Anda di halaman 1dari 13

RESUME PERIZINAN USAHA

DISUSUN OLEH :

NAMA MAHASISWA :
ARIEF FATHURRAHMAN (7203142022)
PUTRI GLORYA TAMBUNAN (7203142001)
RIZKI NURHIDAYAH (7202442003)
RIZQA AMALLIA HARAHAP (7201142005)

DOSEN PENGAMPU :
ANDRI ZAINAL, SE., MSi., Ph.D., Ak., CA., CMA, A-CPA
RINI HERLIANI, SE., MSi., Ak.

MATA KULIAH : HUKUM BISNIS


PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
A. PENDAHULUAN
Saat ini masyarakat banyak yang mulai memiliki kesadaran untuk memiliki bisnis atau
usaha sendiri. Keberadaan usaha itu sendiri bisa meningkatkan perekonomian diri sendiri dan
orang lain. Terlebih jika usaha yang dijalankan menciptakan lapangan kerja. Namun
menjalani suatu usaha tidak hanya memerlukan modal saja tetapi juga harus mengurus
perizinan usaha. Perizinan ini merupakan satu hal yang cukup penting dan tidak boleh
dilupakan oleh pelaku usaha. Setiap usaha yang dijalankan membutuhkan perizinan dari
instansi yang berwenang. Namun terlebih dahulu harus mengetahui pengertian dan juga
jenis-jenisnya.Demikian pula dalam dunia usaha atau dunia bisnis, perizinan jelas memegang
peranan yang sangat penting, bahkan bisa dikatakan perizinan dan pertumbuhan dunia usaha
bisa dikatakan merupakan dua sisi mata uang yang saling berkaitan. Dunia usaha tidak akan
berkembang tanpa adanya izin yang jelas menurut hukum, dan izin berfungsi karena dunia
usaha membutuhkannya. Dengan perkataan lain, dunia usaha akan berkembang bila izin yang
diberikan mempunyai satu kekuatan yang pasti, sehingga perizinan dan dunia usaha dapat
bekerja dalam kondisi yang nyaman.

Dengan adanya izin, seseorang atau badan hukum dapat mempunyai serangkaian hak dan
kewajiban yang membuatnya dapat menikmati dan mengambil maanfaat untuk keuntungan
usahanya. Namun demikian pemerinyah dapat pula mengambil langkah pertimbangan
keterbatasan dan jasa kestabilan untuk memelihara persaingan usaha yang sehat dengan
membatasi pemberian izin usaha.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Perizinan dalam Dunia Bisnis

Definisi Izin Usaha menurut Online Single Submission (OSS) adalah izin yang


diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri, pimpinan lembaga, gubernur,
atau bupati/wali kota setelah Pelaku Usaha melakukan pendaftaran.

Sedangkan pengertian perizinan berusaha adalah persetujuan yang diperlukan Pelaku


Usaha untuk memulai dan menjalankan usaha dan diberikan dalam bentuk persetujuan yang
dituangkan dalam bentuk surat/keputusan setelah Pelaku Usaha tersebut memenuhi semua
persyaratan yang telah ditentukan.Perizinan dalam arti luas adalah suatu persetujuan dari

2
penguasa berdasarkan undang-undang. Perizinan dalam arti sempit adalah pembebasan,
dispensasi dan konsesi. Secara garis besar hukum perizinan adalah hukum yang mengatur
hubungan masyarakat dengan Negara dalam hal adanya masyarakat yang memohon izin. Izin
merupakan perbuatan Hukum Administrasi Negara bersegi satu yang diaplikasikan dalam
peraturan berdasarkan persyaratan dan prosedur sebagaimana ketentuan perundang-
undangan.

2. Masalah Pengaturan Perizinan


Masalah perizinan dan pemberian kemudahan dalam berusaha harus mampu menciptakan iklim
usaha yang bergairah. Kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi yang dilakukan terhadap
dunia usaha merupakan salah satu cara, maka salah satu langkah yang cukup menunjang adalah
dengan diberikan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) seperti yang ada di dalam UU No. 3
Tahum 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.
Masalah perizinan dalam dunia bisnis, bisa meliputi perizinan disektor pemeritahan umum,
sektor agraria, sektor perindustrian, sektor usaha/perdagangangan, sektor pariwisata, sektor
pekerjaan umum, sektor pertanian, sektor kesehatan, sektor sosial dan sektor-sektor lainnya.
Pemerintah telah mengeluarkan peraturan yaitu Inpres No.5 Tahun 1984 tanggal 11 April 1984
tentang Pedoman penyelenggaraan dan Pengendalian Perizinan di bidang usaha. Dikeluarkan
pedoman ini dimaksudkan guna menujang berhasilnya pelaksanaan pembangunan yang
bertumpu pada trilogi pembangunan yaitu pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, stabilitas
nasioanal yang sehat dan dinamis, serta pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya. Lampiran
Inpres No.5 Tahun 1984 terdiri dari 9 pasal, dan terdapat 7 hal penting yang menjadi tolak ukur
setiap perizinan yang akan dikeluarkan, yaitu :
 Perlunya dikurangi jumlah perizinan yang harus dimiliki pengusaha, sehingga yang benar-
benar diperlukan saja diberikan izin.
 Perlunya disederhanakan persyaratan administrasi dengan mengurangi jumlah dan
menghindari pengurangan persyaratan yang sealur dalam rangakian perizinan yang
bersangkutan.
 Perlunya diberikan jagka waktu yang cukup panjang, sehingga dapat memberi jaminan bagi
kepastian dan kelangsungan usaha.
 Perlunya dikurangi bila perlu meringankan dan menghilangkan sama sekali biaya pengurusan
perizinan.

3
 Perlunya disederhanakan tata cara pelaporan, sehingga satu laporan dapat dipergunakan
untuk memenuhi kebetuhan berbagai departemen/instansi pemerintah, baik di pusat maupun
di daerah.

Dalam masalah perizinan dunia bisnis, secara umum dapat dikatakan ada 4 masalah yang
terkait, yaitu sebagai berikut :

 Adanya bentuk dan jenis izin yang diselenggarakan umumnya secara bertahap, yang
diawali dengan letter of intent untuk mendapatkan izin prinsip yang kemudian dikenal
dengan adanya izin sementara, izin tetap, dan izin perluasan.
 Adanya badan hukum yang dipersyaratkan dalam perizinan sehingga terdapat berbagai
kemungkinan badan hukum berdasarkan ketentuan hukum yang berbeda seperti KUHD,
UUPMA, UUPMDN, dan sebagainya.
 Adanya bidang kegiatan industri yang dalam pemberian izinnya dibedakan antara bidang
yang dikelola oleh departemen-departemen seperti perindustrian, pertanian,
pertambangan dan energi, serta departemen-departemen lainya.
 Dibidang perdagangan pada dasarnya izin diterbitkan oleh departemen perdangan, namun
dipersyaratkan pula untuk mendapat rekomendasi dan depatemen terkait, sehingga
jalurnya menjadi lebih panjang.
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

SIUP adalah izin operasional bagi perusahaan / badan yang melakukan suatu kegiatan usaha di
bidang perdagangan, contohnya kegiatan jual beli barang/jasa.SIUP untuk perdagangan jasa
mencakup penyediaan jasa dan sewa-menyewa. Sedangkan SIUP untuk perdagangan barang
hanya mencakup kegiatan jual beli barang yang tidak memerlukan proses pengolahan atau
produksi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan RI No.46/2009, SIUP diwajibkan bagi setiap usaha
dengan kekayaan bersih di atas Rp 50 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha).
Namun usaha dengan kekayaan bersih di bawah Rp 50 juta dapat mengajukan SIUP jika pelaku
usaha menghendaki, misalnya dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mendapatkan
pinjaman.

4
Hal pertama yang perlu Anda ketahui, kepemilikan SIUP bagi pelaku usaha perdagangan
merupakan sebuah kewajiban. Dasar hukumnya adalah:

 Peraturan Menteri Perdagangan No. 36/M-DAG/PER/9/2007 Tentang Penerbitan


Surat Izin Usaha Perdagangan
 Peraturan Menteri Perdagangan No. 46/M-DAG/PER/9/2009 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 36/M-DAG/PER/9/2007
 Peraturan Menteri Perdagangan No. 39/M-DAG/PER/12/2011 Tentang Perubahan
Kedua Atas Permendag 36/M-DAG/PER/9/2007
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 07/M-DAG/PER/2/2017 Tahun 2017 Tentang
Perubahan Ketiga Atas Permendag 36/M-DAG/PER/9/2007

Sesuai dengan Permendag RI No.46/2009, pelaku UKM bisa mengajukan SIUP dengan kategori
sebagai berikut:

 SIUP MIKRO: yang dapat diberikan kepada Perusahaan Perdagangan Mikro, dengan
modal dan kekayaan bersih seluruhnya tidak lebih dari Rp. 50 Juta.
 SIUP KECIL: wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal dan kekayaan
bersih (netto) seluruhnya sebesar Rp. 50 Juta sampai dengan Rp. 500 Juta, tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha
 SIUP MENENGAH: wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal dan
kekayaan bersih (netto) seluruhnya sebesar Rp. 500 Juta sampai dengan Rp. 10 Miliar,
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
 SIUP BESAR: wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal dan kekayaan
bersih (netto) seluruhnya lebih Rp. 10 Miliar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha

Contoh usaha yang membutuhkan SIUP sebagai izin operasional antara lain:

 Terkait jual beli barang: usaha toko seperti toserba, toko oleh-oleh, toko sembako, toko
pakaian, elektronik, alat telekomunikasi, dll.
 Terkait usaha sewa menyewa: usaha rental komputer/warung internet, co-working space
yang menyewakan ruang bekerja atau rapat, rental mobil, dll

5
 Terkait usaha jasa: jasa konsultan, jasa penempatan tenaga kerja, jasa fotokopi atau
percetakan, jasa pengepakan, fotografi, pengelolaan gedung, call center, kebersihan
umum,dll

 Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

Surat Izin Tempat Usaha atau SITU merupakan legalitas yang diberikan oleh badan
hukum setempat kepada perseorangan, perusahaan maupun badan untuk memperoleh tempat
usaha. Pembangunan tempat usaha ini diatur dan disesuaikan dengan tata ruang wilayah
tersebut.Surat ini dibuat untuk menyatakan bahwa badan usaha, perusahaan atau tempat
usaha tersebut menjalankan usaha yang sudah sesuai dengan ketentuan tata ruang wilayah di
sekitar lokasi usaha. Selain itu, surat izin ini juga dapat digunakan untuk penanaman modal
di tempat usaha atau perusahaan tersebut. 

SITU sendiri memiliki dasar hukum yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam bentuk Peraturan
Daerah atau Perda. Peraturan daerah tersebut juga telah mengatur tentang tata cara sistem untuk
mendapatkan SITU.Kemudian perlu diperhatikan, karena dasar hukumnya adalah Peraturan Daerah,
maka peraturan setiap daerah untuk membuat situ bisa jadi berbeda.

Tata cara untuk membuat SITU terbilang cukup mudah, berikut prosedur untuk mengurus SITU dan
syarat perpanjangannya

 Mengisi formulir SITU dengan melampirkan keterangan izin surat tertulis dari tetangga
kanan, kiri, depan, dan belakang. Izin tersebut dalam bentuk tanda tangan dan menyatakan
tidak keberatan dengan adanya usaha yang akan dijalankan oleh orang yang membuat SITU
tersebut.
 Meminta pengesahan terhadap formulir permohonan SITU yang diketahui oleh pejabat
kelurahan dan kecamatan setempat untuk memperkuat izin SITU (Surat Izin Tempat Usaha)
tersebut.
 Setelah izin SITU tersebut sudah diketahui oleh lurah dan camat setempat, maka selanjutnya
adalah formulir permohonan SITU tersebut diurus ke kota madya atau kabupaten setempat
untuk memperoleh SITU.
 Membayar izin usaha tersebut dan mendaftar ulang.
 Selesai

6
4. Perizinan Lembaga Pembiayaan

Lembaga Pembiayaan merupakan salah satu badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Ketentuan yang mengatur mengenai tatacara
pendirian dan perizinan mengenai lembaga pembiayaan ini telah diatur dalam keputusan menteri
keuangan No.125 /KMK.103/ 198.

Jenis-Jenis Lembaga Pembiayaan

 Perusahaan Pembiayaan ialah suatu badan usaha yang khusus didirikan untuk
melakukan Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang, Pembiayaan Konsumen, atau usaha
Kartu Kredit.
 Perusahaan Modal Ventura yaitu sebuah badan usaha yang melakukan usaha
pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima
bantuan pembiayaan (investee Company) untuk jangka waktu tertentu dalam
bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan
atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha, dan
 Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur yakni salah satu badan usaha yang didirikan
khusus untuk melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana pada proyek
infrastruktur.

Fungsi Lembaga Pembiayaan

Membantu masyarakat mulai dari golongan ekonomi menengah kebawah supaya kedepanya
terlepas dari jerat rentenir. Rentenir ini akan memberikan pinjaman dengan presentase bunga
yang cukup besar serta tidak membatasi untuk masyarakat golongan menengah kebawah saja,
namun bisa dipakai dalam bisnis yakni pengembangan infrastruktur.

Dasar hukum:

Menimbang :

a. bahwa pengelolaan sumber pembiayaan pembangunan oleh Lembaga Pembiayaan perlu


diarahkan untuk dapat lebih menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi;
b. bahwa Lembaga Pembiayaan sebagai salah satu bentuk usaha dibidang lembaga keuangan
mempunyai peranan penting dalam pengelolaan sumber pembiayaan pembangunan;

7
c. bahwa berhubung dengan itu dipandang perlu untuk menetapkan Ketentuan dan Tata Cara
Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan dalam Keputusan Menteri Keuangan.

Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian (Lembaran Negara


Tahun 1967 Nomor 23,Tambahan Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 2832);
2. Keputusan Presiden Nomor 44 dan 45 Tahun 1974 juncto Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun
1980 tentang Pokok-pokok Organisasi Departemen;
3. Keputusan Presiden Nomor : 64/M Tahun 1988, tentang Pembentukan Kabinet Pembangunan V;
4. Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan;
5. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor Kep-38/MK/IV/1/1972 tentang Lembaga Keuangan
yang telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 562/KMK.011/1982.

Perizinan di bidang industri

Izin Usaha Industri (IUI) adalah izin operasional yang diberikan kepada setiap orang atau badan
untuk melakukan kegiatan usaha bidang Industri yang mengolah suatu bahan baku menjadi suatu
produk dengan komposisi dan spesifikasi baru.Menurut Peraturan Pemerintah No.107/2015, IUI
wajib bagi setiap pelaku usaha industri dan diklasifikasikan menurut skala usaha (yakni IUI
Kecil, IUI Menengah dan IUI Besar). Terkait izin usaha di Indonesia, Kementerian Industri telah
mengeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian 30/2019 yang mulai berlaku efektif pada 18
Oktober 2019. Peraturan ini diterbitkan sebagai revisi dari Peraturan 15/2019, dengan
menyederhanakan persyaratan proses Penerbitan Izin Usaha Industri dan Izin Ekspansi dibawah
Kerangka Kerja Layanan Perizinan Usaha Terintegrasi Elektronik untuk bisnis-bisnis di
Indonesia. kegiatan usaha industri merupakan kegiatan mengolah bahan baku dan/atau
memanfaatkan sumber daya Industri untuk tujuan sebagai berikut

 menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi; dan/atau
 menyediakan jasa industri.

IUI menjadi suatu keharusan dalam memenuhi kelengkapan administrasi yang sering
dipersyaratkan dalam berbagai kerjasama bisnis, baik itu yang terkait dengan penggalangan
tambahan modal, kontrak pembelian bahan baku, kontrak penjualan produk, uji kualitas, dan
sebagainya. Selain itu, IUI adalah salah satu syarat untuk mendapatkan Izin Edar BPOM, yang
merupakan izin edar untuk produk pangan, kosmetik, dan obat-obatan.

8
Dasar Hukum

 Undang-Undang No.3/2014 tentang Perindustrian.


 Peraturan Pemerintah No.13/1995 tentang Izin Usaha Industri.
 Peraturan Pemerintah No.38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
 Peraturan Pemerintah No.107/2015 tentang Izin Usaha Industri.
 Peraturan Presiden No.44/2016 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang
Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.
 Peraturan Menteri Perindustrian No.41/2008 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian
Izin Usaha

5. Perizinan Menurut Undang-Undang Gangguan (UUG)

zin Gangguan atau Hinder Ordonnantie (HO) adalah perizinan dari Pemerintah Kota yang
wajib dimiliki setiap pelaku usaha yang tempat atau kegiatan usahanya dapat menimbulkan
gangguan, bahaya, ketidaknyamanan, atau kerugian tertentu bagi masyarakat di sekitarnya.
Bentuk-bentuk gangguan dapat berupa suara, keramaian, aroma, atau kegiatan yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai sosial masyarakat setempat (contoh; klub malam, bar atau bentuk
usaha lain yang berpotensi menimbulkan gangguan). Izin UUG sebetulnya bertujuan untuk
memberikan perlindungan kepada warga/penghuni disekitar lokasi suatu usaha. Sebab tidak
jarang terjadi suatu tempat usaha ditutu oleh pemerintah (pemerintah daerah) hanya karena
usaha tersebut diprotes oleh warga masyarakat sekitarnya. Masyarakat tidak pernah
memberikan ersetujuan kepada pengelola tempat usaha tersebut.

Dasar Hukum

 Undang-Undang Gangguan (Hinderordonnantie) S. 1926-226.


 Peraturan Menteri Dalam Negeri No.27/2009 tentang Pedoman Penetapan Izin
Gangguan di Daerah.
 Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No.19/2017 tentang Pencabutan Peraturan
Menteri Dalam Negeri No.27/2009 tentang Pedoman Penetapan Izin Gangguan di Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No.22/2016 tentang

9
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No.27/2009 tentang Pedoman Penetapan
Izin Gangguan di Daerah.Unduh disini

6. Studi Kasus

Kasus Suap Perizinan sedang marak terjadi diberbagai wilayah, utamanya terjadi di
daerah perkotaan maupun kabupaten. Hal ini sering terjadi karena perizinan, termasuk alih
fungsi lahan, menjadi otorisasi pemerintah daerah, dalam hal ini bupati atau Wali kota. Dan
hal ini sering dipersulit untuk memperoleh surat perizinan maupun alih fungsi lahan, Sejauh
ini masih terjadi praktik biaya tinggi, yang memungkinkan pengajuan surat perizinan
dibebankan biaya yang tinggi.

Dalam kasus ini sungguh merasa dirugikan pengaju surat perizinan tersebut, hal ini juga
bisa mengakibatkan lesunya investasi yang terjadi di suatu wilayah kota / kabupaten karena
surat perizinan dagang/usahanya dipersulit oleh pemerintah setempat. Apalagi jika harus
melihat lagi, para pemilik usaha pun juga malas untuk mengurus surat perizinan mendirikan
suatu badan usaha/ dagang. Seharusnya ada itikad baik dari pemerintah setempat untuk
memberikan pelayanan yang optimal bagi para pengurus surat perizinan.

Adapun saran yang bisa kami berikan kepada pemerintah atas kasus kasus yang terjadi diatas
adalah

 Perlunya dikurangi bila perlu meringankan dan menghilangkan sama sekali biaya
pengurusan perizinan
 Perlunya dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan perizinan di bidang usaha, untuk
menghindari tindak aksi penyuapan
 Perlunya disederhanakan persyaratan administrasi dengan mengurangi jumlah
persyaratan, tetapi sesuai dengan ketentuan.

Dalam kasus ini intinya, kepala pemerintahan daerah (bupati/walikota) harus mampu
menjadi pemimpin yang bijak dan arif dalam hal surat perizinan, tidak malah untuk
mempersulit keluarnya surat perizinan. Sehingga tindak suap menyuap surat perizinan tidak
terjadi lagi. Dan perlunya pengurangan biaya pengurusan surat perizinan, ataupun
meniadakan biaya surat perizinan, sehingga tidak ada lagi kasus suap surat perizinan.

10
Investasi di daerah akan semakin meningkat dan mengakibatkan perekonomian akan
berkembang pesat.

7. Kesimpulan

Untuk mendirikan suatu usaha, kita perlu mengurus izin usaha perdagangan tersebut.
Dengan adanya izin maka seseorang atau badan hukum dapat mempunyai serangkaian hak
dan kewajiban yang membuatnya dapat menikmati dan mengambil manfaat untuk
keuntungan usahanya. Dalam kasus tersebut pemerintah jangan mempersulit dalam
pengurusan izin usaha agar tidak terjadi kasus suap – menyuap.

11
REFERENSI
https://www.pengadaan.web.id/2019/10/izin-usaha.html

https://www.researchgate.net/publication/336717705_HUKUM_PERIZINAN

http://beststoryofme.blogspot.com/2014/11/makalah-hukum-perizinan-kasus-analisa.html

https://www.gresnews.com/berita/tips/97029-hukum-izin-usaha/

http://hestitrimulyani09.blogspot.com/2017/04/masalah-perizinan-dunia-bisnis.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Izin_Usaha_Perdagangan

https://bukukas.co.id/blog/2020/08/12/surat-izin-tempat-usaha-situ-pengertian-syarat-dan-cara-
pembuatannya/

https://www.hukumonline.com/

https://www.legalitas.co.id/urus-undang-undang-gangguan-uugho/

https://www.ukmindonesia.id/baca-izin/690

https://www.rumah.com/panduan-properti/surat-izin-usaha-pengertian-jenis-persyaratan-dan-
cara-membuatnya-26080

https://www.ukmindonesia.id/baca-izin/245

https://www.ukmindonesia.id/baca-izin/7#:~:text=Izin%20Usaha%20Industri%20(IUI)
%20adalah,dengan%20komposisi%20dan%20spesifikasi%20baru.

https://www.ortax.org/

12
13

Anda mungkin juga menyukai