KAJIAN PUSTAKA
a. Pengertian
9
1. Gaya kepemimpinan Transformasional
dan bawahan mengembangkan satu sama lain tingkat moralitas dan motivasi
yang tinggi (Senny MH, dkk 2018). Sedangkan menurut O’Leary dalam Martha
kepemimpinan yang digunakan oleh seorang manajer bila dia ingin suatu
memberikan motivasi kepada bawahan agar bekerja lebih baik serta menitik
organisasi.
Tidak hanya para pemimpin memperhatikan dan terlibat dalam proses, mereka
juga difokuskan untuk membantu setiap anggota kelompok untuk dapat berhasil
cara :
10
1) Membuat anggotanya lebih sadar akan pentingnya hasil-hasil suatu pekerjaan
Pemimpin melihat tujuan itu dan bertindak atas namanya sendiri dan atas nama
para pengikutnya.
2) Walaupun pemimpin dan pengikut mempunyai tujuan Bersama akan tetapi level
yang lebih tinggi menciptakan moral yang makin lama makin meninggi.
11
terlaksananya nilai-nilai akhir yang meliputi kebebasan, kemerdekaan, persamaan
dalam masyarakat.
Menurut Senny MH, dkk (2018) ada empat unsur yang mendasari
mencapai hasil-hasil yang lebih besar daripada yang direncanakan secara orisinil
dan untuk imbalan internal. Dapat diambil kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan
12
bekerja lebih baik serta menitik beratkan pada perilaku untuk membantu
b. Indikator Kepemimpinan
(2010) yaitu :
1) Karisma (Charisma)
Karisma dianggap sebagai kombinasi dari pesona dan daya tarik pribadi yang
atas dasar komitmen dan identitas emosional pada visi, filosofi, dan gaya
akan arti penting visi dan misi organisasi sehingga seluruh bawahannya
terdorong untuk memiliki visi yang sama. Kesamaan visi ini memacu
13
3) Stimulasi Intelektual (Intelectual Stimulation)
kelebihan pribadi.
14
kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan yang di dalamnya
kerja anggotanya.
Devintasari FD (2016) dimana hal tersebut dibentuk oleh faktor-faktor yang berupa
pelaksanaan tugas dan target-target yang harus dicapai. Bawahan akan menerima
ditentukan.
15
agar bawahan mampun bekerja sesuai dengan standar dan prosedur kerja yang
telah ditetapkan
untuk memotivasi dan mengarahkan bawahan agar dapat mencapai tujuan dan
memperoleh sanksi agar dapat bekerja lebih baik dan meningkatkan mutu.
bawahan untuk bekerja lebih baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
16
transformasional tidak efektif kinerja karyawan akan buruk bahkan menurun.
a. Pengertian
Budaya organisasi sebagai suatu sistem nilai dan kepercayaan yang dianut
Schein (2009) juga mendefinisikan budaya sebagai suatu pola dari asumsi
internal yang telah berjalan cukup baik untuk dianggap valid, dan oleh
17
karena itu, untuk diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk
budaya organisasi adalah suatu sistem kesepakatan bersama antara nilai dan norma
maupun perilaku yang berlaku dalam suatu organisasi yang sifatnya mengikat serta
Budaya Organisasi yang kuat adalah suatu sistem nilai yang menjadi
pegangan perusahaan beserta anggota yang terlibat, serta menjadi acuan untuk
d) Misi (Mission), penghayatan misi memberikan dua pengaruh besar pada fungsi
perusahaan yaitu : suatu misi menunjukkan maksud dan arti serta alasan-alasan
yang bersifat non ekonomi mengapa misi itu penting dilakukan, dan pengertian
18
misi menentukan arah tujuan menjadi jelas, yang selanjutnya menentukan saluran
Organisasi yang berhasil mempunyai arah dan tujuan yang jelas didefinisikan
dalam tujuan organisasi dan sasaran strategis dan tercermin dalam visi tentang akan
dan akan seperti apa, maka misi menggambarkan organisasi dalam melakukan
usaha, melayani pelanggan dan keahlian yang perlu dikembangkan untuk mencapai
Rencana yang dimiliki oleh organasasi untuk "make their mark". Strategi yang
organisasi tersebut.
dengan visi, misi, dan strategi dan menyediakan arahan yang jelas dalam
pekerjaan.
3) Vission
Merupakan wujud dari core values dan menjadi gambaran „heart and mind‟
19
b. Karakteristik Budaya Organisasi
1) Inovasi dan keberanian mengambil resiko (Inovation and Risk Taking) yaitu
2) Perhatian pada hal-hal rinci atau perhatian terhadap detail (Attention to detail)
berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan
20
c. Proses Terbentuknya Budaya Organisasi
Manajemen
puncak
Sosialisasi
iklim umum dari perilaku yang dapat diterima dan yang tidak. Bagaimana
karyawan harus disosialisasikan untuk menjadi yang lebih baik serta mencapai
tingkat sukses yang akan dicapai dengan mencocokkan nilai-nilai karyawan baru
dengan nilai organisasi dalam proses seleksi maupun pada preferensi manajemen
21
Menurut pendapat Leslie dan Philip dalam Supriyanto dan Ernawati
organisasi.
berikut :
22
1) Individual initiative (inisiatif perseorangan)
individu.
3) Control (pengawasan)
dan norma maupun perilaku yang berlaku dalam suatu organisasi yang sifatnya
yang lain. Disamping itu, budaya organisasi juga mengajarkan kepada anggota
baru sebagai cara yang benar untuk berpersepsi, berpikir dan berperasaan
sehubungan dengan masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, perlu adanya
23
mencapai visi yang telah ditentukan. Beberapa indikator dalam budaya
3.1.1 Kinerja
a. Pengertian
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit
hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM persatuan
24
semua tindakan atau perilaku yang terkontrol oleh individu dan memberikan
mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Tercapainya kinerja yang baik tidak
terlepas dari kualitas SDM yang baik pula. Seorang karyawan yang mempunyai
tingkat kinerja yang tinggi disebut sebagai orang yang produktif sebaliknya yang
tingkat kinerja tidak mencapai standar dikatakan sebagai orang yang tidak
kesimpulan bahwasanya kinerja adalah suatu prestasi atau hasil kerja baik secara
kualitas maupun kuantitas yang telah dicapai seseorang berdasarkan target yang
telah ditetapkan sesuai dengan peranan dan tanggung jawab dalam perusahaan.
realita (pendidikan). Oleh karena itu karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan
25
kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk
c. Penilaian Kinerja
yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil kerja karyawan dan
dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal promosi jabatan atau
26
d. Langkah Peningkatan Kinerja
pikir yang modern, kenali manfaat, kelola kinerja, bekerjalah bersama karyawan,
tentukan insentif kinerja, jadilah orang yang mudah ditemui, berfokuslah pada
perilaku dan hasil, perjelas kinerja, perlakukan konflik dengan apik, gunakan
system kerja.
(2014) adalah :
keberhasilan pekerjaannya
27
5) Individu lebih sebang bertanggung jawab secara personal atas tugas yang
dikerjakan
1) Faktor internal
Faktor-faktor dari dalam diri karyawan yang merupakan faktor bawaan dari lahir
bakat, sifat pribadi, serta keadaan fisik dan kejiwaan. Sementara faktor yang
kinerja pegawai
28
Faktor-faktor lingkungan eksternal organisasi adalah keadaan, kejadian, atau
karyawan.
setiap individu.
semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader.
3) Faktor tim, meliputi: kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh
rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesame anggota tim, dan
kekompakan.
4) Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang
organisasi.
29
f. Indikator Kinerja Karyawan
Bernandin & Russell yang dikutip oleh Gomes (2003) dalam Widiarko A
1) Quantity of work yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode yang
ditentukan.
keterampilan
keterampilannya.
5) Cooperation yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain atau
memperbesar tanggungjawabnya
dapat dikatakan baik atau dapat dinilai dari beberapa hal, yaitu:
1) Kesetiaan
30
Kinerja dapat diukur dari kesetiaan karyawan terhadap tugas dan
2) Prestasi Kerja
Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas dapat menjadi
3) Kedisiplinan
kinerja
4) Kreativitas
5) Kerja sama
Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja sama dengan
6) Kecakapan
7) Tanggung Jawab
31
4.1.1 Penelitian Terdahulu
terhadap motivasi kerja dengan nilai koefisien jalur 0,588 dan signifikansi
signifikansi t 0,003.
bantu SPSS 16. Dari hasil analisis regresi data menunjukkan persamaan
32
yaitu Y = 8,939 + 0,421X + 0,642X₂. Secara parsial budaya organisasi
kerja sebesar 30.1%. Secara simultan variabel bebas (budaya organisasi dan
koperasi serba usaha setya usaha sebesar 60,09% sedangkan sisanya sebesar
penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh secara parsial dan
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Gaya
Transformasional
Kinerja
Karyawan
Budaya
Organisasi
33
Berdasarkan skema gambar kerangka pemikiran di atas dapat dijelaskan bahwa
2.3 Hipotesis
34