Anda di halaman 1dari 10

Resume

Jual Beli Perniagaan / Jual Beli Perusahaan

Pengertian Jual Beli Perusahaan / Perniagaan

Secara umum, jual beli dirumuskan dalam pasal 1457 KUHPdt dan 1458 KUHPdt
dimana berdasarkan penjelasan dari pasal tersebut dapat ditarik unsur – unsur dalam hal
terjadinya jual beli :
1) Unsur subjek terdiri dari penjual dan pembeli.
2) Unsur objek terdiri dari benda dan harga.
3) Unsur perbuatan terdiri dari menjual dan membeli.
4) Unsur tujuan terdiri dari peralihan hak, memperoleh kenikmatan, memperoleh
keuntungan atau laba yang telah diperhitungkan. Jadi, jual beli adalah suatu perjanjian
diantara dua pihak dimana diantara pihak – pihak tersebut saling mengikatkan diri dimana
salah satu pihak menyerahkan objek atau benda dan pihak lainnya membayar harga yang
telah disepakati antara keduanya dan diantara keduanya memperoleh suatu kenikmatan,
Dalam hal ini juga dapat diketahui bahwa antara kedua pihak dibebani hak dan kewajiban
masing masing dimana pembeli memiliki kewajiban membayar dan hak untuk menerima
barang dan penjual berkewajiban menyerahkan barang dan memberi jaminan atas cacat atau
gangguan pihak ketiga serta berhak menerima pembayaran. Apabila kemudian salah satu
pihak mengalami wanprestasi, maka berdasar pasal 1246 KUHPdt, kerugian yang dialami
dapat dituntut, yang meliputi ganti rugi, ganti rugi dengan pemenuhan perjanjian,
pemenuhan perjanjian saja, pembatalan dengan ganti rugi, dan pembatalan perjanjian saja.1

Jual beli perusahaan adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa belanda
”handelskoop”. Jual beli perusahaan dapat diartikan sebagai perjanjian jual beli yang terjadi
di dalam dunia perniagaan, yaitu antara orang – orang yang telah melakukan perniagaan
sebagai pekerjaannya sehari – hari. Perniagaan atau perusahaan disini bermakna perbuatan
membeli barang untuk dijual kembali dan beberapa perbuatan lain yang dimaksukkkan ke
dalam perbuatan perniagaan.2

Jual beli perusahaan ada yang bersifat nasional dan ada yang bersifat internasional.
Dalam jual beli perusahaan antar negara, prestasi penjual disebut ekspor-impor, yaitu
perbuatan penyerahan barang oleh penjual kepada pembeli, sedangkan prestasi pembeli
1
Endang Suprapti, Hukum Dagang, Universitas Tama Jagakarsa, Jakarta, 2019, hlm. 55
2
Shanti Riskawati, Jual Beli Perniagaan (ppt), Disampaikan dalam Kelas Hukum Dagang pada Pertemuan ke
6, 2021
disebut devisa, yaitu perbuatan pembayaran harga barang oleh pembeli kepada penjual
dengan alat pembayaran luar negeri.3
Jual beli perusahaan terjadi pada saat detik tercapainya kesepakatan mengenai harga
dan barang (1338 (1) KUHPer) dan biasanya selalu diikuti / dilanjutkan dengan akta,
meskipun perjanjian tersebut terjadi melalui telepon, telex, dan lain - lain.4 Jual beli
perniagaan dapat dibuat secara lisan atau tertulis. Jika dibuat tertulis, disebut kontrak jual
beli (sales contract). Kontrak jual beli disebut juga akta. Secara umum, hal yang terdapat
dalam akta meliputi tiga hal, yaitu :
1. Barangnya, meliputi jenis dan kualitas barang
2. Syarat penyerahan barang
3. Syarat pembayaran 5
Dalam praktiknya, juga dapat memuat Pilihan para pihak dalam menyelesaikan sengketanya.
Biasanya para pihak telah menentukan dalam perjanjian yang telah disepakatinya dengan
menggunakan mekanisme arbitrase (pacta du compromi tendo). Upaya non litigasi berupa
arbitrase paling banyak dipilih oleh para pihak karena mekanismenya tertutup dan sifat
putusannya final dan binding.
Kontrak baku merupakan undang – undang bagi jual beli perusahaan. Hal ini karena
dalam pengajuan kontrak baku terjadi persetujuan / kesepakatan antara pihak (1338 ayat 1
KUHPdt). Dalam praktik, perumusan suatu kontrak baku biasanya sudah disiapkan
sebelumnya oleh salah satu pihak dengan memerhatikan itikad baik, undang -undang, dan
asas kebebasan berkontrak.6
Kekhususan Jual Beli Perniagaan
- Jual beli perusahaan merupakan suatu perbuatan perusahaan
Menurut Polak, perbuatan tersebut direncanakan terlebih dahulu tentang untung
ruginya dan segala sesuatunya dicatat dalam pembukuan. Jadi, jual beli ini bukan
untuk kepentingan sendiri sebagai konsumen, tetapi untuk kepentingan perusahaan
atau jabatannya dalam perusahaan7
- Para pihak dalam perjanjian

3
Endang Suprapti, op.cit., hlm. 55
4
Anonim, n.d., Hukum Jual Beli Perusahaan-2 : Pengertian Jual Beli Perusahaan,
https://docplayer.info/72885854-Hukum-jual-beli-perusahaan-2-pengertian-jual-beli- perusahaan.html , diakses
pada 6 Oktober 2021
5
Fair Nurfachrizi, 2015, Jual Beli Perusahaan/Perniagaan, https://www.slideshare.net/FairNurfachrizi/jual-beli-
perusahaanperniagaan, diakses pada 6 Oktober 2021, hlm. 3-7
6
H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang 4 : Hukum Jual Beli Perusahaan, Djambatan,
Jakarta, 1984, hlm. 8-9
7
Ibid, hlm 1
Salah satu atau kedua – duanya adalah pengusaha, yaitu orang atau badan hukum
yang menjalankan perusahaan. Oleh karena para pihak itu pada umumnya adalah
pengusaha, maka mereka itu termasuk ke dalam orang yang ahli di bidangnya
(vakklieden en deskundigen)8
- Barang – barang yang diperjualbelikan biasanya adalah barang – barang dagangan
atau barang – barang yang tidak untuk dipakai sendiri atau kepentingan pribadi,
tetapi untuk dijual lagi kepada orang lain atau untuk dipergunakan untuk kepentingan
perusahaan dengan kata lain bahwa perbuatan yang dilakukan adalah semata – mata
untuk kepentingan perusahaan9. Contoh : kegiatan ekspor – impor. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk kepentingan perusahaan, yaitu barang yang telah diperoleh untuk
diproduksi dan dijual kembali. Adapun secara lebih luas kita dapat mengetahui
bahwa ekspor dan impor dari jual beli perusahaan adalah perikatan yang timbul dari
perjanjian jual beli perusahaan yang telah ditutup (disepakati). Jadi, ekspor-impor
adalah perbuatan penyerahan penjual ke pembeli dan di dalamnya terdapat
pembayaran dengan devisa artinya alat pembayaran luar negeri.10
- Pengangkutan merupakan sarana yang biasa dilakukan pada waktu penjual
menyerahkan barang – barang jualan itu kepada pembeli. Pengangkutan ini dapat
melalui darat, perairan darat, udara, dan laut. Oleh karena barang – barang yang
diangkut ini berjumlah banyak dan berat, maka pengangkutan yang sering
dipergunakan adalah pengangkutan laut. Dengan ini dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang erat antara jual beli perusahaan dengan pengangkutan. Purwosutjipto
memprediksi bahwa sekitar 70 % barang – barang diangkut melalui laut.11
- Umumnya pembayaran tidak dilakukan secara tunai, melainkan menggunakan alat
pembayaran, seperti L/C. Selain itu, terdapat pula berbagai mekanisme pembayaran
yang ditempuh, seperti dengan kredit, dengan memakai kartu kredit, dengan
memakai cek, dengan cara pembayaran terlebih dahulu (open account), dan dengan
cara pembayaran documentary collection dengan menggunakan bill of exchange.12
- Syarat – syarat dalam perjanjian jual beli perusahaan berbeda dengan jual beli
perdata. Perjanjian jual beli perusahaan sering kali disertai syarat – syarat
(bedingen), misalnya syarat FAS, FOB, Loco, Franco, CIF, C&F, dan lain – lain.13
8
Ibid, hlm. 2
9
Loc. Cit.
10
Ibid, hlm. 5
11
Ibid, hlm.2
12
Shanti Riskawati, op.cit.
13
H.M.N. Purwosutjipto, op.cit., hlm. 2
Pengaturan Jual Beli Perniagaan / Perusahaan
Jual beli perusahaan diatur dalam Uniform Costums and Practice for Documentary Credit,
Undang-undang No. 32 Tahun 1964 Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1976,14 Buku III
KUHPerdata pasal 1320, 1338, 1339, dan 1457-1540 15, Incoterms 16, Warsaw-Oxford Rules
1928-1932 17, LUVI 18, dan berbagai undang – undang pertanahan yang menyangkut jual
beli, hukum adat yang menyangkut jual beli, yurisprudensi, hingga hukum kebiasaan
internasional 19
Implementasi Jual Beli Perniagaan
- Cara pembayaran dalam jual beli perniagaan
1. Pembayaran dimuka (Advance Payment)
Sistem pembayaran ini dilakukan apabila pembeli membayar terlebih dahulu
kepada penjual sebelum merealisasikan penjualan barangnya sesuai dengan
kesepakatan para pihak. 20
2. Letter of Credit (L/C) atau Kredit Berdokumen
L/C merupakan suatu alat bayar yang dikeluarkan oleh bank penerbit untuk
kepentingan penjual (beneficiary) atas nama pembeli (pemohon) dimana bank
penerbit sanggup membayarkan kepada penjual melalui bank di negara si penjual
sejumlah uang tertentu apabila ada penyerahan dokumen-dokumennya 21
3. Wesel Inkaso (Collection Draft)
Wesel Inkaso adalah suatu cara penagihan pembayaran yang dilakukan dengan
pengiriman dokumen, baik dokumen finansial maupun dokumen comercial dari
penjual kepada pembeli melalui bank. 22
4. Perhitungan Kemudian (Open Account)
Sistem pembayaran ini akan dilakukan dengan cara memindahkan rekening
pembeli ke dalam rekening penjual atau pembayaran akan dilakukan di kemudian
hari pada tanggal yang telah ditentukan bersama setelah pengiriman barang telah
dilakukan oleh penjual kepada pembeli. 23

14
Endang Suprapti, op.cit., hlm. 57
15
Pipin Syarifin, Debah Jubaedah, Hukum Dagang di Indonesia, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm. 234
16
H.M.N. Purwosutjipto, op.cit., hlm.4
17
Loc. Cit
18
Loc. Cit
19
Pipin Syarifin, Debah Jubaedah, op.cit., hlm. 235
20
Fair Nurfachrizi, op.cit., hlm. 13-14
21
Ibid, hlm. 15
22
Ibid, hlm. 16-17
23
Ibid, hlm. 18-19
5. Konsinyasi
Prinsip dasar konsinyasi adalah bahwa penjual tetap memegang hak milik atas
barang sebelum barang tersebut laku terjual. 24
6. Sistem Pembayaran Lain Yang Lazim Dalam Perdagangan Luar Negeri.25
- Mekanisme Letter of Credit
Letter of Credit yaitu surat pernyataan yang dikeluarkan oleh sebuah bank penerbit
setelah adanya permintaan dari seorang importir yang ditujukan kepada eksportir dengan
perantara bank sebagai pihak ketiga yang akan melakukan pembayaran. Dengan metode
pembayaran ini, memungkinkan seorang eksportir mendapatkan bayaran tanpa harus
menunggu berita dari negara penerima.26 Mekanisme pembayaran dengan L/C adalah
sebagai berikut.

1. Eksportir dan importir melakukan perjanjian jual beli terlebih dahulu dan membuat
dokumen kontrak jual-beli.
2. Importir meminta kepada pihak bank untuk membuka Letter of Credit, selanjutnya
pihak bank ini disebut sebagai bank penerbit (issuing bank).
3. Bank penerbit memberikan Letter of Credit imporir kepada bank penerus (advising
bank) beserta dengan semua syarat yang harus dipenuhi oleh bank tersebut.
4. Advising bank memberikan Letter of Credit kepada eksportir beserta dengan semua
dokumen yang dibutuhkan.
5. Eksportir mengurus pengiriman barang ke negara importir sesuai dengan poin-poin
penjanjian dalam dokumen kontrak jual-beli. Setelah barang berhasil diberangkatkan,
eksportir menerima dokumen bukti pengiriman.
6. Dokumen bukti pengiriman diserahkan kepada advising bank oleh eksportir.
Langkah ini wajib dilakukan oleh eksportir supaya bisa mendapatkan pembayaran
yang seharusnya diterima dari pihak importir.
7. Advising bank memeriksa dan memastikan bahwa dokumen yang diserahkan oleh
eksportir sudah valid dan sesuai dengan ketentuan di dalam Letter of Credit. Jika
sudah sesuai, advising bank akan menyerahkan dana kepada eksportir.
8. Advising bank meneruskan dokumen bukti pembayaran dan pengiriman kepada
issuing bank. Langkah ini harus dilakukan agar advisng bank dapat menerima dana
pengganti yang sudah dibayarkan untuk eksportir.

24
Ibid, hlm. 20-21
25
Ibid, hlm. 22
26
Pipin Syarifin, Debah Jubaedah, op.cit., hlm. 242
9. Importir menerima pemberitahuan dari issuing bank bahwa pihaknya sudah
menerima dokumen persyaratan yang tercantuk Letter of Credit dari eksportir
melalui perantara advising bank.
10. Importir melakukan pembayaran kepada issuing bank sesuai dengan kesepakatan
L/C.
11. Opening bank mengembalikan dana kepada advising bank.27
- Cara pengiriman dan penyerahan barang dalam jual beli perniagaan
Kewajiban utama penjual dalam perjanjian jual beli perusahaan ini adalah penyerahan
barang yang dijual kepada pihak pembeli.28 Hak milik atas barang baru beralih kepada
pembelinya bila sudah diadakan penyerahan menurut hukum (1459 KUHPdt).29 Mengenai
tempat penyerahan selengkapnya diatur dalam pasal 1393 KUHPdt yang berbunyi
“Pembayaran harus dilakukan di tempat yang ditetapkan dalam persetujuan, jika dalam
persetujuan tidak ditetapkan suatu tempat, maka pembayaran mengenai suatu barang yang
sudah ditentukan, harus terjadi di tempat barang itu berada sewaktu perjanjian dibuat. Di
luar kedua hal tersebut, pembayaran harus dilakukan di tempat tinggal kreditur, selama
orang ini terus menerus berdiam dalam keresidenan tempat tinggalnya sewaktu persetujuan
dibuat, dan dalam hal-hal lain di tempat tinggal debitur.” 30 Dari hal tersebut dapat ditarik
suatu penjelasan bahwa penyerahan dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Di tempat yang ditetapkan dalam perjanjian
b. Di tempat barang itu berada pada saat terjadi perjanjian
c. Di tempat tinggal pembeli
d. Di tempat tinggal penjual
Ketentuan penyerahan barang dalam perjanjian jual beli pada umumnya adalah berdasarkan
ketentuan Pasal 612 dan 613 BW untuk benda bergerak, dimana dilakukan penyerahan nyata
(feitelijk), PP No 24 tahun 1997 untuk benda tetap, Stb. 1938-48 untuk kapal terdaftar.
Berlainan dengan penyerahan barang di dalam perjanjian jual beli biasa, di dalam perjanjian
jual beli perusahaan pada umumnya berlaku dengan cara penyerahan dokumen (517 a
KUHD).31 Dalam jual beli perusahaan, dikenal beberapa dokumen, seperti.
a. Faktur
Faktur/invoice adalah rincian mengenai barang dan harganya

27
Anonim, 2021, Letter of Credit, https://bukuwarung.com/letter-of-credit/, diakses pada 10 Oktober 2021
28
Anonim, op.cit., hlm. 6
29
Shanti Riskawati, op.cit.
30
Subekti, R. Tjitrosudibio, Kitab Undang – Undang Hukum Perdata, Balai Pustaka, Jakarta, 2017, hlm. 385
31
Shanti Riskawati, op.cit.
- Consular invoice adalah faktur yang dibuat dan ditandatangani oleh konsul dagang
dari negara pembeli yang bertempat tinggal di negara penjual
- Commercial invoice adalah faktur yang dibuat oleh penjual yang berisi uraian
mengenai barang dan harganya
b. Konosemen
Konosemen adalah suatu surat yang bertanggal dimana pengangkut menerangkan
bahwa ia telah menerima barang – barang tersebut untuk diangkutnya ke suatu tempat
tujuan yang ditunjuk dan menyerahkannya di situ kepada seseorang yang ditunjuk
beserta dengan syarat – syarat apakah barang itu akan diserahkannya (506 ayat 1
KUHPdt)
c. Polis asuransi
Polis asuransi menguraikan bahwa semua barang yang diangkut oleh pengangkut telah
diasuransikan oleh pengirim
d. Certificate
- Certificate of origin adalah suatu surat keterangan mengenai keaslian barang
- Certificate of inspection adalah surat keterangan tentang pemeriksaan atas barang
tersebut dimana sertifikat ini akan menjadi jaminan bagi pembeli atas kualitas barang
yang dibelinya.
e. Packing list
Packing list berisikan spesifikasi barang sesuai dengan invoice
f. Weight list
Berisi daftar rincian timbangan atau ukuran dari tiap-tiap peti pengepakan dan biasanya
memuat penjelasan tentang berat bersih barang atau berat kotor barang yang
bersangkutan 32
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa disamping penyerahan barang dilakukan
juga dengan penyerahan dokumen-dokumen dimana dalam dokumen tersebut lazim pula
dimuat tentang janji-janji atau syarat-syarat bagaimana kondisi dan keadaan barang itu
diserahkan. Penyebutan persyaratan atau klausul penyerahan barang tersebut merupakan
salah satu ciri khas dalam perjanjian jual beli perusahaan. Penyebutan syarat-syarat tersebut
juga berlaku sebagai syarat penyerahan barang sehingga akan berpengaruh terhadap
peralihan resiko atas barang serta berpengaruh juga terhadap harga barang dalam jual beli
perusahaan. Syarat-syarat penyerahan barang antara lain :
1. Syarat loco berarti penyerahan saat pembelian sehingga pemisahan barang, peralihan
32
Fair Nurfachrizi, op.cit., hlm. 24
resiko, penyerahan, penerimaan dan pembayaran pada saat bersamaan di gudang/
pabrik penjual.33
2. Syarat Franco merupakan kebalikan dari syarat loco. Dalam syarat franco penjualah
yang akan menyerahkan barangnya di tempat atau di gudang pembeli. 34
3. Syarat Free Alongside Ship (F.A.S.) dimana pembeli harus menanggung biaya muat
barang di kapal, di pelabuhan pembongkaran (menurunkan dari kapal), premi
asuransi, dan ongkos-ongkos lain yang diperlukan sampai di tempat gudang si
pembeli.35
4. Free on Board (F.O.B.) dimana penjual menyerahkan barang di atas kapal yang
disediakan pembeli dan pembeli dibebaskan dari tanggung jawab atas barang sampai
berada di atas kapal.36
5. Syarat Cost and Freight (C & F) merupakan syarat penyerahan barang antara penjual
dan pembeli dimana harga jual sudah termasuk harga pokok barang serta ongkos
pengangkutannya, tetapi tidak termasuk premi asuransi.37
6.Syarat Cost Insurance and Freitgh (CIF) merupakan yarat penyerahan barang dimana
semua biaya mulai dari gudang sampai di tempat si pembeli menjadi tanggungjawab
penjual termasuk dengan biaya asuransinya.38
7. Syarat Netto Uitgeleverd Gewicht (NUG) dimana dalam penjualan barang, pembeli
hanya akan menerima barang dalam keadaan berat bersih pada saat barang diserahkan
sehingga dalam hal ini pembeli hanya akan membayar harga barang sebesar berat bersih
pada saat diserahkan kepadanya.39
Kewajiban pembeli dalam hal ini yang paling utama adalah membayar harga
pembelian pada waktu dan tempat sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian jual beli
perusahaannya (Pasal 1513 BW). Cara pembayaran yang dilakukan pada saat terjadinya
penyerahan barang adalah pembayaran tunai (cash payment), pembayaran di muka, Cash on
delivery, dengan kredit, L/C, dan lain-lain.40
- Tinjauan khusus tentang Incoterms (International Commercial Terms)
Incoterms adalah rules yang diterbitkan oleh ICC, yaitu International Chamber of
Commerce yang memuat kumpulan istilah perdagangan yang digunakan dalam praktik
33
Ibid, hlm. 8
34
Loc. Cit.
35
Ibid, hlm. 10
36
Loc. Cit.
37
Ibid, hlm 11
38
Loc. Cit.
39
Ibid, hlm. 12
40
Loc. Cit
transaksi perdagangan internasional guna menyamakan pengertian antara penjual dan
pembeli dalam perdagangan internasional. Incoterms ini dijadikan pedoman bagi pelaku
usaha, trader, dan bisnis dalam tiga hal, yaitu menentukan kewajiban antara penjual dan
pembeli, menentukan pembagian risiko antara penjual dan pembeli, serta menentukan
pembagian biaya antara penjual dan pembeli.41 Dalam Incoterms memuat beberapa
persyaratan, seperti ;
1. EXW maksudnya adalah penyerahan barang dan peralihan risiko dari penjual kepada
pembeli dilakukan di tempat penjual. 42
2. CIF / cost, insurance, and freight dimana penjual membayar ongkos – ongkos asuransi
dan pengangkutan yang dibutuhkan untuk mengirimkan barang ke pelabuhan tujuan.43
3. CFR / cost and freight dimana kerusakan barang dan biaya tambahan, kecuali asuransi
menjadi tanggung jawab pembeli 44
4. CPT / Carried paid to dimana penyerahan barang dan peralihan risiko dari penjual
kepada pembeli dilakukan pada saat barang telah dimuat di atas alat angkut yang
pertama. 45
5. CIP / Carriage and Insurance Paid dimana penyerahan barang dan peralihan risiko dari
penjual kepada pembeli dilakukan pada saat barang telah dimuat di atas alat angkut
yang pertama.46
6. FAS / free alongside ship (named port of shipment) dimana penyerahan barang dan
peralihan risiko dari penjual kepada pembeli dilakukan pada saat barang di tempatkan
di samping kapal. 47
7. FCA / free carrier dimana penyerahan barang dan peralihan risiko dari penjual
kepada
pembeli dilakukan pada saat barang diserahkan kepada pihak pengangkut yang
ditunjuk oleh pembeli. 48
8. FOB / Free on Board dimana penyerahan barang dan peralihan risiko dari penjual
kepada pembeli dilakukan pada saat barang telah dimuat di atas kapal(on board).49
41
Surono, 2019, Incoterms 2020, Apa yang Berubah ? (video), https://klc.kemenkeu.go.id/incoterms-2020-apa-
yang-berubah/, diakses pada 10 Oktober 2021
42
Harjanti Alim, 2017. Jual Beli Dagang (ppt), https://docplayer.info/40680419-Kekhususan-jual-beli-
perusahaan.html, diakses pada 10 Oktober 2021
43
Ibid, hlm. 14
44
Ibid, hlm 15
45
Ibid, hlm. 16
46
Ibid, hlm. 17
47
Ibid, hlm. 19
48
Ibid, hlm. 20
49
Ibid, hlm. 21
9. DDP yang maknanya adalah penyerahan barang dan peralihan risiko dari penjual
kepada pembeli dilakukan di tempat tujuan bongkar barang, termasuk penyelesaian
import clearance. 50
10. DAT yang maknanya adalah penjual menyerahkan barang kepada pembeli di terminal
pada saat barang tiba di pelabuhan tujuan atau tempat tujuan. 51
11. DAP yang maksudnya adalah penjual menyerahkan barang kepada pembeli di
terminal pada saat barang tiba yang siap dibongkar di tempat tujuan. 52
Dalam perkembangannya, dengan lahirnya Incoterms 2020 terdapat perubahan –
perubahan pada beberapa hal dari Incoterms sebelumnya . Perubahan itu meliputi 7 hal,
yaitu memberi definisi yang jelas supaya membantu para pengguna untuk memilih termin
yang tepat sesuai dengan kontrak yang mereka ambil, penambahan klausul terutama dalam
termin FCA dimana buyer dapat meminta kepada seller untuk memberikan dokumen yang
terkait onboard bill of lading, pembagian cost yang lebih terinci dan lebih jelas, perbedaan
level asuransi dimana termin CIP ditingkatkan level covering asuransinya dimana level
asuransi dalam CIP itu harus dalam level yang maksimum / Institute Cargo Clause (A) dan
untuk termin CIF tetap menggunakan Institute Cargo Clause (C), perubahan nomenklatur
DAT menjadi DPU, pengaturan kewajiban security requirement dalam setiap kewajiban
pengangkutan, dan pengaturan mengenai termin F dan termin D dimana para pihak dapat
mengatur kontrak sendiri 53

50
Ibid, hlm. 22
51
Ibid, hlm 23
52
Ibid, hlm. 24
53
Surono, op.cit.

Anda mungkin juga menyukai