Anda di halaman 1dari 11

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) dalam Sistem Hukum di

Indonesia

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perbankan Syariah yang
diampu oleh Bapak Bapak Try Subakti, M.H

DISUSUN OLEH :

LAILI AZKIYA PUTRI (21382042066)

MOHAMAD ANAS (21382041034)

SOFWAN ANSORI (21382041043)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
(KHES) dalam Sistem Hukum di Indonesia”

Makalah “Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) dalam Sistem


Hukum di Indonesia” ini telah kami susun dengan maksimal mungkin dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami beharap semoga makalah “Kompilasi Hukum Ekonomi


Syariah (KHES) dalam Sistem Hukum di Indonesia” ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi khususnya bagi penulis dan juga para pembaca.

Pamekasan, 12 April 2022

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 6
2.1 Pengertian Kompilasi HES ......................................................................... 6
2.2 Materi Kompilasi HES ............................................................................... 6
2.3 Kronologi Penyusunan Kompilasi HES ..................................................... 7
2.4 Proses Politik dalam UU Kompilasi HES .................................................. 9
BAB III PENUTUP ..................................................................................................
11
3.1 Kesimpulan .................................................................................................
11
3.2 Saran ...........................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
12

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyusunan Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) yang


dikoordinir oleh MA RI merupakan respon terhadap perkembangan baru
dalam kajian dan praktek hukum muamalat (ekonomi Islam) di
Indonesia. Praktik hukum muamalat secara institusional di Indonesia itu
sudah dimulai sejak berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun
1990, kemudian disusul oleh lembaga keuangan syari’ah (LKS) lainnya
setelah melihat prospek dan ketangguhan LKS seperti BMI ketika melewati
krisis ekonomi nasional sekitar tahun 1998. Belakangan, perkembangan LKS
tersebut semakin pesat yang tentu akan menggambarkan banyaknya praktek
hukum muamalat di kalangan umat Islam.

3
Banyaknya praktek hukum tersebut dengan berbagai permasalahan yang
muncul akibat dari tarik menarik antar kepentingan para pihak dalam
persoalan ekonomi, sementara untuk saat ini belum ada peraturan
perundangundangan yang mengatur secara khusus terhadap permasalahan itu.
Sejak tahun 1994,jika ada sengketa ekonomi syariah maka diselesaikan lewat
Badan Arbitrase Syariah Nasional (Basyarnas) yang hanya sebagai mediator
(penengah) dan belum mengikat secara hukum. Peraturan yang diterapkan
juga masih terbatas pada peraturan Bank Indonesia (BI) yang merujuk
kepada fatwa-fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSNMUI). Sedangkan fatwa itu, sebagaimana dimaklumi dalam hukum
Islam, adalah pendapat hukum yang tidak mengikat seluruh umat Islam. Sama
halnya dengan fikih.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kompilasi hukum ekonomi syariah?


2. Apa saja materi kompilasi hukum ekonomi syariah?
3. Bagaimana kronologi penyusunan kompilasi hukum ekonomi syariah?
4. Sebutkan proses politik dalam perumusan perundang-undangan kompilasi
hukum ekonomi syariah!

1.3 Tujuan Masalah

1. Membahas pengertian dari kompilasi hukum ekonomi syariah


2. Mengetahui materi kompilasi hukum ekonomi syariah
3. Mengetahui proses politik dalam perumus undang-undang kompilasi
hukum ekonomi syariah

4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

Dalam istilah di Indonesia dikenal dengan kata “kompilasi” yang secara


etimologis kumpulan/himpunan yang tersusun secara teratur. Kata kompilasi
tersebut diambil dari bahasa Inggris “compilation” atau bahasa Belanda
“compilatie” yang kemudian dalam term kompilasi diambil kata compilare
artinya mengumpulkan bersama-sama. Secara terminologis, kompilasi
diartikan mengumpulkan bahan-bahan yang tersedia ke dalam bentuk teratur.1

Selain itu, ada yang mendefinisikan suatu porses kegiatan


pengumpulan berbagai bahan untuk membuat sebuah buku, tabel, statistik,
atau yang lain dan mengumpulkannya seteratur mungkin setelah sebelumnya
bahan-bahan tersebut diseleksi.
1 Marzuki Wahid, “Fiqih Madzhab Negara”, h. 142.

5
Dari pengertian diatas bahwa kompilasi hukum ekonomi syari’ah
disusun oleh aparat Negara dalam hal ini Mahkamah Agung dengan
penetapan hukum Islam yang telah disesuaikan di Indonesia. Sehingga
dengan adanya KHES tersebut para pelaku usaha ekonomi yang dilaksanakan
menurut prinsip syari’ah apabila terjadi sebuah sengketa hukum dapat
diselesaikanS dengan rujukan kompilasi hukum ekonomi syari’ah. Putusan
dalam penyelesaian sengketa diputusan oleh Badan Arbitrase Syari’ah.2

2.2 Materi Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung RI No.2 Tahun 2008 tentang


kompilasi hukum ekonomi syariah, materi kompilasi hukum ekonomi syariah
meliputi sebagai berikut:

a. Buku I : tentang subyek hukum dan harta (amwal) yang terdiri 3 bab
dengan 19 pasal
b. Buku II : tentang akad yang terdiri 29 bab dengan 655 pasal.
c. Buku III : tentang zakat dan hibah yang terdiri 4 bab dengan 60 pasal
d. Buku IV : tentang akuntansi syariah yang terdiri 7 bab dengan 62 pasal. 3

2.3 Kronologi Penyusunan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

Lahirnya KHES berawal dari terbitnya UU No.3 Tahun 2006 Tentang


Perubahan atas UU No.7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama (UUPA).
UU No.3 Tahun 2006 ini memperluas kewenangan PA sesuai dengan
perkembangan hukum dan kebutuhan umat Islam Indonesia saat ini. Dengan
perluasan kewenangan tersebut, kini PA tidak hanya berwenang
menyelesaikan sengketa di bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf,
dan sadaqah saja, melainkan juga menangani permohonan pengangkatan
anak (adopsi) dan menyelesaikan sengketa dalam zakat, infaq, serta
ekonomi syariah.

2 Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2008 tentang Esekusi Putusan Badan Arbitrase Syariah.
3 Rudi Hermawan, Buku Ajar Hukum Ekonomi Islam, (Duta Media, 2017), h. 9.

6
Kaitannya dengan wewenang baru PA ini, dalam pasal 49 UUPA diubah
menjadi “Pengadilan Agama bertugas dan berwewenang memeriksa,
memutus dan menyelesaikan perkara ditingkat pertama antara orang-orang
yang beragama Islam dibidang:

a. perkawinan,

b. waris,

c. wasiat,

d. hibah,

e. wakaf,

g. infaq,
h. shaadaqoh,

i. ekonomi syariah.4

Penjelasan untuk huruf I (ekonomi syariah) adalah perbuatan atau


kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syariah, antara lain
meliputi:

a. bank syari’ah,

b. lembaga keuangan mikro syari’ah,

c. asuransi syari’ah,

d. resuransi syari’ah,

e. reksa dana syari’ah,

f. obligasi dan surat berharga berjangka menengah syari’ah,

g. sekuritas syari’ah,

h. pembiayaan syari’ah,

4 Badilag, Undang-undang Peradilan Agama, (Jakarta: Sinar Grafika, 2002), h. 5.

7
i. pegadaian syari’ah,

j. dana pensiun lembaga keuangan syari;ah, dan

k. Bisnis syari’ah5

Setelah UU No.3 Tahun 2006 tersebut diundangkan maka ketua MA


membentuk Tim Penyusun KHES berdasarkan Surat keputusan Nomor:
KMA/097/SK/X/2006 tanggal 20 Oktober 2006 yang diketuai oleh Prof. Dr.
H. Abdul Manan, S.H., S.I.P., M.Hum.

Tugas dari tim tersebut secara umum adaah penhimpun dan mengolah bahan
(materi) yang diperlukan, menyusun draf naskah menyelenggarakan diskusi dan
seminar yang mengkaji draft naskah tersebut dengan lembaga, ulama dan para
pakar, menyempurnakan naskah dan melaporkan hasil penyusunan tersebut
kepada ketua MA RI.6

2.4 Proses Politik dalam Perumus Unndang-undang Komplikasi Hukum


Ekonomi Syariah
Pada awalnya wakil rakyat di senayan erevisi UU NO.7/Tahun 1989
tentang peradilan Agama. Lalu lahir UU NO.3 Tahun 2006, dengan UU
peradilan Agama yang baru ini ada banyak hal ynag berubah, namun
perubahan yang paling mencolok terjadi pada Pasal 49. Dengan pasal itu,
sejak Maret 2006 lalu, Perailan Agama punya garapan baruberupa
penyelesaian sengketa ekonomi syariah.

Selain diperlukan SDM yang mumpuni, diperlukan juga hukum materiil


yang bias dipakai untuk menyelesaikan sengketa ekonomi syariah di meja
hijau. Mahkamah Agung (MA) menyadari perlunya mengolah bahan-bahan
itu menjadi hukum positif agar bisa di terapkan di Peradilan Agama.Untuk
program jangka pendek, paling tidak dibutuhkan sebuah Kompilasi Hukum
Ekonomi Syariah (KHES).

5 Ibid., h. 7.
6 Abdul Mughits, Komplikasi hukum ekonomi syari’ah (KHES) dalam Terjemahan Islam,
(AlMawarid, 2008), h. 142.

8
Langkah awal yang ditempuh Tim penyusun KHES adalah menyesuaikan
pola pikir (united legalopinion). Dalam rangka menyesuaikan pola pikir itu
akar ekonmi syariah, baik dari perguruan tinggi maupun dari praktisi,
didengar suaranya DSN-MUI pun dilibatkan, dan yang cukup special adalah
kehadiran badan Arbitrase Syariah Nasional (Basyarnas).

Setelah menyamakan pola pikir lankah berikutnya adalah mencari format


yang ideal (united legal from work) dalam menyusun KHES. Tim penyusun
kali ini banyak mendengar paparan petinggi Bank Indonesia (BI).

Langkah berikutnya yang ditempuh tim penyusun adalah kajian pustaka.


Bukan hanya literature kitab fiqih klasik yang dikaji, literature ekonoi
kontenporer pun ditelaah. Baik yang ditulis para pakar hukum ekonomi syariah
maupun konvensionl baik dalam negri maupun luar negri.

Hal itu kemudian diolah dan dianalisis. Namun Tim penyusun tidak
bekerja sendiri. Mereka menunjuk Tim konsultan Hasil rembukan yaitu Buku
I berisi tentang Subyek Hukum dan Harta, Buku II Tentang Zakat dan Hibh,
Hibah, Buku IV tentang Akuntansi syariah7

7 Menguntit Jejak Komplikasi Hukum Ekonomi Syari’ah,


https://www.hukumonline.com/berita/baca/holl7923/menguntit-jejak-kompilasihukum-
ekonomisyariah?page all/ . diakses pada 16 Maret 2021, pukul 15.30

9
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

KHES adalah salah satu proses kegiatan pengupulan berbagai bahan untuk
membuat sebuah buku, tabel, statistik, atau yang lain dan mengumpulkannya
seterartur mungkin setelah sebelumnya bahan-bahan tersebut diseleksi.

Dalam KHES ini terdapat 4 bagian atau buku yang masing-masing


buku menjelaskan mengenai, buku I tentang subyek hukum dan amwal,
buku II tentan akad, buku III mengatur tentang zakat dan hibah, serta buku
IV mengatur tentang akuntansi syariah.

KHES disusun sebagai respon terhadap UU No.7 Tahun 1989 Tentang


Peradilan Agama (UUPA), yang memperluas kewenangan PA, seperti
Hukum Ekonomi Syariah.

Langkah awal yang ditepuh Tim Penyusun KHES adalah menyesuaikan


pola pikir (united legal opinion). Setelah menyamakan pola pikir, langkah
sberikutnya adalah mencari format yang ideal (united legal from work) dalam
menyusun KHES. Langkah berikutnya yang ditempuh Tim Penyusun adalah
kajian pustaka. Hasil rembukan yaitu Buku I berisi tentang Subyek Hukum
dan Harta, Buku II tentang Akad, Buku III tentang Zakat dan Hibah, Buku IV
tentang Akuntasi Syariah.

10
3.2 Saran

Semoga dengan selesainya makalah ini kita semua bisa menambah


wawasan, pengetahuan dan cara berfikir logis, serta penyusun sangat
mengharapkan respon dari teman-teman mahasiswa ataupun dosen yang ingin
memberikan saran demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk para pembaca khususnya bagi penyusun sendiri, Aamiinn.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mughits, Komplikasi hukum ekonomi syari’ah (KHES) dalam Terjemahan Islam,
(Al-Mawarid, 2008).

Badilag, Undang-undang Peradilan Agama, (Jakarta: Sinar Grafika, 2002).

Marzuki Wahid, “Fiqih Madzhab Negara”.

Menguntit Jejak Komplikasi Hukum Ekonomi Syari’ah,


https://www.hukumonline.com/berita/baca/holl7923/menguntit-jejakkompilasihukum-
ekonomisyariah?page all/, 16 Maret 2021, pukul 15.30

Rudi Hermawan, Buku Ajar Hukum Ekonomi Islam, (Duta Media, 2017).

Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2008 tentang Esekusi Putusan Badan Arbitrase Syariah.

11

Anda mungkin juga menyukai