Anda di halaman 1dari 14

HAK DAN KEWAJIBAN PENGUSAHA DAN TENAGA KERJA

MAKALAH

Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah “Hukum Ketenagakerjaan” yang


diampu oleh Bapak Bhismoadi Tri Wahyu Faizal, M.H.

Disusun Oleh :

Moh. Fery Ardyansah ( 20382041033 )

Moh. Lukman Hariyadi ( 20382041089 )

Hamidatus Sholehah ( 20382042021 )

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat_Nya sehingga kami dapat beraktivitas dengan baik serta
bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya dengan judul
“Hak dan Kewajiban Pengusaha dan Tenaga Kerja”. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW. Dan
para umatnya hingga akhir zaman.

Ucapan terimakasih tidak lupa kami ucapkan kepada orang tua yang selalu
membekali kami dengan do’a dan motivasi. Dan kepada Bapak Bhismoadi Tri
Wahyu Faizal, M.H. yang telah membina dan berbagi ilmu kepada kami.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari


sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna perbaikan dan kelengkapan penyusunan
makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin.

Wassalamualaikum wr. Wb.

Pamekasan, 2 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………..…i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………….…iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….….…1

A. Latar belakang………………………………………………..……….1
B. Rumusan masalah………………………………………………….….1
C. Tujuan masalah………………………………………………….…….2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………..………………….3

A. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja…………………………...………..3


B. Hak dan Kewajiban Pengusaha.……………………………...…....…..7

BAB III PENUTUP…………………………………………...……………...…10

A. Kesimpulan
B. Saran…………………………………...………………..……………10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….......11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemerintah dan perusahaan mempunyai suatu sistem yakni simbiosis


mutualisme, yang mana pemerintah Indonesia dan perusahaan sama-sama
saling membutuhkan, sehingga menciptakan adanya suatu hubungan kerja.

Hubungan kerja adalah suatu hubungan antara Pengusaha dengan Pekerja


yang timbul dari perjanjian kerja yang diadakan untuk waktu tertentu maupun
waktu yang tidak tertentu, biasanya dituangkan dalam suatu perjanjian kerja
yang dimana berisikan pernyataan akan hak-hak dan kewajiban antara kedua
belah pihak, serta segala akibat hukumnya.

Hak dan kewajiban para pihak dalam Perjanjian Kerja terhadap subjek dari
perjanjian kerja adalah orang-orang yang terikat oleh perjanjian yang di
buatnya. Hak dan kewajiban subjek kerja, dimana hak merupakan suatu
tuntutan dan keinginan yang di peroleh oleh subjek kerja (pengusaha dan
pekerja). Sedangkan kewajiban adalah para pihak , disebut prestasi.1

Akhir-akhir ini terdapat berbagai macam kejadian yang terjadi akibat dari
adanya hubungan kerja yang tidak baik. Banyak perusahaan yang membuat
peraturan terhadap pekerjanya dengan semena-mena tanpa memperhatikan
peraturan-peraturan atau kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman tentang hubungan kerja, yakni hak
dan kewajiban yang dimiliki oleh pengusaha dan tenaga kerja.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Saja Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja ?

1
Abdullah Sulaiman, Andi Walli. Hukum Ketenagakerjaan / Perburuhan, (Jakarta: YPPSDM,
2019), 149.

1
2. Apa Saja Hak dan Kewajiban Pengusaha ?

C. TUJUAN

1. Untuk Mengetahui Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja

2. Untuk Mengetahui Hak dan Kewajiban Pengusaha.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hak Dan Kewajiban Tenaga Kerja

 Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat.2

 Hak Tenaga Kerja

Banyak jenis hak lain yang dimiliki oleh setiap tenagakerja selain imbalan
dalam bentuk materi. Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah hak tenaga
kerja secara garis besar yang tertuang dalam UU Ketenagakerjaan. Hak
tenaga kerja diatur dalam Bab III tentang Kesempatan dan Perlakuan yang
sama, BAB V tentang Pelatihan Kerja, BAB VI tentang Penempatan
Tenaga Kerja, dan BAB X tentang Perlindungan, Pengupahan, dan
Kesejahteraan. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut :3

Bab III tentang Kesempatan dan Perlakuan yang sama

Pasal 5

Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi


untuk memperoleh pekerjaan.

Pasal 6

Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa


diskriminasi dari pengusaha.
2
Pasal 1 ayat 2, UU No. 13 Tahun 2003, Ketenaga Kerjaan, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 39.
3
UU No. 13 Tahun 2003, Ketenaga Kerjaan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 39.

3
BAB V tentang Pelatihan Kerja

Dalam rangka meningkatkan kecakapan, produktivitas, dan kesejahteraan


tenaga kerja, pelatihan kerja juga perlu diberikan sebagai bekal. Bab V UU
Ketenagakerjaan mengatur tentang pelatihan ini, termasuk syarat-syarat
lembaga yang bertugas memberi pelatihan.

Pasal 11

Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau meningkatkan


dan/atau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat,
dan kemampuannya melalui pelatihan kerja.

Pasal 18

1. Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja setelah


mengikuti pelatihan kerja yang diselenggarakan lembaga pelatihan
kerja pemerintah, lembaga pelatihan kerja swasta, atau pelatihan di
tempat kerja.

2. Pengakuan kompetensi kerja sebagaimana yang dimaksud dalam ayat


(1) dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kerja.

3. Sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)


dapat pula diikuti oleh tenaga kerja yang telah berpengalaman.

Pasal 19

Pelatihan kerja bagi tenaga kerja penyandang cacat dilaksanakan dengan


memperhatikan jenis, derajat kecacatan, dan kemampuan tenaga kerja
penyandang cacat yang bersangkutan.

Pasal 23

Tenaga kerja yang telah mengikuti program pemagangan berhak atas


pengakuan kualifikasi kompetensi kerja dari perusahaan atau lembaga
sertifikasi.
4
BAB VI tentang Penempatan Tenaga Kerja

Sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja dalam wilayah kerja tertentu,


pekerja juga mempunyai hak dalam penempatan dirinya. BAB VI UU
Ketenagakerjaan secara jelas memuat hak-hak yang terkait dengan
penempatan tenaga kerja.

Pasal 31

Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk
memilih, mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh
penghasilan yang layak di dalam atau di luar negeri.

BAB X tentang Perlindungan, Pengupahan, dan Kesejahteraan

Bab X UU Ketenagakerjaan memuat cukup banyak sub bab yang


menjelaskan detail terkait perlindungan, pengupahan, dan kesejahteraan
tenaga kerja.

Pasal 67

1. Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja penyandang cacat wajib


memberikan perlindungan sesuai dengan jenis dan derajat.

Pasal 76

1. Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18 (delapan belas)


tahun dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul
07.00.

Pasal 86

1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan


atas:

(1) Keselamatan dan Kesehatan kerja

(2) Moral dan kesusilaan; dan


5
(3) Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama.

 Kewajiban Tenaga Kerja

Sebagaimana hak yang diterima, setiap tenaga kerja wajib memenuhi


tanggung jawabnya. Bab XI tentang Hubungan Industrial memaparkan
beberapa kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap pekerja antara lain
sebagai berikut.4

Pasal 102

Dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerja dan serikat pekerja


mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya,
menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi
secara demokrasi, mengembangkan keterampilan dan keahilannya serta
ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota
beserta keluarganya.

Pasal 126

1. Pengusaha, serikat pekerja dan pekerja wajib melaksanakan ketentuan


yang ada dalam perjanjian kerja bersama.

2. Pengusaha dan serikat pekerja wajib memberitahukan isi perjanjian


kerja bersama atas perubahannya kepada seluruh pekerja.

Pasal 136

1. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial wajib dilaksanakan oleh


pengusaha dan pekerja atau serikat pekerja secara musyawarah untuk
mufakat.

4
Ervira Madani, “Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja”, 2019,
https://www.academia.edu/39616357/Hak_dan_kewajiban_tenaga_kerja, Diakses pada tanggal 30
maret 2022.

6
Pasal 140

1. Sekurang-kurangnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sebelum mogok


kerja dilaksanakan, pekerja dan serikat wajib memberitahukan secara
tertulis kepada pengusaha dan instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenaga kerjaan setempat.

B. Hak Dan Kewajiban Pengusaha

 Pengertian Pengusaha

Pengusaha adalah :

a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang


menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;

b. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara


berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;

c. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di


Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.5

 Hak Pengusaha/ Perusahaan

Secara singkat, pengusaha/perusahaan memiliki hak yang tercantum dalam


uraian Undang-Undang Ketenagakerjaan, yakni dalam UU Nomor 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Hak-hak tersebut antara lain adalah
sebagai berikut.

1. Perusahaan berhak atas hasil dari pekerjaan karyawan.

2. Perusahaan berhak untuk memerintah/mengatur karyawan atau tenaga


kerja dengan tujuan mencapai target.

5
Pasal 1 ayat 5 UU No. 13 Tahun 2003, Ketenagaerjaan, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 39.

7
3. Perusahaan berhak melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap
pekerja/buruh/karyawan jika melanggar ketentuan yang telah
disepakati sebelumnya. 6

 Kewajiban Pengusaha/ Perusahaan

1. Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja.

Waktu kerja meliputi :

a. 7 ( tujuh ) jam 1 (satu ) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu0


minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
(delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu)
minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. Ketentuan
waktu kerja sebagaimana dimaksud ini tidak berlaku bagi sektor
usaha atau pekerjaan tertentu. Ketentuan mengenai waktu kerja
pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu diatur dengan Keputusan
Menteri.

b. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu


kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2) harus
memenuhi syarat: Ada persetujuan pekerja/buruh yang
bersangkutan, dan Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan
paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas)
jam dalam 1 (satu) minggu, dan Pengusaha yang mempekerjakan
pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud di atas
wajib membayar upah kerja lembur.

c. Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada


pekerja/buruh (Pasal 79).

6
“Hak-hak Perusahaan dan Karyawan Dalam Undang –Undang Ketenagakerjaan”,
https://disnakertrans.ntbprov.go.id/hak-hak-perusahaan-dan-karyawan-dalam-undang-undang-
ketenagakerjaan/, diakses tanggal 30 maret 2022.

8
d. Pengusaha wajib memberikan kesempatan yang secukupnya kepada
pekerja/buruh untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh
agamanya.

e. Pekerja/buruh tidak wajib bekerja pada hari-hari libur resmi.


Pengusaha dapat mempekerjakan pekerja/buruh untuk bekerja pada
hari-hari libur resmi apabila jenis dan sifat pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan atau dijalankan secara terus menerus atau pada
keadaan lain berdasarkan kesepakatan antara pekerja/buruh dengan
pengusaha. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh yang
melakukan pekerjaan pada hari libur resmi sebagaimana dimaksud
wajib membayar upah kerja lembur.7

7
Vega O. Merpati, "Hak Dan Kewajiban Perusahaan Terhadap Pekerja Yang Bekerja Melebihi
Batas Waktu", Lex et Societatis, 8 (2014), 79-80.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hak dan kewajiban para pihak dalam Perjanjian Kerja terhadap subjek
dari perjanjian kerja adalah orang-orang yang terikat oleh perjanjian yang
di buatnya. Hak dan kewajiban subjek kerja, dimana hak merupakan suatu
tuntutan dan keinginan yang di peroleh oleh subjek kerja (pengusaha dan
pekerja). Sedangkan kewajiban adalah para pihak , disebut prestasi. Hak
dan kewajiban tenaga kerja dan pengusaha diatur dalam UU nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

B. Saran

Semoga dengan selesainya makalah ini kita semua bisa menambah


wawasan dan pengetahuan yang lebih luas, serta penulis sangat
mengharapkan respon dari teman-teman mahasiswa ataupun dosen yang
ingin memberikan saran demi perbaikan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

“Hak-hak Perusahaan dan Karyawan Dalam Undang –Undang Ketenagakerjaan”,


https://disnakertrans.ntbprov.go.id/hak-hak-perusahaan-dan-karyawan-dalam-
undang-undang-ketenagakerjaan/, diakses tanggal 30 maret 2022.

Madani, Ervira. “Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja”, 2019,


https://www.academia.edu/39616357/Hak_dan_kewajiban_tenaga_kerja,
Diakses pada tanggal 30 maret 2022.

Merpati, Vega O. "Hak Dan Kewajiban Perusahaan Terhadap Pekerja Yang


Bekerja Melebihi Batas Waktu", Lex et Societatis, 8 (2014).

Sulaiman, Abdul, dkk. Hukum Ketenagakerjaan / Perburuhan, Jakarta: YPPSDM,


2019, 149.

UU No. 13 Tahun 2003, Ketenaga Kerjaan, Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2003 Nomor 39.

11

Anda mungkin juga menyukai