Anda di halaman 1dari 12

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

Mata Kuliah Kepemimpinan

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M

IMAM IKHSAN DAULAY


8236175001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2024
I. PENDAHULUAN
Kepemimpinan memiliki beberapa arti dan disampaikan oleh beberapa ahli
yang berbeda-beda. Yukl (1989) (dalam Narsa, 2012) menyatakan bahwa
kepemimpinan memiliki variasi definisi, berikut adalah pernyataannya “The term
leadership means different things to different people.” Yukl (1989) (dalam Narsa,
2012) menyimpulkan inti kepemimpinan sebenarnya adalah melakukan hal yang
benar. Pemimpin harus dapat menggerakkan, memuaskan dan menumbuhkan
pengikut yaitu motivasi dan menghidupkan potensinya, juga harus mampu
menangani paradoks-paradoks dan menjelaskan maknanya.
Kotter (1996) yang dikutip oleh Narsa (2012) mengatakan
kepemimpinanlah yang melahirkan visi dan strategi, sedangkan manajemen
menurutnya melahirkan rencana, yaitu langkah-langkah spesifik dan jadwal untuk
mengimplementasikan strategi, dan anggaran yaitu rencana yang diterjemahkan
dalam proyeksi dan sasaran-sasaran keuangan. Dapat diartikan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi
dan melibatkan orang lain untuk dapat berkontribusi secara efektif dalam
mencapai tujuan organisasi.
Para peneliti di atas, mendefinisikan kepemimpinan sesuai dengan
perspektif individual dan fenomena yang paling menarik perhatian mereka.
Kepemimpinan telah didefinisikan dalam kaitannya dengan ciri-ciri individual,
perilaku, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan peran,
tempatnya pada suatu posisi administratif, serta persepsi oleh orang lain
mengenai keabsahan dari pengaruh dari kepemimpinan itu sendiri.
Proses kepemimpinan menciptakan ketidakpastian dan perubahan dalam
organisasi. Berdasarkan beberapa definisi mengenai kepemimpinan, dapat dilihat
bahwa kepemimpinan menjadi sangat penting untuk memajukan organisasi dalam
menghadapi perubahan yang tidak menentu. Menurut Lawler (2007) yang dikutip
oleh Mualidin (2013) , perubahan yang tidak menentu ini membutuhkan sorang
pemimpin yang mampu mengantisipasi perubahan dengan pengetahuan yang
komprehensif dalam mentrasformasikan perubahan organisasi. Salah satu model
kepemimpinan yang tampaknya menjanjikan dalam hal pengelolaan perubahan
yang sedang berlangsung dalam organisasi adalah model kepemimpinan
transformasional berdasarkan visi dan pemberdayaan yang telah menunjukkan
efek positif.
Definisi kepemimpinan menurut Burns (1978) dalam Sari (2012)
menyatakan bahwa kepemimpinan dideskripsikan sebagai sebuah proses yang
mendorong pengikut mencapai tujuan tertentu yang mewakili nilai, motivasi,
keinginan, kebutuhan dan aspirasi kedua belah pihak, baik pimpinan maupun
individu-individu yang dipimpinnya. Kemudian para ahli seperti Burns (1978) dan
Bass & Riggio (2006), melahirkan pendekatan baru mengenai kepemimpinan
menjadi kepemimpinan transaksional dan transformasional. Kepemimpinan
transaksional adalah tipe kepemimpinan yang didasarkan pada sejenis pertukaran
antara pemimpin dengan pengikutnya, seperti pemberian imbalan jika kinerja
baik. Pada pendekatan jenis ini, pengikut yang telah mengeluarkan energi dan
waktu untuk membantu pencapaian tujuan organisasi ditukar dengan imbalan atau
job secure. Sedangkan kepemimpinan transformasional memberikan inspirasi
terhadap pengikutnya untuk memiliki visi sesuai dengan organisasi serta turut
mengembangkan budaya kerja yang akan membangkitkan aktivitas kinerja yang
tinggi (Bass & Riggio, 2006 dalam Sari, 2012).

II. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL


Salah satu bentuk kepemimpinan yang mampu mengefektifkan organisasi
pembelajar (learning oganization) adalah kepemimpinan transformasional.
Kepemimpinan transformasi merupakan kemampuan kepemimpinan yang
komprehensif dan terpadu yang diperlukan bagi individu, kelompok, maupun
organisasi untuk menghasilkan transformasi yang ditandai dengan perubahan pada
setiap tahapan kegiatan (Hacker & Robberts, 2004 dalam Maryanto, 2015 ).
Akhir-akhir ini, kepemimpinan transformasi dikembangkan untuk menghadapi
perubahan pada masa yang akan datang dengan cara mentransformasi paradigma
dan nilai-nilai individu dalam organisasi untuk mendukung tercapainya tujuan dan
visi organisasi. Istilah kepemimpinan transformasi semula dimunculkan oleh
Downton pada tahun 1973 dan dikembangkan oleh seorang sosiolog di bidang
politik, MacGregor Burns pada tahun 1978 (Northouse, 2010 dalam Maryanto,
2015).
Berikut adalah beberapa pengertian kepemimpinan transfomasional :
1. Komariah dan Triatna, 2008 (Faraz, 2013) menyebutkan bahwa
kepemimpinan transformasional dapat dilihat secara mikro maupun makro.
Secara mikro kepemimpinan transformasional merupakan proses
mempengaruhi antar individu, sementara secara makro merupakan proses
memobilisasi kekuatan untuk mengubah sistem sosial dan mereformasi
kelembagaan.
2. Menurut Burns, 1978 (Faraz, 2013), kepemimpinan transformasional
merupakan sebuah proses saling menguatkan diantara para pemimpin dan
pengikut ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi.
Kepemimpinan transformasional bukan hanya langsung dan top-down
(dari atas ke bawah), namun juga dapat diamati secara tidak langsung, dari
bawah ke atas (Bottom up), dan secara horizontal. Pemimpin disini bukan
hanya mereka yang berada pada level-manajerial tertinggi didalam
organisasi, tetapi juga mereka yang berada pada level formal dan informal,
tanpa memperhatikan posisi atau jabatan mereka.
3. Bass, 1985 (Faraz, 2013) menyatakan bahwa kepemimpinan
transformasional memotivasi para pengikutnya untuk melakukan sesuatu
yang lebih dari yang diharapkan dengan melakukan hal-hal berikut ini: (a)
meningkatkan tingkat kesadaran pengikut tentang arti penting dan nilai
tujuan yang ditentukan dan diiinginkan, (b) meminta para pengikut untuk
mengutamakan kepentingan tim atau organisasi di atas kepentingan
pribadi, dan (c) menggerakkan pengikut untuk menuju kebutuhan pada
level yang lebih tinggi.
Dari pernyataan-pernyataan di atas, jelas bahwa dalam kepemimpinan
transformasional dibutuhkan berbagai kemampuan seperti kemampuan
mempengaruhi, kemampuan membangun kepercayaan, kemampuan
memfasilitasi, mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh individu
bawahannya untuk mendukung pencapaian visi dan tujuan organisasi. Melalui
transformasi nilai-nilai tersebut, diharapkan hubungan baik antar anggota
organisasi dapat dibangun sehingga muncul rasa saling percaya.
III. KOMPONEN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
Bass dan Avolio, 1994 (Suryanto, 2008) menemukan bahwa
kepemimpinan transformasional memiliki empat komponen perilaku, yaitu:
idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, and
individualized consideration. Butir 1 hingga 4 berikut adalah penjelasan ringkas
dari komponen-komponen itu. Anda akan menemukan bahasan panjang lebar
pada pembahasan-pembahasan selanjutnya. Empat komponen perilaku pemimpin
transformasional adalah:
 Idealized Influence, adalah perilaku seorang pemimpin transformasional
yang memiliki keyakinan diri yang kuat. Komitmen yang tinggi selalu
mengiringi langkah pemimpin ini. Pemimpin transformasional
memberikan contoh dan bertindak sebagai role model positif dalam
perilaku, sikap, prestasi maupun komitnen bagi bawahannya yang
tercermin dalam standar moral dan etis yang tinggi. Pemimpin sangat
memperhatikan para bawahannya, menanggung resiko bersama, hanya
menggunakan kekuasaan jika perlu dan tidak memanfaatkan untuk
kepentingan pribadi, memberi visi dan sense of mission serta menanamkan
rasa bangga pada bawahannya. Melalui pengaruh seperti ini, para bawahan
akan menaruh respek, rasa kagum dan percaya pada pemimpinnya,
sehingga mereka berkeinginan untuk melakukan hal yang sama
sebagaimana dilakukan oleh sang pemimpin.
 Individualized Consideration, adalah pemimpin transformasional
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan setiap individu untuk
berprestasi dan berkembang, dengan bertindak sebagai pelatih dan
penasehat (mentor). Pemimpin menghargai dan menerima perbedaan-
perbedaan individu dalam hal kebutuhan dan minat. Misalnya beberapa
karyawan menginginkan dorongan semangat yang lebih banyak, sebagian
menginginkan otonomi yang besar, sebagian lagi menuntut standar yang
lebih tegas dan yang lain menginginkan struktur tugas yang lebih luas.
 Inspirational Motivation, adalah upaya pemimpin transformasional dalam
memberikan inspirasi para pengikutnya agar mencapai kemungkinan-
kemungkinan yang tidak terbayangkan. Pemimpin transformasional
memotivasi dan menginspirasi bawahnnya dengan cara
mengkomunikasikan ekspektasi tinggi dan tantangan kerja secara jelas,
menggunakan berbagai simbol untuk memfokuskan usaha atau tindakan
dan mengekspresikan tujuan penting dengan cara-cara sederhana.
Pemimpin juga membangkitkan semangat kerja sama tim, antusiasme dan
optimisme di antara rekan kerja dan bawahannya.
 Intellectual Stimulation, adalah senjata pemimpin transformasional dalam
mengajak karyawan melihat perspektif baru. Imajinasi, dipadu dengan
intuisi namun dikawal oleh logika dimanfaatkan oleh pemimpin ini dalam
mengajak karyawan berkreasi. Pemimpin transformasional berupaya
menciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya inovasi dan
kreativitas. Perbedaan pendapat dipandang sebagai hal yang biasa terjadi.
Pemimpin mendorong bawahan untuk me munculkan ide-ide baru dan
solusi kreatif atas masalah-masalah yang dihadapi.

