Anda di halaman 1dari 21

RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG

PENGELOLAAN SAMPAH

Kelompok 4
• Daniela F Asa Coreia (51119023)
• Juliyanti Thamary Vlandina Serah (51119024)
• Septer Budison Rihi Heke (51119028)
• Adrianan Ade Djata (51119033)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Permasalahan pengelolaan sampah kian hari kian mendesak untuk dipecahkan pada suatu sisi aktivitas
sehari-hari individu keluarga masyarakat perkantoran ini industri perawat perdagangan dan jasa selalu
menghasilkan sampah pada sisi lain upaya pengelolaan sampah oleh individu rumah tangga masyarakat
pemerintah dan swasta belum optimal maka yang terjadi kemudian adalah dikorbankannya area wilayah
tertentu sebagai terminal akhir pembuangan sampah secara umum bisa dikatakan cara pengelolaan sampah
oleh suatu komunitas menunjukkan tingkat peradaban komunitas itu pengelolaan sampah yang baik
menunjukan tingginya peradaban wilayah kota kupang yang banyak disebut-sebut memiliki kearifan lokal
tinggi pun sepertinya akhir-akhir ini mendekati krisis pengelolaan sampah sampah merupakan bagian dari
penanganan sampah dan menurut undang-undang nomor 18 tahun 2008 didefinisikan sebagai proses
perubahan bentuk sampah dengan mengubah karakteristik komposisi dan jumlah sampah pengolahan
sampah merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah di samping
memanfaatkan nilai yang masih terkandung dalam sampai itu sendiri atau bahan didaur ulang produk lain
dan energi kota kupang pun dengan jumlah penduduk 442.758.00 orang atau bps kota kupang 2020.
Sampah di kota kupang NTT tahun 2021 mencapai 218,98 tahun perhari yang diperoleh
victornews.id dari DLHK kota kupang tahun 2022 jumlah sampai cukup menurun mencapai 86
ton sampah perhari berdasarkan data tahun 2020 dengan total sampah 214 69 tahun perhari
sumber sampah berasal dari:
• Sampah rumah tangga 166 ton per hari
• sampah perkantoran sumber 16,0 ton per hari
• Sampah pasar 41,3 ton per hari
• sampah perniagaan 202,1 ton per hari
• sampah fasilitas publik 15,5 tahun per hari
• Sampah kawasan 87 ton per hari
• sampah lain-lain 4 lima ton per hari
Sementara tahun 2021 dengan total sampah 218 tahun per hari sumber sampah berasal dari :
• Sampah RT 105 ton per hari
• Sampah perkantoran 17 5 ton per hari
• Sampah pasar 42 7 ton per hari
• Sampah pusat kan perniagaan 241 ton per hari
• Sampah fasilitas publik 16,4 nton perhari
• Sampah kawasan 808 ton per hari
• Sampah lain-lain 44 ton per hari.

Dapat dilihat bahwa jumlah sampai di kota kupang mencapai 86 ton per hari hal ini
merupakan dampak dari pertambahan jumlah penduduk dan pusat pemukiman. menilik kondisi
ini dengan volume sampah mencapai 86 ton per hari dan luas lahan yang digunakan sebagai
TPA hanya seluas 5,7 hektar jelas tidak mampu menampung sampah setiap harinya.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaimana mengatasi permasalahan mengenai sampah di Kota kupang?
2. Bagaimana menyelesaikan permasalahan mengenai sampah dikota kupang?
3. Mengapa diperlukan aturan mengenai permasalahan sampah dikota kupang?
4. Apa sasaran yang dapat dicapai oleh aturan mengenai permasalahan dikota kupang?

C. TUJUAN KEGUNAAN
1. Permasalahan yang dihadapi masyarakat kota kupang berkaitan dengan sampah!
2. Merumuskan permasalahan hukum yang mengenai sampah yang dihadapi masyarakat
kota kupang sebagai alasan pembentukan RUU
3. Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan dengan adanya aturan mengenai
permasalahan sampah!
D. METODE
Penyusunan Naskah Akademis dilakukan dengan melakukan studi dokumen dan kunjungan
lapangan ke kota Kupang. Data mengenai kondisi saat ini mengenai pengelolaan persampahan
diperoleh melalui kunjungan lapangan dengan mendengar pendapat dari Dinas Kebersihan,
BAPEDALDA dan organisasi terkait lainnya. Pada saat kunjungan ini, disebarkan pula
kuesioner untuk diisi oleh instansi yang berwenang dalam pengelolaan persampahan dan
instansi yang berwenang melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan
persampahan.Disamping itu diselenggarakan pula lokakarya yang akan dihadiri oleh anggota
komite dan organisasi terkait lainnya untuk mendiskusikan pengembangan peraturan pada
sistem pengelolaan sampah.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN KAJIAN
EMPIRIS
A. KAJIAN TEORITIS
Menurut Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengolahan Sampah,
menyatakan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau dari proses alam yang
berbentuk padat. Kemudian yang dimaksud dengan sampah spesifik adalah sampah yang karena
sifat, konsentrasi, dan atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Pengelolaan sampah
dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang
meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Kegiatan pengurangan meliputi:
a. Pembatasan timbulan sampah;
b. Daur ulang sampah
c. Pemanfaatan kembali sampah.
Menurut Kodoatic, sampah merupakan limbah padat atau setengah padat dari hasil kegiatan
manusia, hewan atau tumbuhan atau kegiataan perkotaan.Selanjutnya Azwar menerangkan
dalam bukunya bahwa sampah adalah segala sesuatu yang sudah tidak dipakai, dipergunakan,
disenangi sehingga harus dibuang.

Dewasa ini permasalahan sampah tidak dapat dipandang sebelah mata, justru masalah ini
menjadi isu Nasional dan Global. Bayankangkan saja pencemaran yang diakibatkan oleh
sampah tidak hanya menjadikan lingkungan kotor dan kumuh, juga dapat mempengaruhi sektor
pariwisata suatu daerah, menggangu kesehatan, menyebabkan bencana dan lain sebagainya.
Untuk membenahi kondisi tersebut sesungguhnya pemerintah daerah sudah membuat program
penanggulangan sampah, salah satunya adalah memberikan akses kepada truk pengangkut
sampah ataupun pasukan kuning untuk datang langsung ke lokasi mengambil sampah, tetapi
usaha tersebut jauh dari harapan. Justru permasalahan sampah semakin hari semakin bertambah.
Setidaknya ada beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat membuang sampah
sembarangan di antaranya.
1. Sistem Belief
Kesadaran masyarakat terhadap perilaku membuang sampah saat ini dapat dikatakan sangat kurang.
2. Norma dari Lingkungan Sekitar
Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar di dalam munculnya suatu perilaku. Perilaku
membuang sampah sembarangan ini tentu tidak akan pernah lepas dari pengaruh lingkungan sekitar.
3. Perceived Behavior Control
Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa lebih mudah untuk dilakukannya karena
tersedianya sumber daya.
4. Lingkungan yang Kotor
Tempat yang kotor dan memang sudah banyak sampahnya membuat orang yakin bahwa membuang
sampah sembarangan diperbolehkan.
5. Permasalahan Sampah Ditinjau dari Perspektif Teori Struktural-Fungsionalisme
Teori ini menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari berbagai
elemen yang saling berkaitan satu sama lain membentuk hubungan yang harmonis. Apabila salah satu
elemen tidak menjalankan fungsinya, hal inilah yang mengakibatkan masalah bagi elemen yang lainnya.
B. KAJIAN EMPIRIS
Secara empiris, sampah merupakan masalah serius di negeri ini, terutama di kota-kota besar
dengan jumlah penduduk yang tinggi. Dengan tehnologi yang tepat, sampah yang tadinya
menjadi masalah sebagai barang buangan, kotor, berbau, menimbulkan penyakit dan mencemari
lingkungan dapat menjadi barang yang bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
Sampah yang tidak terangkut dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) ke Tempat
Penampungan Akhir (TPA) dapat menyebabkan bau yang tidak sedap dan sumber penyakit,
karena biasanya tempat penampungan sementara tidak terlalu jauh jaraknya dengan pemukiman
apabila dibandingkan dengan tempat pembuangan akhir yang dikondisikan jauh dari lingkungan
pemukiman.
BAB III
EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN TERKAIT
Perundang-undangan isinya tidak boleh bertentangan dengan isi perundang-undangan yang lebih tinggi
tingkatannya atau derajatnya. Dalam Pembentukan Rancangan Peraturan Daerah Kota Kupang tentang
Pengelolaan Sampah ini substansi yang akan diatur memiliki relevansi dengan beberapa peraturan
perundang-undangan.
Secara rinci beberapa peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Pengelolaan Daerah ini
antara lain sebagaimana tersebut di bawah ini.

1. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah


2. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
BAB IV
LANDASAN FILOSOFI, SOSIOLOGI DAN
YURIDIS
A. Landasan Filosofis
Untuk mewujudkan tujuan bernegara yakni menyejahterakan rakyat, maka negara wajib untuk melakukan
perlindungan dan pemberdayaan terhadap masyarakat diantaranya dengan menyelenggarakan pengelolaan dan
pengendalian sampah yang menitik beratkan pada daur ulang serta mengenakan pungutan dalam bentuk
retribusi kepada Orang pribadi atau Badan yang memanfaatkan ruang dan memperoleh pelayanan dalam
pengelolaan sampah.

B. Landasan Sosiologis
Secara sosiologis, sampah merupakan masalah besar bagi masyarakat tetapi sampah juga dapat
menghasilkan omset apabila dpat dimanfaatkan salah satu infrastruktur utama dalam penyelenggaraan
sumberdaya manusia, infrastruktur dan teknologi.Pertumbuhan pembangunan yang begitu pesat di berbagai
wilayah Kota Kupang akan diikuti dengan bertambahnya jumlah sampah dipengaruhi peningkatan industri,
teknologi dan pasar yang cukup besar.
C. Landasan Yuridis
Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa
peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan
hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang akan
dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat. Dalam sebuah negara
hukum pada asasnya setiap tindakan pemerintah harus dilakukan berdasarkan kewenangan yang
diberikan oleh peraturan perundang-undangan.
Landasan yuridis menggambarkan peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan
hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada,
yang akan diubah, guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat.
BAB V
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP
MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH

1. JANGKAUAN
Dalam rangka mempercepat kinerja kebijakan dan program-program pengembangan perlindungan
lingkungan hidup,maka Pemerintah Kota Kupang merancang kebijakan pengembangan upaya
pengendalian sampah yang teraah melalui system daur ulang. Kebijakan tersebut nantinya akan menjadi
upaya sinergi dengan pihak yang terkait guna mempercepat kebijakan dan program yang telah ada.
Kebijakan ini dengan demikian tidak menafikan kebijakan dan program yang telah ada, dan yang
didesain berbeda dari yang telah ada di masa yang akan datang.

2. Arah Pengaturan
Dengan mengaju pada kebijakan nasional sebagaimana dalam pokok-pokok kebijakan pengelolaan
sampah, maka arah dan jangkauan pengelolaan sampah dapat dirumuskan secara indikatif sebagai
berikut :
1) Pengurangan Sampah, meliputi kegiatan Pembatasan timbulan sampah; Pendaur ualng
sampah atau; Pemanfaatan kembali sampah.
2) Penanganan sampah, meliputi kegiatan Pemilahan; Pengumpulan; Pengangkutan;
Pengolahan atau; Pemrosesan akhir sampah.
3) Pemanfaatan sampah;
4) Peningkatan kapasitas; dan
5) Pengembangan kerjasama dan kemitraan.

3. Ruang Lingkup Materi Muatan UU Atau PERDA


Substansi rancangan peraturan daerah tersebut meliputi:
a. Konsideran menimbang yang memuat landasan filosofis, yuridis, dan sosiologis;
b. Dasar Hukum mengingat yang memuat dasar hukum pembentukan Perubahan Peraturan
Daerah;
c. Batang tubuh materi perubahan terdiri dari :
1) Sampah yang dikelola berdasarkan Peraturan Daerah ini terdiri atas:
a. sampah rumah tangga;
b. sampah sejenis sampah rumah tangga; dan
c. sampah spesifik.
2) Lembaga Pengelola Pemerintah Daerah dalam melakukan pengurangan dan penanganan
sampah dapat membentuk lembaga pengelola sampah;
- Lembaga ini dapat berada di tingkat RT,RW, Desa/Kelurahan,Kecamatan maupun
Kabupaten.
- Pemerintah Daerah memfasilitas pembentukan lembaga pengolahan sampah pada kawasan
permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, fasilitas sosial, fasilitas umum dan
fasilitas lainnya
- Lembaga Pengelola Sampah mempunyai tugas:
a. memfasilitasi tersedianya wadah sampah di masing-masing rumah tangga dan sarana
pengumpulan sampah;
b. menjamin terwujudnya tertib pemilahan sampah di masingmasing rumah tangga; dan
c. mengusulkan kebutuhan TPS 3R dan lokasi parkir gerobak/motor sampah kepada Lurah
atau kepala desa.

3) Wadah sampah
- Wadah sampah harus memenuhi persyaratan bahan sebagai berikut :
a. tidak mudah rusak dan kedap air;
b. ekonomis dan mudah diperoleh;
c. mudah dikosongkan. Dan
d. dapat dibedakan dengan warna atau diberikan tanda.
- Ukuran wadah sampah ditentukan berdasarkan jumlah penghuni setiap rumah, jumlah
timbulan sampah, frekuensi pengambilan sampah, cara pemindahan sampah dan sistem
pelayanan pengangkutan sampah.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelolaan sampah sangat penting diatur di Kota Kupang, dimulai dari beberapa proses
yang biasanya dimulai dari proses pewadahan sampah, pengumpulan sampah, pemindahan dan
pengangkutan sampah, pengolahan atau pemrosesan sampah (bisa dengan daur ulang sampah
yang dapat di daur ulang) hingga akhirnya pada tahapan pembuangan akhir sampah. Sehingga
berguna agar dapat mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan sekitar, kesehatan,
estetika lingkungan serta memberikan kenyamanan.
Pengelolaan sampah di Kota Kupang dapat juga berguna untuk memperbaiki kondisi
sumber daya alam yang biasanya dapat mengalami kerusakan karena banyaknya sampah, atau
untuk menghemat penggunaan sumber daya alam apabila sampah yang ada di daur ulang.
Proses pengelolaan sampah terhadap masing-masing jenis zat (cair, padat dan gas maupun
radioaktif) biasanya berbeda-beda tergantung dari setiap wujud zat tersebut.
B. Saran
Penyusunan rencana Pengelolaan Sampah di Kota Kupang harus mengacu kepada Undang-
Undang Nomor 18 tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan Pemerintah Nomor 81
Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Merekomendasikan kepada Pemerintahan Kota Kupang bahwa perlu segera membentuk
Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Sampah, agar adanya payung hukum yang kuat bagi
Pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat di Kota Kupang.
DAFTAR PUSTAKA
Buku

• Abdulkadir Muhamad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung.

• Hadiwijoto, S. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Penerbit Yayasan Idayu.


Jakarta

• S. Hadiwiyoto, 1983, Penanganan dan Pemanfaatan Sampah, , Yayasan Idayu, Jakarta


Artikel

Sri Subekti, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3R Berbasis Masyarakat


Pendahuluan,Available,at:http://www.scribd.com/doc/19229978/tulisan-bektihadini Diakses
11 Mei 2022

Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Lainnya

• Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

• Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

• Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai