Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

Etika dan Hukum


Bisnis

Perizinan dan Dunia Bisnis

Tatap Muka Kode Mata Kuliah: F1119013


Fakultas: Ekonomi dan Bisnis
Program Studi: Manajemen
14 Disusun Oleh: RINA KURNIAWATI, SHI, MH

ABSTRAK TUJUAN
Modul ini akan membahas Mampu memahami dan
tentang perizinan dalam menjelaskan perihal
dunia bisnis perizinan dalam dunia bisnis

2020 Etika dan Hukum Bisnis


2 RINA KURNIAWATI, SHI, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Definisi
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para pelaku bisnis dalam menjalankan
bisnisnya yang banyak berhubungan dengan konsumen dan berhubungan dengan berbagai
hal-hal yang dilarang dalam menjalankan bisnis baik dalam membuat perjanjian bisnis atau
menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Sebab semua bisnis yang dijalankan tersebut adalah
bisnis yang sehat dan saling mengutungkan untuk semua pihak dan salah satunya binis akan
dijalankan dengan memenuhi semu hal-hal yang berhubungan dengan perizinan, seperti:
Pertama, Pelaku bisnis harus mengerti dengan baik tentang hal-hal yang berhubungan
dengan perizinan dan bagaimana mangurus hal-hal yang berhubungan dengan perizinan.
Kedua, perusahaan harus menghormati apa yang diatur dalam perizinan dan mamfaat
perusahaan yang berjalan dengan memenuhi apa yang di isyaratkan oleh perizinan, untuk
menjamin berkembanganya perusahaan sesuai dengan UU Perizinan Usaha Peruhaan dan
perizinan yang lainya yang diperlukan.

Perizinan Usaha, Legalitas dan Dokumen Perusahaan


1. Perizinan
2. Bentuk Legalitas Perusahan
3. Nama Perusahaan
4. SIUP
5. Wajib Daftar Perusahaan
6. Dokumen Perusahaan

Peran Perizinan

Perizinan dalam era pembangunan yang terus- menerus berlansung ternyata amatlah penting
untuk ditingkatkan, apalagi dalam globalisasi dan indutrialisasi. Oleh karena untuk mendukung
akan perkembangan dunia usaha dalam era globalisasi dalm dunia industry, sangat
dibutuhkan suatu perizinan yang jelas secara hukum, dengan izin yang jelas dan berkekuatan
hukum akan memberikan perkembangan bagi dunia usaha yang memproleh izin tersebut dan
sebagai dunia usaha yang merupakan penumpukan modal, teknologidan sumber daya
manusia akan berusaha dan berkembang dalam kondisi yang nyaman.

2020 Etika dan Hukum Bisnis


3 RINA KURNIAWATI, SHI, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Dalam proses industrialisasi sekarang ini, minimal ada 5 (lima) peran yang menjadi prioritas
agar dunia bisnis dapat berkembang dengan cepat dan mantap, yaitu :
1. Untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.
2. Meningkatkan lapangan kerja dan nilai tambah.
3. Meningkatkan eksport.
4. Menhemat devisa.
5. Mendorong penggunaan teknologi.

Masalah Perizinan Dunia Usaha Bisnis

Perizinan dalam bidang bisnis sangat memegang peranan penting, sebab dunia usaha tidak
akan pernah ada dan berkembang tanpa berhubungan dengan perizinan yang berhubunga
dengan hokum dan izin berfungsi karena dunia usaha membutuhkannya. Masalah perizinan
dan pemberian kemudahan dalam berusaha harus mampu menciptakan iklim usaha yang
bergairah. Dengan adanya Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang tercantum dalam UU
No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, diharapkan gairah dalam dunia bisnis
bisa semangkin kearah yang positif.
Dalam proses industrilisasi sekarang ini, minimal ada 5 ( lima ) peran yang menjadi prioritas
agar dunia bisnis dapat berkembanga dengan cepat dan mantap, yakni :
1. Untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.
2. Meningkatkan lapangan kerja dan nilai tambah.
3. Meningkatkan ekspor
4. Menghemat devisa.
5. Mendorong penggunaan teknologi.

Tolak Ukur Setiap Perizinan yang Dikeluarkan

1. Perlunya dikurangi jumlah perizinan yang harus dimiliki pengusaha sehingga benar-benar
diperlukan saja yang diberikan izin.
2. Perlunya disederhanakan persyaratan administrative dengan mengurangi jumlah dan
menghindari pengurangan persyaratan yang sealur dalam rangkaian perizinan yang
bersangkutan.
3. Perlunya diberikan jangka waktu yang cukup panjang sehingga dapat memberikan
jaminan bagi kepastian dan kelansungan usaha.

2020 Etika dan Hukum Bisnis


4 RINA KURNIAWATI, SHI, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
4. Perlu dikurangi bila perlu meringankan dan menghilangkan sama sekali biaya pengurusan
perizinan.
5. Perlu disederhanakan tata cara pelaporan, sehingga satu laporan dapat dipergunakan
untuk memenuhi kebutuhan berbagai departemen/instansi pemerintah, baik dipusat
maupun didaerah.
6. Perlunya dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan perizinan dibidang usaha, dan
ditekankan agar penerima izin dapat diwajibkan untuk memberikan laporan paling bayak
satu kali setiap satu semester (enam bulan).
7. Perlunya dilakukan penerbitan terhadap pelaksanaan perizinan yang menyangkut
personel sesuai dengan ketentuan perundang-undangan kepegawaian, termasuk tuntutan
ganti rugi, disiplin pegawai negeri dan tuntutan pidana.

Dalam masalah perizinan dunia bisnis, secara umum dapat dikatakan ada 4 (empat) masalah
yang terkait, yaitu :
1. Adanya bentuk dan jenis izin yang diselegarakan umumnya secara bertahap, yang diawali
dengan “letter of intent” untuk mendapatkan izin prinsip yang kemudian dikenal dengan
adanya izin sementara, izin tetap dan izin perluasan.
2. Adanya bidang kegiatan industry dalam pemberian izinnya dibedakan antar bidang yang
dikelola oleh departemen-departemen seperti perindustrian, pertanian, pertambangan,
dan energi, serta departemen-departemen lainnya.
3. Adanya badan hukum yang dipersyaratkan dalam perizinan sehingga terdapat berbagai
kemungkinan badan hukum berdasrkan ketentuan hukum yang berbeda seperti: KUHD,
UUPMA, UUPMDN dan sebagainya.
4. Dibidang perdagangan pada dasrnya izin diterbitkan oleh departemen perdagangan,
namun dipersyaratkan pula untuk mendapat rekomendasi dari departemen terkait,
sehingga jalurnya menjaji lebih panjang.

Menurut kepres No. 53 Tahun 1988, disebutka bahwa ada beberapa kegiatan usaha yang
tidak dikenakan ketentuan wajib daftar perusahaan, yaitu :
1. Usaha atau kegiatan yang bergerak diluar bidang perekonomian dan sifat serta tujuannya
tidak semata-mata mencari keuntungan dan atau laba.
2. Bidang-bidang usaha seperti :

2020 Etika dan Hukum Bisnis


5 RINA KURNIAWATI, SHI, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
a. Pendidikan Formal dalam segala jenis dan jenjang yang diselenggarakan oleh
siapapun.
b. Pendidikan Non Formal yang dibina oleh pemerintah dan diselenggarakan bersama
oleh masyarakat serta dalam bentuk badan usaha.
c. Notaris.
d. Penasihat hukum.
e. Praktek Perorangan dokter dan praktek berkelompok dokter.
f. Rumah Sakit.
g. Klinik Pengobatan.

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah jati diri yang dipakai oleh perusahaan atau
badan usaha untuk menjalankan usahanya secara sah. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
dlihat dari segi besarnya modalnya ada beberapa jenis perusahaan, yaitu :
1. Perusahaan kecil
Perusahaan yang mempunyai modal atau kekayaan bersih kurang dari 25 (dua puluh
lima) juta rupiah. Selain dari segi modal ada beberapa ketentuan untuk mengkategorikan
suatu perusahaan yang tergolong kecil :
a. Tidak berbadan hukum dan umumnya dilakukan oleh perorangan.
b. Diurus dan dijalankan sendiri oleh pemiliknya, dan
c. Keuntungan semata-mata untuk menambah biaya hidup.
Disamping itu, badan usaha yang dibebaskan dari Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
adalah :
a. Cabang/perwakilan badan usaha yang dalam menjalankan kegiatan bisnisnya
mempergunakan SIUP Kantor Pusat.
b. Badan Usaha yang telah mendapatkan izin dari departemen teknis terkait dengan
badan usahanya, berdasrkan peraturan perundang-undangan lai yang berlaku dan
tidak melakukan perdagangan.
c. Perusahaan/ badan usaha yang berkaitan dengan penanaman Modal Dalam Negeri.
d. Badan Usaha milik Negara, yaitu Perusahaan Perseroan (Persero) dan Perusahaan
Umum (Perum).
e. Perusahaan kecil perorangan.

2020 Etika dan Hukum Bisnis


6 RINA KURNIAWATI, SHI, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Yang dimaksud denga perusahaan kecil perorangan adalah perusahaan yang
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a) Tidak merupakan badan hukum atau persekutuan.
b) Diurus, dijalankan atau dikelola oleh pemiliknya atau dengan mempekerjakan
anggota keluarganya yang terdekat.
c) Keuntungan perusahaan benar-benar hanya sekedar untuyk memenuhi
keperluan nafkah hidup sehari-hari pemiliknya.
d) Setiap usaha dagang berkeliling, pedagang pinggir jalan atau pedagang kaki
lima.

2. Perusahaan Menengah
Perusahaan yang mempunyai modal atau kekayaan bersih berkisar antara 25 (dua puluh
lima) juta rupiah sampai dengan 100 (seratus) juta rupiah. Perusahaa Menengah
diharuskan memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dengan harus mangajukan
permohonan ke Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten. Jangka waktu SIUP
untuk perusahaan menengah adalah tidak terbatas dalam arti SIUP untuk perusahaan
menengah adalah tidak terbatas, dalam arti SIUP nya berlaku sampai masa berdirinya
perusahaan menengah tersebut.

3. Perusahaan Besar
Perusahaan yang mempeunyai modal atau kekayaan bersih di atas 100 (seratus) juta
rupiah. Perusahaan besar harus memiliki Surat izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang
dimohonkan ke Dinas Perdagangan dan Perindustrian provinsi. Jangka Waktu SIUP untuk
perusahaan jenis ii adalah 5 tahun, dan dapat diperpanjang.
Perusahaan yang memiliki SIUP mempunyai 3 (tiga) kewajiban yang harus dilaksanakan,
yaitu sebagai berikut :
1. Wajib lapor apabila tidak melakukan lagi kegiatan perdagangan atau menutup
perusahaan disertai pengembalian SIUP, mengenai pembukuan cabang/perwakilan
perusahaan, atau mengenai penghentian kegiatan atau penutupan
cabang/perwakilan perusahaan.
2. Wajib memberikan data/informasi mengenai kegiatan usahanya apabila diperlukan
oleh menterei atau penjabat yang berwenang.

2020 Etika dan Hukum Bisnis


7 RINA KURNIAWATI, SHI, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
3. Wajib membayar uangan jaminan dan biaya administrasi perusahaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Izin Usaha Industri

Perizinan dibidang industry telah diatur secara khusu dengan Peraturan Pemerintah No.13
Tahun 1987, Tetang Izin Usaha Industri, dimana pada penjelasannya disebutkan bahwa dalam
rangka pencapaian pertumbuhan industry, aspek perizinan akan ikut memainkan peranan
yang amat penting. Dengan menyadari akan perannya, aspek perizinan harus mampu
memberikan motivasi yang dapat mendorong dan menarik minat para investor untuk
menanamkan modalnya di sektor industri.
Industri yang dimaksud menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian adalah kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang
jadi menjadi barang denga nilai yang lebih tinggi nilai untuk penggunaannya, termasuk
kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

Perizinan memang merupakan salah satu kebijaksanaan yang apabila dipergunakan secara
efisien akan merupakan alat yang efktif untuk menggerakkan perkembangan dunia usaha
dibidang yang benar-benar mendukung pembenagunan. Karenanya system perizinan dapat
dimamfaatkan antara lain untuk menhindari pemborosan atau penyalahgunaan dana.

Ada 2 (dua) macam izin industry, yaitu sebagai berikut :


1. Izin Tetap, yaitu izin usaha industry yang diberikan secara defenitif kepada perusahaan
industry yang telah berproduksi secara komersial . Izin tetap ini berlaku untuk seterusnya
selama perusahaan industry yang bersangkutan berproduksi.
2. Izin Perluasan, yaitu izin usaha industry yang diberia kepoada perusahaan industry yang
melakukan penambahan kapasitas dari/ atau jenis produk atau komoditi yang telah
diizinkan.

Perusahaan yang telah memproleh izin usaha industri, dibebani 3 (tiga) kewajiban, yaitu
berikut :

2020 Etika dan Hukum Bisnis


8 RINA KURNIAWATI, SHI, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
1. Melaksanakan upaya keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam serta
pencegahan timbulnya kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan hidup akibat
kegiatan industry yang dilakukan.
2. Melaksanakan upaya yang menyangkut keamanan dan keselamatan alat, proses serta
hasil produksinya termasuk pengangkutannya, dan keselamatan kerja.
3. Melaksanakan upaya hubunga dan kerja sama antar para pengusaha nasional untuk
mewujudkan keterkaitan yang saling menguntungkan.

Izin usaha industry dapat dicabut apabila perusahaan melakukan hal-hal seperti :
1. Melakukan perluasan, tanpa memiliki izin perluasan.
2. Tidak menyampaikan informasi atau informasi tersebut tidak mengandung kebenaran.
3. Melakukan pemindah tangankan hak dan pemindahan lokasi usaha industri tanpa
persetujuan dari Mentri Perindustrian atau mentri lainnya yang mempunyai kewenangan
penaturan, pembinaan dan pengembangan industri.
4. Tidak dipenuhi ketentuan dalam perizinan.

Perizinan Menurut Undang-Undang Gangguan (UUG)

Salah satu izin yang menjadi problema dunia usaha adalah mengenai izin Undang-Undang
Gangguan yang bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada warga/penghuni di sekitar
lokasi suatu usaha. Sebab tidak jarang sekali suatu tempat usaha ditutup oleh pemerintah
(pemerintah daerah) hanya karena usaha tersebut diprotes oleh waga masyarakat sekitarnya.
Masyarakat tidak pernah memberikan persetujuan kepada pengelola tempat usaha tersebut.

Kewajiban Pendaftaran

Setiap perusahaan wajib didaftarkan dalam Daftar Perusahaan, khususnya perusahaan yang
berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilayah Negara Republik Indonesia menurut
ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku, termasuk didalamnya kantor
cabang, kantor pembantu, anak perusahaan serta agen dan perwakilan dari perusahaan itu
yang mempunyai wewenang untuk mengadakan perjanjian, baik perusahaan berbentuk
Persekutuan, Perorangan, Badan hukum (termasuk Koperasi) atau perusahaan lainnya.

2020 Etika dan Hukum Bisnis


9 RINA KURNIAWATI, SHI, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Penyelenggaraan Daftar Perusahaan

Mentri yang bertanggungjawab di bidang perdagangan dan perindustrian berwenang dan


bertanggung jawab dalam penyelenggaraan Daftar Perusahaan. Guna melaksanakan
tanggung jawab tersebut Mentri harus menetapkan tempat-tempat kedudukan dan susunan
kantor-kantor pejabat yang berwenang untuk melakukan pendaftaran perusahaan serta tata
cara penyelenggaraan Daftar Perusahaan.
Pejabat yang berwenang untuk melakukan pendaftaran perusahaan dalam jangka waktu 3
(tiga) bulan setelah menerima formulir pendaftaraan yang telah diisi, diharuskan untuk segera
menetapkan pengesahaan atau penolakan.

Merek

Merek Menurut Pasal 1 UU no. 15 Taun 2001: Merek adalah tanda berupa gambar, susunan
warna, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda, dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Syarat dan Tata Cara Permohonan Menurut Pasal 7 UU No. 15 Tahun 2001:

1. Permohonan diajukan tertulis dalam bahasa Indonesia, untuk merek bahasa asing atau di
dalamnya terdapat huruf selain huruf Latin wajib disertai terjemahannya dalam bahasa
Indonesia.
2. Permohonan ditandatangani pemohon atau kuasanya dengan dilampiri bukti pembayaran
biaya.
3. Permohonan untuk dua kelas barang atau lebih dan / atau jasa dapat diajukan dalam satu
permohonan yang diatur dengan peraturan pemerintah. Dalam surat permohonan harus
dicantumkan:
a. Tanggal, bulan, dan tahun;
b. Nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat pemohon;
c. Nama lengkap dan alamat kuasa apabila permohonan mengajukan merek melalui
kuasa;
d. Warna-warna apabila merek yang dimohonkan pendaftarannya menggunakna unsur-
unsur warna;

2020 Etika dan Hukum Bisnis


10 RINA KURNIAWATI, SHI, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
e. Nama negara dan tanggal permintaan merek yang pertama kali dalam hal
permohonan diajukan dengan Hak Prioritas.

Pemeriksaan Kelengkapan persyaratan permohonan akan diperiksa oleh Direktur Jenderal.


Jika ada kekuranganpersyaratan, akan diberikan waktu dua bulan untuk melengkapinya sejak
tanggal pengiriman. Bilasudah lengkap, akan diberikan tanggal penerimaan pada surat
permohonan. Selanjutnya, dalam jangkawaktu paling lama tiga puluh hari sejak tanggal
penerimaan, surat akan kepada pemeriksa untukdilakukan pemeriksaan substantif, yaitu suatu
pemeriksaan yang menyangkut apakah permohonanpendaftaran merek tersebut termasuk
merek yang tidak dapat didaftar dan termasuk permohonan yang harus ditolak.
Menurut Pasal 5 UU No. 15 Tahun 2001, merek tidak dapat didaftar apabila merek
tersebutmengandung salah satu unsur:
1. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama,
kesusilaan, atau ketertiban umum.
2. Tidak meiliki daya pembeda.
3. Telah menjadi milik umum.
4. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya.

Menurut Pasal 6, permohonan harus ditolak jika merek:


1. Terdapat persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan :
Merek orang lainyang sudah terdaftar terlebih dahulu untuk barang dan/atau jasa yang
sejenis :
a. Merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan jasa sejenis; dan
b. Indikasi-geografis yang sudah terkenal.

2. Merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto dan nama badan hukum tang
dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulus yang berhak.
3. Merupakan tiruan, menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau
simbol atau emblem negara, lembaga nasional maupun internasioanal, kecuali atas
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.
4. Merupakan tiruan atau menyerupai tanda, cap, atau stempel resmi yang digunakan oleh
negara atau lembaga pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang

2020 Etika dan Hukum Bisnis


11 RINA KURNIAWATI, SHI, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
berwenang. Jika permohonan tersebut memiliki salah satu unsur di atas, maka akan
diberitahukan secaratertulis kepada pemohon bahwa mereknya tidak dapat didaftar atau
ditolak. Pemohon dapatmengajukan keberatan dalam jangka waktu tiga puluh hari atas
penolakan tersebut. Jika keberatanditerima, maka pengumuman akan dilakukan.
Sedangkan jika tidak diterima, maka aka ditetapkan suratkeputusan penolakan tentang
permohonan pendaftaran.

Pengumuman Menurut Pasal 25 UU No. 15 Tahun 2001, pengumumam dilakukan dengan


mencantumkan:
1. Nama dan alamat lengkap pemilik merek dan kuasanya.
2. Kelas dan jenis barang dan/atau jasa bagi merek yang dimohonkan pendaftarannya. c.
Tanggal penerimaan.
3. Nama negara dan tanggal penerimaan pendaftaran merek yang pertama kali dalam hal
permohonan diajukan dengan hak prioritas.

Contoh merek. Pengumuman harus berlangsung selama tiga bulan dan dilakukan dengan:
1. Menempatkannya dalam Berta Resmi Merek yang diterbitka secara berkala oleh
Direktorat Jenderal; dan/atau
2. Menempatkannya pada sarana khusus yang dengan mudah serta jelas dapat dilihat oleh
masyarakat, yang disediakan oleh Direktorat Jenderal.

Keberatan dan Sanggahan atas Pendaftaran Merek Berdasarkan Pasal 24 UU No. 15 Tahun
2001, setiap pihak dapat mengajukan keberatan selamajangka waktu tiga bulan terhadap
merek secara tertulis, dengan alasan serta disertai bukti yang kuat. Terhadap hal tersebut
dapat dilakukan pemeriksaan kembali. (Pasal 26) Direktorat Jenderal harus mengirimkan
salinan surat keberatan kepada pemohon dalam jangkawaktu empat belas hari sejak
diterimanya keberatan, dan pemohon harus membalas surat tersebutdisertai sanggahan
dalam jangka waktu paling lama dua bulan,

Sertifikat Merek Sertifikat merek diberikan kepada orang atau badan hukum yang mengajukan
permohonanpendaftaran selambat-lambatnya 30 hari sejak merek didaftar di dalam Daftar
Umum Merek (DUM), sertifikat merek juga memuat jangka waktu berlakunya merek, menurut
ketentuan Pasal 28 adalah 10tahun sejak tanggal penerimaan dan dapat diperpanjang.

2020 Etika dan Hukum Bisnis


12 RINA KURNIAWATI, SHI, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Perpanjangan tersebut dilakukan 12 bulansebelum berakhirnya jangka waktu merek tersebut
dan diperpanjang untuk jangka waktu yang sama, yaitu 10 tahun. Sertifikat tersebut memuat :
a. Nama dan alamat lengkap pemilik atau kuasanya merek yang didaftar;
b. Tanggal pengajuan dan tanggal penerimaan;
c. Nama negara dan tanggal permohonan yang pertama kali apabila permohonan tersebut
diajukan dengan menggunakan Hak Prioritas;
d. Etiket merek yang didaftar;
e. Kelas dan jenis barang dan/atau jasa yang mereknya didaftar;
f. Jangka waktu berlakunya merek.

SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

Dikeluarkan berdasarkan domisili pemilik atau penanggung jawab perusahaan. Bagi


pemilikperusahaan yang berdomisili di luar tempat kedudukan perusahaan maka ia harus
menunjukpenanggung jawab/ kuasa berdasarkan domisili yang dikuatkan dengan KTP di
tempat SIUP diterbitkan.
1. Tata Cara dan Prosedur Mengajukan SIUP Pemilik/penanggung jawab perusahaan harus
mengisi dan menandatangani SPI dan melampirinyadengan dokumen-dokumen sebagai
berikut:
a. Salinan/copy Surat Pendirian Perusahaan/Akte Notaris dan pengesahan dari
Departemen Kehakiman atau instansi yang berwenang bagi perusahaan berbadan
hokum.
b. Salinan/copy Surat Pendirian Perusahaan/Akte Notaris yang terdaftar pada
Pengadilan Negeri bagi perusahaan yang berbentuk persekutuan.
c. Salinan/copy Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemerintah Daerah bila
diwajibkan oleh UU Gangguan/Hinder Ordonnantie (HO) dan bagi yang tidak
disyaratkan cukup dengan Surat Keterangan Tempat Usaha dari pejabat setempat.
d. Copy KTP pemilik pemilik/penanggung jawab perusahaan.
e. Pas foto dua lembar ukuran 3 x 4 dari pemilik/pengurus perusahaan.
f. Copy bukti pembayaran Uang Jaminan dan Biaya Administrasi. No Golongan Usaha
Perdagangan Uang Jaminan Uang Administrasi.
 Perusahaan Dagang Kecil Rp 5.000 - Rp 10.000

2020 Etika dan Hukum Bisnis


13 RINA KURNIAWATI, SHI, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
 Perusahaan Dagang Menengah Rp 40.000 - Rp 30.000
 Perusahaan Dagang Besar Rp 70.000 - Rp 60.000.

Daftar Pustaka
Agoes, S. dan Ardana, I.C. 2009. Etika Bisnis dan Profesi. Salemba Empat: Jakarta.
Arijanto, A. 2014. Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis. Edisi 3. PT Rajagrafindo Persada: Depok-
Jawa Barat.
Bertens, K. 2000. Pengatar Etika Bisnis. Kanisius: Yogyakarta.
Fahmi, I. 2013. Etika Bisnis, Teori, Kasus dan Solusi. Alfabeta: Bandung.
Fuady, M. (2005). Pengantar Hukum Bisnis. PT Citra Aditya Bakti: Bandung.
Keraf, A.S. 2010. Etika Bisnis. Kanisius: Yogyakarta.
Nugroho, A. dan Arijanto, A. 2015. Etika Business (Business Ethic) dan Implimentasi. IPB
Press: Bogor.
Muhaimin. 2011. Perbandingan Praktik Etika Bisnis. Pusaka Pelajar: Yogyakarta.
Subekti, R. (1970). Hukum perjanjian. Pembimbing Masa : Jakarta.
Setiaji, B. 2006. Etika Bisnis. Mup-Mus: Surakarta.
Weiss, J.W. 2002. Business Ethics: Stakeholders and Issues Management Approach. 3e.
Thomson: Canada.

2020 Etika dan Hukum Bisnis


14 RINA KURNIAWATI, SHI, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
2020 Etika dan Hukum Bisnis
15 RINA KURNIAWATI, SHI, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai