini membawa aspirasi dan dorongan dalam memimpin orang lain. Selain
mempengaruhi bagaimana perilaku karyawan tersebut, manager sudah pastinya harus menguasai
hal-hal seperti manajemen yang biasa dibutuhkan untuk mengatasi kerumitan dengan cara
membuat tata tertib dengan menyusun rencana-rencana formal, merancang struktur organisasi
yang ketat, setelah itu memantau hasil yang sudah dilakukan dengan cara membandingkannya
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemudian gaya manajemen dalam hal
memimpin dan melayani dalam satu harmoni, dan terdapat interaksi dengan lingkungan.
Seseorang servant leader adalah seseorang yang memiliki kuat untuk melayani dan memimpin,
yang terpenting adalah mampu menggabungkan keduanya untuk saling memperkuat secara
positif (Trompenaars dan Voerman).

8. Teori Kepemimpinan Visioner

Visionary Leadership muncul sebagai respon dari statement “the only thing of permanent
is change” yang menuntut pemimpin memiliki kemampuan dalam menentukan arah masa depan
melalui visi. Visi merupakan idealisasi pemikiran pemimpin tentang masa depan organisasi yang
shared dengan stakeholders dan merupakan kekuatan kunci bagi perubahan organisasi yang
menciptakan budaya yang maju dan antisipatif terhadap persaingan global.
Benis dan Nanus, (1997:19) mendefinisikan Visi sebagai: “Something that articulates a
view of a realistic, credible, attractive future for the organization, a condition that is beter in
some important ways than what now exists”. Secara umum dapat kita katakan bahwa visi adalah
suatu gambaran mengenai masa depan yang kita inginkan bersama.
Visionary Leadership didasarkan pada tuntutan perubahan zaman yang meminta
dikembangkannya secara intensif peran pendidikan dalam menciptakan sumber daya manusia
yang handal bagi pembangunan, sehingga orientasi visi diarahkan pada mewujudkan nilai
comparative dan kompetitif peserta didik sebagai pusat perbaikan dan pengembangan sekolah.
Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan,
mengkomunikasikan/mensosialisasikan/ mentransformasikan dan mengimplementasikan
pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial diantara
anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi dimasa depan
yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personil.

Anda mungkin juga menyukai