Anda di halaman 1dari 36

INSPEKSI KELOPAK MATA

Kelompok 1
Olyvia Sita Aldisa T.
Annisa Aprilia R.
Shandra Lupita T.
ANATOMI PALPEBRA
 Susunan anatomi
kelopak mata:
- Kulit
- otot orbikularis
- Apponeurosis levator
- Tarsus
- Septum Orbita
- Jar.lemak
- Konjungtiva
TOPOGRAFI BOLAMATA

Anatomi topografi kelopak mata.(a) Fissura palpebra, vertikal 10-12 mm, horisontal 28-30 mm. (b) topografi kelopak mata (Bashour,
2010)
Malposisi Kelopak Mata
Entropion

Ectropion

Trikiasis
Ptosis Lagophtamos
Cara Pemriksaan Ptosis:
1. Margin Reflex distance: jarak
upper lid margin dan reflek
kornea. Normal: 4-4,5 mm

2. Tinggi fisura palpebra:


Normal: Laki2: 7-10 mm,
wanita: 8-12 mm
Infeksi dan Inflamasi Degeneratif
Hordeolum Xanthelasma

Trauma
Laserasi palpebra

Chalazion

Blepharitis Periocular hematom


Inspeksi Kornea
Anatomy and Histology

Kornea sebagai
pelindung mata
Kornea sebagai
jendela bagi sinar
yang masuk ke
dalam mata, sampai
ke retina
Anatomy and Histology

Diambil dari: Anatomy and physiology of cornea (Delmonte DW, 2011)


Sifat transparan pada kornea
Transparansi:
1. Struktur histologis yang teratur
2. Avaskuler
3. Deturgescence
Proses patologi penyakit kornea
• Epitel kornea: barier yang
sangat tahan terhadap
sejumlah infeksi m.o
Kecuali jika terdapat
lesi sebelumnya
Lesi:
• ringan -> akibat kucek-
kucek
• tergores benda asing
(erosi kornea)
Proses patologi penyakit kornea
Akibat lebih lanjut:
- Keratitis
- Ulkus kornea
- Abses kornea
- Jaringan parut kornea
Pemeriksaan kornea
1. Penyinaran harus cukup
2. Pembesaran dengan slit lamp
3. Kadang perlu anestesi topikal
4. Jika diduga ada erosi, diperlukan cairan
fluorescein
Inspeksi Kornea
• Ukuran
• Bentuk dan kurvatura
• Permukaan
• Transparansi
Inspeksi kornea
Trauma mata, dicari adanya benda asing
Inspeksi kornea
Keratitis, terdapat infiltrat
TRIAS:
- Epiphora
- Photophobi
- Blepharospasme
Inspeksi kornea
Ulkus kornea, terdapat delen dan infiltrat
Inspeksi kornea
Neovaskularisasi:
Pannus (infiltrat + neovaskularisasi), misal:
trachoma
Inspeksi kornea
Kelainan kongenital:
1. Epibulbar dermoid
2. Sklero kornea
3. Megalo kornea
4. Mikro kornea
Daftar Pustaka
• Budiono, Sjamsu et al. 2013. Penyakit mata
luar dan kornea. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Mata. Surabaya: Airlangga University Press.
P121-122
• Delmonte DW, Kim T. 2011. Anatomy and
Physiology of The Cornea. J Cataract Refract
Surg. 2011 Mar;37(3):588-98.
• Materi Kuliah S1 Semester 7
Tes Fluoresein
Kelompok 1
Olyvia Sita Aldisa T
Annisa Aprilia Rahmania
Shandra Lupita T.
Tujuan Pemeriksaan
• Tes fluoresein merupakan pemeriksaan pada
kornea, untuk melihat adanya defek epitel
kornea dan adanya benda asing di mata. Tes
ini menggunakan fluoresein dan blue light
Cara Pemeriksaan 1
• Kertas fluoresein dibasahi
dengan garam fisiologik
diletakkan pada sakus
konjungtiva inferior.
• Penderita diminta untuk
menutup mata selama 20 detik.
• Beberapa saat kemudian kertas
ini diangkat.
• Dilakukan irigasi konjungtiva dengan garam
fisiologik.
• Dilihat permukaan kornea, bila terlihat hijau
dengan sinar biru menunjukkan adanya
kerusakan epitel kornea yang disebut uji
fluoresein positif.
Cara Pemeriksaan 2

• Cairan fluoresein diteteskan pada kedua


mata.
• Penderita diminta untuk menutup mata.
• Beberapa saat kemudian dilakukan irigasi
dengan garam fisiologik.
• Dilihat permukaan kornea, bila terlihat hijau
dengan sinar biru menunjukkan adanya
kerusakan epitel kornea yang disebut uji
fluoresein positif.
• Kerusakan epitel kornea misalnya terdapat
pada keratitis superfisial epitelial, ulkus
kornea, dan erosi kornea.
• Defek pada kornea akan terlihat berwarna
hijau karena pada bagian yang terdapat defek
bersifat basa dan memberikan warna hijau.
Tes Sensibilitas Kornea

Annisa Aprilia
Olyvia Sita Aldisa T.
Shandra Lupita
Tes Sensibilitas Kornea
Tujuan:
menilai fungsi sensoris saraf V 1 sekaligus motorik saraf VII
dengan cara melihat refleks berkedip

Alat:
Kapas yang telah dipilin
Jelaskan prosedur pemeriksaan

Pasien diminta melihat jauh

Sentuhkan ujung kapas berpilin


pada tepi kornea bagian lateral

Lihat reflek berkedip kedua kelopak


mata

Normal : Kedua kelopak mata berkedip


Tes Sensibilitas Kornea Kuantitatif
• Tujuan: Mengukur derajat sensibilitas kornea
• Alat: Aesthesiometer dan monofilamen
• Interpretasi: Semakin pendek semakin rendah
sensibilitasnya
Daftar Pustaka
• Budiono, Sjamsu et al. 2013. Penyakit Mata Luar dan Kornea. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Mata. 1st Ed. Surabaya: Airlangga University
Press. P121-122.
• Cinncinati Eye Institute. 2013. Cornea Sensitivity Testing. Cited from:
http://www.eyetec.net/index.php?option=com_content&view=articl
e&id=200[4/22/2013 7:25:11 PM] on Monday, August 21st 2017.
• Ilyas, S. 2012. Uji Sensibilitas Kornea. Dasar-Teknik Pemeriksaan
dalam Ilmu Penyakit Mata. 4th Ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. P28.
• Walker et al. 1990. Clinical Methods: The History, Physical, and
Laboratory Examinations. 3rd edition. Boston: Butterworths. Cited
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK384/on Monday,
August 21st 2017.

Anda mungkin juga menyukai