Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 1

KEPEMIMPINAN & BERPIKIR SISTEM KESEHATAN


MASYARAKAT

Disusun Oleh:

Nama : Widiyanti Nurjannah

NIM : J1A119210

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
Empat Jenis Kepemimpinan Pada Pelayanan Kesehatan
(Trastek dkk, 2014)

1. Transactional Leadership
a. Definisi Transaction Leadership

Transactional leadership adalah jenis kepemimpinan dimana pemimpin membantu


organisasi untuk menggapai tujuan atau goalsnya secara lebih efisien. Cara yang dilakukan
pemimpin memastikan bahwa semua pegawai atau anggotanya mendapatkan atau memiliki
sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugasnya. Serta focus pada perilaku
pemimpin yang meningkatkan kinerja dan kepuasan pegawai.

Orang yang menggunakan jenis transactional leadership tidak selalu ingin mengubah
masa depan. Transactional leadership terjadi ketika seseorang mengambil inisiatif dalam
melakukan kontak dengan orang lain untuk tujuan pertukaran hal-hal yang berharga. Jenis
kepemimpinan ini efektif dalam situasi krisis dan darurat, serta untuk proyek yang perlu
dilakukan dengan cara tertentu.

Kepemimpinan transaksional dikenal sebagai kepemimpinan manajerial, berfokus


pada peran pengawasan, organisasi, dan kinerja kelompok. Kepemimpinan transaksional
adalah gaya kepemimpinan di mana pemimpin mendorong kepatuhan bawahannya melalui
imbalan dan hukum. Kepemimpinan transaksional bekerja di tingkat dasar kepuasan
kebutuhan, dimana para pemimpin transaksional focus pada tingkat yang lebih rendah.

Model kepemimpinan transaksional terjadi ketika pola relasi antara pemimpin


dengan konstituen, maupun antara pemimpin dengan elit politik lainnya dilandasi oleh
semangat pertukaran kepentingan ekonomi atau politik.

Menurut Bycio dkk. (1995) serta Koh dkk. (1995), kepemimpinan transaksional
adalah gaya kepemimpinandimana seorang pemimpin memfokuskan perhatiannya pada
transaksi interpersonal antara pemimpin dengan karyawan yang melibatkan hubungan
pertukaran. Pertukaran tersebut dilandaskan pada kespakatan mengenai klasifikasi sasaran,
standar kerja, penguasaan kerja, dan penghargaan.

Secara sederhana, transactional leadership dapat diartikan sebagai cara yang


digunakan seorang pemimpin dalam menggerakkan anggotanya dengan menawarkan
imbalan/akibat terhadap setiap kontribusi yang diberikan oleh anggota kepada organisasi.

b. Karakteristik Transactional Leadership


1) Pengadaan imbalan, pemimpin menggunakan serangkaian imbalan untuk
memotivasi para anggota, imbalannya berupa kebutuhan tingkat fisiologis (maslow).
2) Eksepsi/pengecualian, dimana pemimpin akan memberi tindakan koreksi atau
pembatalan imbalan atau sanksi apabila anggota gagal mencapai sasaran prestasi
yang ditetapkan

c. Karakter Pemimpin Transaksional


1) Mengetahui keinginan bawahan
2) Terampil memberikan imbalan atau janji yang tepat
3) Responsive terhadap kepentingan bawahan

d. Kondisi yang Dianggap Pas Dalam Menerapkan Kepemimpinan Transaksional


1) Internal
a) Struktur organisasi (mekanik, peraturan, prosedur jelas, sentralisasi tinggi)
b) Teknologi organisasi (teknologi proses, continue, mass-production)
c) Sumber kekuasaan & pola hubungan anggota organisasi (sumber kekuasaan di
dalam struktur, hubungan formal)
d) Tipe kelompok kerja (kerja tim, sifat pekerjaan umumnya engineering/teknis)
2) Eksternal
a) Struktur lingkungan luar (baik, norma kuat, status quo)
b) Kondisi perubahan (lambat, tidak stabil, ketidakpastian rendah)
c) Kondisi pasar (stabil)

2. Adaptive Leadership
a. Pengertian Adaptive Leadership

Travis Bradberry & Jean Greaves, menjelaskan bahwa kepemimpinan adaptif


adalah kombinasi yang unik dari berbagai keterampilan, prespektif, dan arah atau
petunjuk yang akan mampu mengarahkan pada keunggulan yang sesungguhnya.

