Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS, OPERATOR DAN

TRANSFORMASI VEKTOR
IMAM IKHSAN DAULAY
8236175001
PASCASARJANA PENDIDIKAN FISIKA
Pengertian
Konsep vektor dalam metematika adalah ruas garis
berarah yang panjangnya merupakan jarak dari titik pangkal
ke titik ujung dan arahnya adalah arah dari pangkal ke ujung
atau perpanjangannya. Dalam vektor berlaku aljabar
tertentu yang disebut Aljabar Vektor, dua diantaranya
adalah penjumlahan dan pengurangan.
Penjumlahan dan Pengurangan Vektor
Untuk melakukan operasi penjumlahan atau
pengurangan terhadap dua vektor atau lebih, dapat
dihitung dengan memakai 2 cara yaitu :
1. Aturan Jajar Genjang
2. Aturan Segitiga
Aturan Jajar Genjang
menentukan jumlah vector dan vector
adalah dengan memindahkan vektor
tanpa mengubah besar dan arahnya,
sehingga titik pangkal vector berimpit
dengan titik pangkal vektor . Vektor =
+ yang dimaksudkan adalah vektor
yang titik pangkalnya di titik pangkal
persekutuan vector dan vector serta
vektor itu berimpit dengan diagonal
jajargenjang yang dibentuk oleh vector
dan vector tadi.
Aturan Segitiga
Jumlah vector dengan vektor
atau = + dapat ditentukan
dengan cara memindahkan vector
tanpa mengubah besar dan
arahnya, sehingga titik pangkal
vektor berimpit dengan titik ujung
dari vector . Vektor = + yang
dimaksudkan diperoleh dengan
menghubungkan titik pangkal
vektor dengan titik ujung vektor
yang telah dipindahkan tadi.
Penjumlahan Vektor Secara Aljabar atau Analitik
Penjumlahan Vektor di R2
Y
C(a+c,b+d)

v
b+ d
A(a,b)
u
v
u u+
b
B(c,d)
d
v X
O a
c a+ c

a c a c a+c
Untuk vektoru = dan v = maka u + v = + =
b d b d b+d
Penjumlahan Vektor di R3
z
C(a+d,b+e,c+f)
v
(a , b,c)
A u
v
u+ ,f )
u , e
B(d
v y
O

a d a d a+d
Untuk vektoru = b dan v = e maka u + v = b + e = b+e
c f c f c+f
Sifat-Sifat Penjumlahan Vektor
a. Komutatif : u + v = v + u
b. Asosiatif : (u + v) + w = u + (v + w)
c. Terdapat unsur identitas atau unsur satuan (yaitu
vektor 0) sehingga berlaku hubungan : 0 + v = v + 0 =
v
d. Setiap vektor mempunyai sebuah unsur invers
tambah. Jika vektor -v merupakan invers tambah dari
vektor v, maka berlaku hubungan v + (-v) = 0
Pengurangan Vektor

 a1   b1   a1  b1 
a  b          a  b  ( a1 , a2 )  (b1 , b2 )  (a1  b1 , a2  b2 )
 a2   b2   a2  b2 
 a1   b1   a1  b1 
     
a  b   a2    b2    a2  b2  a  b  (a1 , a2 , a3 )  (b1 , b2 , b3 )  (a1  b1 , a2  b2 , a3  b3 )
 a  b   a b 
 3  3  3 3
Ulasan Penting
• Denga metode segitiga 𝑐 ⃗ didapat dengan cara menghubungkan titik
pangkal 𝑎 ⃗ dengan titik ujung 𝑏 ⃗

• Dengan metode jajar genjang, 𝑐 ⃗ didapat dengan cara menghubungkan


titik ujung 𝑎 ⃗ dengan titik ujung 𝑏 ⃗
untuk a dan b vektor di R 2 berlaku :
 a1   b1   a1  b1 
a  b         
 a2   b2   a2  b2 
 a1   b1   a1  b1 
a  b         
 a2   b2   a2  b2 
dengan menggunakan pasangan berurutan,
dapat dituliskan :
a  b  (a1 , a2 )  (b1 , b2 )  (a1  b1 , a2  b2 )
a  b  (a1 , a2 )  (b1 , b2 )  (a1  b1 , a2  b2 )
untuk a dan b vektor di R 3 berlaku :
 a1   b1   a1  b1 
     
