Laporan Kasus
GLAUKOMA ABSOLUT
Oleh:
I1A006092
Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
Pada beberapa orang, tekanan bola mata ini dapat meninggi sehingga akan
menyebabkan kerusakan saraf optik . Dapat pula terjadi tekanan bola matanya
masih normal tetapi tetap terjadi kerusakan saraf optik yang disebabkan kerusakan
mata dengan neuropati (kelainan saraf) optik disertai kelainan bintik buta (lapang
pandang) yang khas. Faktor utamanya adalah tekanan bola mata yang tinggi.1-4
yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan
mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil
disebabkan oleh bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar dan
berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah
pupil. Pada glaukoma akan terdapat melemahnya fungsi mata dengan terjadinya
cacat lapangan pandang dan kerusakan anatomi berupa ekskavasi serta degenerasi
cukup banyak orang yang menjadi buta karenanya. Pada glaukoma kronik dengan
sudut bilik mata depan terbuka misalnya, kerusakan pada saraf optik terjadi
pendidikannya masih kurang, dokter perlu secara aktif dapat menemukan kasus
glaucoma.1
penyebab kebutaan nomor dua (0,2 %) setelah katarak. Berbeda dengan kebutaan
permanen.6
deteksi dini glaukoma untuk mencegah kerusakan saraf mata lebih lanjut menjadi
sangat penting.
Berdasarkan etiologi, glaukoma dibagi menjadi 4 bagian; glaukoma
dibagi menjadi dua, yaitu glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. 1-4
Dari semua jenis glaukoma di atas, glaukoma absolut merupakan hasil atau
stadium akhir semua glaukoma yang tidak terkontrol, yaitu dengan kebutaan total
wanita berusia 50 tahun yang datang ke Poli Mata RSUD Ulin Banjarmasin.
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
N
ama : Ny. Sariyah
Usia : 50 tahun
Banjarmasin.
Pekerjaan : Petani
II. ANAMNESIS
tiba terasa cekot-cekot dan pegal, kepala terasa sakit, pandangan langsung tidak
bisa melihat, mata terlihat sangat merah dan bercampur kebiruan. Kemudian
diikuti sakit pada mata sebelah kiri dan lama-kelamaan matanya kirinya menjadi
kabur. Penderita tidak merasa lapang pandangnya menyempit. Tidak ada rasa
silau, tidak ada riwayat trauma pada kedua matanya, tidak ada mual muntah. Dan
Dua bulan yang lalu penderita memeriksakan diri ke RSUD Ulin dan
dikatakan visus mata kanannya adalah ”0” (nol) dan mata kirinya adalah 1/60.
Dikatakan bahwa kedua mata penderita tekanannya tinggi. Sebulan yang lalu mata
kiri pasien dioperasi trabekulektomi. Saat ini penderita hanya dapat melihat
hitungan jari tangan saja pada mata kiri dan hanya dapat melihat sejauh 1/2 meter
(-).
Riwaya penyakit keluarga: Adik pasien juga menderita penyakit yang sama.
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
OD Pemeriksaan Mata OS
0 Visus ½ /60
Tidak dilakukan Koreksi Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Skiaskopi Tidak dilakukan
Dalam batas normal Bulbus Okuli Dalam batas normal
(-) Paresis / Paralisis (-)
Hiperemi (-), Edema (-) Palpebra Hiperemi (-), Edema (-)
Hiperemi (-) Konj. Palpebra Hiperemi (-)
Hiperemi (-) Konj. Bulbi Hiperemi (-)
Hiperemi (-) Konj. Fornices Hiperemi (-)
Hiperemi Sklera Putih
Putih keruh Kornea Jernih
Kamera Okuli
Dangkal Dangkal
Anterior
Kelabu Iris Reguler
Reflek cahaya (-), Reflek Pupil Reflek cahaya (+) ,
Indirect (-), Ø 6 mm Ø 3 mm
Senin (30 Mei 2011) Sabtu (1 juni 2011) Sabtu (16 juli 2011)
OD = Glaukoma Absolut
V. PENATALAKSANAAN
• Per oral :
• Topikal :
• Kontrol Rutin
BAB III
DISKUSI
neuropati saraf optik, serta kerusakan lapang pandangan yang khas dan utamanya
dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan
yang dikeluhkan sehingga pasien datang ke rumah sakit adalah mata kanan terasa
cekot-cekot. Hal tersebut sudah berlangsung sejak 4 bulan yang lalu. Os Juga
hilang sama sekali. Kelopak mata os tidak ada mengalami bengkak dan tidak ada
melihat lagi, sering nyeri kepala, dan warna seluruh bola mata Os berubah
menjadi putih. Mata kiri Os juga mengalami hal yang sama dengan mata
kanan.
yaitu nyeri menyeluruh pada mata, mata merah, dan pandangan menjadi kabur.
secara lambat namun pasti. Sering mata dengan buta ini mengakibatkan
neovaskularisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat
timbulnya glaukoma hemoragik 2,3,7.
glaukoma primer yang akut yang berjalan cepat. Dari anamnesis didapatkan mata
Os mendadak nyeri hebat yang menjalar ke kepala dan disertai mata yang
terdapat hiperemi pada sklera, dan kornea berwarna putih keruh. Pada
dapat dilakukan1-3:
selalu diteliti keadaan lapang pandangan perifer dan juga sentral. Pada
macam skotoma. Jika glaukomanya sudah lanjut, lapang pandang perifer juga
atas. Yang kemudian akan bersatu dengan kelainan yang ada ditengah yang
dapat menimbulkan tunnel vision, yaitu seolah–olah melihat melalui teropong
2. Pemeriksaan oftalmoskopi
Pada pemeriksaan ini, akan terlihat penggaungan dan atrofi tampak pada
papil N. II. Ada yang mengatakan, bahwa pada glaukoma sudut terbuka,
dengan obat– obatan ataupun dengan operasi. Juga penderita dengan kelainan
kelainan saraf optik, akibat kenaikan tekanan intraokuler, dari pada yang lain.
Kelainan dikatakan bermakna bila ada pembesaran cup-to-disc ratio (CDR)
lebih besar dari 0.5, dan asimetri CDR antara dua mata 0.2 atau lebih.
3. Pemeriksaan Gonioskopi
Dengan lensa gonioskopi dapat dilihat keadaan sudut bilik mata yang dapat
kornea setelah diberikan local anestesi. Lensa ini dapat digunakan untuk
4. Pemeriksaan Tonometri
5. Tes Provokasi
Tes provokasi yang sering dilakukan adalah uji kopi, uji minum air, uji
berkisar antara 15-20 mmHg (dengan Schiotz). Umumnya tekanan 24,4 mmHg
masih dianggap sebagai batas tertinggi. Tekanan 22 mmHg dianggap high normal
ganglion difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian
dalam retina dan berkurangnya akson di saraf optikus. Diskus optikus menjadi
atrofik, disertai pembesaran cekungan optikus. Iris dan korpus siliare juga menjadi
Pada kasus ini penderita hanya mendapat terapi obat-obatan saja. Pada
kasus ini penderita mendapatkan obat tetes mata timolol. Timolol merupakan
suatu agen yang menyekat beta adrenergik, dengan khasiat antihipertensi dan
antiaritmia. Bahan ini digunakan secara topikal untuk menurunkan tekanan
dalam cairan bola mata banyak sekali terdapat enzim karbonik anhidrase dan
yang digunakan untuk pengobatan glaukoma dalam bentuk sediaan tetes mata
dengan kadar 0,25%, 0,5% dan 0,68%. Sama seperti Brinzolamide, Timolol
maleate mengurangi tekanan pada mata akibat glaukoma. Selain itu diberikan pula
Cendo carpine 2-4 %, 3-6 kali satu tetes sehari berfungsi membesarkan
pengeluaran cairan mata1,3.
beta pada badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alcohol retrobulbar atau
melakukan pengangkatan bola mata karena mata telah tidak berfungsi dan
Pada kasus ini tekanan intraokular mata kiri penderita telah terkontrol
ditandai dengan penurunan tekanan intraokuli hingga sebesar 12,2 mmHg karena
mata kanan tekanan terus meningkat hingga 81,7 mmHg. Keadaan pada mata kiri
apabila rasa nyeri pada mata kanannya tidak berkurang lagi dan tekanannya terus
BAB IV
PENUTUP
intarokular baik topikal maupun sistemik. Pasien disuruh kontrol rutin untuk
DAFTAR PUSTAKA
3. Ilyas R. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2009
6. Mansjoer Arif, dkk. Ilmu Penyakit Mata dalam: Kapita Selekta Kedokteran.
Edisi 3. Jakarta, FKUI, 2001 hal 109-110.