Anda di halaman 1dari 11

Modul 11

PENGANTAR MANAJEMEN

DOSEN
ARIEF BOWO PROYOGA K,SE.MM

Program Studi Akuntansi


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2008
Tujuan Intruksional Khusus :
Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mampu
menjelaskan definisi dan konsep kepemimpinan, menjelaskan pendekatan teori
kepemimpinan.

Daftar Pokok Materi Pembahasan :


11.1.Definisi dan Konsep Kepemimpinan
11.2.Pendekatan teori Kepemimpinan
11.3.Pendekatan sifat kepemimpinan
11.4..Pendekatan prilaku kepemimpinan
11.5.Pendekatan kontingensi pada kepemimpinan
11.6. Masa depan teori kepemimpinan

PEMBAHASAN

Dalam era ketidakpastian, kompetisi internasional, dan keragaman yang meningkat dalam
tenaga kerja, kemampuan untuk membentuk budaya, mengkomunikasikan sasaran, dan
memotivasi karyawan merupakan hal penting bagi kesuksesan bisnis. Memimpin berarti
kemampuan untuk menciptakan budaya yang mampu beradaptasi dengan situasi
organisasi, mengkomunikasikan sasaran kepada karyawan dan menggunakan pengaruh
untuk memotivasi karyawan agar mencapai sasaran organisasi. Banyak pemimpinan yang
berhasil karena meraka mampu mengkomunikasikan visi mereka melalui organisasi dan
menggerakkan para karyawan untuk bertindak.

11.1. Definisi Dan Konsep Kepemimpinan


Kepemimpinan (leading) adalah penggunaan pengaruh untuk memotivasi karyawan
agar mencapai sasaran organisasi. Dalam hal ini kemampuan manajer dalam memimpin
berkaitan dengan memotivasi bawahan untuk bertindak sesuai yang diinginkan organisasi.
Istilah lainnya yaitu pemimpinan (leadership) merupakan proses mengarahkan dan
mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok. Ada
empat implikasi penting dalam pengertian tersebut, yaitu:
 Orang lain, pimpinan memiliki bawahan atau pengikut. Dengan kemauan mereka
mendapat pengarahan dari pemimpin. Anggota kelompok membantu proses
kepemimpinan, tanpa orang yang dipimpin, semua mutu kepemimpinan menjadi tidak
relevan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ARIEF BOWO PK,SE.MM


PENGANTAR MANAJEMEN
 Kekuasaan, kemampuan untuk menggunakan pengaruh untuk mengubah sikap atau
tingkah laku individu atau kelompok. Kepemimpinan melibatkan distribusi kekuasaan
yang tidak sama antara bawahan dengan atasan. Pemimpin mempunyai kekuasaan
yang lebih besar daripada bawahan.
 Pengaruh, tindakan atau contoh tingkah laku yang menyebabkan perubahan sikap atau
tingkah laku orang atau kelompok lain. Kepemimpinan mennyangkut kemampuan
mempengaruhi orang lain dengan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan.
 Kepemimpinan menggabungkan ketiga aspek tersebut dan menyadari bahwa
kepemimpinan berkaitan dengan nilai. Nilai seorang pemimpin atau moralitas pemimpin.
Kepemimpinan moral berarti nilai-nilai dan persyaratan bahwa pengikut diberi cukup
pengetahuan mengenai alternatif agar dapat membuiat pilihan yang telah
dipertimbangkan ketika memberi respons pada usulan pimpinan.

Gambar 2
Implikasi Kepemimpinan

People

Power VALUE

Influence

11.2. Pendekatan Teori Kepemimpinan


Kepemimpinan dan manajemen bukan konsep yang sama. Warren Bennis
menyatakan bahwa kebanyakan organisasi terlalu banyak dikelola (overmanaged) dan
terlalu sedikit dipimpin (underlead). Ada seorang manajer yang ahli membuat rencana dan
administrator yang adil dan teratur, tetapi kurang memiliki keterampilan memotivasi sebagai
seorang pemimpin. Orang lain memiliki keterampilan membangkitkan motivasi dan
kesetiaan tetapi kurang dalam keterampilan manajerial untuk menyalurkan energi yang
ditimbulkan dalam diri orang lain. Kebanyakan penelitian tentang kepemimpinan
menemukan bahwa kepemimpinan efektif tidak tergantung pada sifat tertentu tetapi lebih
pada seberapa cocok sifat pemimpin dengan kebutuhan dan situasi. Memahami
kepemimpinan dalam manajemen secara umum dapat diketahui dengan tiga pendekatan
utama tentang kepemimpinan sebagai berikut:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ARIEF BOWO PK,SE.MM


PENGANTAR MANAJEMEN
11.3 PENDEKATAN SIFAT KEPEMIMPINAN
Psikolog dan peneliti lain berusaha memahami kepemimpinan berdasarkan sifat
pribadi pemimpin. Diasumsikan bahwa pemimpin memiliki sifat kepribadian sama yang
dibawa sejak lahir. Namun dalam penelitian ditemukan kesulitan untuk mengungkapkan
sifat yang jelas dan konsisiten yang membedakan pemimpin dengan bukan pemimpin.
Meskipun banyak sifat sama yang dimiliki sementara orang, sebagian menjadi pemimpin
sebagian lagi tidak. Ada pemimpin yang tidak memiliki sifat yang umum dimiliki pemimpin
lain. Sifat yang umumnya ditemukan pada diri pimpinan adalah seperti kecerdasan, percaya
diri, inisiatif, dorongan berprestasi. Beberapa sifat yang dikenali dari seorang pimpinan
dapat merupakan hasil pengalaman memimpin dan bukan sifat pribadi yang dibawa sejak
lahir. Meski demikian penelitian sejauh ini mengatakan bahwa orang yang tampil sebagai
pemimpin tidak mempunyai sifat-sifat yang jelas membedakannnya dari bukan pemimpin.

11.4.PENDEKATAN PERILAKU KEPEMIMPINAN


Pendekatan ini dilihat berdasarkan penelitian terhadap apa yang dilakukan
pemimpin efektif. Bagaimana mendelegasikan tugas, berkomunikasi dan memotivasi
bawahan. Tingkah laku dapat dipelajari, individu yang dilatih tentang perilaku kepemimpinan
yang tepat akan mampu menjadi pemimpin efektif. Penelitian membagi dua aspek perilaku
dalam kepemimpinan yaitu fungsi kepemimpinan dan gaya kepemimpinan.
Fungsi kepemimpinan adalah aktivitas yang dipertahankan kelompok dan
berkaitan dengan tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang pemimpin agar kelompok
dapat berfungsi secara efektif. Fungsi kepemimpinan berkaitan dengan dua fungsi yaitu
fungsi yang berhubungan dengan tugas atau memecahkan masalah dan fungsi memelihara
kelompok atau sosial, seperti menengahi perselisihan dan menjaga agar individu merasa
dihargai dalam kelompoknya. Pemimpin yang sangat efektif dapat melaksanakan kedua
peran tersebut, tetapi penelitian menunjukkan bahwa kelompok paling efektif membentuk
kepemimpinan bersama yaitu manajer atau pimpinan formal melakukan fungsi tugas
sementara anggota kelompok melakukan fungsi sosial.
Gaya kepemimpinan adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin
dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Kedua fungsi kepemimpinan
tersebut cenderung diekspresikan dalam dua gaya utama kepemimpinan. Gaya
kepemimpinan otoktratis atau otoriter merupakan gaya kepemimpinan berorientasi tugas,
mengawasi karyawan dengan ketat untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan dengan
memuaskan. Pelaksanaan tugas yang sesuai diharapkan pimpinan dan dikerjakan dengan
baik lebih ditekankan daripada mendorong pertumbuhan karyawan. Pengendalian terhadap
pelaksanaan tugas lebih dominan daripada kebebasan karyawan untuk mengembangkan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ARIEF BOWO PK,SE.MM


PENGANTAR MANAJEMEN
diri dan meningkatkan kepuasan pribadi. Gaya kepemimpinan dengan kekuasaan penuh
dan sedikit sekali atau tidak ada masukan dari karyawan.
Gaya kedua dikenal sebagai gaya kepemimpinan partisipatif atau demokratis yaitu
gaya kepemimpinan yabg berorientasi pada karyawan, lebih menekankan pada memotivasi
karyawan dalam melaksanakan pekerjaan daripada mengendalikan karyawan. Gaya
kepemimpinan dengan menerima masukan dari karyawan tetapi menggunakan
wewenangnya untuk mengambil keputusan. Pemimpin yang lebih pada mencari hubungan
bersahabat, saling percaya dan saling menghargai dengan karyawan serta adanya
partisipasi dalam membuat keputusan yang akan mempengaruhi karyawan
Pada umunya manajer menggunakan kedua gaya tersebut, tetapi dengan
penekanan pada salah satu tugas atau karyawan. Bagaimana manajer memimpin sanagat
dipengaruhi oleh latar belakang, pengetahuan, nilai-nilai dan pengalamanannya. Misalkan
berdasarkan pengalamannya seorang manajer belajar untuk tidak mengambil peran terlalu
memerintah dalam aktivitas karyawan, dimana sebelumnya pendekatan dengan lebih
mengendalikan yang dirasakan rekan kerja menghasilkan masih adanya kesalahan
pekerjaan meskipun standar tertentu masih dicapai. Sebagai usaha untuk dapat mencapai
standar yang lebih tinggi gaya kepemimpinan diubah dengan penekanan lebih pada
mendorong karyawan untuk tumbuh meningkatkan partisipasinya.
Karakterisitik anak buah harus dipertimbangkan sebelum manajer menentukan gaya
kepemimpinan yang akan digunakan. Menurut Tannembum dan Schmidt, seorang manajer
dapat memberikan partisipasi dan kebebasan yang lebih besar kalau karyawan meminta
kemandirian dan kebebasan bertindak, ingin memperoleh tanggung jawab dalam membuat
keputusan,mendukung sasaran organisasi, cukup pengentahuan dan berpengalaman untuk
menangani masalah secara efisien dan mempunyai pengalaman yang membuat mereka
mengharapkan manajemen partisipatif. Kalau hal tersebut tidak daa manajer dapat
menggunakan gaya yang lebih otoriter. Mereka dapat memodifikasi tingkah laku
kepemimpinan setelah karyawan lebih percaya diri, lebih terampil dan memberikan
komitmen kepada organisasi. Pilihan gaya kepemimpinan juga harus mempertimbangkan
kekuasaan situasional seperti gaya yang diinginkan organisasi, ukuran dan kekompakan
kelompok, tekanan waktu dan lingkungan, sifat tugas kelompok yang dapat mempengaruhi
sikap kelompok. Kebanyakan manajer cenderung menggunakan gaya yang disukai
eksekutif puncak dari organisasi itu.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ARIEF BOWO PK,SE.MM


PENGANTAR MANAJEMEN
PEMIMPIN BUKAN PEMIMPIN
Memberikan inspirasi. Memaksa para pengikut.
Menyelesaikan pekerjaan danMenyelesaikan pekerjaan dengan
mengembangkan kemampuanjalan mengorbankan para
pengikutnya. pengikutnya.
Menerima tanggung jawab. Menanamkan perasaan takut pada
pihak pengikutnya melalui ancaman-
ancaman dan paksaan-paksaan.

Memperbaiki kegagalan dalam rangkaMenyatakan bahwa kesalahan


mencapai tujuan. terletak pada orang lain, apabila
terjadi kegagalan dalam hal mencapai
tujuan.

Managers Leaders

Do the right things


Change
Do things right Long-term
Status quo Ends
Short-term Architects
Means
Builders Inspiring &

Problem Solving Motivating

11.5.PENDEKATAN KONTINGENSI PADA KEPEMIMPINAN


Pendekatan kontingensi (contingency approach) merupakan pandangan bahwa
teknik manajemen yang paling baik memberikan kontribusi untuk pencapaian sasaran
organisasi mungkin bervariasi dalam situasi atau lingkungan yang berbeda. Pendekatan ini
dikenal juga sebgai pendekatan situasional. Pendekatan kepemimpinan situasional
(situational leadership theory) merupakan pendektan yang dikembangkan oleh Hersey

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ARIEF BOWO PK,SE.MM


PENGANTAR MANAJEMEN
and Blancard yang menguraikan bagaimana pemimpin harus menyesuaikan gaya
kepemimpinan mereka sebagai respon pada keinginan untuk berhasil dalam pekerjaan,
pengalaman, kemampuan, dan kemauan dari bawahan mereka yang terus berubah.
Berdasarkan gambar dari teori siklus kepemimpinan atau pendekatan situasional
terlihat bahwa hubungan antara seorang manajer dan bawahan melewati empat fase
berdasarkan perkembangan karyawan atau kedewasaan bawahan dan manjer perlu
mengubah gaya kepemimpinananya. Pada saat awal karyawan bersikap belum dewasa
perhatian pada tugas yang tinggi dengan hubungan yang rendah merupakan gaya paling
efektif. Karyawan harus diberi instruksi dalam tugas manajemen dan dibiasakan dengan
peraturan dan prosedur organisasi. Manajer yang tidak memberikan petunjuk akan
membuat karyawan baru kebingungan. Seiring karyawan mulai memahami
tugasnya,perhatian pada tugasa yang tinggi tetap penting karena karyawan belum mampu
berfungsi tanpa struktur. Kepercayaan pemimpin pada karyawan bertambah dan pemimpin
sudah lebih mengenal serta mengharapkan untuk mendorong usaha yang lebih baik
sehingga pemimpin perlu meningkatkan perhatian pada hubungan dengan karyawan.
Tahap berikutnya karyawan mempunyai kemampuan yang lebih besar dan motivasi
berprestasi yang terlihat, mereka mulai bersikap aktif untuk mencari tanggung jawab yang
lebih besar. Karyawan hanya sedikit memerlukan pengarahan tetapi pemimpin tetap
memerlukan hubungan yang tinggi untuk memberikan dukungan dan perhatian untuk
memperkuat niat karyawan dalam menerima tanggunga jawab yang lebih besar.
Pada fase terakhir atau keempat karyawan bersikap dewasa, menjadi lebih percaya
diri, bisa mengarahkan diri dan berpengalaman, peimpin dapat mengurangi jumlah
dukungan dan perhatian dan karyawan sudah tidak terlalu memerlukan atau mengharapkan
pengarahan dari manajernya, karyawan semakin mandiri. Model kepemimpina ini menjadi
perhatian organisasi karena merekomendasikan tipe kepemimpinan dinamis dan fleksibel,
bukan statis. Motivasi, kemampuan dan pengalaman karyawan harus terus menerus dinilai
untuk menentukan kombinasi gaya manajemen yang paling memadai atau efektif dengan
kondisi yang fleksibel dan berubah-ubah. Bila gaya yang diguinakan tepat akan membantu
mengembangkan karyawan dan pemimpin menjadi profesional.

11.6. Masa Depan Teori Kepemimpinan


Penelitian mengenai tingkah laku memimpin berkembang ke banyak arah. Salah satunya
tentang kepemimpinan transformasional atau karismatik. Fokus kepemimpinan yang
mutakhir adalah pemimpina transformasional atau karismatik, yaitu orang yang mempunyai
kemampuan untuk memimpin sebuah perusahaan lewat transformasi besar-besaran.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ARIEF BOWO PK,SE.MM


PENGANTAR MANAJEMEN
Penelitian mengenai tingkah laku dari orang yang mempunyai pengaruh luar biasa
pada organisasi menunjukkan pada beberapa pemimpin organisasi. Kelihatannya mereka
mempunyai karakteristik pribadi yang membuat mereka berbeda seperti Sukarno atau Lee
Lacocca eksecutive industri mobil chrysler corporation. Teori Bernard M Bass mengenai
kepemimpinan transformasional, membandingkan dua tipe tingkah laku kepemimpinan yaitu
transaksional dan transformasional. Pemimpin transaksional menetapkan apa yang harus
dilakukan bawahan untuk mencapai tujuan, mengklasifikasikan keperluan tersebut dan
membantu bawahan menjadi percaya diri bahwa mereka dapat mencapai tujuan tertentu.
Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang lewat visi dan energi pribadi
memberi inspirasi para pengikutnya dan mempunyai dampak besar pada organiasasi
mereka juga disebut pemimpin karismatik. Mereka memotivasi kita untuk berbuat lebih dari
apa yang sesungguhnya diharapkan dari kita, dengan meningkatkan arti penting dan nilai
tugas di mata kita dengan mendorong kita mengorbankan kepentingan kita sendiri demi
kepentingan tim, organisasi, atau kebijakan yang lebih besar. dan dengan menaikan tingkat
kebutuhan kita ke taraf yang lebih tinggi seperti aktualisasi diri.
Pemimpin transformasional mungkin berpotensi besar untuk memperbaharui
lembaga yang merosot dan membantu individu menemukan arti dan kegembiraan dalam
pekerjaa, tetapi mereka dapat menimbulkan bahaya besar kalau sasaran dan nilainya
bertentangan dengan pendirian dasar masyarakat beradab. Pandangan tentang perilaku
kepemimpinan memusatkan pada gaya (style) yang digunakan oleh pemimpin dalam
berhadapan dengan bawahan. Para peneliti menemukan dua gaya kepemimpinan: gaya
yang berorientasi kepada tugas dan gaya yang berorientasi kepada karyawan. Manajer
yang berorientasi kepada tugas (task oriented) mengarahkan dan mengawasi secara ketat
bawahannya untuk memastikan bahwa tugas dijalankan dengan memuaskan. Manajer yang
berorientasi kepada karyawan (employee-oriented) mencoba untuk memotivasi dan bukan
mengendalikan bawahan.

Penelitian di Universitas Ohio State dan Michigan


Penelitian telah mencoba untuk menentukan mana dari kedua gaya kepemimpinan
ini yang menghasilkan prestasi kelompok yang paling efektif. Para peneliti di Universitas
Ohio State mempelajari efektivitas dari perilaku kepemimpinan “struktur inisiasi” (orientasi
tugas) dan “pertimbangan” (orientasi karyawan). Diperkirakan bahwa tingkat turnover
karyawan paling rendah dan kepuasan karyawan paling tinggi di bawah pemimpin yang
dinilai tinggi dalam pertimbangan. Sebaliknya, pemimpin yang dinilai rendah dalam
pertimbangan dan tinggi dalam struktur inisiasi mempunyai tingkat keluhan dan turnover
karyawan yang tinggi.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ARIEF BOWO PK,SE.MM


PENGANTAR MANAJEMEN
Demikian pula, para peneliti di Universitas Michigan membedakan antara manajer
yang mengutamakan produksi (production-centered) dengan manajer yang mengutamakan
karyawan (employee-centered). Manajer yang mengutamakan produksi menetapkan
standar kerja yang kaku, mengatur tugas sangat terinci, dan secara ketat mengawasi kerja
bawahan mereka. Manajer yang mengutamakan karyawan mendorong partisipasi bawahan
dalam penetapan tujuan dan membantu memastikan prestasi tinggi dengan membangkitkan
kepercayaan dan hormat. Sehingga ditemukan bahwa kelompok kerja yang paling produktif
cenderung mempunyai pemimpin yang mengutamakan karyawan. Berikut ini studi ohio
mengenai kepemimpinan dapat kita lihat pada gambar berikut dimana sumbu Y (orientasi
pekerja) dan sumbu X (orientasi pekerjaan)

Tinggi Orientasi Pekerjaan Orientasi Pekerjaan dan


Rendah dan Orientasi Orientasi PekerjaTinggi
PekerjaTinggi

Orientasi Pekerjaan dan Orientasi Pekerjaan Tinggi


Orientasi Pekerja Rendah dan Orientasi Pekerja
Rendah

Rendah Tinggi

Kisi Manajerial dan Manajemen Sistem 4


Kisi Manajerial mengidentifikasikan selang perilaku manajemen atas dasar berbagai
cara yang membuat gaya berorientasi kepada tugas dan gaya yang berorientasi kepada
karyawan dapat berinteraksi satu sama lain.
Manajemen Sistem 4 adalah sistem kepemimpinan yang dikemukakan oleh Rensis
Likert yang menyertakan kategori gaya dasar dari orientasi kepada tugas dan orientasi
kepada karyawan, dan menyusun model efektivitas manajemen menjadi empat tingkat.
Manajer sistem 1 membuat semua keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan dan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ARIEF BOWO PK,SE.MM


PENGANTAR MANAJEMEN
memerintahkan bawahan untuk melaksanakannya. Manajer sistem 2 masih memberi
perintah-perintah, tetapi bawahan mempunyai kebebasan tertentu untuk mengomentari
perintah tersebut. Manajer sistem 3 menetapkan tujuan dan memberikan perintah umum
setelah membahasnya dengan bawahan.
Sistem 4 adalah sistem ideal dari Likert ke arah mana organisasi seharusnya
bekerja. Tujuan ditetapkan dan keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan dibuat oleh
kelompok. Adanya standar prestasi untuk memungkinkan penilaian diri oleh bawahan, dan
bukan sebagai alat bagi manajer untuk mengendalikan bawahan.
KEGIATAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN
Penyusunan rencana Perencanaan dan Penentuan Arah Kegiatan.
Penganggaran. Menyusun visi atau tujuan jangka
Penentuan rencana spesifikpanjang yang akan diraih oleh
dari kegiatan untuk organisasi serta strategi perubahan
pencapaian tujuan serta yang harus dilakukan.
mengalokasikan segala
sumber daya yang
dibutuhkan.
Membangun relasi Pengorganisasian dan Mengkomunikasikan visi kepada orang-
antar Penempatan orang serta membangun
manusia atau SDM. Menyusun struktur kerjasama dengan orang-orang yang
kelompok kerja untuk organisasi, siap untuk mewujudkan visi secara
merealisasikan prosedur kerja, tanggung bersama-sama
rencana jawab dari setiap bagian
organisasi serta metode
implementasi
Implementasi RencanaPengawasan dan Memotivasi dan Memberikan inspirasi.
Pemecahan Masalah. Peran yang dilakukan pada saat
Pada tahap implementasi implementasi adalah memotivasi orang-
tugas manajemen adalah orang yang telah sepakat bekerjasama
melakukan pengawasan untuk melakukan implementasi dari apa
dan pengendalian atas yang telah dibangun sebagai upaya
berbagai kendala yang pencapaian visi.
mungkin ditemui.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ARIEF BOWO PK,SE.MM


PENGANTAR MANAJEMEN
Hasil yang diperoleh Sesuatu yang telah Suatu perubahan yang akan mendukung
diperkirakan atau telah pencapaian visi.
ditargetkan sebelumnya.

DAFTAR BACAAN
 Chuck Williams, 2003, “Management”, Edisi Kedua,Thomson Learning, Bab 17.
 Erni & Kurniawan., 2006, “Pengantar Manajemen”, Edisi Pertama, Kencana, Bab 12.
 Hani Handoko,1999, Manajemen, BPFE, Yogyakarta
 Richard L. Daft, 2003, “Manajemen”, Edisi Kelima, Jilid II, Erlangga, Jakarta, Bab 16.
 Stoner,James A, Freeman,Edward, Gilbert Jr,Daniel, 1995, Management, Prentice Hall
Inc, Englewood Cliffs, New Jersey
 Sri Wiludjeng SP., 2007, “Pengantar Manajemen”, Edisi Pertaman, Graha Ilmu,
Yogyakarta, Bab 10.
 Kartini Kartono, 2006, “Pemimpin dan Kepemimpinan: apakah kepemimpinan abnormal
itu?”, Edisi I, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, Bab 15.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ARIEF BOWO PK,SE.MM


PENGANTAR MANAJEMEN

Anda mungkin juga menyukai