IV. PRINSIP-PRINSIP KEPEMIMIPINAN TRANSFORMASIONAL


Paradigma baru dari kepemimpinan transformasional mengangkat tujuh
prinsip untuk menciptakan kepemimpinan transformasional yang sinergis (Rees,
2001) yaitu :
1. Simplifikasi, keberhasilan dari kepemimpinan diawali dengan sebuah visi
yang akan menjadi cermin dan tujuan bersama. Kemampuan serta
keterampilan dalam mengungkapkan visi secara jelas, praktis dan tentu
saja transformasional yang dapat menjawab “Kemana kita akan
melangkah?” menjadi hal pertama yang penting untuk di implementasikan.
2. Motivasi, kemampuan untuk mendapatkan komitmen dari setiap orang
yang terlibat terhadap visi yang sudah dijelaskan adalah hal kedua yang
perlu dilakukan pemimpin transformasional. Pada saat pemimpin
transformasional dapat menciptakan suatu sinergitas di dalam organisasi,
berarti seharusnya pemimpin dapat pula mengoptimalkan, memotivasi dan
memberi energi kepada setiap pengikutnya. Praktisnya dapat saja berupa
tugas atau pekerjaan yang betul-betul menantang serta memberikan
peluang bagi mereka pula untuk terlibat dalam suatu proses kreatif baik
dalam hal memberikan usulan ataupun mengambil keputusan dalam
pemecahan masalah, sehingga hal ini pula akan memberikan nilai tambah
bagi karyawan.
3. Fasilitasi, secara efektif memfasilitasi “pembelajaran” yang terjadi di
dalam organisasi secara kelembagaan, kelompok, ataupun individual. Hal
ini akan berdampak pada semakin bertambahnya modal intektual dari
setiap orang yang terlibat di dalamnya.
4. Inovasi, yaitu kemampuan untuk berani bertanggung jawab melakukan
suatu perubahan bilamana diperlukan dan menjadi suatu tuntutan dengan
perubahan yang terjadi. Dalam suatu organisasi yang efektif dan efisien,
setiap orang yang terlibat perlu mengantisipasi perubahan dan seharusnya
tidak takut akan perubahan tersebut. Dalam kasus tertentu, pemimpin
transformasional harus sigap merespon perubahan tanpa mengorbankan
rasa percaya dan tim kerja yang sudah dibangun.
5. Mobilitas, yaitu pengerahan semua sumber daya yang ada untuk
melengkapi dan memperkuat setiap orang yang terlibat di dalamnya dalam
mencapai visi dan tujuan. Pemimpin transformasional akan selalu
mengupayakan pengikut memeiliki rasa penuh dengan tanggung jawab.
6. Siap Siaga, yaitu kemampuan untuk selalu siap belajar tentang diri mereka
sendiri dan menyambut perubahan dengan paradigma baru yang positif.
7. Tekad, yaitu tekad bulat untuk selalu menyelesaikan sesuatu sampai pada
akhir, tekad bulat untuk menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas.
Untuk ini tentu perlu pula didukung oleh pengembangan disiplin
spiritualitas, emosi, dan fisik serta komitmen.

V. LANGKAH-LANGKAH KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL
Kepemimpinan transformasional tidak dapat diterapkan begitu saja pada
organisasi. Dalam menerapkan gaya kepemimpinan ini, pemimpin harus
meyakinkan orang-orang disekitarnya agar kepemimpinan transfomasional dapat
dibudidayakan dengan baik. Oleh karena itu, ada langkah-langkah yang dapat
diambil pemimpin untuk mewujudkannya.

1. Menentukan Gaya Kepemimpinan dan Manajemen


Sebelum para pemimpin memutuskan tipe kepemimpinan transformasional
sesuai yang diinginkan, mereka harus terlebih dahulu menentukan seperti apa
gaya manejemen itu sendiri. Semua yang bersangkutan dengan proses kerja pada
suatu organisasi dapat berdampak pada gaya kepemimpinan. Memahami gaya
manajemen akan membantu seorang pemimpin dalam mengeksplorasi bagaimana
mereka dapat menerapkan taktik kepemimpinan transformasional.
2. Memahami Misi dan Visi Perusahaan
Untuk menjadi pemimpin, penting untuk memahami bahwa setiap bisnis
memiliki visi dan misi yang ingin dituju. Kepemimpinan transformasi dalam satu
organisasi sangat perlu untuk memahami latar belakang organisasi dan bagaimana
misi dan nilai perusahaan dapat disesuaikan dengan gaya kepemimpinan yang
dipilih.
3. Mendorong Inovasi dan Kreativitas
Cara terbaik untuk memulai gerakan menuju kepemimpinan
transformasional adalah dengan membiarkan karyawan melakukan sesuatu yang
baru berdasarkan kreativitas yang dimilikinya. Mengapresiasi setiap pekerjaan
yang dilakukan dengan cara meberikan perhatian pada pekerjaan yang mereka
lakukan dan memberi tahu betapa berartinya hal tersebut bagi perusahaan.
4. Mengomunikasikan Praktik Transformasional
Jika budaya kepemimpinan transformasional akan menjadi norma dalam
suatu organisasi, para pemimpin harus memiliki percakapan dengan para pekerja
tentang bagaimana hal ini akan mempengaruhi pekerjaan mereka untuk
pengembangan lebih lanjut.
5. Jadikan Coaching dan Mentorship sebagai Prioritas
Salah satu aspek yang paling penting dari kepemimpinan transformasional
adalah kemampuan untuk menginspirasi orang lain untuk menjadi hebat.
Pemimpin harus mengembangkan rencana untuk membimbing dan melatih
karyawan.
VI. IMPLIKASI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
TERHADAP ORGANISASI
Pemimpin transformasioanal adalah orang yang membantu perusahaan dan
orang lain untuk membuat perubahan positif dalam aktivitas mereka. Perubahan
tersebut bisa terjadi dalam skala besar. Menurut Durbin (2005) yang dikutip oleh
Riadi (2017), setelah menetapkan arah baru yang menarik bagi perusahaan dalam
menciptakan masa depan menggunakan gaya kepemimpinan transformasional,
dapat menyebabkan beberapa perubahan pada organisasi seperti berikut :
1. Mengubah kultur organisasi.
Tindakan paling luas yang dilakukan pemimpin transformasional adalah
mengubah kultur organisasi. Artinya bahwa nilai, sikap, dan bahkan atmosfer
organisasi diubah. Perubahan paling umum adalah mengubah kultur dari kultur
birokratis, kaku dan sedikit mengambil resiko menjadi kultur di mana orang bisa
lebih bergerak dan tidak terlalu dibatasi oleh aturan dan regulasi.
2. Meningkatkan kesadaran orang tentang imbalan.
Pemimpin transformasional membuat anggota kelompok sadar akan arti
penting imbalan tertentu dan bagaimana cara mendapatkannya. Dia mungkin
menyebutkan kebanggaan yang akan dirasakan karyawan jika perusahaan menjadi
nomor satu dibidangnya.
3. Membantu orang tidak sekedar mengejar kepentingan diri.
Pemimpin transformasional membantu anggota kelompok untuk melihat
pada gambaran yang lebih besar demi kebaikan tim dan organisasi. Sedikit demi
sedikit pemimpin membuat pekerja menyadari bahwa tindakan mereka memberi
kontribusi pada tujuan yang lebih luas ketimbang sekedar memenuhi kepentingan
diri sendiri.
4. Membantu orang mencari pemenuhan diri.
Pemimpin transformasional membantu orang lain untuk tidak sekedar
berfokus pada kesuksesan kecil-kecilan, tetapi juga pada usaha mencari
pemenuhan diri.
5. Memberi pemahaman kepada orang lain tentang keadaan darurat.
Untuk menciptakan transformasi, pemimpin mengumpulkan para manajer
kritis dan karyawan lainnya dan melibatkan mereka dalam diskusi urgensi
perubahan.
6. Mengejar kejayaan.
Tindakan transformasional tertinggi adalah membuat orang lain
bersemangat untuk melakukan kerja keras demi kebesaran dan kejayaan
organisasi.

VII. KEKURANGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL


Kepemimpinan transformasional memiliki beberapa kelemahan dalam
implementasinya. Menurut Northouse (2013) yang dikutip oleh Muallidin (2013)
terdapat kelemahan dan kritik dari teori kepemimpinan transformational ini, yaitu;
1. Kepemimpinan dengan gaya transfomasional ini tidak memiliki kejelasan
konseptual. Karena adanya tumpang tindih substansial antara masing-
masing empat komponen (pengaruh ideal, motivasi inspirasional, stimulasi
intelektual , dan pertimbangan individual) menunjukkan bahwa dimensi
itu tidak jelas. Selanjutnya, parameter kepemimpinan transformasional
sering tumpang tindih dengan konseptualisasi kepemimpinan serupa.
Misalnya, menunjuk bahwa kepemimpinan transformasional dan
karismatik sering diperlakukan sinonim, meskipun di beberapa model
kepemimpinan karisma hanya salah satu komponen dari kepemimpinan
transformasional.
2. Kepemimpinan transformasional memperlakukan kepemimpinan sebagai
ciri kepribadian atau kecenderungan bersifat pribadi daripada perilaku
melatih orang. Melatih orang-orang dalam pendekatan ini menjadi masalah
karena sulit untuk mengajar orang untuk mengubah sifat mereka .
Meskipun banyak ahli, termasuk Weber, House, dan Bass, menekankan
bahwa kepemimpinan transformasional berkaitan dengan perilaku
pemimpin, seperti bagaimana pemimpin melibatkan diri dengan pengikut,
ada kecenderungan untuk melihat pendekatan ini dari perspektif sifat.
Masalah ini diperparah karena kata transformasional menciptakan gambar
dari satu orang menjadi komponen yang paling aktif dalam proses
kepemimpinan. Sebagai contoh, meskipun "menciptakan visi" melibatkan
input dari pengikut, ada kecenderungan untuk melihat pemimpin
transformasional sebagai visioner. Ada juga kecenderungan untuk melihat
pemimpin transformasional sebagai orang yang memiliki kualitas khusus
yang mengubah orang lain.
3. Para peneliti belum menetapkan bahwa pemimpin transformasional
sebenarnya mampu mengubah individu dan organisasi. Ada bukti yang
menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dikaitkan dengan
hasil positif, seperti efektivitas organisasi. Namun dalam penelitian belum
menunjukkan hubungan sebab akibat antara pemimpin transformasional
dan perubahan pengikut atau organisasi yang jelas.
4. Kepemimpinan transformasional adalah elitis dan anti-demokrasi.
Pemimpin transformasional sering memainkan peran langsung dalam
menciptakan perubahan, membangun visi, dan advokasi arah baru. Hal ini
memberikan kesan yang kuat bahwa pemimpin bertindak secara
independen dari pengikut atau menempatkan dirinya di atas kebutuhan
para pengikut.
REFERENSI
Anonim. What is Transformational Leadership? (The Benefits and Impact).
Tersedia di https://status.net/articles/transformational-leadership/ (Diakses
24 September 2018).

Maryanto, 2015. Kepemimpinan Transformasi : Gaya Kepemimpinan Masa


Depan. Tersedia di
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/id/publikasi/artikel/168-artikel-
pengembangan-sdm/20485-kepemimpinan-transformasi-gaya-
kepemimpinan-masa-depan (Diakses 23 September 2018).

Mualidin, I. 2013. Kepemimpipnan Transformasional dalam Kajian Teoritik dan


Empiris. Tugas mata kuliah Leadership pada Program Doktor Jurusan
Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya.

Narsa, I.M. 2012. Karakteristik Kepemimpinan: Transformasional Versus


Transaksional. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.14, No. Hal :
102-108.

Nurhayati, T. 2012. Hubungan Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi


Kerja. Jurnal Edueksos Vol I No 2.

Rees, E. 2001. Seven Principles of Transformational Leadership: Creating A


Synergy of Energy. Tersedia di cicministry.org (Diakses 20 September
2018).

Riadi, M. 2017. Kepemimpinan Transformasional. Tersedia di


https://www.kajianpustaka.com/2017/08/kepemimpinan-
transformasional.html (Diakses 23 September 2018).

Sari, M.N. 2012. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Atasan


terhadap Peningkatan Kreativitas Pegawai dengan memberikan Workshop
Coaching pada Atasan di Bank XYZ Syariah. Tesis. Universitas Indonesia.

Suryanto, D. 2008. Pengantar (bag 16) : Komponen Perilaku Kepemimpinan


Transformasional. Tersedia di
http://www.pemimpinunggul.com/buku/komponen.html (Diakses 20
September 2018).

Anda mungkin juga menyukai