Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/336717705

HUKUM PERIZINAN

Article · October 2019

CITATIONS READS

0 10,206

1 author:

Dwi nova Yanti


Universitas Sriwijaya
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

HUKUM PAJAK View project

All content following this page was uploaded by Dwi nova Yanti on 22 October 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


HUKUM PERIZINAN
NAMA : DWI NOVA YANTI SITORUS
NIM : 02011281722144
MATA KULIAH : HUKUM PERIZINAN (A)
DOSEN : MUHAMMAD ZAINUL ARIFIN, SH., M.H
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

I. Pendahuluan
Peranan perizinan dalam era pembangunan yang etrus-menerus berlangsung ternyata
amatlah penting untuk terus ditingkatkan, apalagi dalam era globalisasi dan industrialisasi.
Kita melihat bahwa semua pembangunan yang dijalankan tiada maksud lainselain untuk
membawa perubahan dan pertumbuhan dan pertumbuhan yang fundamental dimana sektor
industri akan menjadi dominan yang ditunjang oleh sektor pertanian yang tangguh.
Demikian pula dalam dunia usaha atau dunia bisnis, perizinan jelas memegang peranan
yang sangat penting, bahkan bisa dikatakan perizinan dan pertumbuhan dunia usaha bisa
dikatakan merupakan dua sisi mata uang yang saling berkaitan. Dunia usaha tidak akan
berkembang tanpa adanya izin yang jelas menurut hukum, dan izin berfungsi karena dunia
usaha membutuhkannya. Dengan perkataan lain, dunia usaha akan berkembang bila izin yang
diberikan mempunyai satu kekuatan yang pasti, sehingga perizinan dan dunia usaha dapat
bekerja dalam kondisi yang nyaman.
Dengan adanya izin, seseorang atau badan hukum dapat mempunyai serangkaian hak dan
kewajiban yang membuatnya dapat menikmati dan mengambil maanfaat untuk keuntungan
usahanya. Namun demikian pemerinyah dapat pula mengambil langkah pertimbangan
keterbatasan dan jasa kestabilan untuk memelihara persaingan usaha yang sehat dengan
membatasi pemberian izin usaha. Bedasarkan latar belakang tersebut, maka makalah ini
memilih judul “ Hukum Perizinan “.

II. Pembahasan
1. Pengertian Perizinan dalam Dunia Bisnis
Hukum perizinan adalah merupakan bagian dari Hukum Administrasi Negara. Adapun
yang dimaksud dengan perizinan adalah melakukan perbuatan atau usaha yang sifatnya
sepihak yang berada di bidang Hukum Publik yang berdasarkan wewenang tertentu yang
berupa penetapan dari permohonan seseorang maupun Badan Hukum terhadap masalah yang
dimohonkan.
Pengertian izin menurut definisi yaitu perkenan atau pernyataan mengabulkan. Sedangkan
istilah mengizinkan mempunyai arti memperkenankan, memperbolehkan, tidak melarang.
Secara garis besar hukum perizinan adalah hukum yang mengatur hubungan masyarakat
dengan Negara dalam hal adanya masyarakat yang memohon izin. Perizinan dalam arti luas
adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang. Perizinan dalam arti
sempit adalah pembebasan, dispensasi dan konsesi.1
Secara garis besar hukum perizinan adalah hukum yang mengatur hubungan masyarakat
dengan Negara dalam hal adanya masyarakat yang memohon izin. Izin merupakan perbuatan
Hukum Administrasi Negara bersegi satu yang diaplikasikan dalam peraturan berdasarkan
persyaratan dan prosedur sebagaimana ketentuan perundang-undangan.

2. Masalah Pengaturan Perizinan


Masalah perizinan dalam dunia bisnis, bisa meliputi perizinan disektor pemeritahan
umum, sektor agraria, sektor perindustrian, sektor usaha/perdagangangan, sektor pariwisata,
sektor pekerjaan umum, sektor pertanian, sektor kesehatan, sektor sosial dan sektor-sektor
lainnya.
Pemerintah telah mengeluarkan peraturan yaitu Inpres No.5 Tahun 1984 tanggal 11 April
1984 tentang Pedoman penyelenggaraan dan Pengendalian Perizinan di bidang usaha.
Dikeluarkan pedoman ini dimaksudkan guna menujang berhasilnya pelaksanaan
pembangunan yang bertumpu pada trilogi pembangunan yaitu pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi, stabilitas nasioanal yang sehat dan dinamis, serta pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya. Lampiran Inpres No.5 Tahun 1984 terdiri dari 9 pasal, dan terdapat 7 hal
penting yang menjadi tolak ukur setiap perizinan yang akan dikeluarkan, yaitu :
1. Perlunya dikurangi jumlah perizinan yang harus dimiliki pengusaha, sehingga yang benar-
benar diperlukan saja diberikan izin.
2. Perlunya disederhanakan persyaratan administrasi dengan mengurangi jumlah dan
menghindari pengurangan persyaratan yang sealur dalam rangakian perizinan yang
bersangkutan.
3. Perlunya diberikan jagka waktu yang cukup panjang, sehingga dapat memberi jaminan bagi
kepastian dan kelangsungan usaha.
4. Perlunya dikurangi bila perlu meringankan dan menghilangkan sama sekali biaya
pengurusan perizinan.
5. Perlunya disederhanakan tata cara pelaporan, sehingga satu laporan dapat dipergunakan
untuk memenuhi kebetuhan berbagai departemen/instansi pemerintah, baik di pusat
maupun di daerah.
6. Perlunya dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan perizinan di bidang usaha, dan
ditekankan agar penerima izin dapat diwajibkan untuk memberikan laporan paling banyak
satu kali setiap satu semester(enam bulan)
7. Perlunya dilakukan penerbitan terhadap pelaksanaan perizinan yang manyangkut personel
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan kepegawaian, termasuk tuntutan ganti rugi,
displin pegawai negeri dan tuntutan pidana.
Dalam masalah perizinan dunia bisnis, secara umum dapat dikatakan ada 4 masalah yang
terkait, yaitu sebagai berikut :
1. Adanya bentuk dan jenis izin yang diselenggarakan umumnya secara bertahap, yang
diawali dengan letter of intent untuk mendapatkan izin prinsip yang kemudian dikenal dengan
adanya izin sementara, izin tetap, dan izin perluasan.

1
Hukum perizinan kasus analisa,blogspot
2. Adanya badan hukum yang dipersyaratkan dalam perizinan sehingga terdapat berbagai
kemungkinan badan hukum berdasarkan ketentuan hukum yang berbeda seperti KUHD,
UUPMA, UUPMDN, dan sebagainya.
3. Adanya bidang kegiatan industri yang dalam pemberian izinnya dibedakan antara bidang
yang dikelola oleh departemen-departemen seperti perindustrian, pertanian, pertambangan
dan energi, serta departemen-departemen lainya.
4. Dibidang perdagangan pada dasarnya izin diterbitkan oleh departemen perdangan, namun
dipersyaratkan pula untuk mendapat rekomendasi dan depatemen terkait, sehingga jalurnya
menjadi lebih panjang.
Berkaitan dengan masalah perizinan diatas, maka untuk memperoleh izin itu sendiri, biasanya
diperlukan persyaratan yang selalu megacu pada 5 hal seperti :
a) syarat untuk mendapat izin;
b) bobot kegiatan usaha yang dikaitan dengan izinyang diberikan;
c) berbagai persyaratan penopangnya yang terkait dengan dampak pemberian izin
bersangkutan;
d) berbagai hak dan manfaat yang dapat digunakan oleh penerima izin; dan
e) penerima izin diharuskan untuk memenuhui kewajiban, sesuai degan pengarahan
pemerintah, misalnya untuk peningkatan ekspor, penyediaan lapangan kerja, menjadi bapak
angkat, mendorong golongan ekonomi lemah, koperasi, pencegahan pencemaran, dan
sebagianya.
Menurut Keppres No. 53 Tahun 1988, disebutkan adanya beberapa kegiatan usaha yang tidak
dikenakan ketentuan wajib daftar perusahaan, yaitu sebagai berikut :
1. usaha atau kegiatan yang bergerak diluar bidang perekonomian dan sifat serta tujuannya
tidak semata-mata mencari keuntungan dan/ atau laba.
2. Bidang-bidang usaha seperti:
a) pendidikan formal dalam segala jenis dan jenjang yang di selenggarakan oleh siapa pun;
b) pendidikan nonformal yang dibina oleh pemerintah dan diselenggarakan bersama oleh
masyarakat serta dalam bentuk badan usaha;
c) notaris;
d) penasihat umum;
e) praktik perorangan dokter dan praktirk berkelompok dokter;
f) rumah sakit;
g) klinik pengobatan.

3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)


Surat izin usaha perdagangan atau disingkat SIUP adalah surat izin untuk dapat
melaksanakan kegiatan perdagangan. Dasar hukum untuk mendapatkan SIUP adalah UU No.
3 tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan, yang menyebutkan bahwa suatu perusahaan
wajib didaftarkan dalam jangka waktu 3 bulan setelah perusahaan mulai menjalankan
usahanya.
Untuk melaksanakan ketentuan diatas, khususnya ketentuan menegenai izin, telah
dikeluarkan keputusan Menteri Perdagangan Nomor: 1458/Kp/XII/84 tanggal 19 desember
1984 tentang Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Dalam Keputusan Menteri tersebut
disebutkan bahwa setiap perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan diwajibkan
memiliki SIUP. Untuk memperoleh SIUP ini, perusahaan terlebih dahulu wajib mengajukan
surat permohonan izin (SPI) yang dapat diperoleh secara Cuma Cuma pada kantor wilayah
Departemen Perdagangan atau Kantor Perdagangan setempat.
Ketentuan perusahaan yang harus memiliki dibedakan atas 3 kelompok, yaitu:
a. SIUP KECIL : wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal dan kekayaan
bersih (netto) seluruhnya sebesar Rp. 50 Juta sampai dengan Rp. 500 Juta, tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha
b. SIUP MENEGAH : wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal dan
kekayaan bersih (netto) seluruhnya sebesar Rp. 500 Juta sampai dengan Rp. 10 Milyar, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
c. SIUP BESAR : wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal dan kekayaan
bersih (netto) seluruhnya lebih Rp. 10 Milyar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha
Ada perusahaan yang dibebaskan dari kewajiban untuk memiliki SIUP, yang terdiri dari :
a. Cabang/ perwakilan perusahaan yang dalam menjalankan kegiatan perdagangan
mempergunakan SIUP kantor pusat perusahaan.
b. Perusahaan yang telah mendapat izin usaha dari departemen teknis berdasarkan
peraturan perundang undangan yang berlaku, dan tidak melakukan kegiatan perdagangan.
c. Perusahaan produksi yang didirikan dalam rangka UU no.6 Tahun 1968
tentang penanaman modal dalam negeri
d. Perusahaan jawatan (perjan) dan perusahaan Umum (perum) dan
e. Perusahaan kecil perorangan

Perusahaan yang memiliki SIUP mempunyai 3 kewajiban yang harus dilaksanakan, yaitu
sebagai berikut:
1. Wajib lapor apabila tidak melakukan lagi kegiatan perdagangan ataupun menutup
perusahaan disertai dengan pengembalian SIUP,mengenai pembukuan cabang/ perwakilan
perusahaan,atau mengenai penghentian kegiatan atau penutupan cabang/ perwakilan
perusahaan.
2. Wajib memberikan data/ informasi mengenai kegiatan usahanya apabila diperlukan
oleh menteri atau pejabat yang berwenang, dan
3. Wajib membayar uang jaminan dan biaya administrasi perusahaan sesuai ketentuan
yang berlaku.

4. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)


Surat Izin Tempat Usaha (SITU)- Apakah usaha Anda berupa pabrik atau toko modern,
Anda memerlukan izin ini. SITU adalah izin yang diberikan kepada perorangan, perusahaan,
badan untuk memperoleh tempat usaha sesuai dengan tata ruang wilayah yang diperlukan
dalam rangka penanaman modal.
Dasar hukum untuk SITU biasanya dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah berupa Perda. Pada
perda tersebut diatur bagaimaa proses memperoleh SITU dan informasi lainnya.
PERSYARATAN SITU:
Secara umum, persyaratan untuk SITU adalah hal-hal berikut:
a. Surat Permohonan bermaterai Rp. 6000,- lengkap dengan stempel/cap perusahaan
b. Fotocopi KTP Pemohon (Umumya Pemilik/Direktur/Penanggungjawab) atau Surat Izin
Sementara khusus bagi warna negara asing
c. Surat Kuasa dan fotocopi KTP Penerima Kuasa apabila pengurusan dikuasakan kepada
orang lain
d. Fotocopi IMBG yang masih berlaku sesuai dengan kegiatan usaha
e. Fotocopi Bukti Penguasaan Hak atas tanah, antara lain berupa sertifikat, perjanjian sewa
menyewa, perjanjian pinjam pakai atau perjanjian dalam bentuk lain
f. Fotocopi akte pendirian perusahaan dan/atau akta perubahannya serta akta pengesahannya
g. Fotocopi SPPT dan STTS PBB tahun terakhir
h. Persetujuan lingkungan/warga/tetangga radius 200 m dari lokasi tempat usaha, yang
diketahui oleh RT/ RW/Kepala Desa/Lurah
i. Surat Keterangan Domisili Usaha

5. Perizinan Lembaga Pembiayaan


Beberapa harian yang telah terbit di Jakarta, seringkali menyajikan informasi
bisinis yang berkaitan dengan lembaga pembiayaan.oleh karenanya masalah ataupun tatacara
pendirian dan perizinan lembaga pembiayaan ini cukup menarik untuk dikaji.
Ketentuan yang mengatur mengenai tatacara pendirian dan perizinan mengenai
lembaga pembiayaan ini telah diatur dalam keputusan menteri keuangan No.125 /KMK.103/
198. Untuk memperoleh izin usaha dan lembaga pembiayaan diatas, terlebih dahulu harus
meminta izin dengan suatu permohonan kepada menteri keuangan dengan melampirkan hal
hal sebagai berikut :
1. Akta pendirian perusahaan pembiayaan yang telah disahkan menurut ketentuan perundang
undangan yang berlaku.
2. Bukti pelunasan modal disetor untuk perseroan terbatas atau simpanan pokok dan
simpanan wajib untuk koperasi, pada salah satu bank di Indonesia
3. Contoh perjanjian pembiayaan yang akan digunakan
4. Daftar susunan pengurus perusahaan pembiayaan
5. Nomor pokok wajib pajak (NPWP) perusahaan
6. Neraca pembukuan perusahaan pembiayaan
7. Perjanjian usaha patungan antara pihak asing dan pihak Indonesia bagi perusahaan
pembiayaan patungan yang didalamnya tercermin arah Indonesianisasi dalam pemilik saham.
Pemberian izin usaha ini diberikan selambat lambatnya 30 hari kerja sejak
permohonan diterima secara lengkap dan izin usaha akan berlaku selama perusahaan masih
menjalankan usahanya. Pemberian izin usaha utnuk lembaga pembiayaan ternyata tidak
dikenakan biaya.
Apabila lembaga pembiayaan melakukan kegiatan yang bertentangan dengan bidang
usahanya , jelas akan mengakibatkan sanksi dengan mencabut izin yang diberikan.
Peghentian atau pencabutan izin usaha tersebut dilakukan setelah pemberian peringatan
secara tertulis kepada yang bersangkutan sebanyak 3 kali berturut turut dengan tenggang
waktu 1 bulan dan telah dilakuka pembekuan kegiatan atas izin usaha untuk jangka waktu 6
bulan sejak pernyataan terakhir
6. Perizinan di bidang industri
Perizinan di bidang industry telah diatur secara khusus dengan peraturan pemerintah No.
13 tahun 1987 tentang izin usaha industry, dimana pada penjelasannya disebutkan bahwa
dalam rangka pencapaian pertumbuhan industry, aspek perizinan akan ikut memainkan
peranan yang amat penting. Dengan menyadari akan peranannya, aspek perizinan harus
mampu memberikan motivasi yang dapat mendorng dan menarik minat para investor untuk
menanamkan modalnya di sector industry
Perizinan memang salah satu alat kebijaksanaan yang apabila dipergunakan secara
efisien akan merupakan alat yang efektif untuk menggerakan perkembangan dunia usaha di
bidang yang benar benar mendukung pembangunan. Karenanya system yang benar benar
mendukung pembangunan. Karenanya system perizinan dapat dimanfaatkan antara lain untuk
menghindari pemborosan atau penyalahgunaan dana.
Ada 2 macam izin usaha industry, yaitu sebagai berikut :
1. Izin tetap, yaitu usaha industry yang diberikan secara definitive kepada perusahaan industry
yang telah berproduksi secara komersial . izin tetap ini berlaku untuk seterusnya selama
perusahaan industry yang bersangkutan berproduksi.
2. Izin perluasan, yaitu izin usaha industry yang diberikan kepada perusahaan industry yang
melakukan penambahan kapasitas dari/ atau jenis produk atau komoditi yang telah di izinkan.
Perusahaan yang telah memperoleh izin usaha industry, dibebani 3 kewajiban, yaitu sebagai
berikut:
1. Melaksanakan upaya keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam serta pencegahan
timbulnya kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan hidup akibat kegiatan industry
yang dilakukan.
2. Melaksanakan upaya yang menyangkut keamanan dan keselamatan alat, proses serta hasil
produksinya termasuk pengangkutan, dan keselamatan kerja.
3. Melaksanakan upaya hubungan dan kerjasama antar para pengusaha nasional untuk
mewujudkan keterkaitan yang saling menguntungkan
Izin usaha industry inipun dapat dicabut apabila perusahaan melakukan hal hal seperti:
1. Melakukan perluasan, tanpa memiliki izin perluasan
2. Tidak menyampaikan informasi atau informasi tersebut tidak mengandung kebenaran
3. Melakukan pemindah tanganan hak dan pemindahan lokasi usaha industry tanpa
persetujuan dai meteri Perindustrian atau meteri lainnya yang mempunyai kewenangan
prngaturan, pembinaan, dan pengembangan industry
4. Tidak dipenuhinya ketentuan dalam perizinan

6. Perizinan Menurut Undang-Undang Gangguan (UUG)


Salah satu izin yang sering menjadi problema dunia usaha adalah mengenai izin
Undang-Undang Gangguan yang diatur dalam Statsblaad tahun 1926 Nomor 226. Izin UUG
sebetulnya bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada warga/penghuni disekitar
lokasi suatu usaha. Sebab tidak jarang terjadi suatu tempat usaha ditutu oleh pemerintah
(pemerintah daerah) hanya karena usaha tersebut diprotes oleh warga masyarakat sekitarnya.
Masyarakat tidak pernah memberikan ersetujuan kepada pengelola tempat usaha tersebut.
Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui adanya izin UUG ini. Bahwa
pemikiran usaha yang dijalankan berskala kecil, tidak dierlukan adanya izin, adalah tidak
benar. Izin UUG ini sangatdierlukan untuk kelangsungan usaha secara aman. Hal ini tamak
jelas bila kita berusaha di wilayah DKI Jakarta.

Khusus di wilayah DKI Jakarta, Gubernur Keala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 1641 Tahun 1987 tanggal 28 Agustus 1987 yang
menugaskan seluruh walikota untuk melaksanakan pemberian izin UUG.

Jenis-jenis usaha yang memberikan izin UUG oleh walikota, terdiri atas 54 jenis
usaha atau dapat dibagi atas 3 (tiga) kelompok besar, yaitu:

A. Kelompok usaha dagang, bengkel, warung, yang terdiri dari:


1) Dagang oli eceran
2) Dagang eceran minyak tanah, gas elpiji
3) Tempat penyimpanan/garasi/pool kendaraan angkutan jenis IV dan kendaraan roda
empat maksimal 10 buah
4) Bengkel las
5) Dagang bahan kimia dan tempat penyimpanannya
6) Dagang karbit dan tempat penyimpanannya
7) Bengkel sepeda, sepeda motor
8) Warung nasi, mi bakso, sate, dan sejenisnya
9) Perbaikan/servis aki dan strum aki, dynamo, termasuk menggulung dynamo
10) Tempat pemotongan/penampungan unggas/ ayam
11) Penjualan dan tempat penampungan kertas, besi, kayu, plastik dan barang bekas lainnya
12) Usaha rumah tangga dalam bidang perdagangan kebutuhan sehari-hari
13) Peternakan unggas, sapi perah/kerbau, dan sejenisnya
14) Tempan penimbunan tulang
15) Pengepakan barang-barang, perusahaan ekspedisi, sortasi, dan sejenisnya.

B. Kelompok Industri Rumah Tangga, terdiri dari:


1) Membuat tahu, tempe, dan lainnya;
2) Bengkel bubut dengan jumlah karyawan tidak lebih dari lima orang;
3) Percetakan pres tangan dengan jumlah mesin tidak lebih dari tiga buah;
4) Membuat air aki dan tempat penyimpanannya;
5) Membuat cat, minyak cat, tenner, plinkut dan tempat penyimpanannya;
6) Penggilingan bakso;
7) Membuat barang dari bahan kulit;
8) Membuat kecap/taoge dan taoco;
9) Pengecoran timah, alumunium dan sejenisnya;
10) Membuat batako, ubin, teraso, loster dan sejenisnya yang dikerjakan dengan tangan
manusia;
11) Membuat kerupuk;
12) Pengalengan cat, oli, alcohol, dan sejenisnya;
13) Mebuat jok motor, mobi, dan sejenisnya;
14) Pengeringan, penyamakan, dan penyimanan kulit;
15) Kue-kue makanan kecil dan sejenisnya;
16) Obat nyamuk;
17) Karet busa;
18) Lem sepatu dan karet;
19) Membuat transformator;
20) Membuat kompor dengan tenaga manual;
21) Tepung bahan-bahan kue/roti;
22) Membuat essence;
23) Alat-alat sembahyang antara lain dupa/hio, him dan tikar;
24) Peti mati;
25) Membuat sabun colek;
26) Kantong plastic;
27) Membuat pupuk kompos;

C. Jenis Usaha Lain terdiri dari;


1) Penjahit Pakaian jadi;
2) Emangkas rambut;
3) Salon kecantikan;
4) Bahan bangunan;
5) Temat enamungan jenazah;
6) Bengkel mobil dengan luas lokasi maksimal ;
7) Terasi;
8) Membuat balon;
9) Tempat pengeringan ikan;
10) Tempat pencucian mobil;
11) Bengkel knalpot; dan
12) Usaha olahan udang.

Penutup / Keimpulan:

Untuk mendirikan suatu usaha, kita perlu mengurus izin usaha perdagangan tersebut.
Dengan adanya izin maka seseorang atau badan hukum dapat mempunyai serangkaian hak
dan kewajiban yang membuatnya dapat menikmati dan mengambil manfaat untuk
keuntungan usahanya.
Dalam kasus tersebut pemerintah jangan mempersulit dalam pengurusan izin usaha agar tidak
terjadi kasus suap – menyuap.2

2
Simatupang, Richard Burton.2007. Aspek Hukum dalam Bisnis – Edisi Revisi.Jakarta :
Rineka Cipta.
DAFTAR PUSTAKA

Simatupang, Richard Burton.2007. Aspek Hukum dalam Bisnis – Edisi Revisi.Jakarta :


Rineka Cipta.

http://beststoryofme.blogspot.com/2014/11/makalah-hukum-perizinan-kasus-analisa.html

http://hestitrimulyani09.blogspot.com/

Muhammad Zainul Arifin, Understanding The Role Of Village Development Agency In

Decision Making, Kader Bangsa Law Review, http://ojs.ukb.ac.id/index.php/klbr

, https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id

Muhammad Zainul Arifin, The Theft Of Bank Customer Data On Atm Machines In

Indonesia, International Journal of Mechanical Engineering and Technology

(IJMET),

http://www.iaeme.com/MasterAdmin/UploadFolder/IJMET_10_08_018/IJMET_

10_08_018.pdf ,

https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id

Muhammad Zainul Arifin, Implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2016

Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja

Negara (Studi Kasus Desa Datar Balam Kabupaten Lahat), Jurnal Fiat Justicia,

http://journal.ukb.ac.id/journal/detail/288/implementasi-peraturan-pemerintah-pp-

-nomor-8-tahun-2016-tentang-dana-desa-yang-bersumber-dari-anggaran-

pendapatan--dan-belanja-negara--studi-kasus-desa-datar-balam-kabupaten-lahat ,

https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id

Muhammad zainul Arifin, Penerapan Prinsip Detournement De Pouvoir Terhadap Tindakan

Pejabat Bumn Yang Mengakibatkan Kerugian Negara Menurut Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Jurnal Nurani,

http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Nurani/article/view/2741/2070 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id

Muhammad Zainul Arifin, Korupsi Perizinan Dalam Perjalanan Otonomi Daerah Di

Indonesia, Lex Librum : Jurnal Ilmu Hukum,

http://www.lexlibrum.id/index.php/lexlibrum/article/view/138/pdf ,

https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id

Muhammad Zainul Arifin, Pengelolaan Anggaran Pembangunan Desa Di Desa Bungin

Tinggi, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir,

Sumatera Selatan, Jurnal Thengkyang,

http://jurnaltengkiang.ac.id/jurnal/index.php/JurnalTengkhiang/issue/view/1/Hala

man%20%201-21 ,

https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id

Muhammad Zainul Arifin, Peran Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam Memfasilitasi

Kegiatan Investasi Asing Langsung Terhadap Perusahaan Di Indonesia, Jurnal

Nurani, http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Nurani/article/view/2740/2072,

https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id

Muhammad Zainul Arifin, Suatu Pandangan Tentang Eksistensi Dan Penguatan Dewan

Perwakilan Daerah, Jurnal Thengkyang,

http://jurnaltengkiang.ac.id/jurnal/index.php/JurnalTengkhiang/article/view/6/4 ,

https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id

Muhammad Zainul Arifin, Kajian Tentang Penyitaan Asset Koruptor Sebagai Langkah

Pemberian Efek Jera, Researchgate.net,

https://www.researchgate.net/publication/333701113_KAJIAN_TENTANG_PE
NYITAAN_ASSET_KORUPTOR_SEBAGAI_LANGKAH_PEMBERIAN_EFE

K_JERA_Oleh ,

https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id

Muhammad Zainul Arifin, Freeport Dan Kedaulatan Bangsa,

https://www.academia.edu/38881838/Freeport_Dan_Kedaulatan_Bangsa,

https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id

Muhammad Zainul Arifin, Memulai Langkah Untuk Indonesia, Researchgate,

https://www.researchgate.net/publication/333700909_MEMULAI_LANGKAH_UNTUK_IN

DONESIA_1,

https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai