Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Ekonomi Makro

KONSUMSI, INVESTASI & TABUNGAN


Dosen Pengampu: (bapak) Sunarji Harahap MM

Oleh:
Kelompok 6
1. Dwi Erlanda Anggara (0506202161)
2. Ilham Salim Siregar (0506202156)
3. Indah Pratiwi (0506202150)
4. Nailan Ni’mah Sinaga (0506202196)
5. Nurhadiah (0506202170)
6. Nurleli (0506202210)
7. Riau Rizki Harahap (0506202125)
8. Ulfah Amirah Khairi (0506202237)

MANAJEMEN
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim..

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan karunia dan hidayah sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas kelompok yang bapak berikan tepat waktu dan tanpa
kendala. Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak Sunarji
Harahap MM dengan matakuliah Ekonomi Makro. Selain itu, tugas ini diharapkan dapat
menambah wawasan maupun ilmu pengetahuan bagi pihak yang membaca.

Terima kasih kami ucapkan kepada bapak dosen Sunarji Harahap MM yang telah
memberikan arahan dan bimbingan terkait tugas makalah Ekonomi Makro. Tanpa bimbingan
dari beliau mungkin kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Selain daripada yang di atas, kami kelompok 6 menyadari bahwa makalah yang telah kami
selesaikan ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan maupun pemilihan
kata, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, 19 Desember 2021

Hormat kami,
Kelompok 6

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. KATA PENGANTAR


1.2. RUMUSAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN

2.1. KONSUMSI

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi

2. Teori Konsumsi

3. Fungsi Konsumsi

2.2. TABUNGAN

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tabungan

2.3. INVESTASI

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi

2. Teori Investasi

3. Pelaku Investasi

BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

3.2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Konsumsi adalah kegiatan membeli barang dan jasa untuk memuaskan keinginan, memiliki
dan menggunakan barang dan jasa tersebut. Perbandingan besarnya tambahan pengeluaran
konsumsi terhadap tambahan pendapatan adalah hasrat marjinal untuk berkonsumsi
(Marginal Propensity to Consume, MPC). Sedangkan besarnya tambahan tabungan terhadap
tambahan pendapatan dinamakan hasrat marjinal untuk menabung (Marginal to Save, MPS).
Pada pengeluaran konsumsi rumah tangga terdapat konsumsi minimum bagi rumah tangga
tersebut, yaitu besarnya pengeluaran konsumsi yang harus dilakukan walaupun tidak ada
pendapatan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ini disebut pengeluaran konsumsi otonom
(outonomous consumtion).

Konsumsi masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Dalam penelitian ini faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumsi yaitu PDRB, inflasi, suku bunga simpanan. Seperti yang kita
ketahui bahwa pendapatan, konsumsi dan tabungan memiliki hubungan yang erat. Tabungan
merupakan pendapatan seseorang yang tidak dibelanjakan, tabungan sangat dipengaruhi oleh
suku bunga. Orang akan membuat lebih banyak tabungan apabila tingkat bunga tinggi karena
lebih banyak bunga yang akan diperoleh. Pada tingkat bunga yang rendah orang tidak begitu
suka membuat tabungan di bank karena mereka merasa lebih baik melakukan pembelanjaan
konsumsi daripada menabung dan sebaliknya apabila suku bunga tinggi orang akan senang
menabung/menyimpan uang di bank dengan kompensasi tingkat bunga. Perubahan tingkat
bunga mempunyai dua efek yaitu efek substitusi (Substitution Effect) dan efek pendapatan
(Income Effect). Efek substitusi bagi kenaikan tingkat bunga adalah rumah tangga cenderung
menurunkan pengeluaran konsumsi dan menambah tabungan, sedangkan efek pendapatan
bagi kenaikan tingkat bunga adalah meningkatnya pengeluaran konsumsi dan mengurangi
tabungan. Efek totalnya tergantung dari mana efek yang lebih kuat (dominan). Kenaikan
tingkat bunga menghasilkan efek pendapatan mungkin lebih kuat daripada efek substitusi,
akibatnya rumah tangga cenderung menambah pengeluaran konsumsinya. Sebaliknya bagi
golongan miskin, kenaikan tingkat bunga menghasilkan efek substitusi lebih kuat dari efek
pendapatan, sehingga pada kondisi ini rumah tangga cenderung akan menabung lebih banyak.
Jadi, secara teoritis tidaklah mudah membuktikan kenaikan tingkat bunga menyebabkan
seseorang melakukan konsumsi lebih banyak atau lebih sedikit.

