Anda di halaman 1dari 24

Bab I

Pendahuluan
A. Latar Belakang

Dalam kasus belakangan ini marak terjadinya usaha-usaha yang ilegal


atau tidak memperdulikan pengurusan pengizinnya. Padahal, di Indonesia
sendiri sudah disusun Hukum mengenai perizinan usaha tersebut. Dengan
disusunnya hukum tersebut, diharapkan para wirusaha, kewirausahaan
yang ada di Indonesia ini bisa tersusun rapi sehingga kesejahteraan para
penguisaha/wirausaha terjamin. Maka dari itu, selain untuk melengkapai
tugas dari matakuliah Aspek Hukum Ekonomi dan Bisnis, makalah ini
juga diharapkan mapu untuk memebrikan pengetahuan tentang huk,um
perizinan Ekonomi di Indonesia. Semoga bermanfaat. Amin.

B. Rumusan Masalah
A. bagaimana mengatur masalah pengaturan perizinan?
B. bagaiman isi pendahuluan perizinan dunia bisnis?
C. bagaiman mengatur masalah pengaturan perizinan?
D. bagaiman mengatur perizinan nama perusahaan?
E. apa itu Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan bagaiman
pengarturannya?.
F. bagiaman mengatur perizinan lembaga pembiayaan
G. bagiaman mengatur perizinan di bidang industri
H. bagiaman mengatur perizinan menurut Undang-Undang Gangguan
(UUG)
I. bagiaman mengatur perizinan merek serta ketentuannya?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui masalah pengaturan perizinan
2. Untuk mengetahui pendahuluan perizinan dunia bisnis
3. Untuk mengetahuimasalah pengaturan perizinan
4. Untuk mengetahui perizinan nama perusahaan

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 1


5. Untuk mengetahui Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan
bagaiman pengarturannya.
6. Untuk mengetahui perizinan lembaga pembiayaan
7. Untuk mengetahui perizinan di bidang industri
8. Untuk mengetahui perizinan menurut Undang-Undang Gangguan
(UUG)
9. Untuk mengetahui perizinan merek serta ketentuannya
10. Untuk melengkapi tugas dari mata kuliah Aspek Hukum Ekonomi
dan Bisnis.

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 2


Bab II

Isi/Pembahasan

A. MASALAH PENGATURAN PERIZINAN

Masalah perizinan dalam dunia bisnis meliputi perizinan disektor


pemerintahan umum, sector agraria/petanahan, sector perindustrian, sector
usaha / perdagangan, sector pariwisata, sector pekerjaan umum, sector
pertanian, sector kesehatan, sector social dan sector-sektor lainnya.
Pemerintah telah pengeluarkan peraturan yaitu No. 5 Tahun 1984 tanggal
11 April 1984 tentang Pedoman Penyelenggaraaan dan Pengendalian
Perizinan di bidang usaha agar dapat menyederhanakan system perizianan
yang begitu banyak.1

Dikeluarkannya pedoman ini dimaksudkan guna menunjang


berhasilnya pembangunan yang bertumpu pada trilogy pembangunan yaitu
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, stabilitas nasional yang sehat
dan dinamis, serta pemerataan pembangunan. Terdapat 7 hal penting yang
menjadi tolak ukur setiap perizinan yang akan dikeluarkan, yaitu :2

1. Perlu mengurangi jumlah perizinan yang dimiliki perusaham, sehingga


hanya yang diperlukan yang diberikan izin.
2. Perlu disederhakan persyaratan administratif dan menghindari
persyaratan yang sealur dalam rangkaian perizinan yang bersangkutan.
3. Diberikan jangka waktu yang panjang untuk menjamin kepastian dan
keberlangsungan usaha.
4. Pelunya mengurangi atau bahkan menghilangkan biaya pengurusan
perizinan.
5. Perlunya disederhanakan tata cara pelaporan

1
Ricahard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007)
2
Ibid hal. 157

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 3


6. Perlunya dilakukan pengawasan dan tekanan terhadapan perizinan
bidang usaha paling tidak pelaporan 6 bulan sekali.
7. Pelunya dilakukan penerbitan terhadap pelaksanaan perizianan yang
bersangkutan dengan ketentuan perundang-undangan kepergawaian,
termasuk tuntutan ganti rugi, disiplin pegawai negeri dan tuntutan
pidana.

Masalah perizinan dunia bisnis dapat dikatakan ada 4 masalah yang


terkait, yaitu :3

1. Adanya bentuk dan jenis izin yang diselenggarakan secara bertahap ,


diawali dengan letter of intent untuk mendapatkan izin prinsip yang
kemudian dikenal dengan adanya izin sementara, izin tetap, dan izin
perluasan.
2. Adanya badan hukum yang dipersyaratkan dalam perizinan, sehingga
terdapat badan hukum yang berbeda seperti, KUHD, UUPMA,
UUPMDN, dll.
3. Adanya bidang kegiatan industri yang dalam pemberian izinnya
dibedakan antara bidang yang dikelola oleh departemen-departemen
seperti perindustrian, pertanian, pertambangan, serta departemen-
departemen lainnya.
4. Di bidang perdagangan pada dasarnya izin diterbitkan oleh departemen
perdagangan, namun dipersyaratkan mendapat rekomendasi dan
departemen yang terkait, sehingga jalurnya menjadi lebih panjang.

Persyaratan untuk memperoleh perizinan mengacu pada 5 hal yaitu :4

1. Syarat untuk mendapat izin


2. Bobot kegiatan usaha yang dikaitkan dengan izin yang diberikan
3. Berbagai persyaratan penompangnnya yang dikaitkan dengan dampak
pemberian izin bersangkutan

3
Ibid hal.158
4
Ibid hal. 158

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 4


4. Berbagai hak dan manfaat yang dapat digunakan oleh penerima izin
5. Penerima izin diharuskan untuk memenuhi kewajiban

Sebagaimana diketahui banyak izin yang member peluang bagi


pemilik izin untuk mendapatkan keuntungan besar. Namun tidak semua
bidang usaha diperlukan adanya izin.
Menurut Keppres No. 53 Tahun 1988, disebutkan adanya beberapa
kegiatan yang tidak dikenakan ketentuan wajib daftar perusahaan, yaitu
sebagai berikut :5

1. Usaha atau kegiatan yang bergerak di luar bidang perekonomian dan


sifat serta tujuannya tidak semata-mata mencari keuntungan atau laba.
2. Bidang-bidang usaha seperti :
a. Pendidikan formal yang diselenggarakan oleh siapapun
b. Pendidikan non formal yang dibina oleh pemerintah serta
masyarakat dalam bentuk badan usaha
c. Notaris
d. Penasehat hokum
e. Praktik perorangan dokter maupun kelompok dokter
f. Rumah sakit
g. Klinik pengobatan

B. PENDAHULUAN PERIZINAN DUNIA BISNIS


Perizinan memegang peranan yang sangat penting dalam era
globalisasi dan industrialisasi. Peranan perizinan membawa perubahan dan
pertumbuhan yang fundamental dimana sektor industri menjadi dominan
yang ditunjang oleh pertanian yang tangguh. Demikian pula dalam bisnis
dan dunia usaha perizinan memegang peranan yang sangat penting. Bisa
dikatakan dua sisi uang yang berkaitan dan berhadapan. Dunia usaha tidak

5
Ibid hal. 159

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 5


akan berkembang tanpa adanya izin yang jelas menurut hukum, dan izin
berfungsi arena dunia usaha membutuhkannya.6
Dalam proses industrialisasi, minimal ada 5 peranan yang menjadi
prioritas agar dunia bisnis berkembang dengan cepat yaitu:7
1. Untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi
2. Meningkatkanlapangan kerja dan nilai tambah.
3. Meningkatkan ekspor
4. Menghemat devisa.
5. Mendorong penggunaan teknologi.

Masalah perizinan dan pemberian kemudahan dalam usaha harus


menciptakan iklim usaha yang bergairah. Sepertia yang diketahui,
berdasarkan prinsip dasar yang perlu dipegang dalam masalah perizinan
dan kewajiban dunia usaha adalah bahwa dalam setiap kegiatan usaha
diperlukan adanya izin. Dengan adanya izin, badan hukum dapat
mempunyai hak dan kewajiban untuk menikmati dan mengambil
keuntungan usahanya, namun pemerintah juga dapat mengambil langkah
pertimbangan keterbatasan dan jasa kestabilan untuk memelihara
persaingan usaha yang sehat dengan membatasi pemberian izin usaha.8

C. MASALAH PENGATURAN PERIZINAN

Masalah perizinan dalam dunia bisnis meliputi perizinan di sektor


pemerintahan umum, sektor Agraria/pertanahan, sektor perindustrian.

D. NAMA PERUSAHAAN

Nama perusahaan adalah jati diri yang dipakai oleh perusahaan


untuk menjalankan usahanya dan melekat pada bentuk badan usaha atau
perusahaan tersebut, dikenal oleh masayarakat, dipribadikan sebagai

6
Richard Burton Simatupang, S.H., Aspek Hukum Dalam Bisnis,(Jakarta: Rineka Cipta, 2007)
7
ibid
8
Ibid hal. 156

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 6


perusahaan tertentu, dan dapat membedakan perusahaan itu dengan
perusahaan lain.9

Nama perusahanaan dapat diberi dengan cara menggunakan:10

1. Nama pribadi pengusaha.


2. Jenis usaha yang dilakukannya.
3. Tujuan didirikannya.

Dalam hal nama perusahaan, dilarag memakai nama perusahaan


yang sudah ada dan dipakai dahuluan, walaupun ada perbedaan. Di
Indonesia belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur nama
perusahaan, namun dalam pelaksanaanya diakui bahwa nama perusahaan
sebagai hak objektif. Hal in dapat disimpulkan dari putusan R.v.J jakarta,
22 februari 1939 dan putusan HGH 20 April 1393 (Abdul Kadir
Muhammad, 1995: 123). Hak Objektif adalah hak yang melekat pada harta
kekayaan. Zeylemaker Jzn, menganggap nama perusahaan sebagai bagian
dari harta kekayaan nama pemakai. Ancaman sanksi hukum atas
kecurangan/melanggar hak orang lain pemberantasannya dapat dilakukan
melalui Pasal 1365 KUH Perdata ( perbuatan melawan hukum) dan Pasal
393 KUHP (Perbuatan curang).11

Setiap nama perusahaan harus di sahkan dan dapat dimulai sejak


dibuatnya akta pendirian di depan notaris, diumumkan dalam Berita
Negara dan didaftarkan dalam daftar perusahaan. Jika dalam pengesahan
nama ada pihak yang menyangkal atau tdak mengakui nama perusahaan
yang didaftarkan, pihak tersebut dapat mengajukan keberatan secara
tertulis kepada menteri Perdagangan mengenai nama yang didaftarakan
dengan menyebut alasannya. Keberatan ini diberitahukan kepada
perusahaan yang bersangkutan dan kantor tempat pendaftaran perusahaan.

9
Zaeny Asyhadi, S.H., M.,Hum. HUKUM BISNIS Prinsip dan Pekasanaannya di Indonesia,
(Jakarta : Rajawali Pers, 2012)
10
ibid
11
Ibid hal. 82

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 7


Menteri akan memberikan putusan setelah mendengar para pihak yang
berkepentingan. Jika ternyata beralasan, maka Menteri akan membatalkan
pendaftaran, yang berarti tidak mengesahkan nama perusahaan tersebut.
(Pasal 27 UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan).12

E. SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP).


1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk
dapat melaksanakan kegiatan perdagangan. Dasar hokum untuk
mendapatkan SIUP adalah UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan, yang menyebutkan bahwa suatu perusahaan wajib
didaftarkan dalam waktu 3 bulan sejak mulai menjalankan usahanya.
Ketentuan mengenai izin telah dikeluarkan Keputusan Menteri
Perdagangan Nomor: 1458/Kp/XII/84 tanggal 19 Desember 1984
tentang surat Izin Usaha Perdagangan(SIUP). Dalam Keputusan
menteri tersebut disebutkan bahwa setiap perusahaan yang melakukan
kegiatan perdagangan diwajibkan memiliki SIUP. Sebelum perusahaan
memiliki SIUP terlebih dahulu harus wwajib mengajukan Surat
Permohonan Izin (SPI) yang diperoleh di kantor Wilayah Departemen
Perdagangan atau Kantor Perdagangan setempat.13

SIUP perusahaan kecil dan menengah mempunyai masa


berlakun yang tidak terbatas selama perusahaan yang memilikinya
masih menjalankan kegiatan usahanya. Sedangkan SIUP perusahaan
besar mempunyai masa berlaku 5 tahun dan dapat diperpanjang.14

Sekalipun SIUP merupakan persyaratan pokok, ada perusahaan


yang terbebas dari kewajiban untuk memiliki SIUP yanmg terdiri dari
:15

12
Ibid hal. 83
13
Ibid hal. 159
14
Ibid hal. 160
15
Ibid hal. 160

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 8


a. Perwakilan perusahaan yang dalam menjalankan kegiatan
perdagangan mempergunakan SIUP kantor pusat
b. Perusahaan yang telah mendapat izin usaha dari departemen teknis
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak
melakukan perdagangan
c. Perusahaan produksi yang didirikan dalam rangka UU No 6 Tahun
1908 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri.
d. Perusahaan jawatan dan perusahaan umum
e. Perusahaan kecil perorangan

Dalam rangka membicarakan SIUP, dilihat dari segi besar


modalnya ada bebrapa jenis perusahan, yaitu:16
a. Perusahaan kecil.
1) Modal <25 juta rupiah
2) Tidak berbadan hukum dan umumnya dilakukan oleh
perorangan.
3) Diurus dan dijalankan sendiri oleh pemiliknya.
4) Keuntungan semata-mata untuk menambah biaya hidup.

Kaitanya dengan pembicaraan mengenai SIUP maka


perusahaan kecil tidak diharuskan untuk memiliki SIUP tersebut.

Disamping itu, badan usaha yang dibebaskan dari SIUP adalah:17

a. Cabang/perwakilan badan usaha yang dalam menjalankan kegiatan


bisnisnya mempergunakan SIUP kantor Pusat.
b. Badan usaha yang telah mendapatkan izin dari departemen teknis
terkait dengan badan usahanya, berdasarkan peraturan
perundangan-udangan lain yang berlaku dan tidak melakukan
perdagangan.

16
Ibid hal. 83
17
Ibid hal. 84

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 9


c. Perusahaan/badan usaha yang berkaitan dengan penanaman Modal
Dalam Negeri.
d. Badan Usaha Milik Negara, yaitu Perusahaan Perseroan (Persero)
dan Perusahaan Umum (Perum).
b. Perusahaan Menengah. Modal 25-100 juta rupiah. Diharuskan
mempunyai SIUP dengan harus mengajukan permohonan ke Dinas
perdagangan dan Perindustrian Kabupaten. Jangka waktu SIUP
tidak terbatas.
c. Perusahaan Besar. Modal atau kekayaan bersih >100 juta rupiah.
Diharuskan mempunyai SIUP yang harus dimohonkan ke Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Provinsi. Jangka waktu SIUP
adalah 5 tahun dan dapat diperpanjang.

2. Tata Cara dan Prosedur Mengajukan Surat Izin Usaha Perdagangan


(SIUP)

Prosedur pengajuan Srat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)


adalah sebagi berikut:18

a. Si pemohon harus mengisi dan menandaatangani surat permohonan


izin dengan melampirkan surat permohonan izin dengan
melampirkan dokumen-dokumen:
1) Salinan/fotokopi akta pendirian badan usaha, dan
salinan/fotokopi pengesahan dari Departemen Kehakiman bagi
badan usaha yang berbadan hukum.
2) Salinna/fotokopi akta pendirian badan usaha yang dibuat di
depan notaris yang telah didaftarkan di Pengadilan Negeri bagi
badan usah yang berbentuk persekutuan.
3) Salinan/fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari
Pemerintah Daerah tempat badan usaha tersebut didirikan.

18
Ibid hal. 85

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 10


4) Salinna/fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
pemilik/penanggung jawab badan usaha yang mengajukan izin.
5) Pasfoto/penanggung jawab badan usaha yang mengajukan izin.
6) Salinna/fotokopi bukti pembayaran uang jaminan dan biaya
administrasi usaha.
b. Permohonan dan dokumen yang dilampirkan akan diteliti
kebenaran pengisiannya dan kelengkapan syarat-syarat oleh
pejabat yang berwenang di bidang perizinan atau pejabat yang
ditujukan oleh departemen yang bersangkutan.
c. Apabila pengisina surat permohonan izin sudah benar dan
memnuhi syarat-syarat, maka untuk selanjutnya akan dikeluarkan
surat peintah untuk membayar uang jaminan perusahaan dan biaya
administrasi perusahaan utnuk disetorkan pada bank yang ditunjuk
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Berkas permohonan izin usaha perdagangan untuk perusahaan
besar telah memenuhi syarat-syarat akan diteruskan kepada
Departemen Perdagangan dengan surat pengantar dari Kepala
Kantor Perdagangan dan Perindustrian Provinsi untuk diterbitkan
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
e. Apabila SIUP perusahaan besar sudah ditandatangani oleh Kepala
kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi atas nama
Menteri Perdagangan, atau pejabat yang mewakilinya, dan diberi
nomor, kemudian segera dikirimkan dengan surat pengantar
Kepala Kantor Dinas perdagangan dan Perindustrian Kabupaten di
tempat kedudukan perusahaan untuk disampaikan kepada pemilik/
penanggung jawab perusahaan yang mengajukan permohonan.
f. Penyerahan SIUP dilakukan kepada pemilik atau penanggung
jawab perusahaan yang mengajukan permohonan di Kantor dinas
perdagangan dan perindustrian setempat atau dikirim melalui pos
dengan disertai tanda terima. Proses penerbitan SIUP dalam jangka
waktu 7 hari terhitung sejak pejabat yang berwenang menerbitkan

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 11


SIUP membubuhkan tanggal persetujuannya pada surat
permohonan izin.

3. Pembekuan dan Pencabutan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Abdul Kadir Muhammad menulis, bahwa SIUP yang telah


diterbitkan dapat dibekukan atau dicabut kembali, apabila perusahaan
pemilik SIUP tidak memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan atau melakukan pelanggaran kewajibannya. SIUP suatu
perusahaan dapat dibekukan apabila yang bersangkutan sedang
diperiksa di pengadilan karena disangka telah melakukan tindak pidana
di bidang ekonomi, atau perbuatan yang berkaitan dengan kegiatan
bisnisnya yang didasarkan atas adanya bukti pemeriksaan di
Pengadilan. Pembekuan juga dilakukan apabila telah mendapatkan
peringatan tertulis sebanyak 3(tiga) kali dari pejabat yang
berwewenang menerbitkan SIUP karena melanggar ketentuan-
ketentuan:19

a. Tidak melaporkan tentang penghentian kegiatan


usahanya/penutupan perusahaannya, termasuk kantor
cabang/perwakilan perusahaanya.
b. Tidak melaporkan pembukuan kantor cabang/perwakilan
perusahaan.
c. Tidak memberikan data/informasi tentang kegiatan usahanya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Tidak memenuhi pajak kepada pemerintah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku yang didasarkan atas permintaan tertulis dari Kantor
Inspeksi Pajak.

Pembekuan SIUP dilakukan oleh pajak yang berwewenang


menrbitkannya atau yng mewakili dengan menerbitkan surat

19
Ibid hal. 87

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 12


keputusan. Sedangkan apabila suatu pendiri badan usaha dan putusan
tersebut telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap maka SIUP
perusahaan tersebut dapat dicabut. Dapat pula dicabut apabila
perusahaan tersebut tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan
kegitan bisnis diantaranya:20

a. Dalam melaksanakan kegiatan bisnis perusahaan tersebut tidak


memenuhi syarat lagi untuk memperoleh SIUP.
b. Menyalahgunakan SIUP yang menyimpang dari bidang usaha dan
kegiatan bisnis yang tercantum dalam SIUP.
c. Melanggar larangan dibidang perdagangan atau bisnis sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Pencabutan SIUP dilakukan oleh pihak yang berwewenang


menrbitkannya atau yang mewakili dengan menerbitkannya atau yang
mewakili dengan menrbitkan surat keputusan.21

F. PERIZINAN LEMBAGA PEMBIAYAAN

Ketentuan yang mengatur mengenai tata cara pendirian dan


perizinan mengenai lembaga pembiayaan ini telah diatur dalam Keputusan
Menteri Keuangan No. 1251/KMK.103/1988.
Untuk memperoleh izin usaha dan lembaga pembiayaan, maka harus
meminta izin dengan suatu permohonan kepada Menteri Keuangan dengan
melampirkan hal-hal sebagai berikut :22

1. Akta pendirian perusahaan pembiayaan yang telah disahkan menurut


ketentuan perundang-undangan yang berlaku
2. Bukti pelunasan modal disetor untuk perseroan terbatas atau simpanan
pokok dan simpanan wajib untuk koperasi,pada salah satu bank di
Indonesia.

20
Ibid hal. 88
21
Ibid hal.88
22
Ibid hal.161

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 13


3. Contoh perjanjian pembiayaan yang akan digunakan
4. Daftar susunan pengurus perusahaan pembiayaan
5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perusahaan
6. Neraca pembukuan perusahaan pembiayaan
7. Perjanjian usaha patungan antara pihak asing dan pihak Indonesia bagi
perusahaan pembiayaan patungan yang di dalamnya tercermin arah
Indonesianisasi dalam pemilikan saham

Pemberian izin usaha ini diberikan selambat-lambatnya 30 hari


sejak permohonan diterima secara lengkap dan izin usaha akan berlaku
selama perusahaan masih menjalankan usahanya. Apabila lembaga
pembiayaan melakukan kegiatan yang bertentangan dengan bidang
usahanya, jelas akan mengakibatkan sanksi dengan mencabut izin yang
diberikan. Penghentian atau pencabutan izin usaha tersebut dilakukan
setelah diberikan peringatan secara tertulis kepada yang bersangkutan
sebanyak 3 kali berturut-turut dengan tenggang waktu 1 bulan dan telah
dilakukan pembekuan kegiatan atas izin usaha untuk jangka waktu 6 bulan
sejak pernyataan terakhir.23

G. PERIZINAN DI BIDANG INDUSTRI

Perizinan dibidang indurtri telah diatur secara khusus dengan


Peraturan Pemerintah No. 13 tentang Izin Usaha Industri, dimana
pertumbuhan industry memiliki peranan penting yang harus mampu
memberikan motivasi yang dapat mendorong dan menarik minat para
investor untuk menanamkan modalnya pada industry.
industry yang dimaksud menurut UU No. 5 tahun 1984 tentang
Perindustrian adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,
bahan baku, bahan setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang yang
lebih bernilai di kalangan penggunannya.24

23
Ibid hal.162
24
Ibid hal.162

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 14


Ada 2 macam iziin usaha industry yaitu :25

1. Izin tetap, yaitu izin usaha industry yang diberikan secara definitive
kepada perusahaan industry yang telah berproduksi secara komersial.
Izin tetap ini berlaku untuk seterusnya selama perusaaan industry yang
bersangkutan berproduksi.
2. Izin perluasan, yaitu izin usaha industry yang diberikan kepada
perusahaan industry yang melakukan penambahan kapasitas dari jenis
produk atau komiditi yang telah dizinkan.

Perusahaan yang telah memperoleh izin usaha industry, dibebani 3


kewajiban yaitu :26

1. Melaksanakan upaya keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam


agar terhindar dari kerusakan akibat pencemaran lingkungan
2. Melaksanakan upaya pengamanan dan keselamatan alat, proses
sertahasil produksinya termasukpengangkutannya dan keselamatan
kerja
3. Melaksanakan upaya hubungan dan kerja sama antara para pengusaha

Izin usaha industry dapat dicabut apabila perusahaan melakukan


hal-hal seperti :27

1. Melakukan perluasan, tanpa memiliki izin perluasan


2. Tidak menyampaikan informasi atau merekayasa kebenaran
3. Melakukan pemindahantanganan hak dan lokasi tanpa persetujuan dari
Menteri Perindustrian
4. Tidak dipenuhinya ketentuan dalam perizinan

Menurut Keppres No. 16 tahun 1987 tentang Penyerderhanaan


Pemberian Izin Usaha Industri, kewenangan peraturan, pembinaan, dan
pengembangan termasuk pemberian izin usaha industry atas kelompok

25
Ibid hal.162
26
Ibid hal.163
27
Ibid hal.163

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 15


industry, jenis industry, dan komoditi industry, adalah sesuai kewenangan
masing-masing sector, yaitu sector pertanian, pertambangan dan energy,
perindustrian, dan kesehatan.28

H. PERIZINAN MENURUT UNDANG-UNDANG GANGGUAN (UUG)

Salah satu izin yang sering menjadi problema dunia usaha adalah
mengenai izin undang-undang Gangguan yang diatur dalam Statsblaad
tahun 1926 Nomor 266.iizn UUG bertujuan memberikan perlindungan
kepada warga di sekitar lokasi suatu usaha. Banyak masyarakat yang
belum mengetahui adanya izin UUG ini , mereka peranggapan bahwa
usaha yang berskala kecil tidak membutuhkan adanya izin. Jenis-jenis
usaha yang diberikan izin UUG oleh walikota terdiri dari 54 jenis usaha
yang dikeluarkan oleh Pemerinytah DKI Jakarta dapat dibagi menjadi 3
kelompok besar yaitu :29

1. Kelompok usaha dagang, bengkel, warung, dll


2. Kelompok industry rumah tangga
3. Dan jenis usaha lain

Untuk mendapatkan izin UUG, pemohon berkewajiban mengisi


formulir yang telah disediakan yang dilampiri beberapa jenis dokumen,
seperti :30

1. gambar situasi
2. gambar ruangan
3. surat bukti pemilikan tanah dan bangunan atau persetujuan pemilik
4. izin mendirikan bangunan (IMB)
5. izin penggunaan bangunan (IPB)
6. akta badan hokum (bila diperlukan)
7. tanda bukti WNI dang anti nama ( bila diperlukan)

28
Ibid hal.163
29
Ibid hal.164
30
Ibid hal.165

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 16


8. rekomendasi analisis dampak lingkungan ( AMDAL)
9. surat persetujuan tetangga
10. akta jual beli perusahaan/penyerahan/hibah/warisan (bila diperlukan)
11. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
12. Pengantar dadi lurah setempat yang diketahiu camat

Setelah berkas permohonan lengkap diisi dan dilampiri dengan


dokumen yang diperlukan, berkas diajuakan kepada Kepala Bagian
Ketertiban Pemda Jakarta. Izin UUG sapat diberikan selambat-lambatnya
35 hari sejak permohonan diajukan. Menurut kententuan bahwa izin UUG
harus didaftarkan ulang setiap 5 tahun sekali.31

I. KETENTUAN MEREK DAN JENISNYA

Ketentuan tentang merek diatur dalam UU No.15 Tahun 2001.


Undang-undang ini menggantikan UU No.19 Tahun 1992, menurut pasal 1
ayat 1 UU No.15 Tahun 2001,merekadalah tanda yang berupa gambar,
nama, kata, angka- angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur
tersebut yang mempunyai unsur pembeda yang dapat digunakan untuk
usaha perdagangan barang atau jasa.Dari pengertian dalam UU No.15
Tahun 2001,ada dua hal yang dapat dipetik,yaitu sebagai berikut:32
1. Bentuk-bentuk yang dapat dipergunakan oleh seseorang atau
beberapa orang bersama-sama atau badan hukum sebagai berikut:
a. Merek Berupa gambar/lukisan
b. Merek Perkataan
c. Merek Huruf atau Angka
d. Merek Kombinasi
2. Ada beberapa jenis merek yang dijelaskan dalam pasal 1 ayat 1, 2,
3,dan 4 dari UU No.15 Tahun 2001,yaitu sebagai berikut:

31
Ibid hal.167
32
Ibid Hal. 90

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 17


a. Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seorang atau beberapa orang untuk
membedakan dengan barang-barang jenis lain.
b. Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seorang atau beberapa orang untuk
membedakan dengan jasa-jasa jenis lain.
c. Merek kolektif adalah merek yang dipergunakan pada barang atau
jasa dengan karakteristik yang sama diperdagangkan oleh seorang
atau beberapa orang untuk membedakan dengan barang atau jasa
jenis lain.
Berdasarkan ketentuan UU No.15 Tahun 2001 tentang Merek,
syarat dan tata cara permohonan pendaftaran merek adalah sebagai
berikut:33

a. Permohonan pendaftaran merek harus diajukan secara tertulis


dalam bahasa indonesia kepada Direktur jenderal Hak Kekayaan
Intelektual. Dalam surat permohonan harus dicantumkan :
1) Tanggal, bulan, tahun;
2) Nama lengkap dan alamat apabila permohonan memngajukan
merek melalui kuasa.
3) Warna-warna apabila merek yang dimohonkan pendaftarannya
menggunakan unsur-unsur warna
4) Nama negara dan tanggal permintaan merek yang pertama kali
dalam hal permohonan diajukan dengan Hak prioritas
b. Pemeriksaan terhadap kelengkapan persyaratan permohonan
pendaftaran akan dilakukan oleh Direktur jendral.jika ternyata
terdapat kekurangan akan dilakukan pemeriksaan
substantif,permeriksaan substansif suatu pemeriksaan yang
menyangkut apakah permohonan pendaftaran merek dapat

33
Ibid Hal. 90

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 18


didaftarkan dan jika tidak memenuhi syarat dalam pemeriksaan
maka permohonan harus ditolak.

Suatu merek tidak dapat didaftarkan apabila merek tersebut


mengandung salah satu unsur di antaranya:34

1. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang


berlaku ,moralitas agama,kesusilaan atau ketertiban umum .
2. Tidak memiliki daya pembeda dan telah menjadi milik umum
3. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa
yang dimohonkan pendaftaranya.( UU No.15 Tahun 2001)
4. Mempunyai persamaan padapokonya atau keseluruhannya
dengan merek pihak lain yang sudah terdaftar terlebih dahulu
untuk barang atau jasa.
5. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya
dengan indikasi-geografis atau logo yang sudah dikenal.(pasal
6 UU No.15 Tahun 2001).

c. Pengumuman dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan substansif


dan pemeriksaan melaporkan bahwa permohonan pendaftaran
merek tersebut disetujui oleh Direktur jenderal Hak Kekayaan
Intelektual,pengumuman dilakukan dengan mencantumkan :35
1) Nama dan alamat lengkap pemohon.
2) Kelas dan jenis barang atau jasa bagi merek yang dimohonkan
pendaftarannya.
3) Tanggal penerimaan
4) Nama negara dan tanggal penerimaan permohonan yang
pertama kali dalam hal permohonan diajukan dengan Hak
prioritas

34
Ibid Hal. 93
35
Ibid Hal. 95

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 19


5) Contoh merek, termasuk keterangan mengenai warna
,kombinasi kata serta pengucapannya dalam ejaan latin.
J. KEBERATAN DAN SANGGAHAN ATAS PENDAFTARAN
MEREK
Selama jangka waktu pengumuman merek dalam berita resmi
Merek,setiap pihak dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada
Direktur jenderal atas Permohonan Pendaftaran Merek tersebut dengan
dikenai biaya.Dalam jangka waktu empat belas hari sejak diterimanya
keberatan, Direktur jenderal harus mengirim salinan surat keberatan
kepada pemohon. Dan pemohon harus membalas surat keberatan dengan
suatu sanggahan kepada Direktur jenderal dalam jangka waktu paling
lama(dua bulan).

K. SERTIFIKAT MEREK
Atas pesetujuan Direktur jenderal,merek tersebut harus didaftarkan
dalam daftra umum Merek,dan untuk selanjutnya kepada pemohon akan
diberikan sertifikat yang memuat :36
1. Nama dan alamat lengkap pemilik merek yang didaftarkan .
2. Tanggal pengajuan dan tanggal penerimaan.
3. Nama negara dan tanggal permohonan yang pertama kali apabila
permohonan tersebut diajukan dengan menggunakan Hak Prioritas
4. Etiket merek yang didaftarkan ,termasuk mengenai macam warna
,huruf,angka, dan tulisan latin yang lazim digunakan dalam bahasa
indonesia serta pengucapannya dalam ejaan latin nomor dan tanggal
pendaftaran.
5. Kelas dan jenis barang atau jasa yang mereknya di daftarkan .
6. Jangka waktu berlakunya merek,jangka panjang merek adalah sepuluh
tahun dan dapat diperpanjang .
Surat izin usaha yang diperlukan dalam pendirian usaha diantaranya :
1. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

36
Ibid Hal. 96

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 20


2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
4. Nomor Register Perusahaan (NRP)
5. Nomor Rekening Bank (NRB)
6. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
7. Surat izin lainnya yang terkait dengan pendirian usaha, sepertii izin
prinsip, izin penggunaan tanah, izin mendirikan bangunan (IMB), dan
izin gangguan
L. KASUS

BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) melaporkan beberapa perusahaan di


Kalimantan Tengah yaitu PT KBI, FPI, CKA GST, dan ZI adalah sebagian
dari perusahaan yang dilaporkan ke Bareskrim Polri untuk diusut lebih
lanjut.Berbagai pelanggaran atas izin tambang ini berdasarkan hasil audit
yang dilakukan terhadap puluhan perusahaan tambang di Indonesia di
tahun anggaran 2011. Empat poin utama yang dilakukan dala audit BPK
ini, seperti dilansir oleh tempo.co, adalah terkait tata ruang atas
penggunaan sumber daya alam, proses izin atas penggunaan lahan
termasuk analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), hak negara
atas konsesi yang diberikan kepada swasta maupun BUMN, dan poin
terakhir adalah pengelolaan pasca tambang

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 21


Bab III

Penutup

Kesimpulan

A. MASALAH PENGATURAN PERIZINAN

Masalah perizinan dalam dunia bisnis meliputi perizinan disektor


pemerintahan umum, sector agraria/petanahan, sector perindustrian, sector
usaha / perdagangan, sector pariwisata, sector pekerjaan umum, sector
pertanian, sector kesehatan, sector social dan sector-sektor lainnya.
Pemerintah telah pengeluarkan peraturan yaitu No. 5 Tahun 1984 tanggal
11 April 1984 tentang Pedoman Penyelenggaraaan dan Pengendalian
Perizinan di bidang usaha agar dapat menyederhanakan system perizianan
yang begitu banyak

B. PENDAHULUAN PERIZINAN DUNIA BISNIS

Masalah perizinan dan pemberian kemudahan dalam usaha harus


menciptakan iklim usaha yang bergairah

C. MASALAH PENGATURAN PERIZINAN

Masalah perizinan dalam dunia bisnis meliputi perizinan di sektor


pemerintahan umum, sektor Agraria/pertanahan, sektor perindustrian.

D. NAMA PERUSAHAAN

Nama perusahanaan dapat diberi dengan cara menggunakan:

1. Nama pribadi pengusaha.


2. Jenis usaha yang dilakukannya.
3. Tujuan didirikannya
E. SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP).

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 22


Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk
dapat melaksanakan kegiatan perdagangan. Dasar hokum untuk
mendapatkan SIUP adalah UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan,

F. PERIZINAN LEMBAGA PEMBIAYAAN

Ketentuan yang mengatur mengenai tata cara pendirian dan


perizinan mengenai lembaga pembiayaan ini telah diatur dalam Keputusan
Menteri Keuangan No. 1251/KMK.103/1988.
Untuk

G. PERIZINAN DI BIDANG INDUSTRI

Perizinan dibidang indurtri telah diatur secara khusus dengan Peraturan


Pemerintah No. 13 tentang Izin Usaha Industri, dimana pertumbuhan
industry memiliki peranan penting yang harus mampu memberikan
motivasi yang dapat mendorong dan menarik minat para investor untuk
menanamkan modalnya pada industry

H. PERIZINAN MENURUT UNDANG-UNDANG GANGGUAN (UUG)

Salah satu izin yang sering menjadi problema dunia usaha adalah
mengenai izin undang-undang Gangguan yang diatur dalam Statsblaad
tahun 1926 Nomor 266.iizn

I. KETENTUAN MEREK DAN JENISNYA

Ketentuan tentang merek diatur dalam UU No.15 Tahun 2001.


Undang-undang ini menggantikan UU No.19 Tahun 1992, menurut pasal 1
ayat 1 UU No.15 Tahun 2001,merek adalah tanda yang berupa gambar,
nama, kata, angka- angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur
tersebut yang mempunyai unsur pembeda yang dapat digunakan untuk
usaha perdagangan barang atau jasa.

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 23


Daftar Pustaka

Simatupang, Ricahard Burton. 2007.Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta : Rineka


Cipta.
Simatupang, Richard Burton. 2007Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta: Rineka
Cipta. Edisi revisi.

Asyhadi, Zaeny. 2012. HUKUM BISNIS Prinsip dan Pekasanaannya di


Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers.

Aspek Hukum dan Bisnis Ekonomi Page 24

Anda mungkin juga menyukai