Anda di halaman 1dari 10

1.

Sebut dan jelaskan minimal 5 prinsip atau asas dalam perjanjian asuransi, serta
- Adapun asas – asas perjanjian asuransi
a. Asas Indemnity / Indemnitas
Asas indemnitas adalah satu asas utama dalam perjanjian asuransi karena merupakan
asas yang mendasari mekanisme kerja dan memberi arah tujuan dari perjanjian
asuransi itu sendiri. Perjanjian asuransi mempunyai tujuan utama dan spesifik ialah
untuk memberi suatu ganti kerugian kepada pihak tertanggung oleh pihak
penanggung. Pengertian kerugian itu tidak boleh menyebabkan posisi keuangan pihak
tertanggung menjadi lebih diuntungkan dari posisi sebelum menderita kerugian. Jadi,
terbatas pada keadaan awal / posisi awal, artinya hanya mengembalikannya pada
posisi awal. Dengan demikian, prinsip ini pada intinya dapat dipahami sebagai prinsip
yang mengatur ganti rugi dimana ganti rugi tersebut harus sesuai dengan kerugian
yang sesungguhnya tanpa dikurangi atau ditambah.
b. Asas Kepentingan Yang Dapat Diasuransikan (Insurable Interest)
Asas kepentingan yang dapat diasuransikan maksudnya adalah bahwa pihak
tertanggung mempunyai keterlibatan sedemikian rupa dengan akibat dari suatu
peristiwa yang belum pasti terjadinya dan yang bersangkutan menjadi menderita
kerugian. Setiap pihak yang bermaksud mengadakan perjanjian asuransi harus
mempunyai kepentingan yang dapat diasuransikan, maksudnya ialah bahwa pihak
tertanggung mempunyai keterlibatan sedemikian rupa dengan akibat dari suatu
peristiwa yang belum pasti terjadinya dan yang bersangkutan menjadi menderita
kerugian.
c. Asas Kontribusi
Dalam Prinsip Kontribusi apabila dalam suatu polis ditandatangani oleh beberapa
penanggung, maka masing - masing penanggung itu menurut imbangan dari jumlah
untuk mana mereka menandatangani polis, memikul hanya harga yang sebenarnya
dari kerugian itu yang diderita oleh tertanggung. Prinsip kontribusi ini terjadi apabila
ada asuransi berganda (duoble insurance)
d. Asas Subrogasi
Di dalam KUH Dagang, asas ini secara tegas diatur pada Pasal 284: “Seorang
penanggung yang telah membayar kerugian sesuatu barang yang dipertanggungkan,
mengantungkan dalam segala hak yang diperolehnya terhadap orang - orang ketiga
berhubungan dengan menerbitkan kerugian tersebut, dan sitertanggung itu adalah
bertanggung jawab untuk setiap perbuatan yang dapat merugikan hak sipenanggung
terhadap orang-orang ketiga itu”. Asas subrogasi bagi penanggung, seperti diatur
pada Pasal 284 KUH Dagang tersebut diatas adalah suatu asas yang merupakan
konsekuensi logis dari asas indemnitas. Mengingat tujuan perjanjian asuransi itu
adalah untuk memberi ganti kerugian, maka tidak adil apabila tertanggung, karena
dengan terjadinya suatu peristiwa yang tidak diharapkan menjadi diuntungkan.
Artinya tertanggung di samping sudah mendapat ganti kerugian dari penanggung
masih memperoleh pembayaran lagi dari pihak ketiga (meskipun ada alasan hak
untuk itu). Subrogasi dalam asuransi adalah subrogasi berdasarkan undang-undang,
oleh karena itu asas subrogasi hanya dapat ditegakan apabila memenuhi dua syarat
berikut:
1. Apabila tertanggung di samping mempunyai hak terhadap penanggung masih
mempunyai hak-hak terhadap pihak ketiga.
2. Hak tersebut timbul, karena terjadinya suatu kerugian.
e. Asas Itikad Baik (Utmost Good Faith)
Prinsip itikad baik ini sering dihubungkan dengan bentuk latinnya yaitu uberimai fide
yaitu percaya atas dasar itikad baik. Dalam perjanjian asuransi unsur saling percaya
antara penanggung dan tertanggung itu sangat penting. Penanggung percaya bahwa
tertanggung akan memberikan segala keterangannya dengan benar. Dalam
tertanggung juga percaya bahwa kalau terjadi peristiwa, penanggung akan
memberikan atau membayar ganti rugi. Saling percaya ini dasarnya adalah itikad
baik. Prinsip itikad baik harus dilaksanakan dalam setiap perjanjian. Demikian pula
apabila terjadi perubahan pada sewaktu - waktu, tertanggung haruslah dengan
secepatnya memberikan keterangan pada penanggung tentang perubahan-perubahan
terhadap obyek yang diasuransikan. Dalam KUHD, asas ini diatur dalam pasal 251
yang pada intinya bermakna jika tertanggung tidak menyampaikan segala informasi
dari tertanggung kepada penanggung, maka itu menjadi dasar penanggung dalam
membatalkan perjanjian.
f. Prinsip Follow The Fortunes
Pada prinsip ini hanya berlaku bagi reasuransi, sebab di sini hanya berkaitan dengan
penanggung pertama dan penanggung ulang. Dalam hal ini penanggung ulang
mengikuti suka-duka penanggung pertama. Prinsip ini menghendaki bahwa tindakan
penanggung ulang tidak boleh mempertimbangkan secara tersendiri terhadap obyek
asuransi, akibatnya segala sesuatu termasuk peraturan dan perjanjian yang berlaku
bagi penanggung pertama, berlaku pula bagi penanggung ulang.
g. Prinsip Sebab Akibat (casuality principle)
Asas ini menghendaki timbulnya kewajiban penanggung untuk mengganti kerugian
kepada tertanggung apabila peristiwa yang menjadi sebab timbulnya kerugian
disebutkan dalam polis. Dalam hal ini ada peristiwa-peristiwa yang menjadi
tanggungan penanggung dan ada yang tidak, kecuali kalau polis dengan klausula All
Risks, yaitu polis yang menanggung semua risiko. Dalam hal ini juga terdapat
pengecualian, yaitu apabila sebab itu terjadi karena kesalahan sendiri dari
tertanggung.
- Perbedaan antara prinsip dalam perjanjian asuransi dengan asas – asas perjanjian
pada umumnya adalah bahwa dalam perjanjian pada umumnya berlaku asas
sebagaimana ketentuan dalam KUHPerdata, sedangkan pada perjanjian asuransi,
berlaku asas dalam ketentuan KUHPerdata ditambahkan dengan beberapa asas –
asas yang lebih spesifik. Jadi, perbedaannya, yaitu adanya tambahan asas yang
lebih khusus dalam perjanjian asuransi. Hal ini karena pada prinsipnya dalam
perjanjian asuransi berlaku pula asas dalam perjanjian pada umumnya sebagaimana
dalam KUHPerdata karena pada hakikatnya asuransi juga merupakan suatu
perjanjian. Perbedaan berikutnya adalah dalam asas perjanjian asuransi, itikad baik
dirumuskan dengan terminologi utmost good faith yang berbeda dengan asas
perjanjian pada umumnya yang hanya menggunakan termonilogi good faith. Hal
ini menandakan bahwa dalam perjanjian asuransi, kedua belah pihak memang
harus dengan maksud yang sangat baik dan saling percaya dalam mengadakan
perjanjian asuransi karena berhubungan dengan risiko dan harus menyampaikan
keterangan mengenai objek tanggungan secara jelas dan perubahan yang terjadi
(jika ada perubahan sewaktu-waktu). Perbedaan berikutnya adalah dalam asas
perjanjian asuransi terdapat asas – asas yang tidak terdapat pada perjanjian pada
umumnya karena memang asas ini hanya berlaku untuk perjanjian asuransi. Hal ini
berbeda pada asas pada perjanjian secara umum dimana asas ini berlaku terhadap
segala jenis perjanjian. Untuk lebih jelasnya, sebagai perbandingan, berikut
diuraikan asas – asas perjanjian pada umumnya.
a. Kebebasan berkontrak
Asas kebebasan berkontrak dapat dianalisis dari ketentuan Pasal 1338 ayat (1)
KUHPer, yang berbunyi: “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya.”
Asas ini merupakan suatu asas yang memberikan kebebasan kepada para pihak untuk
membuat atau tidak membuat perjanjian, mengadakan perjanjian dengan siapa pun,
menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya, serta menentukan
bentuk perjanjiannya apakah tertulis atau lisan.
b. Konsensualisme
Asas konsensualisme dapat disimpulkan dalam Pasal 1320 ayat (1) KUHPer. Pada
pasal tersebut ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian adalah adanya
kesepakatan antara kedua belah pihak. Asas ini merupakan asas yang menyatakan
bahwa perjanjian pada umumnya tidak diadakan secara formal, melainkan cukup
dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak. Kesepakatan adalah persesuaian
antara kehendak dan pernyataan yang dibuat oleh kedua belah pihak.
c. Pacta sunt servanda
Pada intinya asas ini menegaskan bahwa kesepakatan yang sah berlaku sebagai
undang – undang bagi para pihak
d. Itikad baik
Asas itikad baik tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPer yang berbunyi:
“Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.” Asas ini merupakan asas bahwa
para pihak, yaitu pihak kreditur dan debitur harus melaksanakan substansi kontrak
berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh maupun kemauan baik dari para
pihak.
e. Kepribadian
Asas ini disimpulkan dari pasal 1315, 1317, 1318, dan 1340 KUHPerdata. Pada
intinya asas ini menekankan bahwa perjanjian hanya mengikat bagi kedua belah
pihak yang mengadakannya. Keterikatannya terhadap pihak ketiga dimungkinkan
sepanjang diatur persyaratan semacam itu dalam perjanjian yang dibuat.

2. Sebut dan Jelaskan macam dan jenis asuransi


Berdasarkan penggolongannya, menurut Kansil dalam bukunya “ Pokok – Pokok
Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, asuransi terdiri atas 3 jenis, yaitu :
a. Asuransi kerugian
Asuransi ini adalah pertanggungan yang mengusahakan penggantian sejumlah
uang yang disesuaikan atau senilai dengan sejumlah kerugian yang diderita.
Asuransi dalam hal ini pada umumnya jumlah uang yang diberikan untuk
kerugian tersebut yang jumlahnya telah ditentukan terlebih dahulu apabila
peristiwa terjadi
b. Asuransi gotong royong
Pada asuransi gotong royong, sekumpulan orang yang berkepentingan sepakat
memenuhi kewajiban iuran – iuran yang ditentukan oleh pengurusnya dan dana
ini dipergunakan untuk membayar ganti rugi yang diderita oleh para
anggotanya sehubungan dengan peristiwa yang timbul.
c. Asuransi wajib
Pada asuransi wajib, lazimnya pertanggungan ini diwajibkan oleh peemrintah
dan diatur dengan undang – undang dimana mereka yang terkena oleh
ketentuan perundang – undangan itu yang tidak mau menutup pertanggungan
wajib tentunya akan dikenakan sanksi. Contoh : asuransi kecelakaan
penumpang
Berdasarkan tujuannya, asuransi terdiri atas 2 jenis, yaitu :
a. Asuransi komersial
Asuransi komersial diadakan oleh perusahaan asuransi sebagai tujuan bisnis,
sehingga tujuan utamanya adalah mencari keuntungan. Oleh karena itu segala
sesuatu yang berkaitan dengan perjanjian ini, misalnya besarnya premi, besarnya
ganti kerugian didasarkan pada perhitungan-perhitungan ekonomis. Semua jenis
asuransi yang diatur dalam KUHD merupakan asuransi komersial dan pada
dasarnya merupakan sukarela.
b. Asuransi sosial
Asuransi sosial diselenggarakan tidak dengan tujuan memperoleh keuntungan,
tetapi bermaksud memberikan jaminan sosial (social security) kepada masyarakat
atau sekelompok masyarakat. Asuransi ini dapat disamakan dengan asuransi
wajib.

Secara umum, asuransi dibedakan atas 3 jenis, yaitu :


a. Asuransi sejumlah uang (jiwa)
Asuransi atau pertanggungan sejumlah uang adalah asuransi dimana Penanggung
berjanji akan membayar uang yang jumlahnya sudah ditentukan sebelumnya
tanpa disandarkan pada suatu kerugian tertentu. Pemberian sejumlah uang oleh
penanggung itu bukanlah merupakan penggantian kerugian karena jiwa manusia
tidak mungkin dapat dinilai dengan uang. Beberapa cirinya antara lain
kepentingannya tidak bisa dinilai dengan uang, sejumlah uang yang akan
dibayarkan oleh penanggung telah ditentukan sebelumnya, jadi tidak berlaku
prinsip indemnitas seperti halnya dalam asuransi kerugian serta tidak berlaku pula
subrogasi. Asuransi jiwa / sejumlah uang terdiri atas beberapa jenis, seperti :
- Asuransi jiwa berjangka (Term Insurance), yaitu penanggung memberikan
jaminan ganti rugi (santunan) jika tertanggung meninggal dunia dalam
jangka waktu perjanjian sedang berjalan.
- Asuransi jiwa seumur hidup (Whole life insurance). Asuransi ini dirancang
untuk memberikan proteksi asuransi seumur hidup tertanggung dengan syarat
ia menjaga polisnya tetap aktif dengan terus membayar premi
- Asuransi dwiguna adalah kategori lain dari asuransi tetap. Asuransi ini terdiri
dari dua elemen yaitu elemen proteksi jiwa dan elemen tabungan. Elemen
proteksi jiwa melindungi kematian dan cacat tetap. Di polis ini elemen
tabungan lebih tinggi sehingga polis ini sesuai tujuan menabung.
Perlindungan polis ini bisa untuk jangka waktu tertentu atau untuk usia
tertentu
Selain itu, terdapat pula asuransi jiwa lainnya, seperti :
- Bentuk-bentuk asuransi jiwa yang saling bertentangan
a. Asuransi hidup dan asuransi mati
b. Asuransi biasa dan asuransi rakyat
c. Asuransi perorangan dan asuransi kumpulan
d. Asuransi dengan pemeriksaan dokter dan asuransi tanpa pemeriksaan dokter
e. Asuransi jiwa dengan pembagian laba dan tanpa pembagian laba
f. Asuransi jiwa tunggal dan asuransi jiwa ganda
- Perbedaan asuransi jiwa menurut unsur-unsurnya:
a. Pure endowment
b. Anuitas terdiri dari anuitas pasti (annuity certain) dan anuitas jiwa (life
annuity.
c.Asuransi jangka waktu terdiri dari asuransi ekawarsa dan asuransi seumur hidup
d. Asuransi jangka waktu dengan santunan menurun (Descreasing term insurance)
e. Asuransi jangka waktu dengan santunan meningkat (increasing term
Insurance).
b. Asuransi kerugian
Asuransi kerugian (Schade verzekering) adalah asuransi yang menberikan ganti
rugi kepada tertanggung yang menderita kerugian barang atau benda miliknya,
kerugian mana terjadi karena bencana atau bahaya terhadap mana pertangungan,
baik kerugian berupa kehilangan pakaian, kekurangan nilainya, kehilangan
keuntungan yang diharapkan. Asuransi ini bertujuan untuk mengganti kerugian
yang mungkin timbul pada harta kekayaan tertanggung dan kerugian itu
sunguhsungguh diderita oleh tertanggung. Di sini tertanggung mengamankan
harta kekayaan dengan cara mengalihkan risiko pada pihak penanggung. Asuransi
kerugian ini sebagaimana yang diaatur dalam Pasal 247 KUHD. Beberapa ciri
dari asuransi kerugian antara lain kepentingannya dapat dinilai dengan uang
(materieel belang), dalam menentukan ganti kerugian berlaku prinsip indemnitas,
serta berlaku ketentuan tentang subrogasi (Pasal 284 KUHD).
Termasuk dalam golongan asuransi kerugian adalah semua jenis asuransi yang
kepentingannya dapat dinilai dengan uang, misalnya: asuransi pencurian (theft
Insurance) untuk menanggung kerugian karena terjadi pencurian, asuransi
pembongkaran(burglary insurance) untuk menanggung kerugian yang terjadi
karena suatu pebongkaran, asuransi perampokan (robbery Insurance) untuk
menanggung kerugian yang terjadi karena perampokan barang, asuransi
kebakaran (fire insurance) untuk menanggung kerugian akibat kebakaran
bangunan, asuransi property untuk menanggung kerugian yang terjadi akibat
insiden tertentu terhadap property beserta asset di dalamnya, asuransi kendaraan
bermotor dan asuransi mobil untuk menanggung kerugian yang terjadi akibat
kecelakaan/tabrakan atau kehilangan, asuransi kecelakaan untuk menanggung
risiko yang terjadi karena terjadi kecelakaan, baik itu kecelakaan kerja,
kecelakaan lalu lintas, dan kecelakaan diri , asuransi perjalanan untuk
menanggung risiko yang terjadi selama perjalanan (kecelakaan, sakit, kehilangan
barang), dan asuransi terhadap bahaya yang mengancam hasil pertanian (crop
insurtance) untuk menanggung risiko berkaitan dengan hal yang terjadi terhadap
hasil panen. Selain asuransi di atas, masih terdapat beragam jenis asuransi yang
tergolong asuransi kerugian. Hal ini karena berkembangnya kebutuhan
masyarakat akan mitigasi risiko yang muncul dalam masyarakat.
c. Asuransi campuran
Asuransi ini merupakan campuran dari asuransi kerugian dan asuransi sejumlah
uang. Misalnya pada asuransi kecelakaan, unsur kerugian pada asuransi
kecelakaan ini adalah mengenai ongkos dokter, rumah sakit dan obat-obatan yang
akan dibayar sesuai dengan kuitansi yang dapat diajukan kepada Penanggung,
sebagai unsur asuransi jumlah adalah apabila tertanggung kehilangan sebelah
tangan, akan diberi santunan sejumlah uang tertentu. Selanjutnya bila tidak terjadi
risiko dalam asuransi kecelakaan ini maka pembayaran ganti rugi tidak dapat
dilakukan

Dalam undang – undang Nomor 40 Tahun 2014 Pasal 1 angka 1 disebutkan dua jenis
asuransi, yaitu: asuransi kerugian (loss insurance), dan asuransi jumlah (sum
insurance) yang meliputi asuransi jiwa dan asuransi sosial. Hal ini dapat diketahui
dari rumusan:
a. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis
karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti;atau.
b. Untuk memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung
atas pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran
yang didasarkan pada hidupnya tertanggung yang manfaat yang besarnya telah
ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana

Menurut pasal 247 KUHD, asuransi terdiri atas :


1. Asuransi terhadap bahaya kebakaran.
2. Asuransi terhadap bahaya yg mengancam hasil pertanian yg belum dipaneni.
3. Asuransi jiwa.
4. Asuransi terhadap bahaya di laut.
5. Asuransi pengangkutan darat & perairan darat.

3.Jelaskan perbedaan antara asuransi ganda dan reasuransi


a. Asuransi ganda dijelaskan sebagai pengaturan asuransi di mana subjek atau risiko
tertentu diasuransikan dengan berbagai polis asuransi dari perusahaan asuransi
yang sama, atau dengan beberapa perusahaan asuransi, untuk periode yang sama.
Asuransi ganda mengacu pada situasi di mana risiko dan subjek yang sama,
diasuransikan lebih dari sekali, sedangkan reasuransi menyiratkan suatu
pengaturan, di mana perusahaan asuransi mentransfer sebagian risiko, dengan
mengasuransikannya dengan perusahaan asuransi lain. Biasanya, perusahaan
asuransi memilih reasuransi, ketika jumlah asuransi tinggi, dan satu perusahaan
asuransi tidak dapat menanggungnya dengan mudah.
b. Pada asuransi ganda, dalam hal terjadi kerugian, tertanggung dapat mengklaim
kompensasi dari semua perusahaan asuransi berdasarkan kebijakan yang
bersangkutan. Namun, jumlah total kompensasi tidak dapat melebihi kerugian
aktual yang ditimbulkan padanya, dan dengan demikian perusahaan asuransi akan
berkontribusi, dalam proporsi jumlah pertanggungan, sedangkan pada reasuransi,
dalam hal terjadi kerugian, jumlah klaim akan ditanggung proporsinya, mereka
telah sepakat untuk berbagi risiko kerugian.
c. Ketika datang ke kompensasi, tertanggung dapat mengklaim semua perusahaan
asuransi, dalam kasus asuransi ganda. Sebaliknya, dalam reasuransi, tertanggung
dapat mengklaim kompensasi dari perusahaan asuransi asli, yang pada gilirannya
mengklaim kompensasi dari reasuransi.
d. Dalam asuransi berganda, kebijakannya diambil dari berbagai perusahaan
asuransi. Di sisi lain, dalam reasuransi diambil untuk risiko perusahaan asuransi
asli.
e. Asuransi ganda menjamin manfaat asuransi, reasuransi berkenaan dengan
mengurangi kewajiban risiko perusahaan asuransi.
f. Dalam asuransi ganda yang mengasuransikan adalah Tertanggung, sedangkan
dalam Reasuransi adalah Penanggung
g. Dalam asuransi ganda, kepentingan adalah ketidakmampuan penanggung
terdahulu, sedangkan dalam reasuransi adalah tanggungjawab Penanggung
h. Dalam asuransi ganda, tertanggung memiliki kepentingan yang dapat
diasuransikan dalam kontrak asuransi. Sebaliknya, dalam reasuransi, tertanggung
asli tidak tertarik pada reasuransi.
i. Asuransi ganda hanya mungkin jika tertanggung memberikan persetujuannya
untuk itu. Sebaliknya, dalam reasuransi, persetujuan dari tertanggung tidak
diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai