Anda di halaman 1dari 9

MENEJEMEN DAN PENGAWASAN MUTU AGROINDUSTRI

KEPEMIMPINAN

OLEH
FAISAL JAYADI
G052212001

PROGRAM STUDI PASCASARJANA TEKNIK AGROINDUSTRI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
MENEJEMEN DAN PENGAWASAN MUTU AGROINDUSTRI
KEPEMIMPINAN
FAISAL JAYADI

Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi perilaku orang-orang agar mau

bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Khususnya perubahan sifat hubungan

anatara pemimpin dan yang dipimpin, perubahan-perubahan yang sekarang

dibutuhkan dalam kualitas berkaiatan dengan bagaiamana orang-orang dikelola dan

dimotivasi untuk meraih mutu dan memberikan kepuasan kepada pelanggan,

dengan harapan banyak orang-orang yang bangga dengan pekerjaannya mereka

(Heryanto, 2011).

Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi bawahan (karyawan) supaya

diarahkan mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas yang

dilakukan untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu

memberikan kontribusinya secara sukarela dalam upaya mencapai tujuan

organisasi. Kepemimpinaan adalah upaya mempengaruhi perilaku orang-orang agar

mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua

pengetian pokok yang sangat penting, yaitu: pertama, mempengaruhi orang lain.

Kepemimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang

dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh

oarang yang memimpinnya. Kecuali dorongan, semangat dan kesdaran dari dalam

dirinya untuk memperbaiki mutu kinerjanyaa (motivasi intrinsik), juga terdapat

dorongan dari luar diri orang-orang itu untuk berbagi dan berperilaku dan itulah yang

disebut dengan motivasi ekstrinsik.


Dikutip dari Syamsul dan Hasbiyadi (2021) faktor penting yang

menggerakkan, mengarahkan, dan mengkordinasikan berbagai faktor lainnya dalam

organisasi, kepemimpinan telah didefinisikan dalam kaitannya dengan ciri-ciri

individual, perilaku, pengaruh terhadap orang lain, polapola interaksi, hubungan

peran, tempatnya pada suatu posisi administratif serta persepsi orang lain mengenai

keabsahan dari pengaruh.

Indikator yang mengukur kepemimpian menurut Riyadi (2011) dalam Syamsul

dan Hasbiyadi (2021) pada penelitian ini sebagai berikut:

1) Berorientasi hasil

2) Mampu memberikan ide

3) Berpartisipasi dengan anggota

4) Mampu mengarahkan bawahan

Dalam hal ini faktor kepemimpinan adalah slah satu faktor yang berasal dari

luar, dan oleh sebab itu pula pemimpin harus selalu memotivasi anggota organisasi

kearah perbaikian/peningkatan mutu kinerjanya. Akan tetapi kalau setiap kali dan

dalam setiap hal harus memberi perintah atau pengarahan, itu akan menimbulkan

kesulitan. Kalau setiap kali melakukan pekerjaan dengan baik itu harus dengan

perintah pemimpinan, dan kalau tidak tidak ada perintah pemimpin tidak dilakukaan

pekerjaan dengan baik, maka perbaikan mutu kinerja yang harus terus menerus

akan sulit diwujudkan.

Kepemimpinan berbasi mutu adalah kepemimpinan yang sanggup

menerapkan manajemen mutu dengan baik. Salah satu manajemen mutu yang

berkembang adalah Manajemen Mutu Terpadu (MMT). Untuk menerapkan MMT


perlu adanya perubahan sifat hubungan antara yang mengelola (pimpinan) dan yang

melaksanakan pekerjaan (dosen, karyawan, laboran, teknisi, dan lain-lain). Perintah

dari atas diubah menjadi inisiatif dari bawah. Tugas pimpinan tidak hanya memberi

perintah, tetapi mendorong dan memfasilitasi perbaikan mutu pekerjaan yang

dilakukan oleh anggota atau bawahan (Sapendi, 2016).

Para Ahli Umumnya Menjelaskan Kepemimpinan adalah sebagai seni

mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan,

hormat dan Kerjasama yang bersemangat dalam mencapai tujuan Bersama. D.E

McFarlan (1991) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemmpuan untuk

mempengaruhi kelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran yang

ditetapkan.

Adapun cara untuk mengembangakan kepemimpinan adalah sebagai berikut:

1. Visi dan Misi

Perencanaan strategis adalah fungsi kunci dari manajemen organisasi yang

membantu menetapkan prioritas, mengalokasikan sumber daya, dan memastikan

bahwa setiap orang bekerja untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama.

Namun, agar perencanaan strategis menjadi efektif, ada dua alat penting yang

dibutuhkan pernyataan visi dan misi organisasi.

2. Keterbukaan dan Interaksi

Kepemimpinan yang melayani (servant leadership) merupakan suatu tipe

atau model kepemimpinan yang dikembangkan untuk mengatasi krisis

kepemimpinan yang dialami oleh suatu masyarakat atau bangsa. Para pemimpin-

pelayan (servant leader) mempunyai kecenderungan lebih mengutamakan

kebutuhan, kepentingan dan aspirasi orang-orang yang dipimpinnya di atas


dirinya. Orientasinya adalah untuk melayani, cara pandangnya holistik dan

beroperasi dengan standar moral spiritual. Pada tataran ini pejabat eselon IV

biasanya  yang langsung berhadapan dengan pelanggan dan pemangku

kepentingan harus mampu memberikan pelayanan prima sehingga dapat

menjamin kepuasan pelanggan.

3. Merawat

Pada akhirnya, kehadiran sebuah organisasi adalah untuk mengupayakan

keberlanjutannya di masa datang. Organisasi-organisasi yang besar, dibangun

agar bisa hidup selama mungkin. Bisa berkembang dan tumbuh secara

berkelanjutan. Memimpin tim untuk membangun metode dan cara mendukung

keberlanjutan organisasi memerlukan keterlibatan pemimpin. Ia akan memberikan

navigasi agar upaya yang ditempuh berada pada jalan yang tepat. Sehingga

organisasi dan orang-orang di dalamnya, merasakan manfaat terbesar bernaung

di dalamnya: sejahtera yang berdaya guna bagi lingkungannya

4. Kwalitas Melawan Kuantitas

Beberapa kriteria kualitas kepemimpinan yang baik antara lain, memiliki

komitmen organisasional yang kuat, visionary, disiplin diri yang tinggi, antusias,

berwawasan luas, kemampuan komunikasi yang tinggi, manajemen waktu,

mampu menangani setiap tekanan, mampu sebagai pendidik bagi bawahannya,

empati, berpikir positif, memiliki dasar spiritual yang kuat, dan selalu siap

melayani (Rustamadji, 2020).


5. Pendelegasian

Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang yang umumnya diberikan oleh

atasan kepada seseorang dengan jabatan di bawahnya. Tindakan ini umumnya

dilakukan untuk mempercepat suatu pekerjaan serta agar kegiatan operasional

perusahaan berjalan sebagaimana mestinya.

Menurut para ahli gaya kepemimpinan terbagi atas beberapa kategori

diantaranya: otokratis, demokrastis, partisipatif, beriorentasi pada tujuan dan

situational. Sedangkan untuk pemimpin yang baik harus memiliki kategori sebagai

berikut:

1. Rasa tanggung jawab

Pemimpin yang ideal salah satunya pemimpin yang bertanggung jawab.

Bertanggung jawab berarti berani untuk menanggung efek dari segala keputusan

yang timbul akibat tindakan yang telah dilaksanakan. Selain cerdas dan

berinisatif, seorang pemimpin yang ideal tentunya perlu memiliki sifat bertanggung

jawab. Pengambilan keputusan terhadap cara kerja dan pelaksanaan misi suatu

kelompok tentunya diputuskan dengan tidak tergesa-gesa.

2. Kompetensi teknis dan professional

Profesionalisme seorang pemimpin adalah kemampuan untuk memberi

petunjuk kepada bawahan mereka ketika mengerjakan sebuah pekerjaan.

Seorang pemimpin yang profesional juga harus mengerti dan meyakini dengan

benar semua hal yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.


3. Kegairahan

Gairah kerja adalah kemampuan sekelompok orang untuk bekerja sama dengan

giat dan konsekuen dalam mengejar tujuan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi gairah kerja dapat bersifat psikis dan fisik.

4. Ketrampilan komunikasi

Keterampilan komunikasi merupakan keterampilan yang diperlukan

seseorang dalam berbicara, mendengar, mengatasi hambatan komunikasi verbal,

memahami komunikasi nonverbal dari komunikan dan mampu memecahkan

konflik secara konstruktif.

5. Standar etika yang tinggi

Etika kepemimpinan adalah sejumlah sifat-sifat utama yang harus dimiliki oleh

seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat berjalan dengan efektif dan

efisien untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan sesuai norma dan

nilai yang berlaku.

6. Keluwesan

Tiga hal diatas harus dimiliki oleh para pemimpin adalah keluasan di dalam

wawasan dan pemikiran akan menjadikan seorang pemimpin memiliki visi yang

tajam akan masa depan. Keluwesan dalam bertindak akan sangat membantu

dalam mengelola berbagai sumber daya dan memobilisasinya dalam rangka

mencapai tujuan yang besar. Ketegasan dalam mengambil keputusan menjadikan

pemimpin memiliki kewibawaan, ketegasan menunjukkan pemimpin tidak

pandang bulu dalam menegakkan aturan.


7. Pandangan kedepan

Pemimpin adalah mereka akan melihat ke depan dan menghitung ulang rute

ketika mereka perlu untuk menjaga organisasi untuk berkembang. Kinerja dari

organisasi yang unggul bukanlah soal masalah keberuntungan, hal ini juga

ditentukan sebagian besar oleh pilihan yang sudah dibuat oleh pemimpin. Para

pemimpin tertinggi akan bertanggung jawab untuk mengetahui lingkungan

organisasi mengingat bagiaman rasanya dalam 5 atau 10 tahun menetapkan arah

untuk masa depan yang dapat dipercaya oleh semua orang.


DAFTAR PUSTAKA

Heryanto, 2011. Kepemimpinan Untuk Meraih Mutu. Jurnal Pendidikan Luar


Sekolah.

Rustamadji, 2020. Kualitas Kepemimpinan Pendidikan dalam Konteks Organisasi


Pembangunan Sumber Daya Manusia. Jurnal Pendidikan. Volume 8 (1).

Sapendi, 2016. Manajemen Kepemimpinan Berbasis Mutu untuk Meningkatkan


Daya Saing Perguruan Tinggi. Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam.
Volume 10 (2).

Syamsul dan Hasbiyadi, 2021. Kepemimpinan dan Praktek Total Quality


Management terhadap Kinerja Perbankan Syariah di Kota Makassar.
Jurnal Ekonomi Bisnis. STIEM Bongaya.

Anda mungkin juga menyukai