Anda di halaman 1dari 19

PENDEKATAN

PERILAKU
DALAM
KEPEMIMPINAN
A.Pendekatan pada Sifat Kepemimpinan

Pendekatan sifat merupakan salah satu pendekatan lama


dalam mempelajari tentang kepemimpinan. Dalam bukunya
pak Wukir ,
disebutkan bahwa pendekatan ini berkembang dari teori “Gre
at Man” yang merupakan
teori awal mengenai sifat-sifat pemimpin di zaman Yunani
kuno dan Roma. Teori ini menegaskan bahwa kualitas
kepemimpinan diwariskan, terutama oleh orang-orang dari
kelas atas. Orang-orang pada zaman
itu percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan, tidak diciptakan
(leaders are born, not made).
B.Pendekatan Tingkah Laku pada Kepemimpinan

Dari akhir tahun 1940-an, fokus penelitian mulai berubah menjadi tingkah laku
kepemimpinan. Para peneliti tertarik untuk
mengidentifikasi perilaku pemimpin yang meningkatkan keefektifan bawahann
ya. Dengan adanya perubahan fokus penelitian ini, opini awal mengenai
pemimpi dengan kualitas yang baik harus dipilih berubah menjadi opini bahwa
dengan mengetahui perilaku kepemimpinan yang efektif, seorang pemimpin
dapat dilatih agar sukses (Bryman, 1992).
Perilaku kepemimpinan merupakan usaha mempengaruhi yang teramati secara
empiris yang bervariasi tergantung situasi, dimana gaya
kepemimpinan menunjukkan jangka panjang, pola perilaku situasional invariant
(Staehle, 1999). terkadang, pendekatan perilaku juga disamakan artinya
dengan pendekatan gaya. Sikap dan gaya kepemimpinan itu menurut Ngalim p
urwanto akan tampak dalam kegiatannya sehari-hari, seperti cara
member perintah, membagi tugas dan wewenangnya, dan lain sebagainya.
Adapun beberapa gaya kepemimpinan, diantaranya:
a.Kepemimpinan Otoriter

Yakni jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak


tetap berada pada pemimpin atau kalau pemimpin itu menganut system se
ntralisasi wewenang. Orientasinya difokuskan hanya untuk
peningkatan produktivitas kerja karyawan dengan kurang memperhatikan
perasaan dan kesejahteraan bawahan. Selain itu menurut Tannenbaum dan
Schmid, kepemimpinan ini orientasinya juga hanya diarahkan kepada tugas
dan tercapainya tujuan organisasi atau lembaga.
b.Kepemimpinan Partisipatif

Yakni apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan


cara persuasif, menciptakan kerjasama yang serasi, menumbuhka
n loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin dengan gaya
partisipatif akan mendorong kemampuan bawahan mengambil
keputusan. Dengan demikian, pimpinan akan selalu membina
bawahan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar.
c.Kepemimpinan Delegatif

Yakni apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang


kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil
keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa. Dalam hal ini, bawahan
dituntut memiliki kematangan dalam pekerjaan (kemampuan) dan kematangan
psikologis (kemauan). Perilaku hubungan didefinisikan sebagai perilaku pemimpin
yang melakukan komunikasi dua arah atau banyak arah. Situasi yang
dimaksud dipengaruhi oleh berbagai kondisi. Beberapa faktor dalam situasi
yang mempengaruhi efektivitas pemimpin adalah: pemimpin, pengikut, rekan di posisi
kunci, organisasi, tujuan jabatan, dan waktu pengambilan keputusan.
Menurut Blake dan Mouton, ada lima perilaku kepemimpinan:

1.Impoverished Management

2.Country Club Management

3.Task or Authoritarian Management

4.Middle-Road Managemet

5.Team or Democratic Managemet


C.Pendekatan Kontingensi pada Kepemimpinan

Pendekatan kontingensi merupakan sebuah cara berfikir


yang komparatif (berdasarkan perbandingan) baru diantara
teori-teori manajemen yang telah dikenal. Manajemen
kontingensi berupaya untuk melangkah, keluar dari prinsip-
prinsip manajemen yang dapat diterapkan dan menuju kondis
i situasional.
Ada 3 macam pendekatan kontingensi:

1.Model kepemimpinan kontingensi dari Friedler Disebut sebagai model


kontingensi karena model tersebut
beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap efektivitas kinerja kelo
mpok tergantung pada cara atau gaya kepemimpinan dan kesesuaian
situasi yang dihadapinya.

2.Model tiga dimensi kepemimpinan dari William J. Reddin


Model ini menghubungkan tiga kelompok gaya kepemimpinan yaitu:

a.Gaya dasar (pemisah, pengabdi, penghubung, terpadu)

b.Gaya efektif dalam satu kesatuan (birokrat, bijaksana,


pengembang, eksekutif)

c.Gaya tidak efektif (pelan, otokrat, penganjur, kompromis)


3.Model kontinum kepemimpinan dari Vroom dan Yetton

Ada dua macam kondisi utama yang dapat dijadikan dasar


bagi pemimpin untuk mengikutsertakan atau tidak
mengikutsertakan bawahan dalam pembuatan keputusan,
yakni:

a.Tingkat keefektifan teknis diantara para bawahan

b.Tingkat motivasi serta dukungan para bawahan


D. Pendekatan Tingkah Laku dari Kouzes

Dalam pendekatan tingkah laku kepemimpinan dari Kouzes


adalah ia meyakini bahwa suatu kinerja yang memiliki kualitas
unggul berupa barang atau pun jasa, hanya dapat dihasilkan
oleh para pemimpin yang memiliki kualitas prima. Kouzes
mengemukakan bahwa, kualitas kepemimpinan manajerial
adalah suatu cara hidup yang dihasilkan dari “mutu pribadi
total” ditambah “kendali mutu total” ditambah “mutu
kepemimpinan”. Berdasarkan
penelitiannya, ditemukan bahwa terdapat 4
(empat) praktek mendasar pemimpin yang memiliki kualitas
kepemimpinan unggul, yaitu;
1.pemimpin yang menantang proses

2.memberikan inspirasi wawasan bersama

3.memungkinkan orang lain dapat bertindak dan


berpartisipasi mampu menjadi penunjuk jalan

4.memotivasi bawahan.
E.Karakteristik Pribadi dari Karyawan

1.Penanaman ini harus dimulai dari mind set setiap karyawan dan
pimpinan perusahaan. Pada umumnya, karyawan - karyawan yang
beretos kerja terbaik itu akan berperilaku atau pun berciri-ciri
seperti.

2.Mereka akan bekerja untuk membangun reputasi dan kredibilitas


dirinya, agar dirinya dihargai perusahaan. Mereka sadar bahwa
prestasi dan karir kerja mereka hanya akan berjalan baik, bila
mereka mampu berdedikasi total kepada pekerjaan mereka.

3.Mereka sangat loyal kepada pimpinan dan perusahaan. Mereka


juga tidak pernah hitung-
hitungan jam kerja. Apa pun kejadiannya, mereka akan mengutama
kan tanggung jawab pekerjaannya secara maksimal.
4.Mereka bergabung ke perusahaan dengan membawa misi dan visi
pribadi mereka. Yang pasti, mereka akan menggunakan perusahaan
sebagai kendaraan untuk memperbaiki kualitas hidup mereka, baik itu
dari sisi finansial, maupun dari sisi status sosial mereka.

5.Mereka selalu fokus dan memiliki Komitmen tinggi untuk


menjalankan semua rencana kerja perusahaan secara total dan
berkualitas. Mereka akan mendedikasikan dirinya untuk bekerja keras
mengejar target-target yang diberikan perusahaan.

6.Demi untuk keberhasilan perusahaan, mereka selalu bekerja


dengan cara melakukan kolaborasi, koordinasi, komunikasi dengan
atasan dan bawahan mereka.
F.Masa Depan Teori Kepemimpinan

Fokus konsep kepemimpinan telah banyak berubah selama


beberapa periode peneltian. Namun, beberapa tendensi tertentu masih dapat di
identifikasi.
Bryman (1992) secara kasar membagi penelitian kepemimpinan
menjadi emapat decade, yakni:

1.Hingga akhir 1940an : Pendekatan sifat-sifat

2.Akhir 1940an hingga akhir 1960an : Pendekatan perilaku

3.Akhir 1960an hingga awal 1980an : Pendekatan kontingensi

4.Sejak awal 1980an : pendekatan kepemimpinan yang baru (kepemimpinan


transformasional dan karismatik)
Adapun tipe kepemimpinan yang sekiranya dibutuhkan untuk
mengawal sebuah organisasi dalam menghadapi era masa depan
yang tentunya penuh peluang dan juga tantangan, diantaranya :

1.Pemimpin yang memiliki visi jauh kedepan

2.Pemimpin yang memiliki sense of change yang tinggi

3.Pemimpin yang sadar akan posisinya di tengah-tengah


lingkungan yang terus berubah

4.Pemimpi yang tidak hanya menjadi agen perubahan tetapi


sekaligus memimpin perubahan itu sendiri
5.Pemimpin strategis yang memiliki sense of business yang tinggi,
mampu bertindak proaktif, kreatif dan inovatif

6.Pemimpin yang mampu menumbuhkan motivasi seluruh elemen organisasi

7.Pemimpin yang mampu mendesain tata kelola organisasi yang baru


untuk dapat memuaskan seluruh stakeholdernya

8.Pemimpin yang mampu keluar dari tradisi organisasi yang memang


sudah tidak relevan

9.Pemimpin yang berani berfikir beda untuk menciptakan peluang


dan mewujudkan mimpi organisasi

10.Pemimpin yang memiliki mindset yang holistik (lintas budaya,


lintas fungsi, lintas bahasa, dan lintas kapabilitas)
KESIMPULAN

Pendekatan perilaku dalam kepemimpinan


menekankan pentingnya tindakan dan interaksi
pemimpin dengan anggota tim. Ini mengacu pada
pengembangan keterampilan komunikasi,
motivasi, dan adaptasi terhadap berbagai situasi
untuk mencapai tujuan bersama. Pendekatan ini
menyoroti peran pemimpin dalam membentuk
budaya organisasi yang positif dan produktif.
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai