Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH HUKUM DAGANG

DOSEN: Nurasiah Harahap SH, M.hum

Pengusaha Dan Para Pembantunya

DisusunOleh :

Devi WahyuniGorat 71170111059

EsferanzaSuariBarus 71170111118

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

FAKULTAS HUKUM

T.A. : 2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Seorang pedagang, terutama seorang yang menjalankan


perusahaan yang besar dan berarti, biasanya tidak dapat bekerja seorang
diri. Dalam melaksanakan perusahaannya, ia memerlukan bantuan orang-
orang yang bekerja padanya sebagai bawahan, ataupun orang yang berdiri
sendiri dan mempunyai perusahaan sendiri dan yang mempunyai
perhubungan tetap ataupun tidak tetap dengan dia.
Sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan yang demikian pesat
dewasa ini, pengusaha-pengusaha kebanyakan tidak lagi berusaha
seorang diri, melainkan bersatu dalam persekutuan-persekutuan atau
perseroan-perseroan yang menempati gedung-gedung untuk kantornya
dengan sedikit atau banyak pegawai. Kemudian dibedakanlah antara
perusahaan kecil, sedang dan besar. Pada tiap-tiap toko dapat dilihat
aneka warna pekerja-pekerja seperti para penjual, penerima uang,
pengepak, pembungkus barang-barang, dan sebagaiinya. Dan
kesemuanya tersebut telah ada pembagian pekerjaan, sebab seorang tidak
dapa melaksanakan seluruh pekerjaan.1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Siapakah pengusaha dan siapakah pembantu-pembantu
pengusaha?
2. Bagaimana hubungan hukum antara pengusaha dan pembantunya?
3. Apa saja hak dan kewajiban pengusaha terhadap pembantunya dan
sebaliknya ?

1
Kansi. Pokok-pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia.2008. Jakarta; Sinar Grafika
BAB II
PEMBAHASAN
A . Pengusaha
Pengusaha adalah orang/pribadi atau badan dalam bentuk apapun
yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan
barang,mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha
perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah
pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar
daerah pabean. Atau dengan kata lain, pengusaha adalah orang yang
menjalankan perusaha atau menyuruh orang lain untuk menjalankan
perusahaan.2
Menjalankan perusahaan maksudnya pengusaha itu sendiri yang
mengelola perusahaanya, baik sendirian atau demgan bantuan orang
lain. Di sini “dia” langsung berkedudukan sebagai pengusaha sekaligus
sebagai pimpinan perusahaan yang bisa disebut Direktur Utama.
Sedangkan menyuruh orang lain untuk menjalankan perusahaan
meksudnya pengusaha ini tidak turut serta menjalankan perusahaan tapi
dia memberikan kuasa kepada orang lain untuk menjalankan
perusahaan tersebut. Dalam hal ini orang yang diberi kuasa menjalankan
perusaan untuk dan atas nama pemberi kuasa ( yang bisa jadi adalah
pemodal ). Orang yang diberi kuasa inilah yang disebut penguasa
sebagai pimpinan perusahaan yang bisa disebut Direktur atau Direktur
utama.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa secara teoretis maupun kritis ada tiga
pengusaha:
a) Pengusaha yang bekerja sendiri
b) Pengusaha yang bekerja dengan orang lain (pekerja/buruh).
c) Pengusaha yang memberi kuasa kepada orang lain untuk
menjalankan perusahaanya.

2
Zaeni Asyhadie,Budi Sutrisno,Pokok-Pokok Hukum Dagang,Rajawali Pers:2018,hal.15
d) Pengusaha yang menjalankan perusahaan yang merupakan
cabang dari perusahaan induk, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Dalam pengertian pengusaha dapat ditarik kesimpulan bahwa pengurus
perusahaan (orang yang menjalankan perusahaan bukan miliknya)
termasuk dalam pengertian pengusaha, artinya pengurus perusahaan
disamakan dengan pengusaha (orang/pemilik perusahaan).

Menurut Pasal 1 ayat (4) UU No. 28 Tahun 2007 tentang Peraturan


Perpajakan adalah, pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam
bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaanya
menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan
usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujudari luar daerah
pabean maupun, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa, atau
memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.3

Dari pengertian di atas jelaslah bahwa unsur-unsur Pengusaha:

a) Menghasilkan barang
b) Mengimpor barang
c) Mengekspor barang
d) Melakukan usaha perdagangan
e) Melakukan usaha jasa atau
f) Memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.

B. Pemimpin Perusahaan

Setiap perusahaan pastilah memiliki orang yang akan mengelola atau


menjalankan usaha tersebut. Salah satu orang tersebut adalah pemimpin
perusahaan. Pemimpin perusahaan (bedrif leider, manager) adalah orang
yang diberi kuasa oleh pengusaha untuk menjalankan perusahaan atas
nama pengusaha.

3
Zainal Asikin,Hukum Dagang,Rajawali Pers:2013,hal.10
Pemimpin perusahaan berfungsi sebagai wakil pengusaha dan berkuasa
dalam segala hal yang berkenaan dengan pengelola perusahaan yang
dipimpinnya. Dia bertanggung jawab penuh atas kemajuan dan
kemunduran perusahaan. Pada perusahaan besar, peimpin perusahaan
berbentuk dewan pimpinan yang disebut Direksi yang diketuai oleh seorang
Direktur Utama.4

C. Pembantu Pengusaha

Seperti diketahui bahwa seorang pengusaha tidaklah mungkin bisa


membantu pengusaha dalam menjalankan perusahaan dengan
menjalankan perusahaanya sendiri. Pengusaha membutuhkan pembantu
pembantu yang bisa mendukung usahanya.

Pembantu pengusaha adalah setiap orang yang melakukan perbuatan


mememperoleh upah. Hubungan kerja antara pengusaha dan pimnpinan
perusahaan di kuasai oleh hukum pemberian kuasa,sedangkan hubungan
kerja antara pengusaha/pemimpin perusahaan dan pembantu ;perusahaan
dikuasai oleh hukum tenaga kerja, dan di luar lingkungan perusahaan
dikuasai oleh hukum pemberian kuasa.

1. Pembantu dalam Lingkungan Perusahaan


Pembantu dalam lingkungan perusahaan mempunyai hubungan kerja tetap
dan subordinatif dengan pengusaha dan bekerja dalam lingkungan
perusahaan itu. Mereka antara lain :
a) Pemegang prokurasi
Pemegang prokurasi adalah pemregang kuasa dari perusahaan untuk
mengelola satu bagian besar/bidang tertentu dari perusahaan. Misalnya
produksi, pemasaran, administrasi, keuangan, sumber daya manusia,
perbekalan, dan perlengkapan.

4
Zaeni Asyhadie,Budi Sutrisno,Pokok-Pokok Hukum Dagang,Rajawali Pers:2018,hal.10
b) Pengurus filial
Pengurus filial adalah pemegang kuasa yang mewakili pengusaha
menjalankan perusahaan dengan mengelola satu cabang perusahaan
meliputi daerah tertdentu.
c) Pelayan toko
Pelayan toko adalah setiap orang yang memberikan pelayanan membantu
pengusaha di toko dalam menjalankan perusahaanya. Termasuk pelayan
toko yaitu penjual barang, pengepak barang, penyerah barang, pemegang
buku, dan penerima pembayaran (kasir). Pelyan toko berfungsi mewakili
pengusaha memberikan pelayanan di toko.
d) Pekerja keliling
Pekerja keliling adalah pembantu pengusaha yang bekerja di luar
toko/kantor untuk memajukan perusahaan, dengan mempromosikan barang
dagangan atau membuat perjanjian antara pengusaha dan pihak ketiga.
Contoh: penjaja dari rumah ke rumah.
e) Pimpinan Perusahaan
Abdul Kadir Muhammad (2002: 26) menulis, bahwa pada perusahaan
persekutuan, terutama yang berbentuk badan hukum pimpinan perusahaan
(bedrijf leider, manager) adalah orang yang diberi kuasa oleh pengusaha
untuk menjalankan perusahaan atas nama pengusaha. Pimpinan
perusahaan ini menggantikan pengusaha dalam segala hal mengenai
pengelolaan perusahaan. Dia berfungsi sebagai wakil pengusaha dan
berkuasa dalam segala hal yang berkenaan dengan pengelolaan
perusahaan yang dipimpinnya. Demikian pila pimpinan perusahaan ini yang
bertanggung jawab penuh atas kemajuan atau kemunduran jalannya
perusahaan. Untuk itu, pimpinan perusahaan mendapatkan upah/gaji yang
tentu saja besar sesuai dengan surat kuasa yang diberikan kepadanya.
Dengan kekuasaan yang diberikan kepadanya, masyarakat luas hanya
mengetahui pimpinan perusahaan ini saja. Para pihak atau pihak ketiga
hanya berhubungan dengan pimpinan perusahaan.
Pimpinan perusahaan inilah yang oleh pihak ketiga “dianggap” sebagai
pengusaha, dan oleh karena itu maka:
a) Pihak Ketiga yang merngadakan hubungan hukum hanya mempunyai
hak dan kewajiban pada pimpinan perusahaan.
b) Pimpinan perusahaan adalah pemegang kuasa untuk mengelola
perusahaan
c) Pimpinan perusahaan adalah (orang yang dikuasakan) yang
bertanggung jawab atas kontrak atau perjanjian yang dibuat
dengan pihak ketiga, baik kontrak atau perjanjian yang
bersangkutan dengan jalannya perusahaan ( untuk mengangkat atau
memberhentikan pekerja/buruh, misalnya) maupun kontrak yang
berkaitan dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
d) Pimpinan perusahaan ( orang yang dikuasakan ) bertanggung j awab
terhadap hak dan kewajiban pekerja/buruh yang bekerja pada
perusahaan.
e) Pimpinan perusahaan ( orang yang dikuasakan ) yang bertanggung
jawab terhadap kewajiban perusahaan kepada pemerintah,
misalnya untuk membayar pajak, mendaftarkan perusahaan, dan
lain-lain yang bersangkutan dengan Hak Kekayaan Intelektual.
f) Pimpinan perusahaan bukan pembantu penguasaha karena
penguaha yang tidak berperan aktif menjalankan perusahaan.
g) Pimpinan perusahaan adalah yang mempunyai kedudukan tertinggi
dalam perusahaan.

Di dalam perusahaan yang besar, yang pimpinan perusahaannya terdiri


dari sebuah dewan, pimpinan perusahaan ( orang yang dikuasakan ) bisa
disebut Direktur Utama yang dapat memperkerjakan beberapa orang
direktur yang diangkat dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Direktur yang dimaksudkan misalnya Direktur Bidang Produksi, Direktur
Bidang Pemasaran, Direktur Bidang Keuangan, Direktur Bidang
Kepegawaian, dan lain-lain yang dianggap perlu5.

Pembantu-pembantu perusahaan di atas jika disusun dalam suatu bagan,


maka terbentuk sebagain berikut.
Pengusaha/pimpinan
perusahaan/Direktur Utama

Pemegang
Prokurasi/ Pemegang
Direktur Bid. Pokurasi/Direktur
Pemasaran Bid. Pemasaran
Pengurus Filial/
Pekerja Keliling Dirut Cabang
Pelayan Toko
Perusahaan di
Daerah
Khusu dalam kaitannya dengan pembantu dalam perusahaan, secara
yuridis dikenal pula istilah Pekerja/Buruh. Pekerja/Buruh merupakan salah
satu pihak yang terpenting dalam perusahaan, karena tanpa adanya
pekerja/buruh maka perusahaan tersebut tidak akan bisa jalan.
Menurut Pasal 1 angka 3 UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan
menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.6
Lantas bagaimana hubungan hukum antara pengusaha dan para
pembantu pengusaha?

5
Zaeni Asyhadie,Budi Sutrisno,Pokok-Pokok Hukum Dagang,Rajawali Pers:2018,hal.19
6
Zaeni Asyhadie,Budi Sutrisno,Pokok-Pokok Hukum Dagang,Rajawali Pers:2018,hal.19
Dikenal 2 jenis hubungan hukum antara Pengusaha dengan para
pembantunya. Jenis hubungan hukum itu adalah hubungan kerja dfan
pemberian Kuasa.

1. Hubungan Kerja
Yang dimaksud dengan hubungan kerja adalah suatu hubungan antara
pekerja dan pengusaha, terjadi setelah diadakan perjanjian, antara
pekerja dan pengsaha, terjadi setelah diaadakan perjanjian , dimana
pekerja menyatakan kesanggupannya untuk bekerja pada pengusaha untuk
menerima upah dan dimaan pengusaha menyatakan kesanggupannya
untuk memperkerjakan buruh dengan membayar upah. Jadi dalam hal ini
hubungan antara atasan dan bawahan( subordinasi).
Pasal 1 angka 14 UU No. 13 Tahun 2003, menentukan “Perjanjian Kerja
adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi
kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. 7
2) Pemberian Kuasa
Yang dimaksud dengan pemberi pengusaha adalah suatu persetujuan
dengan mana seorang memberikan kekuasaan kepada orang lain, yang
menerimannya, untuk atas namanya menyelenggarakan suatu urusan.
Diatur mulai Pasal 1792 sampai dengan Pasal 1819
KUHPerdata.Pemberian kuasa terdiri dari 2(dua) jenis, yaitu Kuasa Umum
dan Kuasa Khusus.
a. Kuasa Umum
Kuasa umum adalah suatu jenis pemberian kuasa untuk melaksanakan
suatu pengurusan atau pekerjaan tertentu. Dalam jenis pemberian kuasa
umum ini, terkandung di dalamnya adalah kuasa untuk melakukan tindakan
yang umum layaknya sebagai seorang wali, namun tidak diperkenankan
untuk

7
Zaeni Asyhadie,Budi Sutrisno,Pokok-Pokok Hukum Dagang,Rajawali Pers:2018,hal.20
1) Meminjam atau memperpinjamkan uang dengan pihak lain yang
berhubungan dengan suatu perusahaan, ataupun meminjam uang pada
pihak ketiga, seperti perbankan.
2) Mengasingkan atau membebani benda-benda tak bergerak, termasuk
menjual atau memindah-tangankan surat-surat utang negara, piutang dan
saham-saham.
3) Menyewa atau mengambil sesuatu.
4) Menerima warisan, selain hak istimewa utuk pendaftaran harta
peninggalan.
5) Menolak warisan
6) Menerima hibah.
7) Memajukan suatu gugatan di depan pengadilan.
8) Melakukan suatu pembelaan ( sebagai kuasa hukum ) atas suatu
gugatan.
9) Meminta pembagian dan pemisahan harta peninggalan.
10) Mengadakan perdamaian di luar pengadilan.
11) Menyerahkan suatu kasus atau perkara kepada suatu badan atau
lembaga penyelesaian sengketa alternatif.
b. Kuasa Khusus
Kuasa khusus adalah suatu pemberian kuasa untuk menjalankan
atau menyelenggarakan hal-hal khusus yang yang tercantum dalam
perjanjian pemberian kuasa. Jadi pemberian kuasa ( baik kuasa umum atau
kuasa khusus ) adalah merupakan persetujuan atau perjanjian, yang
dengan perjanjian si pemberi kuasa memberikan kekuasaan kepada
penerima kuasa untuk melaksanakan suatu urusan. Urusan tersebut dapat
berupa urusan perusahaan, yang dengan ini penerima kuasa dapat
menerima upah atau tidak menerima upah sesuai dengan surat pemberian
kuasa yang diberikan.
Dalam kaitannya dengan hukum perusahaan si pemberi kuasa adalah
pengusaha/pemodal, sedangkan penerima kuasa bisa juga pengusaha dan
pekerja yang bekerja di perusahaan tersebut.
Dikemukakan bahwa pemberian kuasa menciptakan hubungan hukium
yang bersifat “koordinatif”, artinya tidak ada istilah atasan-bawahan. Antara
pemberi kuasa dan penerima kuasa memiliki hubungan hukum yang setara.
Namun hubungan hukum tersebut ada yang bersifat tetap dan ada pula
yang tidak tetap.
Dalam hukum perusahaan hubungan hukum koordinatif yang bersifat tetap
adalah hubungan antara:
a) Pengusaha dengan pimpinan perusahaan.
b) Pengusaha dengan Agen Perusahaan.
c) Pengusaha dengan Bank
Sedangkan hubungan hukum koordinatif yang bersifat yang bersifat tidak
tetap adalah hubungan antara:
a) Penguasaha dengan makelar.
b) Pengusaha dengan komisioner.
c) Pengusaha dengan notaris.
d) Pengusaha dengan pengacara.
Hubungan-hubungan hukum di atas akan diuraikan secara ringkas sebagai
berikut.
1. Hubungan Hukum antara Pengusaha dengan Pimpinan Perusahaan.
Dalam hubungan hukum antara pengusaha dengan pimpinan
perusahaan yang bertindak sebagai pemberi kuasa adalah pengusaha atau
pemodal, sedangkan penerima kuasa adalah pimpinan perusahaan. Dalam
hubungan hukuman ini pengusaha berkewajiban memberikan upah kepada
pimpinan perusahaan sesuai yang diperjanjikan dalam perjanjian
pemberian kuasanya. Sedangkan pimpinan perusahaan sebagai penerima
kuasa berkewajiban untuk menjalankan perusahaan sesuai dengan
perjanjian pemberian kuasa yang diberikan. Oleh karena itu dapat
dijelaskan, bahwa:
a) Pimpinan perusahaan bukan pembantu atau pekerja dari pengusaha
karena pengusaha tidak berperan aktif dalam menjalankan perusahaan.
Pengusaha di sini adalah pemegang/pemilik modal yang memberikan
kekuasaan penuh kepada pimpinan perusahaan untuk menjalankan
perusahaan pemodal. Namun tentu saja pimpinan perusahaan harus
bertanggung jawab kepada pengusaha/pemodal mengenai keadaan
perusahaan.
b) Pimpinan perusahaan yang diberikan kuasa mempunyai kedudukan
tertinggi di perusahaan karena dia tentu saja mempunyai keahlian dalam
menjalankan perusahaan. Pimpinan perusahaan ini dapat disebut sebagai
Direktur Utama dari perusahaan tersebut.
c) Pimpinan perusahaan bukanlah pekerja dari pengusaha/pemodal, dan
oleh karena itu ketentuan-ketentuan yang bersangkutan dengan Hukum
Ketenagakerjaan tidak berlaku dalam hubungan hukum antara pengusaha
dan pimpinan perusahaan ini.
2. Hubungan Hukum antara Pengusaha dengan Agen Perusahaan.
Pengusaha yang dimaksudkan di sini adalah pimpinan perusahaan, baik
orang yang menjalankan sendiri perusahaanya sekaligus sebagai pemodal,
ataupun yang diberikan kuasa sebagai pimpinan perusahaan.Dalam
hubungan hukum antara pengusaha dengan agen perusahaan, dapat
dikemukakan bahwa pengusaha adalah pemberi kuasa yang wajib
memberikan upah kepada agen perusahaan sesuai yang diperjanjikan
dalam perjanjian pemberian kuasa. Sedangkan agen perusahaan adalah
penerima kuasa yang wajib menjalankan keagenan dengan berpatokan
pada perjanjian pemberian kuasa. Misalnya agen sepatu bata. Agen yang
menerima kuasa harus menjual sepatu sesuai dengan harga yang
ditetapkan oleh pengusaha (pabrik sepatu) tanpa diperbolehkan untuk
mendapatkan keuntungan dengan menaikkan harga sepatu yang telah
ditetapkan.
Kemudian hubungan hukum antara pengusaha dengsan agen
perusahaan haruslah tunduk pada ketentuan hukum yang tercantum dalam
pemberian kuasa, dan bersifat tetap dan koordinatif, dengan ciri-ciri sebagai
berikut.
a) Agen perusahaan adalah perusahaan yang berdiri sendiri, bukan cabang
atau perwakilan dari perusahaanya pengusaha.
b) Agen perusahaan adalah pemegang kuasa untuk menjalankan keagenan
sesuai yang ditentukan dalam perjanjian pemberian kuasa.
c) Agen perusahaan menjalankan keagenan secara terus menerus-
menerus selama jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian pemberian
kuasa. Agen perusahaan dalam praktik sering kali disamakan dengan
distributor, padahal di antara keduanya berbeda dari segi hubungan hukum.
3. Pengusaha dengan Bank.
Hubungan hukum antara pengusaha dengan perbankan berkaitan
dengan adanya simpanan pengusaha pada bank yang bersangkutan, baik
dalam bentuk Rekening Koran maupun rekening lainnya. Dalam hal ini
pengusaha memberikan kuasa kepada perbankan untuk menjalankan
pembayaranya kepada pihak berkaitan dengan hubungan hukum yang
telah dibuatnya dengan pihak ketiga yang bersangkutan. Perbankan
sebagai pihak penerima kuasa berkewajiban untuk melalukan perintah
pengusaha untuk membayar dan menyimpan dana pengusaha.
Hubungan hukum antara pengusaha dengan bank ini tundak pada
ketentuan hukum pemberian kuasa yang bersifat koordinatif dan tetap
dengan alasan:8
a) Perusahan perbankan adalah perusahaan yang berdiri sendiri, bukan
bagian dari perusahaan pemberi kuasa.
b) Perusahaan perbankan adalah pemegang kuasa untuk menjalankan
perintah mengenai keuangan perusahaan pemberi kuasa.
c) Perusahaan perbankan menjalankan perintah penguasaha secara terus-
menerus selama tidak dihentikan oleh perusahaan pemberian kuasa.
4. Penguasa Dengan Makelar
Sama halnya dengan pembantu yang lain hubungan hukum antara
pengusaha dengan makelar adalah juga hubungan pemberian kuasa,
dimana pengusaha memberikan kuasa kepada makelar untuk

8
Abdul Kadir Muhammad,2002:42
melaksanakan perintah penguasaha untuk dan atas nama kepentingan
pengusaha.Hubungan hukum antara pengusaha dengan makelar juga
tundak pada ketentuan hukum pemberian kuasa yang bersifat koordinatif
dan tetap dengan alasan:
a) Makelar adalah perusahaan yang berdiri sendiri, bukan merupakan
bagian dari perusahaan pemberi kuasa.
b) Makelar adalah pemegang kuasa untuk menjalankan perintah atas nama
dan untuk kepentingan perusahaan pemberian kuasa.
c) Makelar menjalankan perintah pengusaha secara insidentil dan tidak
terus-menerus.
5. Pengusaha dengan Komisioner
Hubungan hukum antara pengusaha dengan komisioner adalah
merupakan hubungan pemberian kuasa. Pengusaha memberikan kuasa .
pengusaha memberikan kuasa khusu kepada komisioner, yang dalam hal
ini berlaku ketentuan:
a) Komisioner bertindak untuk dan atas nama dirinya sendiri, sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 76 KUHD.9
b) Biaya perjanjian, atau biaya hubungan hukumnya dengan pihak ketiga
dibayar dulu oleh komisioner, setelah perjanjian dan hubungan hukumnya
selesai baru dibayar oleh pengusaha beserta komisinya( Pasal 80 KUHD).10
c) Komisioner mempunyai hak retensi apabila pengusaha tidak memenuhi
kewajiban untuk membayar komisi dan segala biayanya kepada komisioner
( Pasal 85 KUHD ).
Hubungan hukum antara pengusaha dengan komisioner ini tundak pada
ketentuan hukum pemberian kuasa Pasal 1792 KUHPerdatan yang bersifat
koordinatif, tetapi sifatnya tidak tetap karena alasan-alasan sebagai berikut.
a) Komisioner adalah perusahaan yang berdiri sendiri, bukan merupakan
bagian dari perusahaan komitmen

9
Zaeni Asyhadie,Budi Sutrisno,Pokok-Pokok Hukum Dagang,Rajawali Pers:2018,hal.25
10
Zaeni Asyhadie,Budi Sutrisno,Pokok-Pokok Hukum Dagang,Rajawali Pers:2018,hal.26
b) Komisioner adalah penerima atau pemegang kuasa untuk mengadakan
dan melaksanakan perjanjian atas nama sendiri untuk kepentingan
pengusaha.
c) Komisioner melaksanakan kepentingan pengusaha yang sifatnya
insidentil dan tidak terus-menerus.
6) Pengusaha dengan Notaris/Pengacara
Hubungan hukum antara pengusaha dengan notaris dan pengacara
adalah juga merupakan hubungan hukum pemberian kuasa, di mana
pengusaha memberikan kuasa kepada notaris atau pengacara untuk
melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan hukum. Notaris/pengacara
sebagai penerima kuasa berkewajiban untuk memberikan pelayanan
hukum atas nama dan untuk kepentingan pengusaha ( misalnya
pembuatan akta-akta notaris, dan pelayanan penasihatan hukum yang
misalnya berkaitan dengan peningkatan status hukum perusahaan
pengusaha). Hubungan hukum antara pengusaha dan notaris tunduk
pada ketentuan hukum pemberian kuasa yang bersifat koordinatif tetapi
tetap berdasarkan alasan-alasan berikut.
1) Notaris/pengacara adalah tenaga ahli hukum yang menjalankan
pekerjaan yang berdiri sendiri, mempunyai kantor sendiri, bukan
merupakan bagian dari pengusaha pemberian kuasa.
2) Notaris/pengacara adalah penerima kuasa untuk memberikan pelayanan
hukum atas nama dan untuk kepentingan pengusaha.
3) Notaris/pengacara memberikan pelayanan hukum secara insidenti, tidak
secara terus menerus.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
a. Pengusaha adalah seseorang yang melakukan atau menyuruh
melakukan perusahaannya. Dalam menjalankan perusahannya pengusaha
dapat Melakukan sendiri, Bentuk perusahaannya sangat sederhana dan
semua pekerjaan dilakukan sendiri, merupakan perusahaan perseorangan.
Dibantu oleh orang lain, Pengusaha turut serta dalam melakukan
perusahaan, jadi dia mempunyai dua kedudukan yaitu sebagai pengusaha
dan pemimpin perusahaan dan merupakan perusahaan besar. Menyuruh
orang lain melakukan usaha sedangkan dia tidak ikut serta dalam
melakukan perusahaan.
b. Adapun pembantu-pembantu dalam perusahaan antara lain: Pelayan
toko, Pekerja keliling, Pengurus filial, Pemegang prokurasi, Pimpinan
perusahaan. Sedangkan pembantu-pembantu luar perusahaan antara lain:
Agen perusahaan, Perusahaan perbankan, Pengacara, Notaris, Makelar,
Komisioner
c. Hubungan hukum antara pimpinan perusahaan dengan pengusaha
bersifat :
(a) Hubungan perburuhan, yaitu hubungan yang subordinasi antara majikan
dan buruh, yang memerintah dan yang diperintah.
(b) Hubungan pemberian kekuasaan, yaitu hubungan hukum yang diatur
dalam pasal 1792 dsl KUHPER.
4. Dalam UU No. 13 tahun 2003 dijelakan secara mendetail mengenai hak
dan kewajiban antara pengusaha dan pembantu-pembantunya, hal ini
sebagai penyempurnaan dari KUHPer dan KUHD yang telah dulu berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
a. Asyhadie, Zaeni.Budi Sutrisno.2018.Pokok-Pokok Hukum
Dagang.Depok: Rajawali Pers.
b. Asikin, Zainal.2013.Hukum Dagang.Jakarta:Rajawali Pers
c. Sembiring, Sentosa.2008.Hukum Dagang Edisi Revi Cetakan
Ketiga.Bandung: PT Citra Aditya Bakti
d. http://makalahsdk.blogspot.com/2014/11/pengusaha-dan-pembantu-
pengusaha.html

Anda mungkin juga menyukai