Anda di halaman 1dari 7

NAMA :

NIM :

NO PRESENSI :

MK TAP KELAS C :

HARI/TANGGAL :
PEMBAHASAN

Secara etimologi, kepemimpinan berasal dari kata dasar pemimpin. Dalam bahasa inggris,
leadership yang berarti kepemimpinan, dari kata dasar leader berarti pemimpin dan akart katanya
to lead yng terkandung berarti arti yang sling erat berhubungan adalah bergerak lebih awal,
berjalan di awal, mengambil langkah awal, berbuat paling dulu, memelopori, mengasahkan
mengarahkan pikiran pendapat orang lain, membimbing, menuntut dan menggerakkan orang lain
melalui pengaruhnya.

Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan sehingga


kemampuan pemimpin secara efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi. Maka, esensi
kepemimpinan adalah kepengikutan kemauan orang lain untuk mengikuti keinginan pemimpin.
Sudarwan Danim sendiri mendefinisikan kepemimpinan adalahsetiap tindakan yang dilakukan
oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau
kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya

Dari berbagai pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa kepemimpinan adalah


kemampuan seseorang dalam untuk mempengaruhi orang lain agar orang tersebut mau
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kepemimpinan telah dipelajari melalui berbagai cara yang berbeda-beda, tergantung pada
konsepsi kepemimpinan dan pilihan metodologi para penelitiannya. Sehingga studi
kepemimpinan hanya memperlakukan atau dihadapkan pada satu aspek yang sempit, seperti
pengaruh bawahan atau sifat pribadi atau perilaku. Makalah ini membahas terkait analisis
kepemimpinan berdasarkan teori perilaku dan teori penerimaan yang akan di uraikan sebagai
berikut:

A. ANALISIS KEPEMIMPINAN BERDASARKAN TEORI PERILAKU

Dalam penelitian mengenai perilaku pemimpin telah didominasi oleh suatu fokus pada
sejumlah kecil aspek dari perilaku. Kebanyakan studi mengenai perilaku kepemimpinan selama
periode tersebut menggunakan kuesioner untuk mengukur perilaku yang berorientasi pada tugas
dan yang berorientasi pada hubungan. Beberapa studi telah dilakukan untuk melihat bagaimana
perilaku tersebut dihubungkan dengan kriteria tentang efektivitas kepemimpinan seperti
kepuasan dan kinerja bawahan. Peneliti-peneliti lainnya menggunakan eksperimen laboratorium
atau lapangan untuk menyelidiki bagaimana perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan dan
kinerja bawahan.

Teori perilaku kepemimpinan (behavioral theory of leadership) ini  didasari pada


keyakinan bahwa pemimpin yang hebat merupakan hasil bentukan atau dapat dibentuk, bukan
dilahirkan (leader aremade, nor born). Berakar pada teori behaviorisme,teori kepemimpinan ini
berfokus pada tindakan pemimpin, bukan pada kualitas mental atau internal. Menurut teori ini,
orang bisa belajar untuk menjadi pemimpin, misalnya, melalui pelatihan atau observasi.

Dalam pendekatan perilaku ini memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola
tingkah laku, dan bukan dari sifat-sifat (traits) pemimpin. Alasannya sifat seseorang sukar untuk
diidentifikasi. Beberapa ahli berkeyakinan bahwa perilaku dapat dipelajari, hal ini berarti orang
yang dilatih dalam perilaku kepemimpinan yang tepat akan dapat memimpin secara efektif.
Namun demikian, keefektifan perilaku kepemimpinan ini dipengaruhi oleh beberapa variabel.
Jadi perilaku tidak mutlak menentukan keberhasilan suatu kepemimpinan.

Konsep perilaku kepemimpinan ini muncul karena menganggap bahwa konsep sifat
kepemimpinan tidak mampu menghasilkan kepemimpinan yang efektif, karena sifat sulit untuk
diidentifikasi. Yulk sebagaimana yang dikutip Marno dkk, menjelaskan bahwa perilaku
pemimpin terhadap bawahan ada 4 bentuk perilaku, yaitu:

1. ada yang lebih menekankan pada tugas


2. ada yang lebih mementingkan pada hubungan.
3. ada yang mementingkan kedua-duanya
4. ada yang mengabaikan kedua-duanya.

Perwujudan perilaku pemimpin dengan orientasi bawahan:


1. penekanan pada hubungan atasan-bawahan,

2. perhatian pribadi pimpinan pada pemuasan kebutuhan para bawahannya

3. menerima perbedaan-perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku yang terdapat


dalam diri dari para bawahan.

Pemimpin berusaha keras tidak menyakiti bawahannya. Penjabaran perilaku pemimpin


terhadap bawahan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1.  High-high berarti pemimpin tersebut memiliki hubungan tinggi dan orientasi tugas yang
tinggi juga.
2. High task-low relation, pemimpin tersebut memiliki orientasi tugas yang tinggi, tetapi
rendah hubungan terhadap bawahan.
3. Low task-high relation, pemimpin tersebut lebih mementingkan hubungan dengan
bawahan, dengan sedikit mengabaikan tugas. Teori ini disebut dengan Konsiderasi yaitu
kecenderungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan
bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti: membela bawahan, memberi
masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan
4. Low task-low relation, orientasi tugas lemah, hubungan dengan bawahan juga lemah.

B. KEPEMIMPINAN DALAM ADMINISTRASI

Kepemimpinan Administrasi dikaji dari kepemimpinan birokrasi berdasarkan aturan


(tertulis ataupun tidak) lalu legalitas (regulasi). Orang-orang dalam pemerintahan bekerja
berdasarkan aturan dan standar yang telah dibuat. Pemimpin memunculkan struktur dan
prosedur.

Manajer disebut sebagai pemimpin ketika menduduki jabatan dalam struktur organisasi.
Relasi antara pemimpin dengan yang dipimpin disebut sebagai peta jabatan. Manajer adalah
orang yang bertanggung jawab atas tercapainya tujuan organisasi.
Kepemimpinan dalam administrasi berperan sebagai berikut:

1. Menganalisis aktifitas-aktifitas dari para pemimpin pada organisasi yang efektif.


2. Fokus analisi ; yaitu menetapkan tanggung jawab dan tugas apa yang harus
dilaksanakan,tanpa memperhatikan siapa yang memegang posisi. Sehingga
teridentifikasinya uraian tugas pemimpin secara umum (job description)
3. Tujuan; yaitu memodifikasi arti dari aktifitas-aktifitas yang diamati dan untuk
mengidentifikasi persyaratan perilaku bagi kinerja yang efektif dari pekerjaan pemimpin.

KESIMPULAN

Teori perilaku kepemimpinan (behavioral theory of leadership)  didasari pada keyakinan


bahwa pemimpin yang hebat merupakan hasil bentukan atau dapat dibentuk, bukan dilahirkan
(leader aremade, nor born). Berakar pada teori behaviorisme, teori kepemimpinan ini berfokus
pada tindakan pemimpin, bukan pada kualitas mental atau internal. Menurut teori ini, orang bisa
belajar untuk menjadi pemimpin, misalnya, melalui pelatihan atau observasi.

Pendekatan kepemimpinan berdasarkan penerimaan menganggap bahwa kepemimpinan


merupakan kemampuan mempengaruhi perilaku para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka
mau dan mampu dan bahkan menyenangi bertindak sesuai dengan keinginan dan ahrapan
pimpinan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Agar pimpinan mampu mempengaruhi
perilaku para bawahannya, ia perlu mengenali karakteristik, kepentingan, kebutuhan,
kecenderungan perilaku dan kemampuan mereka.

Anda mungkin juga menyukai