Seorang pemimpin adaptif dapat melibatkan kesanggupan, kemampuan,


kepiawaian yang sangat efektif di semua tempat, lingkungan dan keadaan. Seorang
pemimpin yang adaptif mampu mengantisipasi segala kejadian yang mungkin timbul,
mengelola masa depan dan mendorong orang lain untuk berbuat dengan cara-cara yang
tepat.

Menurut Highsmith, H,(2011) mendefisikan bahwa kepemimpinan adaptif adalah


pemimpin yang cerdas dan tangkas dalam membuat model pengeloalaan mental staff
dalam menjalankan proses organisasi dan mampu merespon kompleksitas serta kesulitan
organisasi dalam menjalankan fungsinya. Mental pemimpin dan staff yang mampu
menghadapi kompleksitasdan kesulitan secara cepat dan tepat merupakan kekuatan
sendiri bagi suatu organisasi untuk dapat beradaptasi dan bertahan dalam persaingan.
Dengan demikian kepemimpinan yang adaptif merupakan kekuatan dan ketersediaan
team kerja yang cepat dan handal dalam menyiapkan nilai organisasinya secara terus
menerus belajar dan selalu mampu beradaptasi sesuai dengan perubahan lingkungannya.
Dan pemimpin yang adaptiif tersebut perlu adanya tokoh yang mampu dan mau
memberikan contoh dalam sikap dan perilakunya dalam organisasi.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjadi pemimpin yang adaptif,
yaitu:

1) Menciptakan sistem manajemen perfomans yang cerdas dan tangkas


2) Sistem tersebut ditransformasikan dalam strategi organisasi
3) Menentukan tujuan, kecerdasan dan ketangkasan organisasi dalam sistem
implementasi, dan strategi organisasi
4) Memberikan kemudahan dalam hal sentralisasi dan kewenangan secara kolaboratif
5) Selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.
b. Komponen Kepemimpinan Adaptif

Adapun hal yang termasuk ke dalam bagian dari kepemimpinan adaptive antara
lain yaitu:

1) Kecerdasan Emosi (Emotional intelligence)


Kecerdasan emosi terbagi menjadi 4 bagian utama, yaitu: kesadaran diri (self-
awareness), pengelolaan diri (self Management), kesadaran sosial (sosial awamess),
dan manajemen hubungan (relationship management).
2) Keadilan Organisasi (Organizational Justice)
Keadilan organisasi terbagi menjadi 3 bagian dalam kepemimpinan adaptif, yaitu:
keterbukaan dalam pengambilan keputusan (decision faimess), penyebaran informasi
(information sharing), dan konsern terhadap hasil (outcome concern).
3) Karakter (Character)
Karakter terbagi menjadi 3 bagian dalam kepemimpinan adaptif, antara lain:
integritas (integrity), kredibilitas (credibility), dan perbedaan-perbedaan nilai (values
differences).
4) Pengembangan (Development)
Perkembangan terbagi menjadi dua, yaitu belajar sepanjang hayat (lifelong learning)
dan saling membangun (developing others).

3. Transformational Leadership
a. Pengertian

Keller (1992), mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional adalah


sebuah gaya kepemimpinan yang mengutamakan pemenuhan terhadap tingkatan tertinggi
dari hirarki maslow yakni kebutuhan akan harga diri dan aktualisasi diri.
Kepemimpinan transformasional sungguh-sungguh diartikan sebagai kepemimpinan
yang sejati, karena kepemimpinan ini sungguh bekerja menuju sasaran pada tindakan
mengarahkan organisasi kepada suatu tujuan yang tidak pernah diraih sebelumnya. Para
pemimpin secara riil harus mampu mengarahkan organisasi menuju arah baru (Locke,
1997).

Kepemimpinan ini juga didefinisikan sebagai kepemimpinana yang membutuhkan


tindakan memotivasi para bawahan agar bersedia bekerja demi sasaran-sasaran “tingkat
tinggi” yang dianggap melampaui kepentingan pribadinya saat itu (Bass, 1985; Burns, 1978:
Tichy dan Devanna, 1986; seperti dikutip oleh Locke,1997).

Sarros dan Butchatsky (1996), bahwa model kepemimpinan transformasional


merupakan konsep kepemimpinan yang terbaik dalam menguraikan karakteristik pemimpin
sehingga para pemimpin lebih berkerakyatan dan berkeadilan sosial.

Secara sederhana, kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang


membawa organisasi pada sebuah tujuan baru yang lebih besar dan belum pernah dicapai
sebelumnya dengan memberikan kekuatan mental dan keyakinan kepada para anggota agar
mereka bergerak secara sungguh-sunggu menuju tujuan bersama tersebut dengan
mengesampingkan kepentingan/keadaan personalnya.

b. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional


1) Idealized Influence- Charisma
Adanya pemebrian wawasan serta penyadaran akan misi, membangkitkan
kebanggan, serta menumbuhkan sikap hormat dan kepercayaan pada para
bawahannya
2) Inspirational Motivation
Adanya proses menumbuhkan ekspektasi yang tinggi melalui peanfaatan symbol-
simbol untuk memfokuskan usaha dan mengkomunikasikan tujuan-tujuan penting
dengan cara yang sederhana
3) Intellectual Stimulation
Adanya usaha meningkatkan intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan masalah
secara seksama
4) Individualized Consirderation
Pemimpin memberikan perhatian, membina, membimbing, dan melatih setiap
orang secara khusus dan pribadi.

c. Karakteristik Pemimpin Transformasionalis


- Kharismatik
- Inspiratif dan motivatif
- Percaya diri
- Mampu berkomunikasi dengan baik
- Visioner
- Memiliki idealism yang tinggi

d. Kondisi yang dianggap pas dalam menerapkan kepemimpinan transformasional


1) Eksternal
a) Struktur lingkungan luar (ada tekanan terhadap situasi, ketidakpuasan
masyarakat).
b) Kondisi perubahan (berubah cepat, bergejolak, ketiadakpastian)
c) Kondisi pasar (sering terjadi perubahan dan tidak stabil)
d) Pola hubungan kepemimpinan (pemimpin sebagai orang tua yang membimbing
kepencapaian tujuan, hubungan emosional dengan anggota kental dan dekat)

2) Internal
1) Struktur organisasi (organic, prosedur, adaptif, otoritas tidak jelas, desentralisasi)
2) Teknologi organisasi (teknologi batch/satu kali pengerjaan)
3) Sumber kekuasaan & pola hubungan anggota organisasi (sumber kekuasaan
penguasaan informasi, hubungan informal)
4) Tipe kelompok kerja (kerja tim-variatif, sifat pekerjaan umumnya yang
memerlukan kreativitas tinggi, craft : keahlian, heuristic: tidak terstruktur,
manajemen atas dan menengah)

4. Servant leadership
a. Definisi Servant Leadership
Servant Leadership (kepemimpnan yang melayani) merupakan suatu tipe atau
model kepemimpinana yang dikembangkan untuk mengatasi krisis kepemimpinan yang
dialami oleh suatu masyarakat atau bangsa. Para pemimpin yang menggunakan tipe
servant leadership mempunyai kecenderungan lebih mengutamakan kebutuhan,
kepentingan dan aspirasi orang-orang yang dipimpinnya di atas dirinya.

Servant leadership atau kepemimpinan pelayan merupakan suatu kepemimpinan


yang berawal dari perasaan tulus ynag timbul dari dalam hati untuk melayai,
menempatkan kebutuhan pengikut sebagai prioritas, menyelesaikan sesuatu bersama
orang lain dan membantu orang lain dalam mencpai suatu tujuan bersama.

Konsep kepemimpinan ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970 oleh
seorang Vice President American Telephone and Telegraph Company (AT&T) bernama
Robert K. Greenleaf dalam bukunya “The Servant as Leader”.

b. Pengertian Servant Leadership Menurut Para Ahli


1) Menurut Spears, pemimpin yang mengutamakan pelayanan, dimulai dengan
perasaan alami seseorang yang ingin melayani dan untuk mendahulukan pelayanan.
Selanjutnya, secara sadar, pilihan ini membawa aspirasi dan dorongan dalam
memimpin orang lain.
2) Menurut Poli, servant leadership ialah proses hubungan timbale balik antara
pemimpin dan yang dipimpin dimana di dalam prosesnya, pemimpin pertama-tama
tampil sebagai pihak yang melayani kebutuhan mereka yang dipimpin yang akhirnya
menyebabka ia diakui dan diterima sebagai pemimpin.
3) Sendjaya dan Sarros
Servant Leadership merupakan pemimpin yang mengutamakan kebutuhan orang
lain, aspirasi, dan kepentingan orang lain atas mereka sendiri. Servant leader
memiliki komitmen untuk melayani orang lain.
4) Vondey
servant leadership yaitu seorang pemimpin yang sangat peduli atas pertumbuhan dan
dinamika kehidupan pengikut, dirinya serta komunitasnya, karena itu ia
mendahulukan hal-hal tersebut dari pada pencapaian ambisi pribadi dan kesukaannya
semata.
5) Trompenaars dan Veorman
Servant leadership merupakan sebuah gaya manajemen dalam hal memimpin dan
melayani berada dalam satu harmoni, dan terdapat interaksi dengan lingkungan.
6) Robert K. Greenleaf
Servant leadership merupakan seseorang yang menjadi pelayan lebih dahulu.
Dimulai dari perasaan alami bahwa seseorang yng ingin melayani, harus terlebih
dahuulu melayani. Kemudian pilihan secara sadar membawa seseorang untuk
memimpin.

c. Cirri-Ciri Servant Leadership


1) Berusaha menerima, memahami dan memberikan empati pada orang lain.
2) Berusaha mendengarkan dan memahami apa yang dikomunikasikan tubuhn jiwa dan
pikiran serta kehendak memahami kehendak kelompok dengan jelas.
3) Memiliki kemampuan untuk memperhitungkan komdisi yang sudah terjadi atau
meramalkan kemungkinan hasil situasi yang sulit didefinisikan, namun mudah
dikenali.
4) Membangun kekuatan persuasive.
5) Konseptualisasi.
6) Memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri dan orang lain.
7) Memiliiki komitmen pada pertumbuhan manusia.
8) Membangun komunitas/masyarakat di tempat kerja.
9) Memiliki kemampuan untuk melayani.
d. Karakteristik Servant Leadership
1) Mendengarkan (Listening)
Servant leader mendengarkan dengan penuh perhatian kepada orang lain,
mengidentifikasi dan membantu memperjelas keinginan kelompok, juga
mendengarkan suara hati dirinya sendiri.
2) Empati (Empathy)
Pemimpin yang melayani adalah mereka yang berusaha memahami rekan kerja dan
mampu berempati dengan orang lain.
3) Penyembuhan (Healing)
Servant leader mampu menciptakan penyembuhan emosional dan hubungan dirinya,
atau hubungan dengan orang lain, karena hubungan merupakan kekuatan untuk
transformasi dan integrasi.
4) Kesadaran (Awareness)
Kesadaran untuk memahami isu-isu yang melibatkan etika, kekuasaan, dan nilai-
nilai. Melihat situasi dari posisi yang seimbang yang lebih terintegrasi.
5) Persuasi (Persuation)
Pemimpin yang melayani berusaha meyakinkan orang lain dari pada memaksa
kepatuhan. Ini adalah satu hal yang paling membedakan antara model otoriter
tradisional dengan servant leadership.
6) Konseptualisasi (Conceptualization)
Kemampuan melihat masalah dari perspektid konseptualisasi berarti berfikir secara
jangka panjang atau visioner dalam basis yang lebih luas.
7) Kejelian (Foresight)
Jeli atau teliti dalam memahami pelajaran dari masa lalu, realita saat ini, dan
kemungkinan konsekuensi dari keputusan untuk masa depan.
8) Keterbukaan (Stewardship)
Menekankan keterbukaan dan persuasi untuk membangun kepercayaan dari orang
lain.
9) Komitmen untuk Pertumbuhan (Commitnent to The Growth of People)
Tanggung jawab untuk melakukan usaha dalam meningkatkan pertumbuhan
professional karyawan dan organisasi.
10) Membangun Komunitas (Building Community)
Mengidentifikasi cara untuk membangun komunitas.

e. Indicator Servant Leadership


1) Kasih sayang (love)
2) Pemberdayaan (Empowerment)
3) Visi (vision)
4) Kerendahan hati (humility)
5) Kepercayaan (trust)
f. Dimensi Servant Leadership
- Altruistic calling, yaitu sebuah hasrat yang kuat untuk membuat perubahan positif
pada kehidupan orang lain dan meletakkan kepentingan orang lain di atas
kepentingan sendiri dan juga akan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan
bawahannya.
- Emotional healing, yakni komitmen seorang pemimpian untuk meningkatkan dan
mengembalikan semangat karyawannya.
- Wisdom, yaitu pemipin yang mudah untuk memahami suatu situasi dan dampak dari
situasi tersebut.
- Persuasive mapping adalah sejauh mana pemimpin memiliki keteampilan untuk
memetakan persoalan dan mengkonseptualisasikan kemungkinan tertinggi yang akan
terjadi dan membujuk seseorang untuk melakukan sesuatu ketika mengartikulasikan
peluang.
- Organizational sterardship, merupakan sejauh mana pemimpin menyiapkan
organisasi untuk membuat kontribusi positif terhadap lingkungannya.
- Humility, yaitu kerendahan hati pemimpin
- Vision, ialah sejauh mana pemimpin mencari komitmen semua anggota organisasi
terhadap visi bersama dengan mengajak anggota untuk menentukan arah masa depan
perusahaan.
- Service yakini sejauh mana pelayanan dipandang sebagai inti dari kepemimpinan
dan pemimpin menunjukkan perilaku pelayanannya kepada bawahan.

Karakteristik utama servant leadership menjadi pembeda antara kepemimpinan


servant leadership dengan model kepemimpinan lainnya, dimana servant leadership
memiliki keinginan untuk melayani hadir sebelum adanya keinginan untuk memimpin.
Servant leadership juga lebih cocok untuk digunakan metode kepemimpinan saat ini.
Dimana organisasi saat ini membutukan pemimpin/leader yang memprioritaskan
pelayanan kepada bawahannya sebelum kepentingan pribadinya, sehingga menghasilkan
kepuasan pelanggan yang diikuti dengan keberhasilan yang berkesinambungan. Terlebih
lagi saat ini, pelayanan kesehatan sedang mengalami krisis kepemimpinan. Karakteristuik
servant leadership memiliki kemungkinan yang amat besar untuk menyelesaikan
permaslahan-permasalahan yang ada pada saat ini dalam pelayanan kesehatan dengan
jangka waktu yang panjang.

Anda mungkin juga menyukai