PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jual beli adalah transaksi antara satu orang dengan orang yang lain yang berupa tukar
menukar suatu barang dengan barang yang lain berdasarkan tata cara atau akad tertentu.
Pada kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari, pengertian dari jual beli adalah
penukaran barang dan uang. Sedangkan penukaran barang dengan barang tidak lazim
disebut jual beli, melainkan disebut barter.
Terjadinya jual beli karena adanya perbedaan kebutuhan hidup antara satu orang
dengan orang yang lain. Suatu contoh misalnya, satu pihak memiliki barang, tetapi
membutuhkan uang. Sementara itu, pihak yang lain memiliki uang tetapi mereka
membutuhkan barang. Kedua belah pihak tersebut dapat mengadakan kerja sama diantara
keduanya dalam bentuk jual beli atas dasar sama-sama rela. Dengan kerja sama jual beli
itu, kebutuhan masing-masing pihak dapat terpenuhi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jual beli perusahaan atau perniagaan?
2. Apa saja pengaturan tentang jual beli perusahaan atau perniagaan?
3. Apa saja syarat-syarat pembuatan perjanjian jual beli perusahaan atau perniagaan?
4. Bagaimana tata cara pembuatan perjanjian jual beli perusahaan atau perniagaan?
5. Bagaimana mekanisme penyerahan barang dan pembayarannya?
C. Tujuan Perumusan
1. Untuk mengetahui dan memahami hukum dalam melakukan jual beli dan perniagaan.
2. Dapat menerapkan berbagai hukum yang ada dalam dunia nyata dan menjalankan
hukum-hukum yang ada ketika melakukan proses jual beli.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Pasal 1457 KUH Perdata dinyatakan bahwa “jual beli adalah perjanjian
dengan mana pihak penjual mengikatkan diri untuk menyerahkan benda dan pihak
pembeli untuk membayar harga yang telah disetujui”.
Menurut Zeylemaker, jual beli perusahaan suatu perjanjian jual beli sebagai perbuatan
perusahaan, yakni perbuatan dagang atau perusahaan lainnya, yang berdasarkan
perusahaannya atau jabatannya melakukan perjanjian jual beli. Dengan demikian, jual
beli perusahaan adalah perjanjian jual beli. Dengan begitu, maka jual beli perusahaan
adalah perjanjian jual beli yang bersifat khusus. Kekhususannya itu terletak dalam
beberapa hal, yaitu:
2
melalui darat, perairan dan udara karena barang-barang yang diangkut ini berjumlah
banyak dan berat.
Bagi negara Indonesia masalah jual beli perusahaan selain berpedoman pada KUH
Perdata juga mengacu pada:
4
3. F.O.B (Free On Board)
- Penjual menyerahkan barang di atas kapal yang disediakan oleh pembeli di
pelabuhan pemuatan.
- Biaya pengangkutan dan ongkos lainnya sampai di atas kapal menjadi tanggungan
penjual.
4. C.I.F (Cost Insurance and Freight)
Dalam syarat ini penjual menanggung semua biaya dan ongkos mengangkut barang di
pelabuhan negara tertentu.
5. Franco
Dalam syarat ini penjual harus menyerahkan barang di gudang pembeli.
Setelah barang diserahkan oleh penjual sesuai dengan persyaratan tersebut maka
selanjutnya pihak pembeli berkewajiban untuk melakukan pembayaran. Pembayaran
dilakukan melalui bank dengan menggunakan surat berharga. Pembayaran melalui bank
dilakukan dengan cara khusus yaitu dengan menggunakan pembukuan Letter of Credit
(L/C) atau kredit berdokumen (Documentary Credit).
L/C adalah surat perintah membayar kepada seseorang atau beberapa orang yang
dialamati untuk melakukan pembayaran sejumlah uang tertentu yang disebut dalam
perintah itu adalah suatu bank dan yang dialamati adalah suatu bank juga. Mekanisme
pelaksanaan jual beli perusahaan dengan cara pembayaran kredit berdokumen atau
pembukuan L/C sebagai berikut:
1. Pembeli dan penjual menutup perjanjian jual beli perusahaan.
2. Pembeli mengajukan permohonan kepada bank dengan visanya untuk membuka
kredit berdokumen bagi penjual sejumlah harga barang yang diperjanjikan.
3. Bank devisanya pembeli (Issuing Bank) mengirim L/C kepada penjual (penikmat /
beneficianny) melalui bank korespondennya si pembeli.
4. Bank korespondennya “Issuing Bank” memberitahukan kepada penikmat bahwa telah
ada L/C baginya. Pemberitahuan ini disebut Advise dan bank yang melakukan advise
disebut Advising Bank.
5. Pada waktu penjual mengirim barangnya dia menerima dokumen-dokumen dari
pengangkut dan instansi lainnya.
6. Setelah dokumen tersebut diperiksa dan diterima bank oleh Iussing Bank atau
Advising Bank maka dilakukan pembayaran.
5
Dokumen-dokumen yang harus diserahkan oleh penjual kepada pembeli
sebagaimana yang disyaratkan dalam L/C adalah:
6
c. Usanle Credit
Dalam hal ini penjual diharuskan menerbitkan wesel jangka waktu, yaitu wesel
yang dibayar pada hari tertentu atau sesudah lampaunya waktu tertentu.
2. Kredit berdokumen tanpa wesel
a. Payment Credit
Dalam hal ini penjual akan mendapat pembayaran secara tunai apabila dokumen-
dokumen yang disetujuinya disetujui oleh bank.
b. Deferend Payment Credit
Dalam hal ini penjual akan mendapat pembayaran sesudah lampau jangka watu
tertentu setelah dokumen-dokumen yang ditunjukkannya disetujui oleh bank.
Pembayaran atas perjanjian jual beli perusahaan yang dilakukan dengan wesel
berdokumen sering menggunakan klausula-klausula tertentu, yaitu:
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketika kita melakukan proses jual beli dalam suatu perusahaan hendaknya jangan terlalu
terburu-buru dalam pelaksanaannya. Kita harus memahami syarat-syarat yang bisa
diberlakukan dan memahami pula tentang pelanggaran yang diterima ketika melanggar
persyaratan jual beli perusahaan tersebut. Selain itu kita juga harus memahami hukum-
hukum yang berlaku terkait jual beli perusahaan agar dalam proses penindakan kesalahan
atau pelanggaran tentang jual beli perusahaan tersebut, kita dapat berpedoman pada
hukum-hukum yang berlaku tersebut.
8
DAFTAR PUSTAKA
1. https://islamiwiki.blogspot.com/2014/06/pengertian-jual-beli-hukum-syarat.html
2. Buku “PENGANTAR HUKUM BISNIS DALAM PERSPEKTIF TEORI DAN
PRAKTIKNYA DI INDONESIA” Karangan Wahyu Utami, S.H., M.H. dan
Yogabakti Adipradana S., S.T., S.H.