a  b   a2    b2    a2  b2 
 a  b  a b 
 3  3  3 3
 a1   b1   a1  b1 
     
a  b   a2    b2    a2  b2 
a  b   a b 
 3  3  3 3
dengan menggunakan pasangan berurutan,
dapat dituliskan :
a  b  (a1 , a2 , a3 )  (b1 , b2 , b3 )  (a1  b1 , a2  b2 , a3  b3 )
a  b  (a1 , a2 , a3 )  (b1 , b2 , b3 )  (a1  b1 , a2  b2 , a3  b3 )
2. Perkalian Vektor dengan Vektor

a. Perkalian Titik (Dot Product) Hasilnya skalar

AB=C C = skalar

Besarnya : C = |A||B| Cos θ


A = |A| = besar vektor A
θ B = |B| = besar vektor B
c os A
B Θ = sudut antara vektor A dan B
θ
B
A cos θ
Sifat-sifat Perkalian Titik (Dot
Product)

1. Komutatif : A  B = B  A
2. Distributif : A  (B+C) = (A  B) + (A  C)

Catatan :
1. Jika A dan B saling tegak lurus AB=0
2. Jika A dan B searah A B=AB
3. Jika A dan B berlawanan arah A B=-AB
b. Perkalian Silang (Cross Product) Hasilnya vektor
C=AxB
B
θ
A
B
θ
A
C =BxA

Catatan :
Arah vektor C sesuai aturan tangan kanan
Besarnya vektor C = A x B = A B sin θ
Sifat-sifat :
1. Tidak komutatif  A x B =B x A
2. Jika A dan B saling tegak lurus  A x B = B x A
3. Jika A dan B searah atau berlawan arah  A x B = 0
 Sifat-sifat Perkalian Titik (Dot Product) Vektor Satuan

i  i = j j = k k = 1

i  j = j k = k i = 0

 Sifat-sifat Perkalian silang (Cross Product) Vektor Satuan

ixi = jxj = kxk = 0

ixj = k k

jxk = i i

kxi = j

2.13
Penguraian Vektor
• Sebuah vektor yang membentuk sudut terhadap sumbu X dapat diuraikan ke
sumbu – X dan sumbu – Y.
• Vektor ke sumbu – X dirumuskan :
Fx = F . cos θ

• Vektor ke sumbu – Y dirumuskan :


FY = F . sin θ

• Dalam hal ini sumbu – X sebagai acuan sudut


90o Y Kuadran 1

F
Fy = F . sin θ

θ 0o
180o Fx = F . cos θ
X

270o
Kuadran 2 90o Y

F Fy = F . sin θ

θ 0o
180o Fx = – F . cos θ X

270o
90o Y

Fx = – F . cos θ 0o
180o θ X

Fy = – F . sin θ
F
Kuadran 3 270o
90o Y

Fx = F . cos θ 360o
180o θ X

Fy = – F . sin θ
F

270o Kuadran 4
Sudut Istimewa
0o 30o 37o 45o 53o 60o 90o
Sin 0 0,5 0,6 0,5 √2 0,8 O,5 √3 1
Cos 1 0,5 √3 0,8 0,5 √2 0,6 0,5 0

Harus hapal !
kinematika partikel 2 dan 3 dimensi pada
koordinat kartesis
Rektanguler atau Koordinat
Kartesian
Posisi titik P digambarkan oleh koordinat
(x,y) yang didapatkan dari proyeksi titik P
terhadap sumbu X dan Y, sehingga OA = x
dan OB = y.
->koordinat kartesian tiga dimensi,
Koordinat Polar
Berdasarkan gambar di samping, koordinat kartesian
titik P pada bidang XY adalah (x,y). Titik P terletak
pada jarak r dari titik asal O. Garis OP membentuk
sudut θ terhadap sumbu X. Sehingga dapat diterima
apabila posisi P diwakili oleh koordinat (r, θ) yang
disebut koordinat polar. Hubungan antara (x,y) dan
(r, θ) adalah

Dari persamaan sebelumnya, diperoleh

Dengan
Koordinat Silinder
Dalam koordinat silinder (x,y,z)
dinyatakan dalam

Sedangkan hubungan kebalikannya


dinyatakan dengan
Koordinat Bola Polar
Koordinat kartesian dari titik P adalah (x,y,z),
sementara dalam koordinat polar bola. Untuk
menemukan hubungan antara dua koordinat
tersebut, kita nyatakan OP = r menjadi dua
komponen PM dan OM

selanjutnya OM dinyatakan dalam dua komponen


OA dan OB, sehingga
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai