Anda di halaman 1dari 16

Reformulasi Peraturan Daerah

Kota Malang dalam Hal


Pengelolaan Sampah
Dipresentasikan
oleh:
Putu Adnanta Jaya
Pendahuluan
• Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3 UUD NRI 1945)
 semua kehidupan berbangsa harus berdasar hukum
• Negara Indonesia adalah negara kesejahteraan  negara harus hadir
dalam mengatasi setiap persoalan masyarakat
• Sampah menjadi salah satu persoalan masyarakat yang
diperbincangkan dunia (terlihat dalam poin SDGS) dan harus diatasi
(selaras dengan amanat pasal 28H ayat 1 UUD NRI 1945)
• Secara riil, persoalan yang dihadapi RI khususnya di Kota Malang
terkait sampah antara lain adalah volume sampah yang meningkat
dari tahun ke tahun
• Mekanisme yang ditempuh salah satunya melalui regulasi. Malang
sebenarnya sudah memiliki peraturan daerah tentang pengelolaan
sampah
• Peraturan daerah tersebut secara substansi masih belum mampu
mengatasi persoalan sampah
• Dalam penelitian ini akan meneliti kekurangan tersebut dan melihat
bagaimana bekerjanya peraturan daerah tersebut hingga akhirnya
dapat dijadikan landasan untuk melahirkan norma yang baru
• Penelitian sebelumnya lebih banyak mengarah pada efektivitas
norma, maka dapatlah dikatakan bahwa penelitian ini merupakan
penelitian yang jarang dilakukan
Kajian Pustaka
• Peraturan Daerah
Peraturan daerah adalah peraturan perundang – undangan di bawah
peraturan presiden yang mengatur segala sesuatu dalam rangka
pelaksanaan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta kekhususan
daerah (pasal 18 ayat 2 jo. Pasal 18 ayat 5 UUD NRI 1945).
Eksistensi peraturan daerah dimuat dalam pasal 18 ayat 6 UUD NRI 1945
yang selanjutnya dijabarkan dalam pasal 17 ayat 1 UU No 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.
Pembentukan Perda melibatkan Kepala daerah dan DPRD
1. Ketika telah disepakati, DPRD menyampaikan rancangan peraturan daerah
kepada kepala daerah
2. Setelah ditetapkan harus disampaikan kepada pemerintah (paling lambat 7
hari sejak ditetapkan)
a. Jika bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi dapat dibatalkan
oleh pemerintah (keputusan pembatalan paling lambat disampaikan 60
hari)
b. Paling lambat 7 hari sejak dibatalkan oleh pemerintah, pemerintahan
daerah harus memberhentikan pelaksanaan peraturan daerah dan
mencabut peraturan tersebut
• Prinsip Pembentukan Peraturan Daerah
Terdapat dua hal yang menjadi sangat penting dalam pembentukan peraturan
daerah:
a. Asas formil
- Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat - Kejelasan tujuan
- Kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan - Dapat dilaksanakan
- Kedayagunaan dan kehasilgunaan - Kejelasan rumusan
- Keterbukaan
b. Asas materiil
- Pengayoman - Kemanusiaan
- Kebangsaan - Kekeluargaan
- Kenusantaraan - Bhinneka Tunggal Ika
• Teknik Pembuatan Peraturan Daerah
a. Penamaan (judul)  harus singkat, jelas, dan padat
b. Pembukaan  kalimat “Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa”,
pejabat yang berwenang menetapkan peraturan daerah, dan
konsideran
c. Batang tubuh  substansi mengenai hal yang diatur
d. Penandatanganan  dicantumkan tandatangan dan tempat dan
tanggal ditetapkannya peraturan daerah
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah empiris (socio legal) yang
dilakukan dengan observasi, diskusi, dan wawancara dan kemudian
melakukan kajian literatur hukum dan ketentuan peraturan perundang
– undangan hingga akhirnya dapat diketahui bekerjanya hukum dalam
masyarakat. Dalam melakukan penelitian ini menggunakan tiga
pendekatan, yaitu perundang – undangan, pendekatan sosiologi
hukum, dan pendekatan konseptual. Lokasi penelitian dilakukan di
Seputaran Jalan Wilis, TPS Borobudur, TPS Manyar, dan TPS Dinoyo
dimana teknik sampling yang digunakan adalah dengan purposive
sampling dan data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara kualitatif
Hasil
Hal yang layak untuk
dipertimbangkan dalam merancang
peraturan daerah yang baru:
Tabel sebelumnya menguraikan hal apa
saja yang sebaiknya dicantumkan dalam
peraturan daerah terkait pengelolaan
sampah yang baru. Dari beberapa poin
tersebut, terdapat beberapa hal yang
urgent untuk dijadikan pertimbangan:
• Mekanisme pengelolaan sampah spesifik
• Mekanisme pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga
• Dihapusnya retribusi
• Pembiayaan
• Insentif
• Peran Masyarakat
Diskusi
• Kondisi Empiris Persoalan Sampah di Kota Malang
Jumlah sampah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dimana
mencapai angka 59 ribu ton pada tahun 2021 dari tahun sebelumnya
yang mencapai angka 55 ribu ton yang didominasi oleh sampah rumah
tangga (mengalami peningkatan 10 % dari tahun sebelumnya) dan
sisanya sampah spesifik (mencapai 17.700 ton). Kondisi di lapangan,
masih banyak sampah yang berserakan di jalan – jalan. Semuanya tak
lepas dari faktor penduduk (jumlah maupun kesadaran akan
lingkungan), banyaknya institusi pendidikan , dan padatnya pemukiman
di Kota Mlaang.
Pada intinya terdapat tiga persoalan utama terkait persampahan di
Kota Malang:
a. Meningkatnya jumlah sampah
b. Dituntutnya pemerintah daerah meningkatkan pelayanan
pengendalian sampah
c. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memilah sampah
dan menjaga lingkungan
• Kota Malang sebenarnya sudah memberlakukan peraturan daerah terkait pengelolaan sampah
guna mengatasi hal tersebut.

• Persoalan yuridis:
a. Ketentuan mengenai
sampah spesifik belum
diakomodir dalam
peraturan daerah
b. Ketentuan retribusi
c. Ketentuan sanksi pidana
d. Ketentuan insentif
e. Ketentuan peran
masyarakat
Kesimpulan
• Malang sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur hingga kini masih menghadapi problematika pengelolaan
sampah. Kondisi empiris yang ada di Kota Malang yang menunjukkan adanya peningkatan volume sampah dari
tahun ke tahun dimana pada tahun 2021 mencapai angka 59 ribu ton mengharuskan problematika ini harus
segera diatasi. Indonesia sebagai negara kesejahteraan harus menghadirkan lingkungan hidup yang layak
sebagaimana ditegaskan dalam pasal 28H ayat 1 UUD NRI 1945. Amanat ini merupakan hal yang mutlak harus
dipenuhi. Dalam rangka mencapai hal tersebut, Pemerintah Kota Malang telah berupaya dengan menerbitkan
Peraturan Daerah Kota Malang No 7 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah.
• Dalam peraturan ini dimuat berbagai hal terkait pengelolaan sampah. Namun, ketika dilihat implementasinya di
lapangan ternyata masih menyisakan persoalan atau dengan kata lain peraturan ini belum mampu mengatasi
persoalan yang ada. Ditinjau dari sisi normatif, peraturan ini tidak memuat ketentuan yang mengatur secara
khusus pengelolaan sampah rumah tangga, sampah sejenis rumah tangga, dan sampah spesifik, padahal
sampah ini jumlahnya tahun 2021 mencapai 59 ribu ton dan bahkan sampah spesifik Kelemahan lainnya adalah
pengenaan retribusi ketentuan sanksi pidana, insentif, hingga peran masyarakat yang masih dirasa kurang
memadai dalam pengaturan tersebut. Khusus terkait ketentuan pidana sangatlah sulit untuk ditegakkan karena
pembuktiannya cukup sulit.
• Melihat hal tersebut, maka kedepannya perlu dirancang Peraturan Daerah Kota Malang yang baru yang dapat
mengatasi kelemahan tersebut. Dalam merancang Peraturan Daerah Kota Malang yang baru terkait
pengelolaan sampah terdapat tujuh hal mutlak yang dapat dijadikan pertimbangan untuk dimuat /
disempurnakan dari ketentuan sebelumnya antara lain: mekanisme pengelolaan sampah spesifik, penghapusan
retribusi dalam pengangkutan sampah, pembiayaan, insentif, peran masyarakat, dan sanksi.
Limitasi dan Saran
Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Dalam penelitian ini
masih terdapat banyak kekurangan untuk dapat diteliti lebih lanjut.
Dalam penelitian ini hanya dilakukan penelitian yang terbatas pada tiga
TPS di Kota Malang, yaitu TPS Borobudur, Dinoyo, dan Manyar serta
hanya di sepanjang Jalan Wilis. Selain itu, jumlah sampel yang diambil
hanya petugas sampah setempat. Untuk kedepannya, dapat diperluas
cakupan penelitiannya sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih
valid dan lebih komprehensif.
Referensi

Anda mungkin juga menyukai