Tabungan dan Investasi merupakan indikator tingkat pertumbuhan ekonomi.


Negara berkembang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan sumber dana
yang besar, namun di lain pihak sumber dana mengalami kendala dalam pembentukan modal.
Depresiasi tajam nilai tukar rupiah, inflasi yang tinggi, menurunnya kepercayaan investor,
terjadi akibat dari krisis ekonomi Indonesia tahun 1997. Investasi Domestik untuk
biaya pembangunan bisa bersumber dari tabungan nasional dan pinjaman luar negeri, namun
karena keterbatasan pinjaman luar negeri, tabungan nasional menjadi hal yang utama. Saving
investment Gap yang melebar dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa pertumbuhan
investasi domestik, melebihi kemampuan dalam mengakumulasi tabungan nasional.

Bertitik tolak pada latar belakang masalah yang dipaparkan sebelumnya, maka penyusun
makalah ini akan membahas dan meneliti bagaimana konsumsi, investasi dan tabungan.
Dengan begitu diharapkan makalah ini dapat membatu pemahaman serta penambahan ilmu
kepada yang membaca.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Maka, rumusan masalah yang dapat dirangkum yaitu :

1. Apa itu Konsumsi dan faktor yang mempengaruhinya serta teori-teorinya?


2. Apa itu Tabungan dan faktor yang mempengaruhinya?
3. Apa itu Investasi, faktor yang mempengaruhi, teori dan siapa saja pelaku di
dalamnya?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. KONSUMSI

Pada dasarnya semua kegiatan ekonomi dapat dipilah menjadi dua bagian besar yaitu
kegiatan konsumsi dan kegiatan produksi. Kegiatan konsumsi merupakan pendorong utama
bagi kegiatan produksi, jadi konsumen merupakan perangsang bagi produsen untuk
memproduksi karena adanya permintaan (demand) yang ditimbulkannya. “Secara umum
dapat disimpulkan bahwa keinginan manusia mempunyai dua ciri. Ciri pertama keinginan
manusia beraneka ragam. Ciri kedua keinginan manusia tanpa batas.”1

Ada beberapa prinsip teori utilitas:

1. Barang (goods) yang dikonsumsi mempunyai sifat semakin banyak akan semakin
besar manfaatnya. Dengan demikian, jika sesuatu yang bila dikonsumsi semakin
banyak justru mengurangi kenikmatan hidup tidak dapat didefinisikan sebagai barang,
misalnya penyakit.
2. Utilitas adalah manfaat yang diperoleh seseorang karena ia mengonsumsi barang.
Dengan demikian utilitas merupakan ukuran manfaat (kepuasan) bagi seseorang
karena mengonsumsi barang. Keseluruhan manfaat yang diperoleh konsumen karena
mengonsumsi sejumlah barang disebut dengan utilitas total (total utility) Utilitas
marjinal (marginal utility) adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena
menambah satu unit konsumsi barang tertentu.
3. Pada teori Utilitas berlaku hukum pertambahan manfaat yang makin menurun yaitu
bahwa awalnya seseorang konsumen mengonsumsi satu unit barang tertentu akan
memperoleh tambahan utilitas (manfaat) yang besar, akan tetapi tambahan unit
konsumsi barang tersebut akan memberikan tambahan utilitas manfaat yang semakin
menurun, dan bahkan dapat memberikan manfaat negatif. Dengan kata lain, utilitas
marjinal mula-mula adalah besar, dan semakin menurun dengan meningkatnya unit
barang yang dikonsumsi.

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi

a. Faktor-Faktor Ekonomi

1
Sugiarto, et al..., Ekonomi Mikro, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2005, hal. 14
1. Pendapatan Rumah Tangga (household Income)

Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi.


Biasanya makin tinggi pendapatan, tingkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika
tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka
kebutuhan konsumsi menjadi semakin tinggi. Contoh : seseorang yang tadinya makan
nasi aking ketika mendapat pekerjaanqi yang menghasilkan gaji yang besar akan
meninggalkan nasi aking menjadi nasi beras rajalele. Orang yang tadinya makan
sehari dua kali bisa jadi 3 kali ketika dapat tunjangan tambahan dari pabrik.

2. Kekayaan Rumah Tangga (household wealth)

Yang tercakup dalam kekayaan rumah tangga adalah kekayaan riil (misalnya rumah,
tanah, dan mobil) dan finansial (deposito berjangka, saham dan surat - surat
berharga). Kekayaan-kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena
menambah pendapatan disposibel. Misalnya bunga deposito yang diterima tiap
bulannya dan deviden yang diterima tiap tahunnya menambah pendapatan rumah
tangga.

3. Tingkat Bunga (interest rate)

Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi konsumsi. Dengan tingkat bunga yang
tinggi, maka biaya ekonomi dari kegiatan konsumsi akan semakin mahal. Sedangkan
bagi mereka yang meminjam kenaikan tingkat bunga akan mengurangi konsumsi.
Tingkat bunga yang tinggi akan menyebabkan menyimpan uang di bank terasa lebih
menguntungkan ketimbang dikonsumsi. Jika tingkat bunga rendah yang terjadi adalah
sebaliknya.

4. Perkiraan Tentang Masa Depan (household expectation about the future)

Jika rumah tangga merasa masa depannya makin baik, mereka akan lebih leluasa
untuk melakukan konsumsi. Karenanya pengeluaran konsumsi cenderung meningkat.
Jika rumah tangga memperkirakan masa depannya jelek, mereka pun akan menekan
konsumsi.

5. Komposisi Penduduk.

Dalam suatu wilayah jika jumlah orang yang usia kerja produktif banyak maka
konsumsinya akan tinggi. Bila yang tinggal di kota ada banyak maka konsumsi suatu
daerah akan tinggi juga. Bila tingkat pendidikan sumber daya manusia di wilayah itu
7-tinggi maka biasanya pengeluaran wilayah tersebut menjadi tinggi.

6. Jumlah Penduduk.

Jika suatu daerah jumlah orangnya sedikit sekali maka biasanya konsumsinya sedikit.


Jika orangnya ada sangat banyak maka konsumsinya sangat banyak pula.

7. Kebiasaan Adat Sosial Budaya.

Suatu kebiasaan di suatu wilayah dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang.


Didaerah yang memegang teguh adat istiadat untuk hidup sederhana biasanya akan
memiliki tingkat konsumsi yang kecil. Sedangkan daerah yang memiliki kebiasaan
gemar pesta adat biasanya memiliki pengeluaran yang besar.

8. Gaya Hidup Seseorang.

Seseorang yang berpenghasilan rendah dapat memiliki tingkat pengeluaran yang


tinggi jika orang itu menyukai gaya hidup yang mewah dan gemar berhutang baik
kepada orang lain maupun dengan kartu kredit.

b. Faktor-Faktor Non Ekonomi

Faktor-faktor non ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi


daerah adalah faktor sosial budaya masyarakat. Misalnya berubahnya pola kebiasaan
makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain
yang dianggap lebih hebat.

Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap pengeluaran konsumsi, yaitu:

1. Distribusi pendapatan nasional.


Y tinggi - MPC rendah, Y rendah - MPC tinggi. Dengan tingkat pendapatan yang
sama besarnya konsumsi menjadi lebih besar bila dibandingkan dengan
sebelumnya, sebagai akibat adanya redistribusi pendapatan yang dilakukan oleh
pemerintah.
2. Banyaknya kekayaan masyarakat dalam bentuk alat-alat likuid,
3. Banyaknya barang-barang konsumsi tahan lama dalam masyarakat,
4. Mengurangi pengeluaran konsumsi masyarakat,
5. Menambah pengeluaran untuk konsumsi,
6. Barang-barang konsumsi terpakai lama umumnya harganya mahal,
7. Kebijaksanaan finansial perusahaan-perusahaan,
8. Kebijaksanaan perusahaan-perusahaan dalam pemasaran (bertambahnya
permintaan produk akan tercermin oleh bergesernya fungsi konsumsi ke atas),
9. Ramalan masyarakat akan adanya perubahan tingkat harga.2

2. Teori Konsumsi.

a. Teori Keynes (Keynesian Consumption Model)

Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini (current consumption) sangat dipengaruhioleh


pendapatan diposabel saat ini (current diposable income). Jika pendapatan disposabel
meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat.

b. Agio dari Von Bohm Bawerk.

Menurut Agio dan Von Bohm orang itu lebih suka menghargai barang-barang sekarang
daripada barang di kemudian hari.

c. Franco Modigliani.

Menurut teori ini pola pengeluaran konsumsi masyarakat mendasar kepada kenyataan bahwa
pola penerimaan dan pola pengeluaran konsumsi seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh
masa dalam siklus hidupnya.

d. James Dusenberry.

James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat


ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan yang pernah dicapainya. Pendapatan
berkurang, konsumen tidak akan mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Untuk
mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi terpaksa mengurangi besarnya tabungan.

3. Fungsi Konsumsi

2
http://www.ebooklibs.com/red.php?web=http://mukhyi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/fil
es/13282/PENGELUARAN+KONSUMSI.pdf
Menurut Keynes pengeluaran seseorang untuk konsumsi dipengaruhi oleh pendapatannya.
Semakin tinggi tingkat pendapatannya maka tingkat konsumsinya juga semakin tinggi.
Sejalan dengan pemikiran tersebut, kiranya mudah untuk dimengerti bahwa seorang yang
tingkat pendapatannya semakin tinggi, semakin tinggi pula tingkat tabungannya karena
tabungan merupakan bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan.

2.2. TABUNGAN

Tabungan merupakan bagian dari pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi.
Tabungan biasanya disimpan di bank dalam bentuk saving (tabungan ), demand deposit
(giro), dan deposit (deposito). Ada pula tabungan yang digunakan untuk mendapatkan aktiva-
aktiva keuangan atau fisik, misalnya saham, sebagai balas jasanya mendapatkan deviden,
bunga, dan penerimaan sewa.

1. Faktor yang Mempengaruhi Tabungan

1. Pendapatan Masyarakat
Pendapatan sangat berpengaruh terhadap tingkat tabungan. Semakin besar pendapatan
semakin besar dorongan untuk menabung sebagian dari pendapatan.
2. Tinggi rendahnya suku bunga
Tingkat suku bunga juga sangat berpengaruh terhadap tingkat tabungan karena
semakin tinggi tingkat suku bunga maka masyarakat akan semakin bersemangat untuk
menabung.
3. Kepercayaan terhadap bank
Apabila suatu bank tidak dipercaya maka tingkat tabungan akan menurun.
4. Kondisi perekonomian makro
Bila kondisi perekonomian tidak stabil, krisis ekonomi dan moneter terus
berlangsung, pengangguran cenderung meluas, masyarakat akan lebih memilih hal
yang utama sehingga mengakibatkan menurunnya tingkat konsumsi dan tabungan.
5. Hasrat untuk menabung
Hasrat untuk menabung atau marginal propensity to save (MPS) merupakan
kecenderungan tambahan untuk menabung.
6. Distribusi Pendapatan
7. Dana Pensiun
8. Tabungan dan kekayaan yang sudah ada
2.3. INVESTASI

Investasi adalah kegiatan penanaman modal untuk memperluas dan meningkatkan produksi
barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pelaksanaannya investasi
dapat dibedakan menjadi investasi bruto dan investasi neto.

a. Investasi Bruto

Investasi untuk meningkatkan kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa serta
investasi pembelian benda-benda modal mengalami penyusutan. Adapun yang termasuk
investasi bruto adalah pembelian barang-barang modal, seperti tanah, mesin-mesin industri,
kendaraan membangun pabrik, kantor, perumahan, dan pembelian bahan-bahan serta barang-
barang persediaan.

b. Investasi Neto

Investasi bruto dikurangi penyusutan selama satu tahun. Dilihat dari sudut apakah investasi
itu dipengaruhi oleh pendapatan nasional atau tidak, maka investasi dibagi 2 yaitu:
Autonomous Investment adalah investasi mandiri yang tidak dipengaruhi oleh pendapatan
nasional. Pada umumnya investasi ini dilakukan oleh pengusaha dan Induced Investment,
adalah investasi yang dipengaruhi adanya penanaman modal yang yang dipengaruhi oleh
pendapatan nasional. Makin tinggi pendapatan nasional makin besar jumlah investasi.

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi

a. Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah faktor yang sangat menentukan tinggi rendahnya investasi di
suatu negara. Negara yang pendapatan nasionalnya tinggi, maka tingkat investasinya juga
tinggi.

b. Tingkat Keuntungan

Setiap investor tentu mengharapkan keuntungan dari penanaman modal yang dilakukan.
Tinggi rendahnya keuntungan yang diharapkan akan mempengaruhi besar kecilnya investasi

c. Suku Bunga Pinjaman Bank

Pengusaha akan menanamkan modal nya disektor-sektor usaha yang akan mendatangkan
keuntungan bersih lebih tinggi daripada tingkat bank.

d. Perkiraan Situasi Perekonomian


Kondisi perekonomian yang stabil akan meningkatkan investasi, sebaliknya jika perkiraan
perekonomian masa depan suram, pendapatan masyarakat turun maka tingkat investasi akan
turun.

e. Perkiraan Keamanan

Keamanan, ketertiban, dan ketenangan sangat diperlukan dalam kehidupan perekonomian


dan pelaksanaan penanaman modal. Terjadinya kerusuhan sosial, pemberontakan,
pembakaran.Dan pembunuhan, perusakan sarana dan prasarana ekonomi mengakibatkan
investor ragu dalam melaksanakan penanaman modal.

f. Marginal Efficiency of Capital (MEC)

MEC merupakan kemampuan modal dalam induced investment bahwa meningkatnya


pendapatan masyarakat akan mendorong meningkatnya permintaan yang dibarengi dengan
kemampuan daya bell.

2. Teori Investasi

a. John Maynard Keynes

Berdasarkan teori klasik, terdapat 3 faktor penentu investasi yaitu biaya, pengembalian, dan
harapan atau peluang. Sedangkan berdasarkan teori investasi menurut Keynes keputusan
investasi itu diambil dengan membandingkan MEC dengan tingkat bunga riil (r).

MEC atau Marginal Efficiency of Capital adalah tingkat pengembalian ketika suatu proyek


mencapai titik impas (BEP) atau singkatnya, keuntungan yang diharapkan dari sebuah
investasi.

Ketika nilai MEC lebih besar dibandingkan tingkat bunga riil, maka sebuah investasi bisa
dilakukan. Tepat ketika nilai MEC sebanding dengan nilai r, maka tidak ada lagi penanaman
dana pada aset investasi yang memperoleh penghasilan.

Teori investasi menurut Keynes juga menyebutkan bahwa jumlah atau banyaknya investasi
tidak hanya bergantung pada pengembalian atau satu faktor saja, namun dipengaruhi juga
oleh biaya modal atau tingkat bunga. Investasi akan dikatakan menguntungkan hingga suatu
titik di mana nilai MEC dengan biaya modal ada pada tingkat yang sama.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi perusahaan berdasarkan teori


investasi Keynes adalah sebagai berikut.
1. Tingkat Optimisme dari Para Manajer
Ketika para manajer optimis tentang masa depan, maka mereka akan melakukan lebih
banyak investasi, sehingga ketika jumlah permintaan meningkat, keuntungan yang
mereka peroleh juga akan meningkat.
2. Tingkat Laju Pertumbuhan Ekonomi
Segala sesuatu yang mempengaruhi permintaan suatu barang, maka akan
mempengaruhi investasi. Begitu pula dengan laju pertumbuhan ekonomi. Biasanya,
ketika laju pertumbuhan ekonomi baik, maka permintaan akan barang dan jasa juga
akan baik.
3. Peningkatan Modal Saham Publik
Modal saham publik yang meningkat akan menyebabkan penurunan produk hasil
marjinal dan akan turut mengurangi nilai MEC. Produk hasil marjinal adalah output
tambahan yang akan diperoleh perusahaan dengan tambahan 1 unit modal.
4. Perubahan Teknologi
Jika perubahan teknologi yang terjadi menguntungkan, maka akan meningkatkan
jumlah investasi meski tingkat bunga tetap.
5. Perubahan Tingkat Bunga
Ekonomi yang memegang teori Keynesian percaya bahwa investasi sangat
dipengaruhi oleh keuntungan atau tingkat pengembalian, dan tidak terlalu dipengaruhi
oleh tingkat bunga. Bahkan meskipun terjadi perubahan besar pada tingkat bunga,
hanya akan memberikan sedikit pengaruh pada investasi.

Salah satu faktor yang mempengaruhi investasi berdasarkan teori investasi keynes yaitu


perubahan teknologi. Kini, teknologi sudah semakin maju dan jenis aset investasi pun
semakin beragam, contohnya adalah aset crypto.

3. Pelaku Investasi

a. Pemerintah (Public investment). Investasi yang dilakukan oleh pemerintah yang


bertujuan untuk menungkatkan kesejahteraan rakyat.

b. Swasta (private investment). Investasi yang dilakukan oleh pihak swasta dengan tujuan
utamanya yaitu untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan pendapatan.

c. Pemerintah dan Swasta. Investasi ini umunnya di lakukan pemerintah dan swasta luar
negeri, walaupun tetap ada investasi.
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Dari pembahasan atau materi yang telah dituliskan di atas, dapat diambil atau dirangkum
beberapa kesimpulan yaitu:

1. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa- jasa yang dilakukan oleh
rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari or ang yang melakukan
pembelanjaan tersebut.
2. Semakin besar pendapatan seseorang maka semakin banyak tingkat konsumsinya
pula, dan tingkat tabungannya pun akan semakin bertambah. Begitu pula sebaliknya
apabila tingkat pendapatan seseorang semakin kecil, maka seluruh pendapatannya
digunakan untuk konsumsi sehingga tingkat tabungannya nol.
3. Pendapatan suatu negara terdiri atas dua hal, yaitu:(1). Pendapatan Perseorangan
(Y=C+S) dan (2). Pendapatan Perusahaan (Y=C+I). Apabila pendapatan berubah,
maka perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap konsumsi dan tabungan
4. Konsumsi adalah di bawah prediksi, Tabungan adalah lebih tinggi dari yang
diramalkan implikasinya
5. Fungsi konsumsi Keynes adalah fungsi konsumsi jangka pendek, ia tidak
mengeluarkan fungsi konsumsi jangka panjang.

3.2. SARAN

Sebagai warga yang tentunya kita akan berperilaku sebagai konsumen ada baiknya
memahami bagaimana Konsumen, tabungan dan Investasi berkaitan. Karena akan sangat
bermanfaat bagi diri kita sendiri. Kemudian dengan berakhirnya makalah ini, diharapkan
kritik dan saran yang membangun dengan penggunaan kalimat/kata-kata yang tidak
menyinggung hati. Adapun tujuan dari kritik dan saran yang akan kami terima yaitu untuk
sebagai pelajaran dalam penyempurnaan makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Triyono dan Teddy Chandra. 2016, Esensi Ekonomi Makro. Sidoarjo: Zifatama Publisher.

Sugiarto. 2005. Ekonomi Mikro, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

http://www.ebooklibs.com/red.php?
web=http://mukhyi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/13282/PENGELUARAN+KONS
UMSI.pdf

Anda mungkin juga menyukai