Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan
merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
organisasi. Banyak studi mengenai kecakapan kepemimpinan (leadership skills) yang dibahas
dari berbagai perspektif yang telah dilakukan oleh para peneliti. Analisis awal tentang
kepemimpinan, dari tahun 1900-an hingga tahun 1950-an, memfokuskan perhatian pada
perbedaan karakteristik antara pemimpin (leaders) dan pengikut/karyawan (followers).
Karena hasil penelitian pada saat periode tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat satu
pun sifat atau watak (trait) atau kombinasi sifat atau watak yang dapat menerangkan
sepenuhnya tentang kemampuan para pemimpin, maka perhatian para peneliti bergeser pada
masalah pengaruh situasi terhadap kemampuan dan tingkah laku para pemimpin.
Studi-studi kepemimpinan selanjutnya berfokus pada tingkah laku yang diperagakan oleh
para pemimpin yang efektif. Untuk memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
tingkah laku para pemimpin yang efektif, para peneliti menggunakan model kontingensi
(contingency model). Dengan model kontingensi tersebut para peneliti menguji keterkaitan
antara watak pribadi, variabel-variabel situasi dan keefektifan pemimpin.
Studi-studi tentang kepemimpinan pada tahun 1970-an dan 1980-an, sekali lagi
memfokuskan perhatiannya kepada karakteristik individual para pemimpin yang
mempengaruhi keefektifan mereka dan keberhasilan organisasi yang mereka pimpin. Hasil-
hasil penelitian pada periode tahun 1970-an dan 1980-an mengarah kepada kesimpulan
bahwa pemimpin dan kepemimpinan adalah persoalan yang sangat penting untuk dipelajari
(crucial), namun kedua hal tersebut disadari sebagai komponen organisasi yang sangat
komplek.
Dalam perkembangannya, model yang relatif baru dalam studi kepemimpinan disebut sebagai
model kepemimpinan transformasional. Model ini dianggap sebagai model yang terbaik
dalam menjelaskan karakteristik pemimpin. Konsep kepemimpinan transformasional ini
mengintegrasikan ide-ide yang dikembangkan dalam pendekatan watak, gaya dan
kontingensi. Berikut ini akan dibahas tentang perkembangan pemikiran ahli-ahli manajemen
mengenai model-model kepemimpinan yang ada dalam literatur.
DEFINISI KEPEMIMPINAN
Stogdill (1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan. Hal
ini dikarenakan banyak sekali orang yang telah mencoba mendefinisikan konsep
kepemimpinan tersebut. Namun demikian, semua definisi kepemimpinan yang ada
mempunyai beberapa unsur yang sama.
Sedangkan menurut Anderson (1988), leadership means using power to influence the
thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance.
1. Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau
bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk
menerima arahan dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau
bawahan, kepemimpinan tidak akan ada juga.
2. Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his or
herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan.
Menurut French dan Raven (1968), kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin dapat
bersumber dari:
1. Reward power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai
kemampuan dan sumberdaya untuk memberikan penghargaan kepada bawahan yang
mengikuti arahan-arahan pemimpinnya.
2. Coercive power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai
kemampuan memberikan hukuman bagi bawahan yang tidak mengikuti arahan-arahan
pemimpinnya.
3. Legitimate power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai
hak untuk menggunakan pengaruh dan otoritas yang dimilikinya.
4. Referent power, yang didasarkan atas identifikasi (pengenalan) bawahan terhadap sosok
pemimpin. Para pemimpin dapat menggunakan pengaruhnya karena karakteristik pribadinya,
reputasinya atau karismanya.
5. Expert power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin adalah seeorang
yang memiliki kompetensi dan mempunyai keahlian dalam bidangnya.
Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda
untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi. Kepemimpinan harus
memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang tulus
(compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan
(commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan
untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun organisasi. Walaupun
kepemimpinan (leadership) seringkali disamakan dengan manajemen (management), kedua
konsep tersebut berbeda.
Perbedaan antara pemimpin dan manajer dinyatakan secara jelas oleh Bennis and Nanus
(1995). Pemimpin berfokus pada mengerjakan yang benar sedangkan manajer memusatkan
perhatian pada mengerjakan secara tepat (managers are people who do things right and
leaders are people who do the right thing, ). Kepemimpinan memastikan tangga yang kita
daki bersandar pada tembok secara tepat, sedangkan manajemen mengusahakan agar kita
mendaki tangga seefisien mungkin.
Ada beberapa model kepemimpinan yang akan dibahas dalam bab pembahasan ini, juga akan
dijelaskan pengertian setiap model kepemimpinan tersebut diantaranya:
1. Manajerial (managerial)
2. Partisipatif (participative)
3. Transformasional (transformational)
4. Interpersonal (interpersonal)
5. Transaksional (transactional)
6. Post modern
7. Kontingensi (contingency)
8. Moral (moral)
9. Pembelajaran (instructional)
10. A. Kepemimpinan Manajerial (managerial)
Fokus seorang pemimpin adalah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan
kompetensinya.
1. C. Kepemimpinan Transformation
Jika model berjalan optimal, mampu melibatkan stakeholders dalam mencapai tujuan
1. D. Kepemimpinan interpersonal
Lebih menekankan pada hubungan dengan teman sejawat dan hubungan antar pribadi.
1. E. Kepemimpinan transaksional
Hubungan antara pemimpin dengan bawahan berdasarkan kesepakatan nilai atau proses
pertukaran (transaksi uang)
1. F. Kepemimpinan Postmodern
Pemimpinan penuh perhatian pada budaya dan lambang-lambang makna yang dibentuk oleh
individu atau kelompok
G. Kepemimpinan Kontingensi
1. H. Kepemimpinan Moral
Berdasarkan pada rasional normatif, rasional berdasarkan pertimbangan benar dan salah
1. I. Kepemimpinan Pembelajaran
Adanya kepemimpinan bertujuan untuk mendapatkan manfaat dari fungsinya, sehingga ada
beberapa fungsi dari kepemimpinan untuk mencapai hal tersebut, diantaranya:
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
____________
Disusun Oleh:
Dewi Rachmawati
DISUSUN OLEH :
NAMA : .
NIM : .
UNIVERSITAS ..
TAHUN 2013
BACA JUGA :
Berjumpa Iringan Jenazah di Jalan, Benarkah Membawa Sial ?
Terjawab ! Misteri, Kenapa Pensil Tukang bentuknya Gepeng
Kisah SMA versus Sarjana
5 Fakta dibalik TAHU BULAT
MANAJEMEN WAKTU (Baca Sebelum Menyesal)
INVESTASI DI SAAT NGANGGUR, Begini Caranya !
BAB I
PENDAHULUAN
1
untuk menggambarkan kerja sama antara struktur dan hasil sekolah. Oleh sebab itu dikatakan
bahwa keberhasilan sekolah adalah sekolah yang memiliki pemimpin yang berhasil..
Masalah kepemimpinan pendidikan saat ini menunjukan kompleksitas,baik dari segi
komponen manajemen pendidikan, maupun lingkungan yang mempengaruhi keberlangungan
suatu pendidikan. Persoalan yang muncul bisa sepontan, bisa berulang-ulang, makanya
diperlukan interaksi yang kreatif dan dinamis antar kepala sekolah , guru dan siswa.
Keberhasilan pendidikan di sekolah juga sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala
sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah
merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja
guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta
pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa 2004:25). Hal tersebut menjadi lebih penting
sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki
dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Dalam perannya sebagai seorang
pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang
yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, penulis mengemukakan permasalahan sebagai
berikut :
1. Apa pengertian kepemimpinan pendidikan ?
2. Apa saja teori kepemimpinan pendidikan ?
3. Apa saja model kepemimpinan pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan pendidikan ?
2. Untuk mengetahui teori - teori kepemimpinan pendidikan ?
3. Untuk mengetahui model - model kepemimpinan pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
a. Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk
dapat mempengaruhi mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan dan kalau perlu
memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu
yang dapat membantu pencapaian sesuatu maksud atau tujuan-tujuan tertentu.3[3]
Dalam satu situasi kepemimpinan terlihat adanya unsur: orang-orang yang dapat
mempengaruhi orang lain disatu pihak, orang-orang yang mendapat pengaruh dilain pihak,
adanya tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai dan adanya serangkaian tindakan untuk
mempengaruhi dan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
4
Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di
antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan
anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya
dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengaruhi
bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang
saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan
timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam
menjalankan kepemimpinannya, karena apabila tidak memiliki kemampuan untuk
memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara maksimal.
Setelah dipahami pengertian pokok tentang kepemimpinan, maka dapat dipersempit
bahwa kepemimpinan yang dimiliki oleh mereka dalam lapangan pendidikan.
Kata pendidikan menunjukkan arti yang dapat dilihat dari dua segi yaitu:
pendidikan sebagai usaha atau proses mendidik dan mengajar seperti yang dikenal sehari-
hari. Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas berbagai masalah tentang
hakekat dan kegiatan mendidik dan mengajar dari zaman ke zaman dan mengajar dengan
segala cabang-cabangnya yang telah berkembang begitu luas dan mendalam. 5[5]
Oleh karena itu kepemimpinan pendidikan berperan pada usaha-usaha yang
berhubungan dengan kegiatan atau proses mendidik dan mengajar disatu pihak, dan pada
pihak lain yang berhubungan dengan usaha-usaha pengembangan pendidikan sebagai satu
ilmu dengan segala cabang-cabangnya.
Dari titik tolak itu dapatlah disimpulkan pengertian kepemimpinan pendidikan
adalah sebagai satu kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir dan menggerakan
orang-orang lain yang ada hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan dan
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat
lebih efektif dan efisien di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan
B. Teori Teori Kepemimpinan Pendidikan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh
mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta
menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan
dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.
5
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang
kepemimpinan antara lain :
o Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas
kecerdasan rata rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih
tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pengikutnya.
Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini
seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi
dengan bawahan.
Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan
batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin
yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara
pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style),
yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat,
keterampilan dan sikapnya. 6[6]
6
mimpinan Visioner
Visi menggambarkan masa depan yang ideal, barangkali menyiratkan ingatan budaya
yang sekarang dan aktivitas, atau barangkali menyiratkan perubahan
Terbentuknya visi dipengaruhi oleh pengalaman hidup, pendidikan, pengalaman
professional, interaksi da komunikasi, penemuan keilmuan serta kegiatan intelektual yang
membentuk pola piker tertentu (Gaffar, 1994 : 56)
Kepemimpinan yang relevan dengan tuntutan school based management.
Kepemimpinan ini yang difokuskan pada rekayasa masa depan yang penuh tantangan,
menjadi agen perubahan (agen of change) yang unggul dan menjadi penentu arah organisasi
yang tahu prioritas, menjadi pelatih yang provisional dan menjadi pembimbing anggota
lainnya.
Visioner Leadership didasarkan pada tuntutan perubahan zaman yang menuntut
dikembangkannya secara intensif peran pendidikan dalam menciptaka sumber daya menusia
yang handal.
Untuk menjadi pemimpin yang Visioner, maka seseorang harus :
a. Memahami konsep visi
b. Memahami karakteristik dan unsure visi
Karakter visi antara lain:
a. Memperjelas arah dan tujuan, mudah dimengerti dan diartikulasi
b. Mencerminka cita-cita yang tinggi dan menetapka standart of excellence
c. Menembuhkan inspirasi, semanngat, kegairahan, dan komitmen
d. Menciptakan makna bagi anggota oeganisasi
e. Merefleksikan keunikan, atau keistimewaan organisasi, dst
f. Memahami tujuan visi
Tujuan visi antara lain :
a. Memperjelas arah umum perubahan kebijakan organisasi
b. Memotivasi karyawa kea rah yang baik
c. Membantu proses mengkoordinasi tindakan-tindakan tertentu orang-orang yang berbeda
Langkah langkah menjadi Visionary Leadership
a. Penciptaan Visi, dari hasil kreatifitas pikir pemimpin berupa ide-ide ideal tentang cita-cita di
masa depan.
b. Perumusan Visi
Pembentukan dan perumusan visi oleh anggota tim kepemimpinan
Merumuskan strategi secara konsensus
Membulatkan sikap dan tekad sebagai total commitment untuk mewujudkan visi ini menjadi
suatu kenyataan.
c. Transformasi Visi, Kemampuan membangun kepercayaan
d. Impelemntasi Visi , Kemampuan pemimpin dalam menjabarkan dan menterjemahkan visi ke
dalam tindakan.
mimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional dibangun dari dua kata :
Kepemimpinan (leadership) :
Setiap tindakan yang dilakukan oleh eseorang untuk mengkoordinasikan, mengarahkan, dan
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan.
Transformasional (transformational) :
Mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda.
Kepemimpinan Transformasional diukur dalam hubungannya dengan efek pemimpin tersebut
terhadap para pengikutnya.
Formulasi dari teori Kepemimpinan Transformasional antara lain :
1. Karisma
2. Stimulasi intelektual
3. Perhatian yang individualisasi
Dapat dikatakan bahwa seorang kepala sekolah menerapkan teoti Kepemimpinan
Transformasional jika dia mampu mengubah energy sumber-sumber daya baik manusia
maupun non manusia untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah seperti yang dikemukakan oleh
Sudarwan Danim (2003 : 54)
Model kepemimpinan transformasial perlu diterapkan dalam dunia pendidikan, karena
merupakan salah satu solusi krisis kepemimpinan terutama dalam bidang pendidikan. Olga
Epitropika (2001:1) mengemukakan 6 hal mengapa kepemimpinan transformasial penting
bagi suatu organisasi.
1) Secara signifikan meningkatkan kinerja organisasi.
2) Secara positif dihubungkan dengan orientasi pemasaran jangka panjang dan kepuasan
pelanggan.
3) Membangkitkan komitmen para anggota terhadap organisasi.
4) Meningkatkan kepercayaan pekerja dalam manajemen dan perilaku keseharian organisasi.
5) Meningkatkan kepuasan [ekerja melalui pekerjaan dan pemimpin.
6) Mengurangi stress para pekerja dan meningkatkan kesejahteraan.
Implementasi model kepemimpinan transformasional falam organisasi / intstansi
pendidikan perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
Mengaci pada nilai nilai agama yang ada dalam organisasi / instansi atau bahkan suatu
negara.
Disesuaikan dengan nilai nilai yang terkandung dalam sistem organisasi atau instansi
tersebut.
Menggali budaya yang ada dalam organisasi tersebut.
Karena sistem pendidikan merupakan suatu sub sistem maka harus memperhatikan
sistem yang lebih besar yang ada di atasnya seperti sistem suatu negara.7[7]
BACA JUGA :
Berjumpa Iringan Jenazah di Jalan, Benarkah Membawa Sial ?
Terjawab ! Misteri, Kenapa Pensil Tukang bentuknya Gepeng
Kisah SMA versus Sarjana
5 Fakta dibalik TAHU BULAT
MANAJEMEN WAKTU (Baca Sebelum Menyesal)
INVESTASI DI SAAT NGANGGUR, Begini Caranya !
BAB III
KESIMPULAN
Teori Kelompok
7
DAFTAR PUSTAKA
Hendyat, Soetopo dkk. 1984. Kepemimpinan dan supervisi pendidikan. Malang : Bina Aksara.
http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/
http:/ibnupenceng.blogspot.com/2011/07/makalah-kepemimpinan-pendidikan.html